Rossa tidak pernah menyangka dia akan bertemu dengan Cerry di sini. Saat Cerry menoleh ke belakang dan dan menatapnya, Rossa berpikir dia hanya berimajinasi."Cerry?" Rossa dengan ragu mendekat.Cerry tidak lagi sama seperti dahulu kala. Dia memakai celana jeans robek-robek, gayanya terlihat sangat memberontak layaknya anak muda pada umumnya. Saat dia melihat ekspresi kaget Rossa, dia tersenyum."Kita bertemu lagi.""Mengapa kamu di sini?"Rossa berusaha menekan suasana hati dan keraguannya, lalu dia membuka mulutnya dengan santai."Apakah kamu butuh uang? Atau butuh bantuan? Aku tak punya waktu untuk membantumu sekarang. Aku harus mengurusi sesuatu yang lebih penting sekarang, jadi ...."Sebelum Rossa selesai berbicara, Cerry itu mengeluarkan tangannya sambil berkata."Jangan perlakukan aku seperti pengemis, aku di sini bukan untuk memerasmu."Mendengarkan kata-kata Cerry yang membuat dia seakan-akan s
"Katakan!" Suara Rossa sangat mencekam.Selama itu tidak menyangkut Neilsen, dia akan menyetujui apa pun itu, bahkan bila dia akan hancur. Cerry berkata dengan suara rendah."Aku ingin Neilsen!""Kamu cari mati? Kamu benar-benar berpikir aku tidak bisa membunuhmu ya?" Rossa merasa dia akan menjadi gila.Dia tidak menyangka seorang gadis kecil berusia delapan belas tahun akan memaksanya untuk melakukan hal bodoh ini.Membiarkan dia dan Neilsen bersama, bahkan tidak lebih menyakitkan dari memotong daging dari tubuhnya. Selama bertahun-tahun, dia tidak dapat menyingkirkan sosok Neilsen dari hatinya, apalagi sekarang Neilsen dan dia sekarang sudah bersama kembali.Cerry sama sekali tidak peduli dengan reaksi Rossa, bahkan dia mengabaikan kekuatan dari tangannya. Dia berkata lagi."Aku hanya akan bersamanya selama tiga bulan! Tiga bulan saja! Aku tidak menginginkannya untuk selamanya! Rossa, aku hanya akan hidup dengan satu g
Rossa tidak langsung berbicara dengan Timothy Huo di telepon, melainkan dia mengobrol lewat aplikasi chat ponselnya.Melihat Rossa yang terus-menerus mengirim pesan ini di ponselnya, Cerry berkata dengan santai."Kayaknya kamu tidak akan kesepian dalam waktu tiga bulan ke depan. Walaupun tidak ada Neilsen di sampingmu, kamu masih memiliki banyak orang yang mengkhawatirkanmu."Mata Rossa menatap dengan dingin, bagaikan pedang tajam yang menusuk langsung Cerry."Kamu sebaiknya jangan membicarakan tentang perjanjian tiga bulan ke depan, kalau tidak ....""Kalau tidak apa? Memangnya kamu akan menghentikan operasi putrimu?" Cerry sama sekali tidak takut akan ancamannya.Rossa terlihat depresi, sampai dia ingin melompat keluar dari mobil. Benar! Dia tidak bisa!Jadi dia hanya bisa di usik oleh Cerry saja, kan?Rossa menundukkan kepalanya dengan kesal sambil terus memberitahu Timothy Huo tentang keadaan di rumah sakit untuk meng
Tidak melihat dengan Lulu selama beberapa hari, dia terlihat sangat kurus, matanya cekung ke dalam, dan bibirnya sangat pucat. Air mata Rossa segera jatuh."Lulu ...."Dia memanggil dengan suara yang sangat pelan, tidak tahu mengapa, dia tidak berani berteriak, seolah takut membangunkan putrinya yang sedang dalam keadaan koma.Melihat Rossa datang, Nyonya Besar berdiri dan menepuk pundaknya. Dia keluar tanpa mengatakan apapun dan sambil membawa Ryu keluar.Pada saat ini, tidak ada kata-kata yang bisa diucapkan. Tidak ada sesosok ibu yang bisa mendengarkan kata-kata penghiburan saat ini.Rossa datang ke tempat tidur Lulu dan dengan lembut memegang tangan kecil putrinya. Tangannya terasa sangat dingin, tidak ada kehangatan sama sekali, bahkan hembusan napasnya sangat pelan dan lemah. Jika tidak mendengarkanya dengan cermat, mungkin tak terasa kalau Lulu masih hidup.Perasaan akan kehilangan putrinya kapan dan di mana saja telah memenuhi ruang hati Rossa. Pada saat ini, dia ragu ingin me
Perasaan Timothy Huo masih terasa rumit saat dia kembali bertemu dengan Rossa, tapi dia juga tahu bahwa sekarang pikiran Rossa penuh dengan Lulu. Dengan cepat dia mempersiapkan semuanya. Melihat Rossa yang terlihat cemas, dia berkata."Jangan takut, ada kami di sini."Rossa menatap Timothy Huo sekilas. Dia selalu merasa pria ini sangat tulus, tapi tidak disangka dia adalah iparnya. Sekarang terlalu banyak masalah membuatnya tidak tahu harus mengatakan apa, dia hanya bisa menganggukkan kepalanya.Sebenarnya kadangkala Rossa mengikuti Timmy Huo. Sangat introvert dan juga sangat tidak tahu harus mengatakan apa."Ibumu telah mendengar situasimu. Awalnya dia berniat untuk bergegas datang kemari, tapi kediaman Huo tidak boleh kosong. Kamu tahu itu, Bibi Zhang dan Tria masih berada di rumah Huo, jadi ...." Ucapan Timothy Huo mengejutkan Rossa.Dia masih belum bisa menerima Kalila Xiao menggantikan posisi Ibunya, karena itu dia sempat terdiam sebentar, tapi setelah dia mengerti itu, dia hanya
Dalam sekejap, jantung Rossa terasa seperti melompat mencekatnya. Dengan cepat dia menekan tombol darurat, tapi kedua tangannya bergetar dengan hebat. Dia tidak berhenti berdoa dalam hati agar Lulu terhindar dari segala bahaya.Saat dokter dan perawat datang dengan terburu-buru, Rossa belum memberikan reaksi apa pun. Lulu telah didorong masuk ke ruang operasi darurat.Rumah sakit pada malam hari, koridor sangat sepi. Semakin membuat Rossa merasa tidak tenang.Saat ini dia sangat berharap Neilsen bisa berada di sisinya menemaninya, setidaknya dia tidak akan setakut itu. Saat ini dia seperti pelaut yang tersesat di tengah laut, tidak tahu arah mana yang harus dia ambil, juga tidak tahu bagaimana masa depan Lulu. Rasa kengerian karena rasa ketidak tahuan ini membuat Rossa sangat cemas, tidak bisa duduk tenang.Tiba-tiba, lagi-lagi ada segelas susu hangat yang disodorkan. Rossa perlahan mengangkat kepalanya, dia pun melihat Viki dengan wajah yang ters
Siapa?Rossa menoleh dengan kaget, dia kemudian melihat Neilsen yang berdiri di koridor dengan wajah dingin sedang melihat situasi Rossa dan Viki saat ini. Alis matanya berkedut memancarkan emosi.Rossa menggosok-gosok matanya dengan kuat, mengira dia salah lihat. Bagaimana Neilsen bisa berada di sini? Bukankah dia belum lama baru keluar dari ruang operasi? Dan juga Wandy berkata dia butuh istirahat total, bagaimana dia bisa keluar dan datang ke sini?Rossa mengira dirinya sedang berhalusinasi. Dia begini karena terlalu merindukan Neilsen. Baru saja berpisah sehari saja dia sudah begitu merindukannya. Rossa tersenyum pahit, kemudian dia kembali menolehkan kepalanya, berpikir bahwa dirinya tidak bisa diselamatkan lagi.Neilsen awalnya berpikir saat Rossa telah melihat dirinya akan segera mendorong pergi Viki, dan dengan cepat berjalan ke sampingnya, tapi tidak disangka, setelah Rossa melihatnya dia hanya sedikit terkejut, kemudian berbalik menoleh seperti tidak melihat siapa-siapa dan
Rossa ingin mendorong pergi Neilsen, tapi tenaganya tidak cukup. Neilsen juga tidak membiarkannya mendorongnya, dengan kuat dia memeluknya, membuat Rossa tidak bisa melawan. Neilsen merasa Rossa telah berhenti melawan, ciuman selanjutnya pun berubah semakin lembut.Sebenarnya Neilsen sedang iri. Dia jelas tahu bahwa di antara Rossa dan Viki tidak ada hubungan apa pun, tapi dia tidak bisa menahan rasa cemburu di dalam hatinya. Rossa perlahan terhanyut dalam ciuman yang diberikan Neilsen.Saat mereka baru saja terengah-engah setelah melepaskan ciumannya, Rossa bersender di bahu Neilsen, dengan sedikit tersendat dia bertanya."Lukamu begitu parah, mengapa kamu datang kemari?""Aku mencemaskan dirimu dan anak kita." Ucapan Neilsen ini adalah sungguh-sungguh.Setelah Neilsen melewati masa kritis, Wandy langsung tertidur, dan Fano diminta Neilsen untuk tinggal di rumah sakit menjaga Wandy, dia pun menyetir sendiri datang kemari.Rossa sedikit banyak pun tersentuh, tapi dia tidak tahu harus
"Ada apa ini?"Akibat suara dari luar ruangan, Rossa terbangun, lalu dia ke luar dan menanyakan apa yang terjadi. Setelah mendengar terjadi sesuatu dari kamar Cerry, Rossa langsung datang ke sana dengan cepat.Dia tidak terlalu peduli jika itu adalah hal normal, tapi jika itu berurusan dengan Cerry, dia tidak dapat menahannya. Saat Rossa datang untuk bertanya, Wandy langsung menangis,"Mami, aku digertak oleh wanita jahat itu! Mami!"Suara Wandy sekejap membuat Rossa kaget, lalu dia dengan cepat maju ke depan menembus keramaian dan melihat wajah Wandy memar dan merah. Raut wajah Rossa tiba-tiba berubah."Siapa yang melakukan ini! Siapa!"Dari kecil hingga sekarang, dia tidak pernah memukul anaknya. Siapa di dunia ini yang berani, dan membuat anaknya menjadi seperti ini? Neilsen sedikit tertekan saat melihat Rossa datang."Ros, biarkan aku yang mengurus ini. Kamu sekarang kembalilah dulu."Rossa melihat ada Neilsen dan Nyonya Besar di sana. Mata Nyonya Besar mengelak dan malu. Dia meng
Nyonya Besar juga tidak mau menunda, dia langsung mengikuti Neilsen masuk ke dalam.Dokter memberikan Cerry perban kembali di lukanya. Jari Wandy cukup beracun, dia menusuknya di sayatan bekas operasi. Rasa sakitnya seperti orang tua Cerry melahirkan seorang bayi tanpa menggunakan anestesi.Semakin sakit rasanya, semakin membuat Cerry marah. Dia seperti tercebur ke dalam selokan dan diejek oleh seorang bocah tengik. Bagaimana ini bisa terjadi?"Di mana bocah tengik itu! Di mana! Bawa dia kemari, aku akan memotongnya!" Cerry merasa kesakitan dan mulai menangis.Para perawat tidak menghiraukan kata-kata Cerry, tapi kata-kata itu didengar oleh Neilsen yang baru saja memasuki pintu."Siapa yang ingin kamu potong?" Neilsen tiba-tiba muncul dan membuat Cerry kaget. Bahkan membuat para dokter dan perawat juga kaget, bahkan mereka merasa sangat gugup.Cerry adalah tamu keluarga Neilsen, tapi untuk hal seperti ini, seluruh rekan medis tidak tahu bagaimana menjelaskan semua ini ke Neilsen. Ter
Wandy melakukannya dengan sengaja! Lagipula kedua mata dia yang menyedihkan membuat perawat itu tidak dapat menolaknya."Bagaimana menurutmu? Saya pergi sebentar untuk memanggil dokter memeriksa bibi tadi. Kamu ke kamar mandi yang ada di dalam sana saja, tapi jangan kamu mengganggu dia ya. Emosi dia sangat tidak baik."Perawat dan Wandy bersepakat.Wandy dengan nada ketakutan berkata, "Tapi bibi itu sangat jahat!""Kamu tidak usah memperdulikan dia, Dia sekarang hanya bisa berbaring di ranjang. Selama kamu tidak mengganggunya, dia tidak akan menyakitimu. Sana, kamu pergi buang air kecil, aku akan memanggil dokter. Ok?" Perawat itu sedikit tergesa-gesa.Walaupun dia tidak menyukai Cerry, tapi dia adalah orang yang dibawa oleh Keluarga Neilsen. Pada saat itu, dia tidak tahu keadaan Cerry seperti apa. Dia takut nanti dia akan menerima konsekuensinya.Wandy dengan sedikit malu menganggukkan kepalanya, tapi di dalam hatinya dia merasa senang. Situasi seperti ini adalah yang dia inginkan.M
Viki tidak peduli dengan suara melengking Linny. Bahkan saat ini dia menghargainya. Wanita ini sangat berani bahkan dia meludahinya. Mental Linny sangat kesel, tapi sayangnya dia tidak bisa berteriak.Dasar bajingan apa yang ingin dia lakukan?Viki membawa Linny masuk ke dalam tempat pemakaman yang jauh, lalu melemparkan dia ke tanah. Dinginnya suhu di sana membuat Linny langsung gemetaran. Linny melihat ke arah atas dan melihat sebuah peti mati, dan membuat wajahnya pucat."Hm ... hm!" Dia menggelengkan kepalanya ke arah Viki.Viki tersenyum dan berkata, "Kamu pikir dengan memprovokasi saya, saya bisa mundur begitu saja? Saya beritahu kamu, Jangan pikir kamu adalah teman baik Rossa, saya tidak akan bisa memukulmu. Bahkan orang tua saya pun dapat saya kalahkan.""Kakakmu bajingan!"Dia hanya bisa menatap Viki dengan ganas dan mengumpat dalam hati.Viki sepertinya tahu apa yang dia ocehkan, tapi dia tidak memperdulikannya. Bahkan dia berkata, "Oh, saya lupa memberitahumu, petugas kubu
Linny menatap Wandy bingung, dan membuat Wandy merasa sangat tidak nyaman."Oh, aku tidak menelan air buruk apa-apa."Wandy membebaskan diri dari Linny dan berusaha kabur, tapi Linny dengan cepat menarik kerah bagian belakang Wandy."Kamu pikir aku belum mengenalmu? Cepat katakan ada masalah apa? Mana mamimu?"Sejak kembali dari pelatihan militer, Rossa tidak pernah berhubungan lagi dengan Linny dan mengatakan ini untuk kebaikannya. Linny pun juga tidak bertanya lebih lanjut.Dia selalu berpendapat bahwa Neilsen bukanlah orang yang dicintai Rossa, tapi karena dia adalah sahabat baiknya, dia tidak ingin berkelahi dengan Rossa karena hal ini. Dia tahu ini adalah untuk kebaikannya juga, sehingga dia tidak perlu tahu banyak hal.Seperti pada lima tahun lalu. Rossa tidak pernah memberitahu Linny bagaimana kehidupannya di dalam sebuah keluarga kaya, tapi Linny adalah tujuan akhirnya.Selama Rossa membutuhkan dia, Linny dapat m
Saat telepon Wandy berdering, Neilsen yang sedang menelepon, meletakkan teleponnya sebentar seakan ingin berbicara pada Wandy ketika telepon Wandy berdering."Siapa yang menelepon?" Neilsen tanpa sadar bertanya.Wandy meliriknya dan menjawab,"Itu privasi saya."Setelah selesai berbicara, dia berlari dengan membawa teleponnya."Privasi? Seorang anak bau kencur punya privasi?"Neilsen merasa dihina oleh putranya, tapi hal ini adalah hal yang sering terjadi, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya.Setelah Wandy keluar untuk mengangkat telepon itu, dia menemukan sebuah sudut yang sunyi untuk menjawab panggilan video, lalu pada layar telepon tampak Lulu yang sedang merasa sedih."Kak, kamu tidak sayang lagi padaku.""Mana mungkin, yang paling kakak sayangi adalah kamu."Saat Wandy melihat Lulu, dia masih terlihat sangat pucat tapi semangatnya jauh lebih. Dia tidak dapat membantu apa-apa, tapi dia merasa sang
Konflik antara dirinya dan Cerry tidak akan bisa dipercaya oleh siapa pun yang mendengarnya dari mulut dari siapa pun. Bahkan Nyonya Besar pun mengira dia terlalu waspada, juga tidak merasa Cerry telah melakukan sesuatu kepadanya. Bahkan masih memintanya untuk menjaga sikap di depan umum, tapi siapa yang tahu bahwa dia lah yang tertindas?Saat melihat Neilsen yang meneleponnya sekarang, walaupun dia belum lama berpisah dengannya, tapi Rossa merasa sangat sedih. Dia pun membawa telepon dan keluar dari ruang kantor dan mengangkat telepon dari Neilsen di koridor. Suaranya terdengar seperti menahan tangis. Neilsen langsung menyadarinya."Ada apa? Apakah kamu merasa kesal? Aku mendengar kamu berdandan sampai merusak kulitmu, wajahmu terluka, bagaimana bisa? Apakah parah? Lebih baik kita melakukan video call saja."Mendengar Neilsen yang berkata seperti itu, Rossa tahu Nyonya Besarlah telah mengabari Neilsen.Apa yang diucapkan Nyonya Besar kepadanya, R
Melihat tatapan Nyonya Besar, Rossa tidak tahu harus menjelaskan apa, tapi saat dia melihat Lulu, dia tersenyum dan berkata."Lulu, apa makanan yang mami belikan untukmu enak?""Yes! Apel!" Lulu tersenyum senang.Dia sangat suka makan apel, tapi karena dulu fungsi ginjal dia yang buruk, dia tidak bisa makan banyak. Terkadang dia hanya bisa makan sedikit saja. Sangat disayangkan dia tidak bisa memakannya walaupun dia sangat menyenanginya.Sekarang, dia merasa sangat senang saat melihat Rossa membawakan dia apel. Lulu menghampirinya dengan tersenyum. Lalu Rossa berkata."Walaupun sekarang kamu bisa memakannya, tapi kamu tidak bisa makan terlalu banyak. Kamu baru saja selesai operasi.""Mami, mengapa kamu sangat kejam?" Dia menggumamkan mulutnya, terlihat kecewa.Rossa mengelus kepalanya dan berkata, "Mami melakukan ini untuk kebaikanmu, coba kamu pikirkan nantinya kamu mau kehidupan yang seperti apa? Sekarang masih ingin membandel?"Lulu memiringkan kepala kecilnya dan berkata dengan su
"Kenapa? Apakah kamu ingin marah karena menahan malu? Menggunakan identitas dan statusmu untuk menyerangku? Atau kamu ingin membunuhku untuk menutup mulut? Lebih baik kamu harus cukup bisa membunuhku, jika tidak aku tidak takut memakai sepatu dengan kaki telanjang, aku hanya takut kamu tidak bisa menerima pembalasanku."Penampilan Cerry sekarang terlihat sangat menyeramkan. Tiba-tiba Rossa terdiam."Sebenarnya apa yang kamu inginkan?""Tidak bagaimana. Berdasarkan perjanjian kita, aku ingin Neilsen menemaniku selama tiga bulan. Mengenai apa yang telah dia janjikan padaku, itu adalah urusanku dengannya bukan? Jadi, jika dia menjadikanku sebagai adik angkatmu, menjadi Nona muda kedua keluarag besarmu, maka aku akan melakukannya. Tapi ini adalah hal yang kamu janjikan, dan apa yang kamu janjikan padaku harus terpenuhi."Ucapan Cerry membuat Rossa merasa sangat tidak tahu malu."Aku dan Neilsen adalah suami istri, kita itu sehidup semati. Apa yang dia inginkan adalah inginku, atas dasar a