Ketika Neilsen masih ingin mengatakan sesuatu kepada Rossa, tapi dia sudah kebingungan. Neilsen agak sedikit terkejut, dengan cepat mengeringkan tubuh Rossa, setelah mengenakan baju piyama langsung keluar. Piyama yang dipakainya agak kebesaran pada tubuh Rossa, seperti sebuah jubah, ini yang lebih menarik perhatian Neilsen. Dia dengan cepat mengusap air matanya dan memanggil dokter.
Dokter melakukan pemeriksaan pada seluruh tubuh Rossa, tidak menemukan luka lain atau luka dalam selain bekas luka pada tubuhnya. Hanya karena tubuhnya masih lemah jadi bisa seperti ini kondisinya. Selain itu kondisi pencernaan Rossa juga masih terganggu. Beberapa hari ini, dia tidak disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang berminyak. Mendengar perkataan dokter, Neilsen langsung bisa membayangkan seberapa banyak penderitaan yang dialami oleh Rossa.Bagaimana bisa mengalami gangguan pencernaan? Santo Song mendengar bahwa Rossa telah kembali, dia bermaksud ingin menghampirinya, tapi ditNeilsen membuat bubur telur pitan dan daging tanpa lemak kesukaan dari Rossa, tetapi ketika dia masuk, dia tidak menemukan Rossa. Jantungnya seperti tersedak ke dalam tenggorokannya. Apakah ada seseorang yang tanpa sepengetahuan dia kembali membawa Rossa pergi?"Rossa, Rossa!" Teriak panik Neilsen.Dia meneriaki nama Rossa, mencari Rossa di mana-mana, akhirnya terdengar suara yang sangat kecil di dalam ruangan itu."Aku di sini."Neilsen tertegun. Dia jelas-jelas mendengar suara Rossa, tapi bagaimana bisa dia tidak melihat Rossa?"Rossa, kamu di mana?"Neilsen meletakkan bubur di tangannya ke atas meja, diam-diam mendengarkan darimana suara Rossa berasal, tapi setelah menunggu lama, dia tidak menunggu jawaban dari Rossa. Dia mengira dirinya pasti salah mendengar. Rossa tidak berada di sini, tidak tahu siapa yang membawa Rossa pergi. Neilsen dengan cemas ingin berdiri, tapi tiba-tiba menyadari ada seseorang yang memegang kakinya.
Santo Song melangkah mundur, tapi Neilsen malah tidak masuk ruangan. Dia tahu bahwa pikiran hati Rossa masih sangat kacau. Siapapun yang mengalami semua itu pasti tidak dapat menerimanya dengan tenang, seperti Rossa saat ini, sudah bisa dikatakan jauh lebih baik, paling tidak masih tidak begitu depresi. Neilsen berusaha menghibur dirinya terus-menerus, tapi malah merasakan hatinya sakit semakin parah.Dia ingin pergi merokok, tetapi akhirnya menyerah tidak jadi. Ibunya datang dan melihat putranya seperti itu, lalu berkata."Ada apa? Bertengkar?"Neilsen menggelengkan kepalanya dan menjawab. "Alangkah baiknya jika bisa bertengkar. Sekarang dia meringkuk di dalam kamar seperti kura-kura dalam cangkang, tidak ingin keluar.""Beri dia waktu, wanita manapun akan sangat terpukul jika dia mengalami kejadian seperti itu. Dalam beberapa hari ini, aku akan membiarkan Ryu membawa Lulu pergi agar tidak datang ke sini, biarkan dia dengan tenang menjaga kesehat
Rossa merasa tenang, tapi menurut Neilsen itu semuanya belum seberapa bahagia, dia dapat merasakan dalam hati Rossa yang masih terdapat pertentangan, tetapi demi Neilsen, dia mau berkompromi. Sifat Rossa seperti inilah yang mirip pada waktu lima tahun yang lalu. Sama sekali tidak egois, semua kebahagiaan hidupnya bersandar pada Neilsen. Neilsen juga pernah menikmati waktu-waktu seperti ini, pernah merasakan dicintai oleh seorang wanita tersebut yang merupakan suatu kehormatan.Tetapi sekarang dia juga sudah terlanjur jatuh cinta, baru menyadari bahwa demi orang yang dicintainya sampai kehilangan jati dirinya. Kejadian yang sangat begitu tidak berdaya dan menyedihkan. Neilsen berdiri di depan tempat tidur tidak bergerak, lalu Rossa merasa sedikit kaget."Ada apa?""Tidak perlu mengkhawatirkan aku. Kamu ingin melakukan apapun boleh, yang aku inginkan adalah seorang istri, yang terlihat sangat sempurna, justru bukan karena aku malah melepaskan jati dirimu. Ti
Rossa merasa ragu untuk waktu yang lama, tapi setelah melihat ketenangan Neilsen, dia memutuskan untuk mengatakan kepadanya. Jika selesai berbicara, Neilsen tidak bisa menolerir atau menerimanya, maka dia harus pasrah. Mungkin jodohnya dengan Neilsen tidak setangguh dengan apa yang dia pikirkan, atau mungkin tidak ada seorang laki-laki pun yang bisa menerima ini smua.Rossa bertaruh, tapi malah dia merasa bahwa Neilsen bukan seperti orang yang dangkal pikirannya, memperkirakan ke dua hal ini membuat dia selalu bingung, sangat tertekan. Melihat Rossa yang saat itu tertekan, Neilsen berkata."Aku katakan, jangan memaksakan diri sendiri, tunggu kamu benar-benar ingin memberitahuku, baru katakan saja, aku juga tidak perlu tahu sekarang. Bagaimana? Apa perlu makan sesuatu untuk mencobanya lagi?" Melihat dukungan dari Neilsen, Rossa sedikit banyak jadi terdorong hatinya."Baiklah."Neilsen tersenyum kemudian berdiri, lalu pergi membuat semangkuk bubur u
Ryu berada dalam pelukan Samantha, menangis dengan keras. Dia merindukan ibunya. Tetapi ibunya adalah seorang pecundang besar! Bahkan membuat kakaknya pergi menghilang, tidak tahu sekarang hidup atau mati, keberadaannya juga tidak diketahui.Dia tidak berani memanggil nama ibunya dan tidak berani merindukannya, takut merasa tidak enak kepada kakaknya, tetapi setelah mendapat toleransi dari Rossa, Ryu tidak tau harus bagaimana mengekspresikan pikiran dalam hatinya, merasa dirinya bersalah, dan ingin menangis."Bibi, daddy pasti sangat membenci ibuku kan? Aku tidak berani mengingatnya, aku tahu dia adalah seorang pecundang, tapi aku benar-benar sangat merindukannya!" Ryu menangis dengan keras.Bersikeras selama beberapa hari ini, saat ini hancur. Rossa sangat membenci Messie Chu. Jika tidak ada Messie Chu, Wandy tidak mungkin menghilang, dia juga tidak begitu lama baru pulang ke rumah, tapi Messie Chu tetap Messie Chu, Ryu tetap Ryu.Didalam hati Ro
Rossa masih sangat terkejut, Ryu masih ada yang tidak dimengerti."Mami, apa itu morfin?" dengan lembut dia bertanya, mulutnya langsung ditutup oleh Rossa, tetapi tubuhnya yang bergemetar.Ini membuktikan dia yang tidak menerimanya! Meskipun dokter sudah mengerti hatinya Neilsen, tidak bisa disalahkan atas sikapnya, hanya bisa berkata dengan tidak berdaya."Tuan Neilsen, saya tahu kamu sekarang sangat kesusahan dan juga sangat sedih, tetapi sekarang Nona Lulu sangat tidak sehat, kita pikirkan cara bagaimana membuat Nona Lulu pulih kembali. Keadaan tubuhnya yang sekarang sangat tidak memungkinkan melakukan operasi, butuh waktu untuk merawatnya lagi, bahkan dengan keadaannya yang sekarang saya benar-benar sudah menyerah.""Kamu adalah seorang dokter, sekarang kamu bilang padaku sudah menyerah? Dia masih anak 4 tahun, dia masih belum memulai kehidupannya! Sekarang kamu memberitahuku bahwa kamu sudah menyerah?" Neilsen benar-benar rapuh. Suaranya yang
Nyonya Besar meninggalkan ruang inap, Rossa berjalan ke depan tempat tidur Lulu."Mami, kenapa kamu kurus sekali? Aku hampir tidak bisa mengenalimu lagi. Apa kamu lelah merawat anakmu yang sakit?" Lulu dengan susah payah mengulurkan tangan kecilnya, dengan lembut membelai wajah ibunya.Tangannya yang begitu dingin, hampir tidak sama dengan suhu anak pada umumnya. Rossa terus mengira bahwa dirinya salah, sekarang dia sudah tahu karena disebabkan oleh banyaknya alasan. Kesedihannya, kemandiriannya, penyesalannya, bahkan sakit hatinya, ketika mendengar ucapan Lulu ini, lebih tidak tahu harus bagaimana menjawabnya, hanya dengan lembut memeluknya di pelukannya."Apakah Lulu merasa mami sudah jelek?""Tidak, mami kapanpun tetap paling cantik, dan aku sangat, sangat merindukan mami!" Lulu meringkuk didalam pelukan Rossa.Dia bisa merasakan tubuh Lulu yang kejang-kejang, mungkin pada saat ini, Lulu tidak bisa menahannya lagi, tetapi dia tetap men
Mendadak Rossa teringat. Tadi dia berkata ingin turun bersama Neilsen, ingin menjadi wanita yang layak bagi Neilsen, sekarang putrinya sedang menunggunya dia segera berdiri untuk menemaninya, putranya yang tidak tahu dimana keberadaannya yang sedang menunggu pertolongannya, bagaimana dia bisa dihadapi beberapa masalah dalam sekejap?Dia adalah Rossa! Kebakaran besar lima tahun lalu Tuhan masih tidak merengut nyawanya, sekarang menghadapi masalah seperti ini, Rossa mendadak mempunyai banyak keberanian."Ibu, aku tahu apa yang seharusnya aku lakukan." Mata Rossa yang sudah jernih.Dia awalnya sangat khawatir, dan juga sangat sedih, bahkan ingin menemaninya di dalam ruang operasi, mengetahui bagaimana susahnya dan apa yang dia lalui di dalam ruangan opreasi, tetapi pada saat ini, dia mengerti apa yang harus dilakukan dirinya.Nyonya Besar tersenyum dengan lega. "Aku pergi membeli makanan untukmu, kamu makan yang banyak. Aku suruh Ryu menemanimu."