"Terima kasih, Bu!" Rossa berpikir bahwa mertuanya sangat mengerti dia.
"Berhati-hatilah terhadap Tommy, pengaruhnya di Amerika sangat besar, tidak mudah diprovokasi. Jika kau bisa untuk sementara waktu tidak memprovokasi, maka jangan provokasi dia untuk saat ini."Nyonya Besar sama sekali tidak takut untuk menyebut Tommy di depan Rossa, atau barangkali Nyonya Besar sudah lama mengetahui hubungan Rossa dengan Tommy kala itu. Rossa menganggukkan kepala kemudian kembali ke kamar rumah sakit.Santo telah menyiapkan pakaian bepergian untuk Rossa, Rossa mengganti pakaian rumah sakitnya. Rossa telah kehilangan banyak berat badan. Pakaiannya-pakaiannya mendadak jadi kebesaran semua.Rossa menarik napas, mengikat rambut panjangnya, kemudian ke luar mengenakan pakaian kasual. Santo mengantar Rossa secara menuju Fallen Temple.Datang ke sini sekali lagi, suasana hati Rossa jelas sangat berbeda. Dulu dia datang kemari sebagai 'barang' yang dijual olSuara teriakan ini agak menakuti Rossa, dia tidak punya pilihan lain selain menghentikan langkah. Pada saat seperti ini Fano tiba-tiba muncul entah darimana, dia langsung berjalan ke arah Tommy."Tuan Tang, coba lihat dirimu, mengapa minum begini banyak? Cepat, cari seorang pelayan untuk membantumu."Selagi Fano berbicara, Regal juga berlari datang, dia segera memisahkan Rossa dari Tommy. Melihat kesempatan ini, Santo langsung menarik Rossa dan berjalan keluar.Tapi Tommy tetap berkata dengan agresif. "Minggir kalian! Rossa, jangan pergi! Kembalilah!""Tuan Tang, kamu minum terlalu banyak!"Meskipun Fano kelihatan kurus, tapi dia masih punya tenaga, entah bagaimana caranya yang jelas hal itu membuat Tommy tidak bisa bergerak.Rossa mengambil kesempatan ini untuk cepat-cepat ke luar dari Fallen Temple bersama Santo. Dua orang tersebut cepat-cepat masuk ke mobil, jantung Rossa masih berdetak cepat, selapis keringat dingin muncul di
"Tidak, hanya saja pikiranku tidak tenang." Rossa tidak menyembunyikan kebenarannya dari Neilsen.Rossa berpikir bahwa perasaannya terhadap Tommy sangat rumit. Neilsen tidak bertanya lebih lanjut, namun wajahnya masih terlihat kusut.Rossa juga tahu, tidak masalah siapa pun yang mendengar hal seperti ini akan marah, ditambah lagi Tommy sudah keterlaluan dengan Lulu.Rossa tidak bicara, suasana tiba-tiba jadi tegang. Mike terbatuk sekali dan berkata."Anu ... bagaimana kalau aku mengantar kalian ke pintu belakang?""Ada pintu belakang di sini juga?" Neilsen memandang Mike sekilas.Mike tertawa sambil berkata. "Rumah orang lain memang tidak ada, tapi di rumahku harus ada. Kau seperti tidak mengenalku saja, aku selalu membuat jalan kabur untuk diriku sendiri."Kalimat tersebut memang benar. Mike hampir saja meninggal di medan perang, mulai saat itu, dia terbiasa membuat jalan kabur untuk dirinya sendiri. Mungkin seseorang b
"Darimana datangnya benda ini?" Neilsen mengambil apa yang ada di tangan Rossa.Benda ini ternyata adalah sebuah alat pelacak berukuran kecil. Meskipun Rossa tidak tahu apa kegunaan benda ini, namun dia berkata dengan berat."Aku juga tidak tahu, setelah pergi dari rumah sakit aku hanya mampir ke Fallen Temple saja, tidak pergi ke tempat lain.""Fallen Temple adalah milik keluargaku, tidak mungkin mereka memberimu jebakan seperti ini, kecuali ada seseorang menyelinap masuk ke mobil Santo." Pandangan mata Neilsen tertunduk.Santo sering jogging di luar, mungkin ada seseorang yang mengawasi Santo dan melakukan sesuatu secara diam-diam. Dengan pemikiran seperti ini, pandangan mata Neilsen tertunduk lagi. Rossa merasa agak gugup."Mungkin masalahnya bukan pada Santo.""Apa mungkin Manajer Fano, yang melakukan ini padamu? Jika iya, mengapa?" Pertanyaan Neilsen membuat Rossa tidak bisa menjawab.Selalu ada bahaya di sekeliling
Aneh rasanya tiba-tiba ada banyak orang bermunculan saat ini, ditambah lagi mereka aktif berdebat satu sama lain, meskipun mereka jauh, tapi Rossa dan Neilsen masih bisa mendengar suara pertengkaran tersebut.Hanya saja suara tersebut kelewat familiar. Rossa berbisik. "Mengapa aku seperti mendengar suara Manajer Fano?""Manajer Fano yang mana? Fano yang bekerja di Fallen Temple?""Sepertinya iya." Rossa juga tidak berani memastikan.Rossa sekarang sedang pusing dan mengantuk, telinganya juga tidak berfungsi dengan baik, takutnya dia salah mendengar, tapi Neilsen tidak peduli, dia terus berjalan sambil menggendong Rossa di punggungnya.Belum sempat ke duanya mencapai orang-orang yang bertengkar tadi, tiba-tiba muncul seseorang, kemunculan orang tersebut menakuti Rossa, pandangan mata Neilsen mendadak jadi dingin."Siapa kau!""Nyonya Rossa, Manajer Fano menyuruhku datang kemari untuk menjemputmu."Yang bicara ter
Masih bagus para pelayan tidak membicarakan hal ini, jika tidak maka hal itu akan membuat NyonyaTang marah.Jika bukan karena keuntungan dari tanah tersebut, dia tidak akan mengambil inisiatif untuk mencari Neilsen dan bicara padanya. Waktu itu, ketika menandatangani kontrak, Nyonya Tang tidak berencana menuliskan alasan ini, tapi karena Neilsen takut akan diperas oleh keluarga Tang, dia meminta pengacara untuk mengisi alasannya.Seperti sekarang, alasan ini membuat keluarga Tang tidak bisa mundur lagi. Jika tanah itu belum mulai dibangun, maka akan diberikan pada Neilsen.Sekarang, tanah tersebut telah memiliki seorang pengembang dan mitra kerja, bahkan kontraknya sudah ditandatangani, sejumlah besar uang juga telah diinvestasikan ke dalamnya, tinggal menunggu untuk menghasilkan uang.Pada saat seperti ini, Neilsen telah memberikan mereka satu tembakan, itu akan membunuh keluarga Tang. Meskipun modal kerja dari keluarga Tang tidak sepenuhnya bert
"Hal ini tidak membawa bencana besar pada keluarga Tang jika kau tidak berbuat jahat pada istri orang lain kan? Kau benar-benar berpikir bahwa keluarga dia sekuat itu? Ingin pergi, langsung pergi begitu saja? Apa kau tahu hubungan Neilsen dengan Mike? Apakah kau juga tahu hubungan Mike dengan orang-orang atas?" Napas Nyonya Tua Tang tersenggal-senggal, dia batuk-batuk heboh.Ini adalah pertama kalinya Tommy tersandung. Tommy selalu berpikir dirinya cukup pintar, dia juga berpikir bahwa apa yang dia lakukan telah tersembunyi dengan baik, namun Tommy tidak menyangka bahwa Neilsen berhasil mendapatkan sertifikat pembelian Rossa dari Fallen Temple.Bos dari Fallen Temple sangat misterius, semua orang ingin tahu siapa bos dari Fallen Temple, tapi itu tidak ada gunanya, jika pihak lain bisa dengan tiba-tiba menjualnya pada Neilsen, serta memberinya sesuatu yang begitu rahasia, sejujurnya hal tersebut di luar ekspektasi Tommy. Sekarang Neilsen mengendalikan masalah ini, T
Matahari seolah malu melihat pemandangan di hadapannya, dia perlahan bersembunyi di balik awan, dan dua orang yang saling berpelukan itu tidak sadar sampai ada suara polos terdengar."Daddy, Mami, kalian sedang bermain saling mencium ya? Lulu juga ingin ikut!"Tidak tahu kapan kembalinya Lulu, yang jelas kemunculannya yang tiba-tiba membuat takut Rossa dan Neilsen. Ditambah lagi, tangan Neilsen masih berada di balik baju Rossa, mendengar suara putrinya Neilsen buru-buru menarik tangannya.Rossa seperti disengat oleh sesuatu, dia buru-buru melompat dari paha Neilsen."Lulu, kenapa kau kembali?"Rossa merasakan wajahnya merah membara, dia bergegas untuk bangkit berdiri. Entah berapa banyak yang sudah dilihat putri-nya, yang jelas ini sangat memalukan.Neilsen juga merasa malu, tertangkap basah oleh putri-nya seperti ini, perasaannya jadi tidak enak, saking takutnya dia sampai hampir berubah menjadi kasim. Lulu mengedipkan matanya y
Neilsen menahan tangis. Saat berbalik, dia langsung menemukan Ryu yang berdiri sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya, dengan dingin menatapnya."Anak kecil, apa yang kamu lakukan di sini?" Neilsen merasa harga dirinya yang dia bangun beberapa tahun ini telah sirna.Ryu berdehem sekilas kemudian berkata. "Nanti jika kamu ingin berciuman dengan Mamiku, bisakah kamu melakukannya di kamar? Apakah kamu tidak tahu kita ini masih belum dewasa? Apakah menurutmu meracuni pikiran anak kecil itu baik?" Ditanya begini oleh Ryu, Neilsen hanya bisa terdiam."Anak kecil, apakah kamu sedang mencari masalah?" Neilsen merasa marah karena malu, dengan cepat dia menaikkan dagunya, menatap Ryu dengan tatapan mengerikan.Ryu langsung berlari ketakutan. Sembari berlari dia berkata. "Kamu selalu menggunakan kekuatan untuk menekan kami, tapi kami tidak akan menyerah! Nanti jika kamu masih berani berciuman dengan Mami kami di hadapan kami, aku akan memotretnya da
"Ada apa ini?"Akibat suara dari luar ruangan, Rossa terbangun, lalu dia ke luar dan menanyakan apa yang terjadi. Setelah mendengar terjadi sesuatu dari kamar Cerry, Rossa langsung datang ke sana dengan cepat.Dia tidak terlalu peduli jika itu adalah hal normal, tapi jika itu berurusan dengan Cerry, dia tidak dapat menahannya. Saat Rossa datang untuk bertanya, Wandy langsung menangis,"Mami, aku digertak oleh wanita jahat itu! Mami!"Suara Wandy sekejap membuat Rossa kaget, lalu dia dengan cepat maju ke depan menembus keramaian dan melihat wajah Wandy memar dan merah. Raut wajah Rossa tiba-tiba berubah."Siapa yang melakukan ini! Siapa!"Dari kecil hingga sekarang, dia tidak pernah memukul anaknya. Siapa di dunia ini yang berani, dan membuat anaknya menjadi seperti ini? Neilsen sedikit tertekan saat melihat Rossa datang."Ros, biarkan aku yang mengurus ini. Kamu sekarang kembalilah dulu."Rossa melihat ada Neilsen dan Nyonya Besar di sana. Mata Nyonya Besar mengelak dan malu. Dia meng
Nyonya Besar juga tidak mau menunda, dia langsung mengikuti Neilsen masuk ke dalam.Dokter memberikan Cerry perban kembali di lukanya. Jari Wandy cukup beracun, dia menusuknya di sayatan bekas operasi. Rasa sakitnya seperti orang tua Cerry melahirkan seorang bayi tanpa menggunakan anestesi.Semakin sakit rasanya, semakin membuat Cerry marah. Dia seperti tercebur ke dalam selokan dan diejek oleh seorang bocah tengik. Bagaimana ini bisa terjadi?"Di mana bocah tengik itu! Di mana! Bawa dia kemari, aku akan memotongnya!" Cerry merasa kesakitan dan mulai menangis.Para perawat tidak menghiraukan kata-kata Cerry, tapi kata-kata itu didengar oleh Neilsen yang baru saja memasuki pintu."Siapa yang ingin kamu potong?" Neilsen tiba-tiba muncul dan membuat Cerry kaget. Bahkan membuat para dokter dan perawat juga kaget, bahkan mereka merasa sangat gugup.Cerry adalah tamu keluarga Neilsen, tapi untuk hal seperti ini, seluruh rekan medis tidak tahu bagaimana menjelaskan semua ini ke Neilsen. Ter
Wandy melakukannya dengan sengaja! Lagipula kedua mata dia yang menyedihkan membuat perawat itu tidak dapat menolaknya."Bagaimana menurutmu? Saya pergi sebentar untuk memanggil dokter memeriksa bibi tadi. Kamu ke kamar mandi yang ada di dalam sana saja, tapi jangan kamu mengganggu dia ya. Emosi dia sangat tidak baik."Perawat dan Wandy bersepakat.Wandy dengan nada ketakutan berkata, "Tapi bibi itu sangat jahat!""Kamu tidak usah memperdulikan dia, Dia sekarang hanya bisa berbaring di ranjang. Selama kamu tidak mengganggunya, dia tidak akan menyakitimu. Sana, kamu pergi buang air kecil, aku akan memanggil dokter. Ok?" Perawat itu sedikit tergesa-gesa.Walaupun dia tidak menyukai Cerry, tapi dia adalah orang yang dibawa oleh Keluarga Neilsen. Pada saat itu, dia tidak tahu keadaan Cerry seperti apa. Dia takut nanti dia akan menerima konsekuensinya.Wandy dengan sedikit malu menganggukkan kepalanya, tapi di dalam hatinya dia merasa senang. Situasi seperti ini adalah yang dia inginkan.M
Viki tidak peduli dengan suara melengking Linny. Bahkan saat ini dia menghargainya. Wanita ini sangat berani bahkan dia meludahinya. Mental Linny sangat kesel, tapi sayangnya dia tidak bisa berteriak.Dasar bajingan apa yang ingin dia lakukan?Viki membawa Linny masuk ke dalam tempat pemakaman yang jauh, lalu melemparkan dia ke tanah. Dinginnya suhu di sana membuat Linny langsung gemetaran. Linny melihat ke arah atas dan melihat sebuah peti mati, dan membuat wajahnya pucat."Hm ... hm!" Dia menggelengkan kepalanya ke arah Viki.Viki tersenyum dan berkata, "Kamu pikir dengan memprovokasi saya, saya bisa mundur begitu saja? Saya beritahu kamu, Jangan pikir kamu adalah teman baik Rossa, saya tidak akan bisa memukulmu. Bahkan orang tua saya pun dapat saya kalahkan.""Kakakmu bajingan!"Dia hanya bisa menatap Viki dengan ganas dan mengumpat dalam hati.Viki sepertinya tahu apa yang dia ocehkan, tapi dia tidak memperdulikannya. Bahkan dia berkata, "Oh, saya lupa memberitahumu, petugas kubu
Linny menatap Wandy bingung, dan membuat Wandy merasa sangat tidak nyaman."Oh, aku tidak menelan air buruk apa-apa."Wandy membebaskan diri dari Linny dan berusaha kabur, tapi Linny dengan cepat menarik kerah bagian belakang Wandy."Kamu pikir aku belum mengenalmu? Cepat katakan ada masalah apa? Mana mamimu?"Sejak kembali dari pelatihan militer, Rossa tidak pernah berhubungan lagi dengan Linny dan mengatakan ini untuk kebaikannya. Linny pun juga tidak bertanya lebih lanjut.Dia selalu berpendapat bahwa Neilsen bukanlah orang yang dicintai Rossa, tapi karena dia adalah sahabat baiknya, dia tidak ingin berkelahi dengan Rossa karena hal ini. Dia tahu ini adalah untuk kebaikannya juga, sehingga dia tidak perlu tahu banyak hal.Seperti pada lima tahun lalu. Rossa tidak pernah memberitahu Linny bagaimana kehidupannya di dalam sebuah keluarga kaya, tapi Linny adalah tujuan akhirnya.Selama Rossa membutuhkan dia, Linny dapat m
Saat telepon Wandy berdering, Neilsen yang sedang menelepon, meletakkan teleponnya sebentar seakan ingin berbicara pada Wandy ketika telepon Wandy berdering."Siapa yang menelepon?" Neilsen tanpa sadar bertanya.Wandy meliriknya dan menjawab,"Itu privasi saya."Setelah selesai berbicara, dia berlari dengan membawa teleponnya."Privasi? Seorang anak bau kencur punya privasi?"Neilsen merasa dihina oleh putranya, tapi hal ini adalah hal yang sering terjadi, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya.Setelah Wandy keluar untuk mengangkat telepon itu, dia menemukan sebuah sudut yang sunyi untuk menjawab panggilan video, lalu pada layar telepon tampak Lulu yang sedang merasa sedih."Kak, kamu tidak sayang lagi padaku.""Mana mungkin, yang paling kakak sayangi adalah kamu."Saat Wandy melihat Lulu, dia masih terlihat sangat pucat tapi semangatnya jauh lebih. Dia tidak dapat membantu apa-apa, tapi dia merasa sang
Konflik antara dirinya dan Cerry tidak akan bisa dipercaya oleh siapa pun yang mendengarnya dari mulut dari siapa pun. Bahkan Nyonya Besar pun mengira dia terlalu waspada, juga tidak merasa Cerry telah melakukan sesuatu kepadanya. Bahkan masih memintanya untuk menjaga sikap di depan umum, tapi siapa yang tahu bahwa dia lah yang tertindas?Saat melihat Neilsen yang meneleponnya sekarang, walaupun dia belum lama berpisah dengannya, tapi Rossa merasa sangat sedih. Dia pun membawa telepon dan keluar dari ruang kantor dan mengangkat telepon dari Neilsen di koridor. Suaranya terdengar seperti menahan tangis. Neilsen langsung menyadarinya."Ada apa? Apakah kamu merasa kesal? Aku mendengar kamu berdandan sampai merusak kulitmu, wajahmu terluka, bagaimana bisa? Apakah parah? Lebih baik kita melakukan video call saja."Mendengar Neilsen yang berkata seperti itu, Rossa tahu Nyonya Besarlah telah mengabari Neilsen.Apa yang diucapkan Nyonya Besar kepadanya, R
Melihat tatapan Nyonya Besar, Rossa tidak tahu harus menjelaskan apa, tapi saat dia melihat Lulu, dia tersenyum dan berkata."Lulu, apa makanan yang mami belikan untukmu enak?""Yes! Apel!" Lulu tersenyum senang.Dia sangat suka makan apel, tapi karena dulu fungsi ginjal dia yang buruk, dia tidak bisa makan banyak. Terkadang dia hanya bisa makan sedikit saja. Sangat disayangkan dia tidak bisa memakannya walaupun dia sangat menyenanginya.Sekarang, dia merasa sangat senang saat melihat Rossa membawakan dia apel. Lulu menghampirinya dengan tersenyum. Lalu Rossa berkata."Walaupun sekarang kamu bisa memakannya, tapi kamu tidak bisa makan terlalu banyak. Kamu baru saja selesai operasi.""Mami, mengapa kamu sangat kejam?" Dia menggumamkan mulutnya, terlihat kecewa.Rossa mengelus kepalanya dan berkata, "Mami melakukan ini untuk kebaikanmu, coba kamu pikirkan nantinya kamu mau kehidupan yang seperti apa? Sekarang masih ingin membandel?"Lulu memiringkan kepala kecilnya dan berkata dengan su
"Kenapa? Apakah kamu ingin marah karena menahan malu? Menggunakan identitas dan statusmu untuk menyerangku? Atau kamu ingin membunuhku untuk menutup mulut? Lebih baik kamu harus cukup bisa membunuhku, jika tidak aku tidak takut memakai sepatu dengan kaki telanjang, aku hanya takut kamu tidak bisa menerima pembalasanku."Penampilan Cerry sekarang terlihat sangat menyeramkan. Tiba-tiba Rossa terdiam."Sebenarnya apa yang kamu inginkan?""Tidak bagaimana. Berdasarkan perjanjian kita, aku ingin Neilsen menemaniku selama tiga bulan. Mengenai apa yang telah dia janjikan padaku, itu adalah urusanku dengannya bukan? Jadi, jika dia menjadikanku sebagai adik angkatmu, menjadi Nona muda kedua keluarag besarmu, maka aku akan melakukannya. Tapi ini adalah hal yang kamu janjikan, dan apa yang kamu janjikan padaku harus terpenuhi."Ucapan Cerry membuat Rossa merasa sangat tidak tahu malu."Aku dan Neilsen adalah suami istri, kita itu sehidup semati. Apa yang dia inginkan adalah inginku, atas dasar a