Ketika Neilsen masih takjub dengan keahlian mengemudi Rossa, tiba-tiba ia sadar kalau mobil Rossa telah berubah arah, dan matanya pun menyipit.'Dengan kecepatan mobil seperti itu jika diarahkan ke pagar pembatas?' wajah Neilsen seketika berubah."Kelselyn!" Dia segera berlari ke arah mobil itu sambil berteriak.Sebelum Santo dan yang lainnya mengerti keadaan saat itu, tiba-tiba terdengar suara "Bruuuaakkkk", mobil Rosaa akhirnya menabrak pagar pembatas samping.Pagar pembatas itu tak cukup kuat untuk menerima daya sebesar itu, dan seketika itu juga patah, mengeluarkan api yang menyala-nyala. Sementara itu mobil Rossa belum juga berhenti, terus terseret hingga 200 meter, baru kemudian sekali lagi menabrak pagar kanan, hingga mobil itu terbalik.Seluruh orang yang melihatnya terdiam dan terheran-heran.Kejadian ini terlalu tiba-tiba, mereka bahkan belum sempat bereaksi sampai akhir.Jantung Neilsen terasa seperti ingin keluar, ia segera berlari dan berteriak."Santo, cepat panggil ambul
Neilsen sangat jarang bertemu dengan lawan seperti ini, dirinya begitu muram, sementara Santo yang berdiri di sampingnya tak berani bergerak, bernapas pun ia tak berani.Sejak lulus ia telah mengikuti Neilsen, sudah sekian lama ia tak melihat Neilsen semuram yang sekarang, hari ini masalah ini membuat Santo merasa malu.Tubuh Wandy gemetar, ia telah diikat oleh virus Trojan Neilsen."Kacau!" Wandy tidak bisa lari lagi, dengan panik ia mencabut stop kontak, ia tahu sebentar lagi alamat IP-nya akan segera terlacak.Tanpa diduga, Neilsen berkata pada Santo yang berdiri di sampingnya."Segera periksa alamat IP ini, kali ini kalau sampai dia berhasil lari lagi, kau pun boleh pensiun dini."Santo tidak berani menunda-nunda, ia segera melesat ke bagian IT untuk melacaknya, sementara itu, Wandy dengan gundah meninggalkan ruang komputer, diam-diam ia bersorak gembira karena dirinya berada di dalam TK, dan bukannya di rumah, kalau tidak pasti akan semakin berantakan.Dari lahir hingga sekarang,
"Linny, sebaiknya kau tidak berkata-kata seperti menyalahkanku seperti itu, aku juga tidak ingin ia mengalami hal yang semacam ini."Emosi Neilsen sedang tidak stabil, tapi karena Linny adalah teman Rossa, saat ini ia sedang berusaha keras untuk bisa menahannya.Tapi Linny justru berkata tanpa perasaan."Anda tidak menginginkanya? Untung saja Anda tidak menginginkannya, kalau Anda ingin, mungkin Kelselyn saat ini akan sama seperti Rossa lima tahun yang lalu, terbakar hidup-hidup karenamu.""Linny!" Neilsen seperti mau meledak, matanya merah.Seluruh Manado tahu, Rossa adalah larangan bagi Neilsen, selain Linny, tidak ada lagi yang berani menyebut nama Rossa di hadapannya, apalagi tentang kebakaran itu, namun kini Linny tanpa sengaja sedang menantang pertahanan terakhir Neilsen.Melihat Neilsen yang hampir kehilangan kontrol, Wandy berkata datar."Mami alergi chepalosporin.""Apa?" Neilsen tidak mendengar jelas bagaimana Wandy memanggil Rossa tadi, ia hanya mendengar kata? chepalosporin
Wangi susu yang lembut mengembalikan kesadaran Neilsen, ia menatap bakpao kecil di hadapannya, hatinya sangat kacau, untuk sesaat ia tak tahu harus mengatakan apa.Wandy juga tidak berbicara, ia hanya duduk diam di sampingnya, seakan-akan hanya ingin mencari tempat untuk duduk saja, tanpa peduli siapa yang duduk di sebelahnya.Tapi Neilsen menyadari perasaan di hatinya bukanlah perasaan gembira.Ryu juga berumur 4 tahun, tapi Ryu hidup dengan bebas, bahkan sedikit keras kepala, ketika ia senang ia bisa tertawa-tawa, ketika ia sedih ia bisa menangis tersedu-sedu.Bertolak belakang dengan Wandy, ia selalu telihat tenang tidak seperti anak-anak.Kesan pertama dari Wandy yang ditemuinya di toilet bandara waktu, Wandy yang memohon padanya sambil berlutut, dengan wajah yang lebih mirip bunga mekar itu, sangat berbeda dengan Wandy yang ada di depan matanya kini.Kehidupan seperti apa yang membentuk Wandy menjadi karakter seperti ini? Jika dia memang putranya, lalu kepahitan apa yang dia alami
"Sayang, maafkan mami sudah membuatmu khawatir."Rossa menggenggam tangan Wandy, matanya dilumuri rasa bersalah.Ketika Neilsen mendengar Rossa memanggil Wandy? Sayang?, timbul sepercik haru di hatinya, seperti ingin memastikan sesuatu, namun sebaiknya ia tidak mengatakannya di saat situasi yang seperti ini.Wandy yang merangkak ke pelukan Rossa itu gemetar, akhirnya anak itu sedikit berlaku layaknya anak berumur empat tahun. Dokter dan perawat di sampingnya tidak berani mengganggu, mereka hanya menatap Neilsen tak berdaya.Neilsen berdeham."Hei bocah, mamimu baru sadarkan diri, bagaimana kalau kita minta biar dokter memeriksanya dulu?"Wandy mengernyit, tapi akhirnya ia turun dari ranjang dan tanpa sadar Neilsen menggandeng tangannya.la ingin melepaskannya, tapi tenaganya tidak cukup kuat, ia pun mengangkat kepala dan melotot marah pada Neilsen, tapi Neilsen berpura-pura tidak melihatnya, matanya terus terpaku pada dokter dan Rossa.Rossa yang mendengar kata-kata Neilsen tadi, khusu
Seketika tubuh Rossamenjadi kaku.Menikah selama tiga tahun, adegan intim diantara mereka satu persatu meluap dalam pikirannya, begitu manis, begitu membuat orang lain iri, pernah ia berpikir bahwa laki-laki ini akan menjadi miliknya seumur hidup, namun siapa sangkat justru ia menjadi mimpi buruk baginya!Jemarinya mencengkeram sprei ranjang dengan erat, matanya menatap wajah Neilsen yang semakin mendekat, semakin mendekat, membuat jantungnya hampir berhenti berdetak. Di saat bibirnya berada 1 cm di depannya, Neilsen berhenti.Rambut di wajahnya sampai terlihat jelas.Sudah lima tahun, ia masih tetap tampan menawan, namun Rossa tidak tergerak, anak mereka saat ini sedang dirongrong sakit yang menempatkannya antara hidup dan mati.Mengingat hal ini, Rossa mengangkat tangannya, "Plak", sebuah tamparan seketika terdengar ke penjuru ruangan.Neilsen tidak melewatkan sorot mata kebencian yang sekilas terlihat di matanya itu, pandangan yang menyedihkan itu seperti pedang tajam yang menusuk d
"Ah!"Rossa menjerit, tubuhnya terjatuh, dan sebuah tubuh lain yang panas menimpa jatuh di atasnya.Pikirannya yang kacau karena mencium aroma tubuh yang tak asing itu sejenak menjadi kosong.Pernah selama beberapa waktu, ia begitu menanti-nantikan bersentuhan intim dengan Neilsen seperti saat ini, dan bukannya ranjang yang kosong dan dingin yang hanya sebatas untuk melaksanakan kewajiban, sayangnya sampai sebelum ia mengandung pun mereka tidak pernah sedekat itu.Neilsen merasakan bau yang harum masuk ke hidungnya, aroma yang begitu dikenalnya itu menguak kembali ingatan akan bau dari bantal yang dikenangnya siang dan malam, untuk sesaat ia seperti linglung, merasa ini hanyalah sebuah mimpi dan imajinasinya saja."Rossa?"Neilsen menggumam, sebuah wajah yang tampan itu pelan-pelan menunduk, mengarah ke bibir Rossa.Tiba-tiba, sebuah suara bel terdengar, Rossa seperti tersadar dari mimpi, ia segera mendorong Neilsen, jantungnya berdegup kencang dan cepat, seketika ia merasa darah mengg
Rossa langsung buru-buru menghapus air matanya, namun sekali lagi tertangkap basah oleh Neilsen."Ada apa?"Dia buru-buru mendekat, melihat tangan Rossa yang masih menggenggam ponsel, kebetulan layar ponsel saat itu belum mati, ia dapat melihat dengan jelas bahwa Rossa sedang mengobrol dengan Tommy, ia bahkan masih dapat melihat dengan jelas video call yang mereka lakukan.Melihat Rossa yang menangis hebat, lalu sekali lagi Rossa menatapnya dengan penuh benci seperti ingin membunuh, api amarah yang telah diredam Neilsen sejak tadi akhirnya membara."Kau sedang video call dengan Tommy dan memelas padanya bukan? Memberitahu dia bahwa Neilsen tidak sanggup menjagamu dengan baik bukan, sampai-sampai kau langsung mengalami kecelakaan ketika kembali ke sini. Tommy menghiburmu? Dia memintamu langsung pulang ke Amerika? Atau kau memberitahunya bahwa tadi aku memaksa menciummu, dan dia akan segera terbang kemari dan menghajarku?"Kata-kata Neilsen membuat Rossa semakin gusar, apalagi waktu ia m
"Ada apa ini?"Akibat suara dari luar ruangan, Rossa terbangun, lalu dia ke luar dan menanyakan apa yang terjadi. Setelah mendengar terjadi sesuatu dari kamar Cerry, Rossa langsung datang ke sana dengan cepat.Dia tidak terlalu peduli jika itu adalah hal normal, tapi jika itu berurusan dengan Cerry, dia tidak dapat menahannya. Saat Rossa datang untuk bertanya, Wandy langsung menangis,"Mami, aku digertak oleh wanita jahat itu! Mami!"Suara Wandy sekejap membuat Rossa kaget, lalu dia dengan cepat maju ke depan menembus keramaian dan melihat wajah Wandy memar dan merah. Raut wajah Rossa tiba-tiba berubah."Siapa yang melakukan ini! Siapa!"Dari kecil hingga sekarang, dia tidak pernah memukul anaknya. Siapa di dunia ini yang berani, dan membuat anaknya menjadi seperti ini? Neilsen sedikit tertekan saat melihat Rossa datang."Ros, biarkan aku yang mengurus ini. Kamu sekarang kembalilah dulu."Rossa melihat ada Neilsen dan Nyonya Besar di sana. Mata Nyonya Besar mengelak dan malu. Dia meng
Nyonya Besar juga tidak mau menunda, dia langsung mengikuti Neilsen masuk ke dalam.Dokter memberikan Cerry perban kembali di lukanya. Jari Wandy cukup beracun, dia menusuknya di sayatan bekas operasi. Rasa sakitnya seperti orang tua Cerry melahirkan seorang bayi tanpa menggunakan anestesi.Semakin sakit rasanya, semakin membuat Cerry marah. Dia seperti tercebur ke dalam selokan dan diejek oleh seorang bocah tengik. Bagaimana ini bisa terjadi?"Di mana bocah tengik itu! Di mana! Bawa dia kemari, aku akan memotongnya!" Cerry merasa kesakitan dan mulai menangis.Para perawat tidak menghiraukan kata-kata Cerry, tapi kata-kata itu didengar oleh Neilsen yang baru saja memasuki pintu."Siapa yang ingin kamu potong?" Neilsen tiba-tiba muncul dan membuat Cerry kaget. Bahkan membuat para dokter dan perawat juga kaget, bahkan mereka merasa sangat gugup.Cerry adalah tamu keluarga Neilsen, tapi untuk hal seperti ini, seluruh rekan medis tidak tahu bagaimana menjelaskan semua ini ke Neilsen. Ter
Wandy melakukannya dengan sengaja! Lagipula kedua mata dia yang menyedihkan membuat perawat itu tidak dapat menolaknya."Bagaimana menurutmu? Saya pergi sebentar untuk memanggil dokter memeriksa bibi tadi. Kamu ke kamar mandi yang ada di dalam sana saja, tapi jangan kamu mengganggu dia ya. Emosi dia sangat tidak baik."Perawat dan Wandy bersepakat.Wandy dengan nada ketakutan berkata, "Tapi bibi itu sangat jahat!""Kamu tidak usah memperdulikan dia, Dia sekarang hanya bisa berbaring di ranjang. Selama kamu tidak mengganggunya, dia tidak akan menyakitimu. Sana, kamu pergi buang air kecil, aku akan memanggil dokter. Ok?" Perawat itu sedikit tergesa-gesa.Walaupun dia tidak menyukai Cerry, tapi dia adalah orang yang dibawa oleh Keluarga Neilsen. Pada saat itu, dia tidak tahu keadaan Cerry seperti apa. Dia takut nanti dia akan menerima konsekuensinya.Wandy dengan sedikit malu menganggukkan kepalanya, tapi di dalam hatinya dia merasa senang. Situasi seperti ini adalah yang dia inginkan.M
Viki tidak peduli dengan suara melengking Linny. Bahkan saat ini dia menghargainya. Wanita ini sangat berani bahkan dia meludahinya. Mental Linny sangat kesel, tapi sayangnya dia tidak bisa berteriak.Dasar bajingan apa yang ingin dia lakukan?Viki membawa Linny masuk ke dalam tempat pemakaman yang jauh, lalu melemparkan dia ke tanah. Dinginnya suhu di sana membuat Linny langsung gemetaran. Linny melihat ke arah atas dan melihat sebuah peti mati, dan membuat wajahnya pucat."Hm ... hm!" Dia menggelengkan kepalanya ke arah Viki.Viki tersenyum dan berkata, "Kamu pikir dengan memprovokasi saya, saya bisa mundur begitu saja? Saya beritahu kamu, Jangan pikir kamu adalah teman baik Rossa, saya tidak akan bisa memukulmu. Bahkan orang tua saya pun dapat saya kalahkan.""Kakakmu bajingan!"Dia hanya bisa menatap Viki dengan ganas dan mengumpat dalam hati.Viki sepertinya tahu apa yang dia ocehkan, tapi dia tidak memperdulikannya. Bahkan dia berkata, "Oh, saya lupa memberitahumu, petugas kubu
Linny menatap Wandy bingung, dan membuat Wandy merasa sangat tidak nyaman."Oh, aku tidak menelan air buruk apa-apa."Wandy membebaskan diri dari Linny dan berusaha kabur, tapi Linny dengan cepat menarik kerah bagian belakang Wandy."Kamu pikir aku belum mengenalmu? Cepat katakan ada masalah apa? Mana mamimu?"Sejak kembali dari pelatihan militer, Rossa tidak pernah berhubungan lagi dengan Linny dan mengatakan ini untuk kebaikannya. Linny pun juga tidak bertanya lebih lanjut.Dia selalu berpendapat bahwa Neilsen bukanlah orang yang dicintai Rossa, tapi karena dia adalah sahabat baiknya, dia tidak ingin berkelahi dengan Rossa karena hal ini. Dia tahu ini adalah untuk kebaikannya juga, sehingga dia tidak perlu tahu banyak hal.Seperti pada lima tahun lalu. Rossa tidak pernah memberitahu Linny bagaimana kehidupannya di dalam sebuah keluarga kaya, tapi Linny adalah tujuan akhirnya.Selama Rossa membutuhkan dia, Linny dapat m
Saat telepon Wandy berdering, Neilsen yang sedang menelepon, meletakkan teleponnya sebentar seakan ingin berbicara pada Wandy ketika telepon Wandy berdering."Siapa yang menelepon?" Neilsen tanpa sadar bertanya.Wandy meliriknya dan menjawab,"Itu privasi saya."Setelah selesai berbicara, dia berlari dengan membawa teleponnya."Privasi? Seorang anak bau kencur punya privasi?"Neilsen merasa dihina oleh putranya, tapi hal ini adalah hal yang sering terjadi, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya.Setelah Wandy keluar untuk mengangkat telepon itu, dia menemukan sebuah sudut yang sunyi untuk menjawab panggilan video, lalu pada layar telepon tampak Lulu yang sedang merasa sedih."Kak, kamu tidak sayang lagi padaku.""Mana mungkin, yang paling kakak sayangi adalah kamu."Saat Wandy melihat Lulu, dia masih terlihat sangat pucat tapi semangatnya jauh lebih. Dia tidak dapat membantu apa-apa, tapi dia merasa sang
Konflik antara dirinya dan Cerry tidak akan bisa dipercaya oleh siapa pun yang mendengarnya dari mulut dari siapa pun. Bahkan Nyonya Besar pun mengira dia terlalu waspada, juga tidak merasa Cerry telah melakukan sesuatu kepadanya. Bahkan masih memintanya untuk menjaga sikap di depan umum, tapi siapa yang tahu bahwa dia lah yang tertindas?Saat melihat Neilsen yang meneleponnya sekarang, walaupun dia belum lama berpisah dengannya, tapi Rossa merasa sangat sedih. Dia pun membawa telepon dan keluar dari ruang kantor dan mengangkat telepon dari Neilsen di koridor. Suaranya terdengar seperti menahan tangis. Neilsen langsung menyadarinya."Ada apa? Apakah kamu merasa kesal? Aku mendengar kamu berdandan sampai merusak kulitmu, wajahmu terluka, bagaimana bisa? Apakah parah? Lebih baik kita melakukan video call saja."Mendengar Neilsen yang berkata seperti itu, Rossa tahu Nyonya Besarlah telah mengabari Neilsen.Apa yang diucapkan Nyonya Besar kepadanya, R
Melihat tatapan Nyonya Besar, Rossa tidak tahu harus menjelaskan apa, tapi saat dia melihat Lulu, dia tersenyum dan berkata."Lulu, apa makanan yang mami belikan untukmu enak?""Yes! Apel!" Lulu tersenyum senang.Dia sangat suka makan apel, tapi karena dulu fungsi ginjal dia yang buruk, dia tidak bisa makan banyak. Terkadang dia hanya bisa makan sedikit saja. Sangat disayangkan dia tidak bisa memakannya walaupun dia sangat menyenanginya.Sekarang, dia merasa sangat senang saat melihat Rossa membawakan dia apel. Lulu menghampirinya dengan tersenyum. Lalu Rossa berkata."Walaupun sekarang kamu bisa memakannya, tapi kamu tidak bisa makan terlalu banyak. Kamu baru saja selesai operasi.""Mami, mengapa kamu sangat kejam?" Dia menggumamkan mulutnya, terlihat kecewa.Rossa mengelus kepalanya dan berkata, "Mami melakukan ini untuk kebaikanmu, coba kamu pikirkan nantinya kamu mau kehidupan yang seperti apa? Sekarang masih ingin membandel?"Lulu memiringkan kepala kecilnya dan berkata dengan su
"Kenapa? Apakah kamu ingin marah karena menahan malu? Menggunakan identitas dan statusmu untuk menyerangku? Atau kamu ingin membunuhku untuk menutup mulut? Lebih baik kamu harus cukup bisa membunuhku, jika tidak aku tidak takut memakai sepatu dengan kaki telanjang, aku hanya takut kamu tidak bisa menerima pembalasanku."Penampilan Cerry sekarang terlihat sangat menyeramkan. Tiba-tiba Rossa terdiam."Sebenarnya apa yang kamu inginkan?""Tidak bagaimana. Berdasarkan perjanjian kita, aku ingin Neilsen menemaniku selama tiga bulan. Mengenai apa yang telah dia janjikan padaku, itu adalah urusanku dengannya bukan? Jadi, jika dia menjadikanku sebagai adik angkatmu, menjadi Nona muda kedua keluarag besarmu, maka aku akan melakukannya. Tapi ini adalah hal yang kamu janjikan, dan apa yang kamu janjikan padaku harus terpenuhi."Ucapan Cerry membuat Rossa merasa sangat tidak tahu malu."Aku dan Neilsen adalah suami istri, kita itu sehidup semati. Apa yang dia inginkan adalah inginku, atas dasar a