Bab 216Handi yang sejak tadi menunggu di mobil tampak menoleh ketika calon istrinya kembali masuk."Gimana? Udah selesai urusannya?"Siti mengangguk pelan. "Udah, Mas. Alhamdulillah nggak ada hambatan. Semoga dengan hal ini kita bisa melangkah tanpa beban."Handi tersenyum tipis. Bahkan meski telah diperlakukan buruk, Siti masih masih berbuat baik pada orang yang menyakitinya."Terkadang Mas bingung denganmu, Ti. Terbuat dari apa hatimu?""Mas ngomong apa sih? Sudah sewajarnya aku berbuat baik. Kalau ada yang berbuat buruk, balas saja dengan perbuatan baik supaya mereka melunak hatinya."Bagi Siti, kesempatan akan selalu datang. Bahkan Tuhan saja mau memaafkan kesalahan besar hambanya. Sebagai manusia biasa, Siti juga patut memaafkan para musuhnya."Mas merasa sangat bersyukur karena dipertemukan dengan wanita sepertimu, Ti."Wajah Siti tersipu malu. Kehadiran Handi telah mengisi ruang kosong di dalam hatinya. Bahkan pria itu juga telah mengubah segalanya. "Sekarang kita langsung ke
Bab 217Sidang pertama kini telah dimulai dan sesuai dengan saksi serta bukti-bukti yang ada, semua para pengkhianat berhasil mendapatkan hukuman.Bahkan Adi dan Yayuk tak bisa melakukan apapun karena mereka berdua merupakan pelaku yang paling berat.Kini Yayuk telah berserah diri. Wanita itu tak lagi berniat untuk menjadi beban. Bahkan saat dia telah mendengarkan kabar buruk tentang gugatan cerai yang diberikan oleh sang suami. Yayuk memilih untuk pasrah karena wanita itu juga sadar bahwa selama ini dia telah melakukan banyak kesalahan.Hanya Adi yang masih dilanda amarah. Dia masih tak terima ketika melihat mantan istrinya kini telah berubah drastis dan memiliki kehidupan yang baik.Selama persidangan berlangsung pria itu juga bahkan membuat ricuh. Tapi semuanya tidak mengubah apapun karena pria itu memang dinyatakan bersalah dalam kasus korupsi yang dilakukannya.Yayuk berdiri sambil didampingi salah satu sipir penjara. Wanita itu kembali beralih menatap hati dan justru tersenyum t
Bab 218Hubungan Yayuk dan Rama kini telah membaik setelah pertemuan terakhir. Rama juga jauh lebih sering mengunjungi istrinya dan memberikan semangat pada Yayuk.Cukup berat bagi pria itu untuk memikirkan kembali dan memutuskan menarik gugatan cerai dari pengadilan.Tapi Rama juga sadar bahwa manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Dibanding harus berpisah dengan Yayuk, pria itu memilih untuk memberikan kesempatan kembali dan memulai hubungan dari awal serta menerima semua kekurangan istrinya.Bahkan Yayuk merasa sangat bersyukur karena wanita itu sempat dikunjungi oleh Siti dan berhasil membuka matanya kembali tanpa perlu berlarut dalam rasa sedih secara terus-menerus.Pada awalnya dia telah berpikir untuk menyerah dan mengiklaskan jika hubungan pernikahannya akan hancur. Tapi nyatanya, Tuhan ternyata telah memberikan kesempatan pada pernikahannya dan Yayuk berjanji pada dirinya sendiri tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu lagi.Meski Yayuk dan Rama kini telah kembali, ada or
Bab 219Padahal Adi sempat berpikir semuanya berjalan dengan lancar tanpa ada satupun orang yang curiga. Tapi ternyata dia hanyalah seseorang yang bodoh karena tak sadar bahwa selama ini kecurangannya telah diperhatikan oleh sang atasan.Handi memilih untuk diam sambil menunggu waktu yang tepat agar bisa menangkap semua mangsanya secara bersamaan.Adi kembali menatap dekat ibunya yang kini terlihat jauh lebih kurus. Sejujurnya dia merasa iba pada Retno. Tapi entah mengapa hatinya juga bergejolak saat ini. Retno selalu saja menyalahkannya atas semua hal yang terjadi."Ibu nggak punya simpanan?"Retno menoleh dengan cepat sambil memicingkan matanya tajam. "Simpenan? Buat hidup sehari-hari saja sekarang kesusahan, Di!""Paling nggak pasti punya 'kan, Bu? Adi selama ini selalu kasih uang banyak. Bahkan itu juga tidak termasuk dengan jatah bulanan.""Nggak ada! Semua uangnya udah habis! Lagipula kenapa kamu nanyain soal uang, sih?!"Adi diam sejenak. Sebenarnya tanpa sepengetahuan ibunya,
Bab 220Tanpa terasa waktu bergulir dengan sangat cepat. Bahkan tiga hari lagi pernikahan akan terjadi antara Siti dan Handi. Semua orang tampak bersukacita dan tak sabar untuk melihat sepasang kekasih itu bisa segera mengikat tali pernikahan yang suci.Resepsi pernikahan kali ini memang akan diadakan di sebuah gedung yang memang sengaja di sewa. Selamat 3 hari lamanya Siti, Andi dan keluarganya telah pergi ke salah satu hotel untuk menginap dan mempersiapkan diri agar tak terlalu jauh dari gedung resepsi.Rumah Handi menjadi cukup sepi selama beberapa hari. Retno yang tahu kalau mantan menantunya itu akan segera menikah sontak saja langsung datang dan berniat untuk menggagalkan pernikahan Siti.Namun yang ditemukan oleh wanita paruh baya itu hanyalah kekecewaan karena tak ada satu orang pun yang menghuni rumah Handi.Retno mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Wanita paruh baya itu kini berada tepat di depan gerbang yang terkunci rapat. Hanya ada satpam komplek yang berkeliling ses
Bab 221"200 juta?!"Rasanya, Retno tak percaya dengan hutang anaknya. Padahal Adi selama ini hampir tak pernah terlihat kekurangan. Dia makan dengan baik, memiliki banyak barang mewah dan hampir tak pernah mengeluh soal keuangan.Bagaimana mungkin anaknya berhutang sangat banyak?Untuk apa?Ada beberapa pertanyaan yang mulai muncul di dalam kepala Retno. Apalagi sekarang dia tak memegang uang. Beberapa perhiasan sudah terjual dan hanya tersisa sebuah mobil serta rumah."Jangan kaget, Bu. Hutangnya makin menumpuk juga karena nggak dibayar dan malah kabur."Retno masih membisu. Sekarang dia harus mencari cara agar mobil anaknya tak diambil dengan paksa. Tapi, Retno juga tak tahu harus bagaimana. Uang 200 juta bukanlah jumlah sedikit. Bahkan meski mobil itu dibawa, pasti masih ada kekurangan yang harus segera ditutup."Sudah. Jangan banyak pikir. Kalau emang nggak ada uang ya kami juga harus tetap melaksanakan tugas. Mobil ini akan kami sita dan sisa pembayarannya harus segera dilunasi
Bab 222Acara pernikahan kini telah digelar. Beberapa tamu di acara resepsi mulai berdatangan satu persatu. Memang Handi dan Siti sengaja hanya mengundang pada karyawan. Mereka berdua tertunya tak ingin ada gangguan sedikitpun.Siti kini tengah duduk di ruangan yang memang telah disediakan. Dia baru akan keluar setelah calon suaminya mengucap janji suci didepan penghulu.Sedangkan Handi duduk tepat di depan penghulu. Dia bersikap tenang sebelum mengucap kalimat sakral."Saudara Handi, sudah siap?"Handi mengangguk mantap. "Sudah."Penghulu lantas mulai bicara. Handi dan wali kini saling bersalaman. Perlahan pria itu mulai mengikuti arahan dari penghulu dan mengucap janji suci."Saya terima nikah dan kawinnya Siti Nurhaliza binti Ismail dengan mahar berupa seperangkat alat sholat, emas 25gr dan uang tunai sebesar 250 juta dibayar tunai.""Sah?""Sah!"Handi segera mengucap syukur sambil mengusap wajahnya perlahan. Semua orang yang hadir disana juga mengucap selamat untuk Handi.Bi Yati
Bab 223Adi tampak terengah-engah karena pria itu sejak tadi berlari dan menghindari polisi agar tidak bisa terkejar. Susah payah dia merencanakan untuk kabur dan pada akhirnya dia benar-benar bisa pergi dari penjara.Tak ada ponsel ataupun uang yang tersisa. Sekarang dia hanya bisa bergelandangan di jalanan. Sebenarnya dia berpikir untuk pulang ke rumah, tapi dia juga bukan pria yang bodoh karena pasti pihak kepolisian lebih dulu datang ke rumahnya."Ha … ha … sepertinya para polisi udah nggak mengejarku lagi," gumamnya lirih.Pandangannya kini tak tentu arah dan dia selalu akan mencari celah agar bisa pergi menjauh lagi. Pada akhirnya dia memilih bersembunyi di balik para gelandangan.Walaupun memang harus berdesakan, Adi tak mempermasalahkannya sama sekali asalkan dia benar-benar bisa menyelamatkan diri.Adi tahu dengan jelas bahwa dia kini telah menjadi buronan. Tapi pria itu pikir setidaknya ini lebih baik dibandingkan harus mendekam selamanya di penjara.Pandangan pria itu beral