Tsamara yang keluar dari kamar dengan menggunakan dress panjang. Dress lurus yang membentuk postur tubuhnya yang sudah seperti model profesional. Dress berwarna biru dongker itu terlihat sangat pas di tubuh Tsamara. Walau dress itu sedikit terbuka dengan tanpa lengan.Stylish rambut Tsamara yang juga sangat cocok dengan dress yang ia gunakan dengan rambut yang diarahkan ke samping kiri yang memperlihatkan bagian leher sebelah kanan nya.Melihat penampilan Tsamara yang begitu sempurna, sepertinya Tsamara akan ada cara malam ini dan pasti tidak jauh-jauh yang ingin pergi ke pesta."Aku hampir telat!" gumam Tsamara dengan menghela nafas dan langsung keluar dari kamar.Tsamara membuka pintu kamar dan juga terlihat Amel yang juga tidak kalah cantik dengan Tsamara menggunakan dress hitam di bawah lutut dengan rambut di gerai yang di keriting sedikit di bagian bawah."Kamu sudah siap Tsamara?" tanya Amel."Hmmmm, seperti yang kamu lihat ku sudah selesai," jawab Tsamara."Kamu cantik sekali!"
Entah apa yang di rasakan Tsamara seperti ada rasa amarah saat melihat Mahendra bersama Olla di dalam kamar Hotel yang sama. Apa lagi dengan pikiran Tsamara yang pasti sudah entah kemana-mana.Memang apa yang akan di pikirkan jika melihat hal itu. Bukan pikiran yang positif lagi, melainkan hal negatif dengan apa yang terlihat."Tsamara!" sahut Olla. Tsamara yang terlihat bengong sedikit kaget mendapatkan teguran itu."Nona Tsamara?" Tiba-tiba Tsamara di tegur yang membuat Tsamara menoleh ke sebelah.Seorang wanita yang tersenyum padanya. Mungkin itu wanita yang di cari Tsamara."Maaf aku salah kamar dan maaf sudah mengganggu kalian," ucap Tsamara yang langsung pergi dari kedua hadapan pasangan itu."Tsamara!" panggil Mahendra.Tsamara yang berdiri di depan pintu kamar wanita yang tadi memanggil dia dan langsung memberikan kabar baik yang dia bawa kepada wanita itu. "Saya permisi nyonya!" ucap Tsamara yang terlihat tidak baik-baik saja dan bahkan tidak mendapatkan anggukan yang pergi
Tsamara cukup kaget mendapatkan ciuman dari Mahendra dengan tiba-tiba dan tanpa izin dengan ciuman itu. Tsamara yang cukup kaget. Tetapi perlahan mata Tsamara terpejam. Seakan mendapatkan izin dari Tsamara membuat Avian semakin memperdalam ciumannya dengan memasukkan lidahnya yang mengabsen rata gigi Tsamara. Lidah Avian yang bermain di dalam mulut Tsamara yang memberikan ciuman yang semakin dalam. Tsamara hanya terdiam yang menerima ciuman itu. Ini yang kedua kali mendapatkan ciuman itu dari Mahendra yang tidak memaksa sama sekali. Entah mengapa Tsamara yang terdiam dan tidak menolak sama sekali. Tetapi ciuman itu yang seolah mempunyai arti penjelasan di antara pasangan itu. Entahlah Tsamara yang memang menikmati ciuman romantis mereka berdua. Setelah beberapa lama mereka berciuman Mahendra yang perlahan melepas ciuman itu dengan deru nafas naik turun. Mata mereka berdua saling menatap yang penuh dengan arti. Mahendra yang melihat tatapan mata itu yang seolah sangat marah dan Tsam
Tsamara bahkan sampai memejamkan mata saat mendengar suara petir itu. "Kamu tidak apa-apa?" tanya Mahendra terlihat panik."Tidak apa-apa," jawab Tsamara."Aku akan mengantar kamu pulang," ucap Mahendra.Tsamara menganggukkan kepala yang ternyata sekarang lebih menurut dengan apa yang di katakan Mahendra.Mahendra menghela nafas yang menghidupkan mesin mobil dan tiba-tiba tidak jadi dengan Mahendra yang memegang kepalanya yang tiba-tiba sakit."Kamu kenapa?" tanya Tsamara yang melihat Mahendra tampak memegang kepalanya mungkin terasa sangat sakit. "Tidak apa-apa. Aku hanya sakit kepala dan mungkin ke lelahan," jawab Mahendra yang menghembuskan nafasnya perlahan kedepan."Kalau begitu kamu sebaiknya istirahat dan tidak perlu mengantarku," sahut Tsamara."Aku akan tetap mengantarmu," jawab Mahendra yang sudah jelas terlihat tidak kuat tetapi masih tetap keras kepala. "Kamu terlihat tidak baik-baik saja. Jadi biar aku yang menyetir, aku akan mengantarmu dan nanti kamu bisa suruh anak
Tsamara dengan cepat menuruni anak tangga kembali seperti dikejar-kejar. Ketika sudah sampai di bawah Tsamara menghela nafas seolah merasa sangat lega. Lalu kembali menghampiri Mahendra dan langsung menyelimuti Mahendra agar tidak kedinginan. Tsamara masih berdiri tegak di samping Mahendra yang memperhatikan nanar wajah pria yang tertidur itu. "Aku berharap dia baik-baik saja," batin Tsamara.Tsamara yang duduk di sebrang sofa dan hanya melihat Mahendra dari beberapa meter yang tidak tahu apa yang dia lakukan. Tsamara rasanya tidak ingin meninggalkan Mahendra yang takut terjadi sesuatu.Tsamara membuang nafas perlahan kedepan dan melihat seisi ruangan itu dengan kepalanya berkeliling. Tiba-tiba Tsamara mengingat sofa yang juga ada di sana di mana dia mengingat jelas apa yang terjadi padanya.Tsamara memejamkan mata sebentar dan membuka kembali dengan menghela nafas."Apa mungkin aku bisa melupakan semua itu," batin Tsamara.Entahlah apa yang sebenarnya dia ucapkan. Dia baru saja me
Cahaya sinar matahari yang kembali terik. Malam yang ternyata sudah berlalu dengan penuh drama dan sekarang kembali pagi. Cahaya sinar matahari yang masuk dari sela-sela jendela kamar Avian yang menggangu tidur Tsamara dan membuat mata Tsamara perlahan terbuka. Tsamara yang merasa kepalanya menpel pada sesuatu. Tetapi bukan pada bantal yang membuat mata itu perlahan terbuka. Tsamara yang baru menyadari ternyata dirinya berantalkan dada bidang Mahendra. Selain itu Mahendra juga masih memeluk tubuhnya. "Astaga!" ucap Tsamara pelan. Dengan posisi yang seperti itu membuat Tsamara benar-benar sangat gugup dan perlahan mengangkat kepalanya dengan pelan. Agar tidak membangunkan Mahendra. Tetapi baru saja bergerak tiba-tiba Mahendra juga bergerak dan malah mengeratkan pelukannya dengan Tsamara yang posisi Mahendra yang sudah menghadap Tsamara dan wajah Tsamara yang bertumpu pada bidang Mahendra. Tsamara memejamkan mata yang semakin merasa begitu gugup dengan posisi mereka berdua dan
Tsamara Akhirnya sampai juga ke rumahnya setelah diantarkan salah satu orang suruhan Mahendra. Tsamara yang keluar dari mobil langsung memasuki toko roti miliknya. Namun, Tsamara tiba-tiba salah fokus pada seorang wanita yang duduk di salah satu bangku yang terlihat fokus pada ponselnya sembari menikmati teh hangat dan juga roti yang telah dia pesan. Silvia!" ucap Tsamara yang memang mengenali wanita yang baru pertama kali dia temui itu dan mereka sudah berkenalan. Tsamara yang tidak membuang waktu langsung menghampiri Silvia. "Silvia!" tegur Tsamara.Silvia mengangkat kepala yang melihat ke arah Tsamara yang berdiri di sampingnya. "Tsamara," sahut Silvia dengan tersenyum yang langsung berdiri dan memeluk Tsamara."Aku senang sekali bisa bertemu dengan kamu kembali," ucap Silvia yang menunjukkan wajah begitu sangat bahagia. "Kita bertemu di sini dengan tidak sengaja dan ini sangat kebetulan," sahut Tsamara."Tidak Tsamara, pertemuan kita ini bukan karena ketidaksengajaan dan mema
Karin terlihat begitu kesal mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Silvia. "Kak Karin. Rumah ini bukan milik Kakak. Jadi terserah aku mau mengadakan apapun di rumah ini dan tidak perlu minta izin dari Kakak!" tegas Silvia dengan tersenyum penuh kemenangan Karin mengepal tangannya yang semakin kesal dengan keberanian Karin yang semakin lama semakin tidak tahu batas. "Hmmm..... dari pada Kak Karin marah seperti itu dengan tidak jelas. Lebih baik Kak Karin siap-siap saja untuk menghadiri acara jamuan makan malam ini," saran Silvia."Kau bilang apa. Aku akan hadir di acara jamuan makan malam ini. Kau hanya bermimpi saja. Aku tidak akan sudi untuk hadir!" tegas Karin."Sayang sekali. Padahal Kak Mahendra saja bisa meluangkan waktu untuk acara makan malam yang aku buat," sahut Silvia."Kak Mahendra," sahut Karin yang terlihat sangat mengejek."Hey kamu jangan bermimpi jika Kak Mahendra akan hadir acara kampungan seperti ini. Dia memiliki pekerjaan yang banyak dan tidak akan membuang-
Setelah menghabiskan malam pertama mereka berdua Mahendra dan Tsamara yang melanjutkan dengan bermain-main di pinggir pantai. Tsamara yang tampil begitu anggun menggunakan dress putih sampai mata kakinya yang sekarang berlari-lari dikejar-kejar Mahendra yang juga menggunakan setelan kemeja berwarna putih dengan celana pendek berwarna coklat susu. Pasangan itu sama sekali tidak hentinya saling bercanda satu sama lain.Sekarang Mahendra yang memutarkan tubuh sang istri dengan menggendongnya yang membuat Tsamara terus saja berteriak dengan kedua tangannya berada di leher Mahendra.Kedua tangan Mahendra yang berada di bawah pantat Tsamara yang menggendong istrinya itu dan sesekali Tsamara merentangkan tangannya dan sampai akhirnya menempelkan dahinya di dahi Mahendra. "Kamu sangat bahagia?" tanya Mahendra.Tsamara menganggukkan kepalanya."Bagaimana mungkin aku tidak bahagia dan aku juga tidak bisa menggambarkan kebahagiaanku seperti apa," jawab Tsamara."Aku juga sangat bahagia," sahut
Acara pernikahan yang telah selesai. Mahendra dan Tsamara yang sekarang berada di dalam kamar Hotel. Kamar pengantin pada umumnya yang penuh dengan suasana romantis. Tempat tidur king size dengan sprei berwarna putih yang ditaburi dengan kelopak mawar yang dibentuk dengan love dan di bagian tengahnya terdapat dua angsa yang saling berhadapan. Selain itu juga terdapat banyak tangkai mawar yang berada di atas lantai yang menambah suasana kamar tersebut yang semakin romantis dan belum lagi dengan lampu yang tidak terlalu terang dan juga tidak terlalu gelap. Di tambah dengan aroma kamar tersebut yang begitu khas dan sangat menyejukkan. Tsamara yang duduk di depan cermin yang sedang menyisir rambutnya. Setelah acara pernikahan yang sangat melelahkan itu selesai. Tsamara langsung membersihkan diri agar terlihat fresh. Dia sudah mandi dan tidak lupa keramas yang juga sudah melepas gaun pengantinnya dengan baju tidur berwarna merah mencolok yang panjang sampai mata kaki. Krrekkk Su
"Itu calon istrimu!" tunjuk Andre yang membuat Mahendra langsung menoleh. Mahendra melihat calon istrinya berjalan begitu cantik dan anggun yang didampingi oleh sahabat-sahabatnya. Tsamara terlihat sangat tenang dengan memegang buket bunga di tangannya. Mahendra sampai tidak berkedip melihat calon istrinya yang benar-benar seperti bidadari yang sangat cantik.Bukan hanya mata calon suami yang tidak berkedip melihat pengantin yang sangat cantik itu. Semua tamu undangan juga langsung tertuju pada Tsamara yang benar-benar harus memuji kecantikan Tsamara. Mereka tidak tanggung-tanggung yang pasti berbisik-bisik membicarakan Tsamara yang pasti mengagumi calon pengantin tersebut. "Ngedip woy!" tegur Andre yang membuat Mahendra tersentak dengan dirinya yang tersenyum geleng-geleng. Bagaimana dia bisa berkedip jika calon pengantinnya saja seperti itu."Tenang bentar lagi kamu akan bisa menatapnya secara dekat dan tidak perlu khawatir akan hal apapun," sejak tadi Andre terus saja menggoda Ma
Hari Pernikahan. Akhirnya hari yang di tunggu-tunggu datang juga. Hari pernikahan Tsamara dan Mahendra. Pernikahan mereka yang diadakan secara order di salah satu tempat yang sudah di dekor dengan seindah mungkin yang sesuai dengan keinginan Tsamara dan Mahendra. Tempat pernikahan itu sudah mulai dikunjungi para tamu yang berdatangan yang turut menghadiri acara sakral tersebut. Dengan susunan bangku yang rapi yang berwarna putih yang sudah disusun sedemikian rupa. Tidak lupa dengan paduan dekorasi yang indah dengan bunga berwarna putih yang dipadukan dengan pink. Para tamu undangan yang benar-benar dimanjakan dengan pemandangan yang sangat indah itu. Sementara Tsamara yang masih berada di salah satu ruangan yang khusus untuk pengantin wanita yang masih sedang di make up. Tsamara juga terlihat sangat cantik menggunakan gaun panjang berwarna putih tanpa lengan. Gaun Indah itu sampai menyapu lantai. Tsamara yang berdiri dengan memegang bunga dan menatap dirinya di cermin. Ame
Tsamara yang berada di dalam kamar yang baru saja selesai dari kamar mandi dan menghampiri cermin yang seperti biasa sebelum tidur memakai skin care terlebih dahulu. Ponsel Tsamara yang berdering membuat Tsamara yang langsung melihat panggilan masuk tersebut yang ternyata dari Mahendra. "Kenapa dia menelpon? apa ada sesuatu?" tanyanya dengan rasa penasaran. Tanpa berpikir panjang yang akhirnya Tsamara mengangkat panggilan telepon tersebut. "Hallo!" sapa Tsamara."Kamu sedang apa?" tanya Mahendra dengan suara yang sangat lembut. Tsamara pasti sangat merindukan suara yang berbicara itu. "Ingin tidur," jawab Tsamara."Kamu bisa tidur dan kamu tahu tidak tahu, bahwa aku sama sekali tidak bisa tidur," ucap Mahendra."Oh iya. Memang kenapa?" tanya Tsamara "Bagaimana aku bisa tidur jika beberapa hari ini kita tidak pernah bertemu dan bahkan baru kali ini aku menelpon kamu. Walau dilarang berkomunikasi dengan kamu. Ternyata hal itu membuatku tidak tahan dan mau tidak mengulur menghubungi
Tsamara begitu sangat bahagia mendapatkan kejutan dari sahabatnya. Tsamara sampai meneteskan air mata yang mungkin tidak bisa berkata-kata dengan apa yang telah diberikan sahabatnya kepada dia. Sangat wajar dalam situasi seperti itu dia sangat terharu."Kamu oke Tsamara?" tanya Rora yang mendapati sang sahabat menegaskan air mata.Tsamara hanya menganggukkan kepala dengan terharu."Tapi aku melihat kamu tidak baik-baik saja. Kamu sampai meneteskan air mata. Apa kita melakukan kesalahan?" tanya Rora dengan panik.Tsamara menggelengkan kepala, "kalian sama sekali tidak melakukan kesalahan apapun. Bagaimana aku tidak meneteskan air mata dengan keadaan yang sekarang aku dapatkan. Selama ini aku hanya punya kalian bertiga. Aku bersama dengan Amel perjuangan kami yang besar dan perjuangan itu juga tidak mudah. Aku mengenal kamu Rora yang selalu memberikan dukungan kepadaku. Kamu juga Karin. Di luar semua yang terjadi. Kamu adalah orang satu-satunya yang sangat mengerti aku dan terus memberi
Setelah melakukan semua kegiatan Mahendra dan Tsamara yang akhirnya hari ini Tsamara dan Mahendra yang sudah sampai di depan rumah Tsamara dengan mereka berdua yang masih berada di dalam mobil. Mahendra memegang tangan Tsamara dengan tersenyum pada Tsamara."Sebentar lagi kita berdua akan menikah," ucap Mahendra yang membuat Tsamara menganggukkan kepala."Kata kak Indah menjelang hari pernikahan kita tidak boleh bertemu dulu," ucap Tsamara yang membuat Mahendra mengkerutkan dahi."Kita tidak boleh bertemu!" tanya Mahendra memastikan. Tsamara menganggukkan kepala."Kak Indah mengatakan jika hal itu pamali menghindari hal-hal yang tidak terduga. Jadi kita berdua jangan bertemu sampai pernikahan minggu depan dan lagi pula persiapan pernikahan kita sudah sampai 95%. Kita sudah menyiapkan lokasi pernikahan, undangan pernikahan, catering dan hal-hal lainnya," ucap Tsamara."Tapi masa iya kita tidak bertemu selama satu minggu," sahut Mahendra yang sangat keberatan dengan keinginan Tsamara.
Setelah seharian Mahendra dan Tsamara bersama mengurus segala persiapan pernikahan mereka berdua yang akhirnya sekarang pasangan itu yang berada di dalam mobil yang berhenti di kediaman Mahendra."Ayo turun!" ajak Mahendra."Memang kita harus mampir lagi ya?" tanya Tsamara yang mungkin terlihat begitu capek dan rasanya ingin pulang saja. "Sebentar saja Tsamara. Ada yang ingin dikatakan mama kepada kamu dan mungkin saja mama harus mengatakan sekarang," ucap Mahendra yang membuat Tsamara menghela nafas.Mahendra yang langsung meraih tangan kekasihnya itu."Kamu capek ya seharian?" tanya Mahendra yang membuat Tsamara menganggukkan kepala dan memang benar-benar begitu capek dan sangat melelahkan."Bagaimana? kalau kamu menginap saja di rumah. Besok kamu baru pulang?" tanya Mahendra memberikan saran. "Mana boleh seperti itu," sahut Tsamara membuat Mahendra mengkerutkan dahi. "Kenapa?" tanya Mahendra heran."Kita belum menikah dan aku tidak mau menginap di rumah calon suamiku," ucap Tsam
Tsamara yang tiba di rumahnya dan ingin memasuki kamar yang bersamaan dengan Amel yang juga baru pulang. "Aku pikir kamu sudah kembali sejak tadi," ucap Tsamara yang memang tadi Amel duluan pulang terlebih dahulu bersama dengan Mahendra dan ternyata mereka bahkan malah sampai berbarengan dan padahal Tsamara dan Mahendra tadi tidak langsung pulang. "Iya aku memang baru sampai," jawab Amel."Memang kamu habis dari mana?" tanya Tsamara kebingungan."Tadi aku sama Andre mampir sebentar ke minimarket. Aku membeli beberapa cemilan yang memang stoknya sudah habis," jawab Amel "Hmmm, aku lihat kamu dan Andre belakangan ini sangat dekat. Apa akan ada hilal setelah ini," ucap Tsamara yang menatap curiga sahabatnya itu. "Hilal apa maksud kamu Tsamara. Kamu itu ada-ada saja!" ucap Amel dengan geleng-geleng kepala."Ya, hubungan kalian berdua itu sangat tidak biasa dan bukankah wajar aku mempertanyakan hal itu dan siapa tahu saja kalian berdua memiliki hubungan yang spesial yang tanpa aku keta