Share

Pelangi setelah badai

last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-25 11:35:26

Hujan mulai turun dengan derasnya, seakan bumi ikut menangis mengiringi kepergian Ki Harjo. Dan melihat betapa dalam Tukiman larut dalam duka kehilangan.

Dia bagai seorang anak yang kehilangan arah. Tak tahu harus kemana lagi melangkah.

Duka akibat kehilangan orang yang telah merawatnya sedari kecil itu telah mengguncang jiwanya.

Lalu kemana lagi kini dia akan mengadu tentang kekecewaan yang dia pendam, siapa lagi yang akan menguatkannya menghadapi kejamnya dunia yang sering tak berpihak kepada dirinya?

Dia masih teringat tentang malam mencekam yang telah menewaskan seluruh keluarganya dalam sebuah kecelakaan, yang hanya menyisakan dirinya dan Ki Harjo.

Saat itu ketika keluarganya dan keluarga Menik yang juga turut serta, akan menghadiri sebuah undangan kekota dari seorang keluarga Belanda yang cukup berpengaruh waktu itu, kereta yang mereka tumpangi tergelincir dan menyebabkan sebuah kecelakaa
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Karma pahit seorang pelakor   Tukiman ingin Move on

    Setelah sekian lama berduka, Tukiman seolah ingin memulai hidup yang baru. Kini dia bukan lagi seorang mandor, tapi kini dia adalah pemilik sah dari setengah dari perkebunan kopi milik mendiang ki Harjo.  Tukiman ingin melupakan kesedihannya, ingin mempunyai hidup baru yang lebih indah. Tukiman ingin move on dari masa lalu. Tukiman ingin melupakan kesalahan dan kesedihannya.  Tukiman juga berusaha merelakan Menik jika benar dia sudah bahagia. Walaupun tidak mudah, baginya untuk melupakan kekasih hatinya itu, namun Tukiman berjanji berusaha, dan tidak lagi terpuruk dalam kesedihannya sendiri. Tukiman berjanji akan lebih memperhatikan keluarganya yang kini ada bersamanya.  Hari ini, Tukiman kembali bangun lebih pagi seperti dulu. Tukiman terlihat lebih ceria, dia memanggil anak-anaknya untuk bisa menikmati sarapan bersama.  Ketika sedang menunggu anak-anak, Tukiman memperhatika Sumini yang sedang mempersia

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-25
  • Karma pahit seorang pelakor   Cinta yang mulai bersemi

     Tukiman tengah menikmati secangkir kopi dipagi hari, aromanya begitu harum hingga menyebar diseluruh ruangan, ini adalah salah satu kopi andalannya. Hari ini dia sedang ingin dirumah saja. Tukiman ingin lebih banyak menghabiskan waktu dengan keluarganya. Tukiman ingin menebus semua waktu yang terlewat.  Dia sedang memperhatikan kesibukan anak dan istrinya didapur.Tanpa terasa waktu begitu cepat berlalu.Rasanya masih kemaren dia menimang Astutik yang masih bayi merah, rasanya masih belum lama dia bersorak gembira ketika pertama kali mendengar anak bungsunya tersebut bisa memanggilnya dengan sebutan bapak.Begitu antusias ketika Astutik baru bisa berjalan.  Kini anak gadisnya itu sudah beranjak remaja. Dia tumbuh menjadi gadis yang lembut dan juga pintar. Parasnya begitu cantik seperti ibunya, Anak gadisnya itu juga kini begitu terlihat dewasa, dia begitu cakap mengerjakan semua pekerjaan rumah,

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-25
  • Karma pahit seorang pelakor   Tamu tak tahu malu

    Selama apapun seorang ibu pergi, sejauh apapun seorang anak melangkah. Namun tak bisa dipungkiri, rasa sayang yang tersimpan dihati keduanya tak akan pernah mati. Rasa rindu itu tak pernah padam. Astutik menyesap teh panasnya.Melepas penat setelah menyelesaikan seluruh pekerjaan rumah yang begitu besar. kini dia mulai terbiasa, pekerjaan itu tak lagi terasa berat untuknya.Bukankah dulu ibunya juga mengerjakannya sendiri, namun tak pernah mengeluh?Dia duduk dibalik jendela, sambil menatap halaman depan yang memperlihatkan bayangan masa lalu ketika mereka menghabiskan waktu bersama sang ibu. Dulu Astutik kecil sangat suka berlarian disana, bersembunyi dibalik pohon-pohon itu, lalu tertawa cekikikan ketika sang ibu tak kunjung berhasil menemukanya. "Sudah ibu bilang, kamu ini perempuan nduk, jangan lari-lari, jangan sembunyi ditempat yang banyak nyamuknya. Perempuan itu harus bisa menjaga badanya,

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-25
  • Karma pahit seorang pelakor   Antara Menik dan Rudy

    Menik tersenyum puas melihat hasil kerja kerasnya selama ini.Dia sudah tidak lagi tinggal rumah jeng Susi. Kini dia bisa menyewa rumah yang lebih besar untuk sekaligus dia jadikan sebagai tempat usaha. Dia yang dulu datang kekota ini hanya bermodalkan tekad dan uang yang tak seberapa itu kini berubah menjadi seorang yang sukses mengembangkan usahanya. Dia yang dulu datang ke satu pintu dan pintu lainnya untuk menawarkan dagangannya, berangkat pagi-pagi buta untuk berbelanja kain, lalu berkeliling jualan ketika matahari diatas kepala, dan dimalam hari ketika yang lain terlelap, dia masih harus menjahit menyelesaikan pesanan.Kini wanita yang dulu dianggap lemah itu sudah bisa berdiri dengan tegak dan mampu mendongakkan kepala. Bahkan sudah mampu menggaji beberapa karyawan, dia sudah berhasil membuka usaha konveksi yang cukup terkenal didaerah tersebut, dengan pelanggan dari berbagai kalangan. 

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-25
  • Karma pahit seorang pelakor   Usaha yang tidak menghianati hasil

     Menik kini memang telah memiliki kehidupan yang jauh lebih baik dari pada dulu. Semua yang dirintis tidak pernah sia-sia, semua usahanya tidak pernah mengkhianati hasil.  Dulu bermula dari satu buah mesin jahit bekas, Menik memulai semuanya. Menjahit satu persatu baju milik pelanggan yang membeli kain-kain darinya. Karena hasilnya bagus, akhirnya dari mulut ke mulut nama Menik semakin terkenal. Banyak orang yang sengaja mencarinya untuk menjahit baju mereka. Pesanan mulai menumpuk hingga akhirnya Menik kewalahan.  Kebetulan disekitarnya memang banyak ibu-ibu yang tidak memiliki pekerjaan. Setelah pekerjaan rumah selesai, mereka sudah tidak memiliki kegiatan lain. Mungkin hanya main kerumah tetanggga sambil mencari kutu.  Menik yang melihat peluang mencoba menawari mereka pekerjaan, dan seperti yang diduga, mereka menerima dengan senang hati. Karena ternyata setelah dijalani, sangat bisa membantu untuk masalah keu

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-25
  • Karma pahit seorang pelakor   Kegelisahan Sumini

    Setelah Tukiman berangkat menuju perkebunan, Sumini pun berangkat menuju rumah Mak Siyem menggunakan sepedah jengki, hadiah dari Tukiman. Kala itu sepedah adalah benda yang masih merupakan hal mewah di desanya. Tidak semua orang memilikinya. Melewati rumah besar peninggalan Ki Harjo yang dibiarkan kosong, seketika membuat hati Sumini meradang. Dulu ketika rumah itu akan ditinggalkan Nyi Saminah, emaknya pernah menawarkan diri untuk menempati rumah itu. Sangat disayangkan jika rumah sebesar itu kosong lalu lapuk tanpa ada yang menghuninya. Namun jawaban mereka sungguh menyesakkan dada. "Lebih baik rumahku lapuk dimakan rayap, dari pada harus kamu kuasai. Sekarang kamu berdalih ingin merawatnya dengan menempati. Namun besok-besok bisa jadi bila aku kembali kamu usir karena sudah merasa berhak memiliki. Aku cukup belajar dari apa yang sudah kalian lakukan kepada keluarga keponakanku. Buktinya setelah kalian datang, ada saja ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-25
  • Karma pahit seorang pelakor   siasat licik dan rencana Sumini

    "Astutik sini!" Panggil Mak Siyem kepada Astutik yang terlihat sedang sibuk melakukan sesuatu dikamarnya. Astutik pun datang, meski dia begitu kesal, tapi tak sopan rasanya bila seorang anak muda yang menolak panggilan orang yang lebih tua, seperti apa yang dulu selalu dinasehatkan ibunya, untuk bersikap sopan kepada orang yang lebih tua."Kembalikan perhiasan milik anakku yang kamu ambil!""Seperti apa perhiasan milik anakku yang aku ambil?" Astutik merasa tersinggung, sehingga niatnya untuk bersikap sopan kepada nenek tirinya tersebut menguap begitu saja."Jangan pura-pura bodoh kamu, kamu mengambil perhiasan milik anakku dari kamar bapakmu kan? Jangan mentang-mentang kamu anaknya, sehingga bisa berbuat seenaknya dirumah ini""Tapi maaf Mbah, perhiasan itu adalah milik ibuku, tidak ada hak sedikitpun anakmu mengambilnya dariku! Aku adalah anaknya, jika selama ini anakmu bebas menggunakannya, anggap saja aku berbaik hati meminjamkannya!""Dasar anak kurang ajar, ibumu itu sudah pergi

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-02
  • Karma pahit seorang pelakor   Benarkah karma datang secepat itu

    Mak Siyem menikmati pagi dengan sepiring pisang goreng dan segelas teh panas yang disuguhkan Sumini sebagai temannya untuk menikmati sejuknya udara pagi.Mak Siyem sengaja memisahkan diri dari kegiatan sarapan dimeja makan dengan keluarga ini, dia hanya ingin Tukiman mengira bahwa dirinya masih tersinggung dengan perbuatan Astutik.Sehingga menimbulkan perselisihan diantara bapak dan anak itu.Padahal dia lebih memilih duduk menyendiri di halaman belakang yang sama luasnya dengan halaman depan itu, karena disini dia merasa lebih tenang.Rumah ini terasa begitu jauh dari tetangga, karena luasnya halaman yang mengelilingi rumah ini. Sehingga penghuninya bisa bebas dan tenang. Tidak ada tetangga yang setiap saat selalu mengomentari apapun yang penghuninya lakukan. Rumah ini bagus, seharusnya sejak awal dia dan Suminilah yang lebih berhak tinggal dirumah ini. Mereka tidak mengambil apapun dirumah ini, Mursiyem hanya berusaha mengambil sedikit dari apa yang seharusnya menjadi miliknya seja

    Terakhir Diperbarui : 2022-05-02

Bab terbaru

  • Karma pahit seorang pelakor   Akhir tragis yang dia mau

    Mursiyem sebenarnya bukanlah orang jahat, dia tidak pernah menyakiti oranglain. Mursiyem hanya membatasi diri dari orang sekitar, dia memang tidak pandai bergaul sejak dulu, namun para tetangganya menyebut dirinya sombong, angkuh, dan tidak tahu diri. Mereka mencibirnya dengan pikiran mereka masing-masing. Mursiyem bukanlah orang jahat, dia hanya korban. Korban dari keegoisan dan juga ketidak adilan. Korban dari keserakahan, dan juga korban dari perasaan dendam yang tak berkesudahan. Dia adalah korban dari perasaannya sendiri. Kini apa yang dia mau sudah berhasil dia dapatkan, Sumini sudah berhasil menghancurkan kebahagiaan keluarga Menik, adik tiri yang tidak pernah Sumini sadari. Misinya sudah berhasil, Mursiyem sudah berhasil membuat Menik menangis setiap malam seperti yang dia rasakan dulu. Suami yang selama ini dia banggakan, kini dengan perlahan mulai membagi perasaanya dengan Sumini, kini cinta lelaki itu tak lagi utuh. Pernah sekali Mursiyem berfikir untuk mengakiri saja se

  • Karma pahit seorang pelakor   Dendam yang terbalaskan

    Mursiyem setengah mati berusaha untuk tidak tertawa puas untuk pagi ini, pagi yang begitu indah dengan udara yang begitu sejuk yang dia rasakan setelah puluhan tahun. Sesak didadanya yang dia rasakan selama ini serasa terobati melihat pemandangan ini. Lelaki lugu itu tampak gemetar ketakutan, dia begitu tampak marah, lelah dan juga putus asa, ketika semua orang yang berada diruangan ini tampak menyudutkannya. Semua tetua datang untuk mengutuk perbuatannya, perbuatan yang sebenarnya tidak pernah dia lakukan. Mursiyem ingin bertepuk tangan untuk semua yang ada diruangan ini, betapa hebat ekting mereka. Saminah yang terlihat marah namun masih berusaha menenangkan suaminya, Raharjo yang terlihat begitu terpukul, padahal mungkin saja Raharjo tahu bahwa istrinya sedikit banyak ikut andil dalam hal ini, Raharjo tentu tahu bahwa keponakan tersayangnya itu tidak mungkin melakukan hal sekeji ini. Dan lihat Sumini, Mursiyem ingin memberikan penghargaan tertingginya untuk anak itu, Sumini memang

  • Karma pahit seorang pelakor   Mursiyem menagih janji

    Pesta itu berlangsung selama tiga hari tiga malam dengan sangat meriah, semua hiburan rakyat ditampilkan di acara tersebut, makanan yang tersaji juga tak kalah melimpah. Warga yang hadir maupun para undangan orang-orang penting begitu terkagum-kagum, semua memuji atas kebaikan Raharjo dalam memperlakukan anak angkatnya dengan begitu baik lakyaknya anak kandungnya sendiri.Kedua mempelai juga terlihat sangat bahagia, senyum tak pernah lepas dari bibir keduanya, si perempuan pipinya bersemu merah jambu manakala sang pengantin pria membisikkan sesuatu ditelinganya lalu menatapnya dengan jail."Beruntung ya yu, Menik di asuh oleh Ki Harjo, walaupun mereka tidak ada ikatan darah, tapi ki Harjo memperlakukan Menik dengan sangat baik" Terdengar obrolan segerombolan ibu-ibu yang baru saja menghadiri acara tersebut. "Iya ya yu, bahkan ki Harjo mau menikahkan Menik yang sudah yatim piatu itu dengan keponakannya sendiri.""Ya pantes to yu, lawoh Tukiman kan juga sudah yatim piatu sejak kecil. C

  • Karma pahit seorang pelakor   Memulai hidup baru

    Kini semua sudah mulai berjalan dengan semestinya, menjalani hidup dengan porsi masing-masing. Menik sudah mulai bisa menerima kenyataan akan kepergian orangtuanya. Dia hidup layaknya anak seusianya, bermain, belajar, walau tanpa bermanja seperti dahulu. Tapi dia hidup dengan sangat layak disini, segala kebutuhannya tetap terpenuhi, dia tidak dibedakan dengan anak ataupun keponakan dari ki Raharjo, lelaki yang kini menjadi orang yang paling dihormati dan paling berpengaruh karena harta dan pengaruhnya di desa ini. Ya, kini Menik mulai memiliki teman baru, teman untuk membagi kesedihan dan juga kebahagiaanya. Mereka senasib, sama-sama seorang anak yang ditinggal mati kedua orangtuanya dan ditampung keluarga ini. Walaupun begitu, kebersamaan mereka cukup dibatasi, tak baik katanya, seorang anak perempuan terlalu dekat bersama seorang anak lelaki, namun sesekali mereka masih sering terlihat bersama. Sama halnya Menik yang sudah mulai berdamai dengan keadaan, Mursiyem juga menjalani hid

  • Karma pahit seorang pelakor   Dibalik sebuah ketulusan

    Menik membereskan barang-barangnya dengan diam, satu persatu benda-benda penuh sejarah itu masuk kedalam kopernya. Menik membereskan semua itu dibantu oleh seorang pembantu yang sudah menganggapnya layaknya anaknya cucunya sendiri, mereka sama-sama diam, sama-sama berulangkali yang mengusap matanya yang terus berair. Bukan hanya Menik, wanita itu juga begitu berat meninggalkan rumah ini, sudah begitu lama dia menggantungkan hidupnya dirumah ini, bahkan sejak Admodjo masih didalam perut. Namun sayang, rumah ini akan segera dikosongkan, majikan sudah tiada, putri semata wayangnya pun kini hidup sebatang kara dan dirawat orang lain yang dirasa mampu. Wanita itu memandang Menik yang terus menangis dalam diam, mendekap erat baju terakhir yang akan dimasukkan kedalam sebuah koper besar itu, nafasnya tersengal, bahunya terlihat naik turun, namun gadis itu masih diam. Tak tahan melihat semua itu, wanita tua itupun tanpa sungkan menarik Menik kedalam pelukaanya, lalu mereka sama-sama terisak b

  • Karma pahit seorang pelakor   Tragedi

    Didalam riuhnya pesta, Menik kebingungan mencari orangtuanya kesana kemari namun tak kunjung ketemu, seorang lelaki yang dia kenal sebagai sahabat bapaknya oun mendekat, berkata bahwa bapaknya ada sedikit keperluan, lelaki itu akan menemaninya menemui tamu-tamu sebagai wakil dari bapaknya. Namun, meskipun sudah dijelaskan, Menik masih merasa bingung dengan apa yang terjadi, kecewa menyusup didadanya. Bagaimana mungkin orangtuanya tiba-tiba menghilang ketika tamu undangan sudah mulai ramai berdatangan, urusan apa yang begitu penting hingga mereka sampai hati meninggalkannya seorang diri? Jam pun akhirnya berganti, seluruh tamu sudah seluruhnya datang, namun acara tak kunjung dimulai, sang tuan rumahpun tak kunjung terlihat. Kini mereka mulai resah dan berbisik. Menik terlihat begitu panik hingga beberapa kali sang paman itu menenangkan bahwa semuanya baik-baik saja, mereka akan menunggu orangtuanya datang sebentat lagi, atau jika mereka tak kunjung datang, acara itu bisa dimulai denga

  • Karma pahit seorang pelakor   Duka cita

    Admodjo sangat antusias menyiapkan pesta ulangtahun anaknya yang akan dilaksanakan minggu depan. Admodjo memerintahkan para pembantunya untuk menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan. Dia ingin mwnjamu para tamu dengan sebaik mungkin. Admodjo mengundang semua kenalannya, mulai para pegawai yang bekerja dengan dirinya, sampai dengan para petinggi belanda yang cukup berpengaruh dalam memperlancar bisnisnya. Semakin mendekati hari H, semua tampak sibuk, para pekerja laki-laki ditugasi untuk menata halama sekaligua mendekornya hingga tampka lebih pantas untuk sebuah pesta. Sedangkan para pekerja wanita telah sibuk membuat kue yang akan dihidangkan nanti. Menik dan ibunya pun tak kalah antusias, mereka telah mendapatkan gaun pesta terbaik yang dirancang oleh perancang langganan para nonik belanda. Gaun yang terlihat begitu mewah dan juga anggung ketika sudah digunakan olehnya, begitu serasi dengan wajah ayu juga kulit kuning yang begitu terawat sedari kecil. "Ibu, coba lihat ini"K

  • Karma pahit seorang pelakor   Keluarga bahagia

    Admodjo sedang memangku putri kecilnya sambil memberi makan ikan-ikan hias pada kolam kecil yang sengaja dibangun atas permintaan putri kecilnya tersebut, yang sangat suka melihat ikan-ikan kecil itu berenang seakan sedang menari. Admodjo dengan telaten mendengarkan sang putri bercerita tentang hari-harinya yang menyenangkan, juga tentang teman barunya yang cukup pendiam, lalu tentang makanan apa yang dia tak suka, namun kata sang ibu itu bangus untuk kesehatannya. Juga tentang betapa bersyukurnya dia karena telah terlahir dikeluarga ini, keluarga yang penuh dengan cinta, dan juga orang-orang yang menyenangkan. Admodjo terus mendengarkannya dengan penuh minat dan rasa syukur. Dia begitu mencintai putrinya itu, dan itu adalah kali pertama dia benar-benar mencintai seseorang tanpa syarat dan tetapi. Putrinya itu kini tumbuh menjadi anak yang saangat cantik parasnya, tingkah lakunya pun manis dengan tata krama yang begitu halus, mencerminkan bahwa dia adalah keturunan seorang priyayi, d

  • Karma pahit seorang pelakor   Kegelisahan Admodjo

    Admodjo merasa hidupnya sangat sempurna, dia memiliki harta dan juga keluarga yang bahagia. Ternyata perjodohan yang diatur oleh bapaknya tidak seburuk yang dia bayangkan dulu, dia sama sekali tidak menyesali pilihan orangtuanya, justru dia bersyukur atas itu. Walaupun terus terang ada sedikit rasa bersalah ketika dia harus meninggalkan Mursiyem dalam keadaan yang tidak dia inginkan, Admodjo tahu bahwa dia telah merusak sepenuhnya masa depan Mursiyem dan juga kebahagiaan keluarga perempuan itu, tapi bukankah itu bukan keinginannya? Bukankah dirinya sudah menyuruh Mursiyem untuk menggugurkan anak itu? Bukankah niat awal mereka hanya bersenang-senang? Apakah sepenuhnya dia bersalah? Ah, tentu saja tidak, karena selalu ada harga untuk setiap kesenangan yang kita nikmati, bukankah dulu Mursiyem juga sudah meneguk kesenangan bersama dirinya, mungkin saja iti harga yang harus perempuan itu bayar, walaupun menurut Admodjo terlalu mahal dan berat, namun sekali lagi, itu bukan kesalahannya. Di

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status