"Segera kembai ke Manado!"
Neilsen langsung membuat keputusan. Santo Song tidak tahu kapan Neilsen terluka. Setelah mendengar perintah Neilsen, dia dengan cepat mengatur pesawat untuk kembali ke Manado.Ketika Rossa mendengar berita itu, dia segera keluar. Dia memiliki beberapa pertanyaan dan ingin dia tanyakan langsung pada Neilsen, tetapi dia menyadari Wandy datang padanya dengan pikiran yang berat."Ada apa? Wandy? Apa kamu bertengkar dengan Ryu?"Ini adalah satu-satunya masalah yang bisa dia pikirkan, dan dia tidak berpikir Ryu bisa menggertak Wandy. Wandy melihat Rossa dan bertanya dengan ragu."Mami, apakah Mami punya orang tua? Apakah aku punya kakek dan nenek?"Mengapa kamu bertanya seperti itu?" Rossa juga sedikit sedih.Dalam lima tahun terakhir, dia tidak pernah memberi tahu anaknya tentang masalah orangtuanya. Dia bukannya tidak ingin mengatakannya, tetapi dia tidak tahu bagaimana mengatakannya. Selain itu, R"Ah!" seru Rossa, badannya dipeluk oleh Neilsen.Ketika badan mereka berdua bersentuhan, perasaan rindu tiba-tiba muncul, membuat mereka sekilas merasakannya. Luka pada Neilsen sebenarnya sangat sakit, tetapi di situasi seperti ini, tidak merasakan sakit apapun. Pesawatnya masih berguncang, Santo yang ada didepan dengan buru-buru berkata."Tuan Neilsen, ada turbulensi di udara, pesawat sedikit berguncang, kalian ...."Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, dia berbalik untuk melihat Neilsen dan Rossa yang berpelukan, langsung berhenti berbicara, dan terus diam, tapi ucapannya membuat Rossa dan Neilsen melepaskan diri masing-masing.Neilsen biasanya sedikit segan, disamping lima tahun menjadi tak menentu, dan sekarang yang dipeluknya adalah istrinya sendiri, dia tidak bisa melakukan apa-apa, dan juga tidak berani melakukan apa-apa.Rossa merasa sedikit canggung, dengan cepat duduk, dan memasang sabuk pengamannya. Kalau bukan karena ingin
"Pa, Ma ..." panggil Rossa dengan suara lembut, tapi Neilsen menggenggam tangannya lagi.Dia berkata dengan suara kecil."Aku ingin kamu mengerti, kalau kamu mengakui identitas aslimu sekarang, mungkin kamu bisa meyakinkan mereka untuk pergi ke luar negeri, dan juga membuat orang yang ingin menggunakan orang tuamu gagal. Kalau kamu mau, aku bisa membuktikan ke mereka, kalau kamu anak perempuan mereka," mata Neilsen melihat kedepan.Tidak ada orang lain di dunia ini yang ingin dia mengakui identitasnya lebih dari dia, karena kalau dia mengakuinya, dia sudah menjadi Nyonya di Keluarga besar Neilsen, juga sudah menjadi istri dari Neilsen. Merasakan mata Neilsen yang hangat dan penuh harapan, untuk sesaat Rossa sangat ingin mengakuinya. Tidak peduli karena Neilsen atau tidak, hanya melihat orang tua-nya di depannya seperti ini, dia tidak bisa menahan air matanya.Lima tahun tidak bertemu, rambut orang tuanya sudah beruban semua, wajah dari i
Itu adalah gelang giok hijau, dari ulang tahun Rossa yang ke dua puluh, ibunya pergi ke ujung kota memilihnya untuk dia, ketika dia menikahi Neilsen, hanya itu yang dia ambil sebagai mahar. Sekarang bertahun-tahun sudah berlalu, bagaimana ibunya tidak bergembira setelah melihat gelang ini lagi? Itu adalah barang yang tidak akan ditinggal Rossa."Bagaimana kamu bisa memiliki barang Rossa? Dimana anak perempuanku?"Ibunya memeluk bahu Rossa dengan erat, air mata yang di ujung matanya tidak bisa berhenti, bahkan badannya sedikit bergetar. Rossa benar-benar dalam masalah, dia sangat ingin memberi tahu wanita di depannya bahwa dia adalah putrinya! Tetapi mata Neilsen terlihat berharap, mata ayahnya pun terlihat bingung langsung menyadarkannya. Mereka tidak lagi muda, juga sudah merasakan kehilangan anak perempuan, sudah pasti tidak membiarkan mereka merasakannya lagi.Rossa menahan sakit di hatinya, dengan suara kecil berkata."Dia ada di tempat aman d
Ibu-nya tanpa sadar ingin mengangkatnya, tapi Rossa menghentikannya."Tante, biar aku saja." Mata Rossa terlihat berat.Tiba-tiba ibu-nya terasa akrab dengan mata itu, tahu kalau dia sedang gemetaran, sesuatu terlewat di pikirannya, tapi dia tidak bersuara, dengan pelan menarik tangannya kembali. Rossa tidak memperhatikan gerakan ibu-nya, pikirannya semua ada pada ponsel yang di depannya.Siapa yang menelepon? Apa mungkin ini orang yang ingin menipu orangtuanya untuk pergi keluar negeri kah?Rossa mengangkat teleponnya dengan tampang yang serius."Siapa ini?" suara Rossa dingin dan tanpa kehangatan, orang yang ada disisi lain terdengar bingung, dengan cepat menutup panggilannya.Ponselnya mengeluarkan suara "tut-tut", hati Rossa seperti tenggelam. Kalau itu salah sambung, tidak mungkin menutup panggilannya tanpa berkata apa-apa, kecuali tidak ingin mereka mendengar suaranya, atau karena alasan lain, tetapi apapun alasannya, Rossa
Di depannya bertuliskan "Anak dari keluargaku."Keluargaku!Tangan dari ayah-nya sangat bersemangat, tetapi dengan senyum dia berkata."Anak ini sangat tampan.""Benar sekali, sejak dia dilahirkan sudah tampan, sejak kecil sudah perhatian dengan orang lain, sangat bijaksana." Rossa mengatakan tentang kesombongan anaknya.Ayah-nya membuka galerinya, dengan pelan melihat-lihat, semakin dilihat semakin suka."Rossa sendiri ke luar negeri tentu bukan hal yang mudah, bukan?" Ayah-nya tiba-tiba mengganti topiknya.Rossa dengan suara kecil berkata."Tidak juga, karena ada anak-anaknya, dia hidup dengan bahagia."Ibu-nya dengan cepat berkata."Cooba saya lihat, dasar kamu tua, kenapa hanya melihatnya sendiri.""Aku masih belum selesai melihatnya juga."Ayah dan ibu-nya seperti dua anak kecil yang lengket terus. Mellihat mereka seperti itu, Rossa pun tersenyum. Dia bersumpah akan menga
"Apa yang kamu katakan?" Rossa berpikir dirinya telah salah mendengar.Ini bukan tipu daya yang dilakukan Neilsen lagi kan? Tapi mengapa hatinya begitu panik? Tangan Rossa sedikit gemetar, bahkan ketika saat dia berdiri, tanpa sengaja membenturkan lutut kakinya ke sudut sofa, dia merasa kesakitan sampai mengerutkan kening."Ada apa? Apa yang sedang terjadi?" tanya Ibunya ketika melihat Rossa seperti itu dia sangat khawatir.Rossa memandangi ibu dan ayahnya. Mereka yang telah memperlakukan dan menjaga Neilsen selama lima tahun terakhir hampir seperti putranya sendiri. Kalau kejadian ini diketahui oleh mereka berdua, kemungkinan dapat membuat mereka timbul rasa cemas yang berlebihan.Jika mengatakan tidak kenapa-kenapa itu pasti bohong. Jelas-jelas orang tua sendiri, tapi sekarang malah lebih menyukai Neilsen, hal tersebut terus menerus terjadi ketika dia masih tidak ingin meneruskan bersama dengan Neilsen. Rossa terbatuk lalu berkata."Di Perusahaan tempat Neilsen bekerja sedang ada ur
Timothy Huo sekarang pergi juga tidak, tinggal juga tidak, dan wajahnya bahkan semakin memanas, tetapi sekarang dia hanya bisa menggunakan sorotan matanya untuk membunuh Rossa, dan lainnya benar-benar tidak berani dia lakukan. Rossa malah mengabaikannya, lalu kepada Santo Song berkata."Neilsen memiliki golongan darah yang langka. Saya sudah menghubungi rumah sakit lain sewaktu dalam perjalanan, diperkirakan sekarang ini akan segera sampai. Tolong kamu persiapkan."Santo Song berhenti sejenak, kemudian bereaksi kembali, diam-diam mengagumi kemampuan Rossa untuk mengurus masalah. Dia langsung panik, sampai lupa bahwa Neilsen memiliki golongan darah yang langka. Untungnya, Rossa sekarang sudah mempersiapkannya. Dalam hal ini, Rossa bukan berarti tidak peduli sepenuhnya terhadap Neilsen bukan? Memikirkan kembali kekesalan Rossa terhadap Timothy Huo barusan, Santo Song merasa sangat disayangkan, jika tahu lebih awal maka akan mengambil teleponnya sendiri untuk memotret, saat itu Tuan Neil
Rossa tidak peduli dengan apa maksud Timothy Huo, dia yang pertama kali berdiri dan langsung masuk ke dalam ruangan operasi."Dokter, bagaimana keadaanya?" telapak tangan Rossa berkeringat.Dia sudah lama tidak merasakan hal seperti ini, kegugupannya tampak seperti sedang menunggu hasil ujian berpuluh-puluh ribu kali.Dokter melepaskan maskernya, menghela napas dan berkata."Tidak apa-apa untuk saat ini, tetapi mari lihatlah malam ini apakah bisa terjadi demam. Jika telah melewati malam ini dan besok sudah bisa bangun, maka tidak ada masalah, jika sebaliknya ...."Dokter tidak mengatakan perkataan selanjutnya, tapi Rossa memahaminya. Malam ini adalah malam yang paling terpenting."Bolehkah saya menginap?"Rossa tahu bahwa cedera berat yang dialami Neilsen, bisa saja langsung mengirimnya masuk ke ruang perawatan kritis.Ruang perawatan intensif tidak akan mengizinkan anggota keluarga untuk menemani pasiennya, tet