Mahendra yang bahkan membuka bagian kancing kemejanya tanpa melepas ciuman di leher jenjang Tsamara. Tangan yang satunya juga mengusap-usap punggung Tsamara yang mencari pengait dari pakaian yang di kenakan Tsamara sampai akhirnya Mahendra menemukan pengait dress itu dan menurunkan res Tsamara.
Tsamara hanya terus memberontak dengan tubuh yang pasti tidak diam. Namun pergerakan itu membuat Mahendra semakin di penuhi dengan gairah. "Kau benar-benar bajingan lepaskan aku bajingan, lepaskan!" Tsamara mengumpat, memberikan makian pada Mahendra. Mahendra merasa bising dengan makian keluar dari mulut Tsamara. Mahendra menghentikan sebentar aktivitas menyenangkan itu dan terlihat bangkit dari tubuh Tsamara. Mahendra mengambil sapu tangan dan menutup mulut Tsamara dengan sapu tangan tersebut. Mahendra menyunggingkan senyum dan membuka kancing kemejanya satu persatu yang sangat puas melihat wanita yang di bawahnya sudah tidak berdaya. Tidak bisa mengeluarkan suara lagi dan tangannya juga yang sudah terikat. Mahendra melanjutkan dengan menindih tubuh Tsamara yang sekarang dia lebih leluasa menikmati tubuh Tsamara. Dress yang di kenakan Tsamara bahkan sudah turun yang memperlihatkan bagian dada. Tidak mungkin ada pria yang tidak mengagumi keindahan tubuh Tsamara yang membuat Mahendra semakin tidak bisa mengendalikan diri sendiri. Mahendra melanjutkan menciumi leher jenjang Tsamara dengan memberikan tanda kepemilikan di sana. Tangannya yang sekarang bermain-main di area sensitif Tsamara di bagian bawah sana dengan Mahendra memberikan sensasi. Mungkin jika mulut Tsamara tidak di tutup. Maka akan keluar desahan dari Tsamara. Karena permainan jari Kevin di bawah sana membuat tubuh Tsamara tersengat listrik. Tetapi tetap ada pemberontakan dari Tsamara. Tidak satupun tubuh indah Tsamara di lewatkan Mahendra, dia menciumi leher jenjang Tsamara, daun telinga Tsamara, dada, perut rata Tsamara yang memang tubuh itu sudah polos dengan pakaiannya yang berhasil di lepaskan Mahendra. Setelah melakukan pemanasan dan Mahendra yang semakin di penuhi gairah melanjutkan aksi bejat yang melakukan penyatuan. Mata Tsamara terpejam merasakan sakit di area sensitif itu. Dia tidak tahu apa yang terjadi, tetapi Tsamara sudah merasa hancur. "Argggg!" teriakan itu hanya ada di batin Tsamara. Tsamara yang pasrah dengan kehormatan yang telah di ambil paksa. Air mata itu yang keluar semakin deras yang tidak percaya dengan dia yang di perkosaan oleh pria yang tidak di kenal sama sekali, tidak pernah bertemu dan begitu bertemu hanya caci maki yang keluar dari mulut pria asing itu. Mahendra sama sekali tidak peduli dan memasukkan paksa pemiliknya ke dalam liang surga kenikmatan tersebut. Mahendra bahkan melepas ikatan sapu tangan di mulut Tsamara. Mahendra menempelkan bibirnya dan memberikan ciuman pada mulut Tsamara. Tangan Mahendra juga melepas ikatan dasi di kedua tangan Tsamara dan Mahendra kembali melanjutkan aksi bejat yang dipenuhi dengan nafsu bejat yang memompa dengan cepat. Tsamara yang pasrah menerima dirinya diperlakukan seperti itu dia hanya mengumpat penuh dendam di dalam hati yang tidak bisa melakukan apa-apa tubuh itu semakin lemas dengan pria yang terus mencari kepuasan dari tubuhnya. Tsamara Hanya bisa berteriak di dalam hati. Mahendra bahkan tidak berhenti melakukan permainan itu dan memang dia juga sudah dipenuhi iblis yang tidak lagi memiliki hati nurani dan rasa kasihan pada wanita yang di bawahnya dibanjiri dengan air mata dengan wajah yang memohon untuk dikasihani. Bagi Mahendra hanya kepuasan yang ingin didapatkan yang dibalut dengan dendam atas penderitaan sang kakak. Mata Tsamara terpejam setelah Dia sudah begitu lelah dan lemas sementara Mahendra masih tetap melanjutkan aktivitas seksual diatas tubuhnya dan tidak tahu sampai kapan akan berhenti. ******* Tik, tik. Suara tetes air hujan yang jatuh dari genteng menuju tanah. Malam yang telah berlalu yang diselimuti dengan air hujan yang begitu deras tadi malam. Pagi kembali tiba dengan hari yang begitu cerah namun apakah pagi itu akan secerah kehidupan Tsamara setelah mengalami mimpi buruk. Apartemen Mahendra. Kamar Apartemen tersebut yang sangat berantakan terlihat ada beberapa pakaian yang dilempar sembarangan yang berserakan di atas lantai. Terdengar suara tangisan yang terisak-isak yang sangat menahan. Siapa lagi jika itu bukan Tsamara yang duduk di atas ranjang dengan memeluk tubuh Tsamara dan yang ditutupi oleh selimut. Dia yang sangat berantakan dengan rambut yang kemana-mana dan juga tubuh yang polos. Tsamara menahan tangisnya sehingga membuat dadanya sesak. Bagaimana tidak tadi malam adalah malam kelam bagi Tsamara. Dia diperkosa oleh Mahendra yang sekarang berada di samping yang tertidur pulas setelah menikmati tubuhnya yang membelakangi dia. Tsamara menangis sesenggukan dengan menutup mulut yang takut pria di sampingnya itu bangun dan mungkin saja bisa melakukan hal yang sama seperti tadi malam karena pria di samping itu seperti monster iblis yang sangat kejam yang tidak memiliki rasa kasihan kepada dirinya. Dengan perlahan kaki Tsamara yang bergetar menginjak lantai. Tsamara menarik selimut yang masih menutup tubuh. Tsamara memungut pakaian yang berserakan di lantai dan langsung melangkah menuju kamar mandi. Tidak lama Tsamara kembali lagi keluar dari kamar mandi dengan memakai pakaian yang sebelumnya di pakai. Pakaia yang sudah kucel karena perbuatan Mahendra Tsamara menoleh ke arah ranjang dan masih terlihat Mahendra yang tetap pada posisinya. "Kau benar-benar bajingan!" maki Tsamara dengan mengepal tangan dan langsung pergi meninggalkan tempat tersebut. Dia takut dengan mahendra bangun dan bisa melakukan hal yang sama seperti tadi malam. Jadi lebih baik Tsamara pergi begitu. Bruk. Suara pintu kamar terbuka yang membuat mata Mahendra terbuka. Ternyata Mahendra tidak tidur sama sekali dia bangun dan mendengar isak tangis Tsamara Mahendra membalikkan tubuh dengan aura dingin dan bersandar di kepala ranjang dengan membuang kasar nafas. Mahendra memejamkan mata dengan mengusap wajah kasar. Saat ke-2 tangan itu sudah tidak berada lagi di wajahnya. Mata Saffana langsung tertuju pada sprei putih di sebelahnya dan terdapat noda darah. Mahendra terlihat kaget melihat noda darah tersebut yang seolah tidak percaya. "Tidak mungkin!" kata itu yang keluar dari mulut Mahendra. Sangat tidak mungkin wanita itu masih virgin. Ini pasti ada kesalahan," Mahendra benar-benar tidak percaya dan kaget dengan wanita yang sudah ternyata wanita yang masih suci. "Sial!" Mahendra mengepal tangan dan memukul sendiri di atas tempat tidur. Tidak tahu apa yang membuat Mahendra sekarang marah. Mahendra kembali memejamkan mata dengan memijat pangkal hidung dan mengingat bagaimana dia yang sadar telah memperkosa Tsamara. ********* Sementara Tsamara yang buru-buru keluar dari Apartemen Mahendra dengan dia yang terlihat sangat berantakan dan wajah yang tidak lepas dari air mata. Namun siapa sangka jika Andre yang tidak tahu dari mana dia yang tiba-tiba melihat Tsamara lari buru-buru melewati koridor Apartemen. "Bukannya itu Tsamara!" batin Andre kebingungan. "Ada apa dengan dia ? Kenapa dia seperti itu?" Andre jelas bertanya-tanya yang memang melihat Tsamara yang terlihat tidak baik-baik saja. "Dia dari Apartemen kamar siapa? Andre kembali bertanya-tanya dengan bingung. ********* Tsamara sudah memasuki mobilnya. Di dalam mobil tangis Tsamara pecah dengan sekuat-kuatnya. Jika di dalam kamar Mahendra dia tidak bisa menangis. Maka sekarang Tsamara meluapkan ke marahannya. "Arghhh! Arghhh!" Tsamara berteriak dengan terisak-isak yang memukulkan dahi di stri mobil. "Aku begitu kotor, hidupku benar-benar hancur, kau benar-benar bajingan, kau sudah merusak diriku, apa salahku!" Tsamara hanya bisa menyalahkan diri sendiri di dalam mobil. Bersambung"Tuhan kenapa harus aku? Kenapa harus aku. Apa salahku.?Kenapa engkau tidak menolongku. Kenapa engkau membiarkan laki-laki pijat itu memperkosaku. Kenapa?" teriak Tsamara dengan suaranya yang serak dan dadanya yang terasa sesak."Sekarang aku sudah tidak berguna lagi. Aku sudah menjadi wanita kotor, wanita yang menjijikkan, wanita sampah," Tsamara terus mengutuk dirinya, menyalahkan sang pencipta dengan apa yang terjadi.Tsamara menganggap jika kejadian yang menimpanya malam itu adalah mimpi buruk di dalam hidupnya. Namun ternyata tidak sama sekali. Itu adalah kenyataan. Sangat sial Tsamara yang di perkosa dengan pria yang sama sekali tidak di kenalnya.Di paksa untuk melakukan hubungan itu tanpa ada perasaan apa-apa tanpa ada persetujuan dengan kehormatannya yang di jaganya selama 23 tahun di renggut paksa dan tidak ada cinta dalam melakukan hubungan tersebut***********Setelah merasa cukup tenang akhirnya Tsamara menghidupkan mesin mobil untuk segera pulang. Sementara dikediaman T
Tidak tahu apa yang membuat Mahendra begitu marah tiba-tiba. Dia seakan menyesal dengan apa yang telah dia lakukan. Mungkin karena informasi yang didapatkan sang Asisten tidak semua sesuai dengan kenyataan yang ada.Mungkin itu yang membuat Mahendra marah. Mahendra yang marah karena Tsamara yang justru masih wanita suci dan dia adalah yang pertama kali menyentuh Tsamara dan bagaimana mungkin Tsamara menjadi selingkuhan dari suami sang kakak dan belum lagi kedekatan Tsamara dengan berbagai pria yang nyata di depan mata. Jadi hal itu yang membuat Mahendra frustasi.Karena merasa ada kesalahan yang tidak dapat di jelaskan, dengan semua pikiran itu yang terbawa kedalam pikiran Mahendra.**********Mahendra, Karin dan juga Vira mama Mahendra yang mana mereka makan malam bersama."Mama senang Mahendra kamu mau makan malam di rumah," ucap Vira yang memang memasak banyak hari ini dan menyuruh sang putra yang tidak tinggal 1 rumah dengan dia dan Karin untuk mampir makan malam bersama."Lain ka
Keesokannya harinya Perusahaan Nct Mahendra yang berada di dalam ruangannya dengan Angga yang berdiri di depan Mahendra. "Kamu tidak perlu mencari tahu tentang apapun dari wanita itu lagi," ucap Mahendra yang memberikan perintah kepada Angga. "Kenapa tuan?" tanya Angga heran. "Sejak kapan kamu harus tahu setiap alasan perintah yang saya berikan?' tanya Kevin membuat Angga terdiam dengan menunduk. "Kamu hanya pastikan saja jika Karin tidak berhubungan lagi atau bertemu lagi dengan wanita itu," tegas Mahendra. "Baiklah tuan!" sahut Angga. "Kalau sudah tidak ada lagi. Maka saya permisi dulu!" ucap Angga. "Oh iya jam berapa pertemuan dengan klien yang dikatakan Lusi?" tanya Mahendra. "Jam 9 tuan," jawab Angga. "Ya sudah kalau begitu. Saya ada pertemuan sebentar di depan. Di Restaurant depan dan ketika tamunya sudah datang. Kamu suruh Mira menunggu di ruangan saya," ucap Mahendra. "Baiklah tuan," jawab Angga. "Kalau begitu saya permisi dulu," ucap Angga pamit kemba
"Hentikan!" Mahendra dengan amarah menahan tangan Tsamara dengan mencengkram kuat pergelangan tangan Tsamara yang tepat berada di depan wajah Tsamara. "Berani sekali kau mengatai ku seperti itu," Mahendra tampak tidak terima dengan kata-kata kasar yang dikeluarkan Tsamara. "Lepaskan aku bajingan!" umpat Tsamara yang langsung melepaskan kasar tangan itu dari cengkraman kuat Mahendra. "Kau memang pantas mendapatkan kata-kata seperti itu. Kau itu laki-laki biadap yang sudah merusak kehidupan ku. Untuk apa kau di sini menunjukkan dirimu dengan berani di hadapanku," tegas Tsamara dengan mengeluarkan emosi yang meledak-ledak sembari menunjuk-nunjuk Mahendra. "Heh Nona. Ini adalah kantorku dan Perusahaan. Jadi pertanyaan mu tidak harus kujawab," jawab Mahendra menegaskan. "Apa ini kantormu dan artinya kau!" lirih Tsamara yang semakin kaget. "Iya. Jadi jaga sopan santunmu saat berbicara dengan ku," tegas Mahendra. "Apa katamu sopan santun. Aku tidak harus punya sopan santun denga
Lusi sekarang berada di depan Mahendra dengan Mahendra yang terlihat emosi dengan dahi yang masih berdarah akibat ulah Tsamara."Kenapa kamu tidak bilang. Jika yang akan bekerja sama itu adalah mereka?" tanya Mahendra yang sekarang marah-marah."Tuan tidak ada bertanya kepada saya dan sejak awal sudah setuju dengan proyek yang mereka ajukan dan pertemuan pertama juga baik-baik saja," jawab Lusi."Apa harus saya selalu bertanya setiap saat kepadamu," sentak Mahendra yang membuat Lusi tersentak kaget."Saya juga tidak ikut dalam pertemuan pertama dan seharusnya kamu menjelaskan dengan saya dengan jelas siapa orang yang akan bekerjasama dengan Perusahaan ini dan bukan malah mendatangkan mereka dengan sepertinya ini!" tegas Mahendra yang tidak mau di salahkan."Maaf tuan," sahut Lusi hanya menundukkan kepala."Wanita sialan! berani sekali dia mencelakaiku dan juga memakiku," umpat Mahendra dengan kesal."Kamu keluar dari sini! kamu sangat tidak berguna!" tegas Mahendra yang mengusir Lusi
"Tetapi bukankah tuan mengatakan jika tidak perlu lagi menyelidiki nyonya Tsamara?" tanya Robi."Aku sudah mengatakan berkali-kali kepadamu jangan biasakan bertanya setelah aku memberikan perintah kepadamu! jika aku mengatakan ini dan itu, tugasmu hanya menjalankan saja!" tegas Mahendra yang membuat Robi terdiam."Maaf tuan!" ucap Mahendra yang menunduk.Mahendra mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya yang ternyata sebuah foto dan melemparkan di atas meja."Kau juga cari tahu tentang kedekatan mereka?" tegas Mahendra, dengan memperlihatkan foto Andre dan Tsamara."Baik tuan. Tapi seperti informasi yang saya berikan sebelumnya. Jika mereka adalah pasangan kekasih yang tinggal bersama dan hubungan mereka sangat jauh yang menurut informasi yang saya dapatkan jika mereka berdua......""Saya menyuruh kamu untuk langsung mencari informasi sendiri yang bukan melalui orang lain. Jadi cari informasi dengan benar dan jangan asal-asalan!" tegas Mahendra yang memotong pembicaraan Robi."Baik tua
"Aku tidak mungkin pergi! Apa yang terjadi pada kamu? kenapa kamu bisa sampai seperti ini? siapa mereka yang memukul kamu sampai seperti ini?" tanya Tsamara dengan wajah yang benar-benar sangat panik."Tarik wanita itu dari dia!" tiba-tiba terdengar suara berat yang membuat Tsamara kaget dengan perlahan membalikkan tubuh.Tsamara lebih terkejut lagi melihat orang yang memberikan perintah itu ternyata adalah Mahendra yang tidak tahu sejak kapan berada di sana yang berdiri di depan mobil."Kau!" pekik Tsamara dengan wajah tampak shock.Tsamara langsung berdiri melihat jelas Mahendra. Laki-laki yang pasti sangat dibenci Tsamara."Jadi mereka semua adalah suruhan mu!" tebak Tsamara dengan mata yang menatap sangat tajam."Jika iya kenapa?" jawab Mahendra dengan wajah tampak menantang dengan kedua tangan yang berada di saku celana."Apa yang kau lakukan? Kenapa kau menyuruh orang-orang untuk menghajar dia. Apa salah dia?" tanya Tsamara."Apa kekasihmu itu tidak menceritakan kepadamu. Jika D
"Apa yang kalian lakukan lepaskan dia?" Tsamara masih tetap berusaha untuk mencegah orang-orang itu agar tidak membawa Andre. Tetapi tangan anak buah Mahendra terus menepis tangan Tsamara dan bahkan mereka mendorong Tsamara sudah menghalangi pekerjaan mereka. Andre ditarik paksa kemudian mereka memasukkan kedalam mobil, dan melajukan mobil yang membawa Andre ke kantor polisi atas perintah atasan mereka. "Andre!" teriak Tsamara yang tidak bisa melakukan apa-apa dan hanya berusaha untuk mengejar mobil itu dengan langkah yang terlihat tidak seimbang karena sudah sangat lemas. Tenaga Tsamara yang sudah habis yang masih berusaha dengan sangat keras. Tetapi usaha yang ia lihat lakukan sia-sia dengan mobil itu yang sudah jauh dan bahkan tidak terlihat lagi. Tubuh Tsamara langsing pingsan karena sudah kehabisan tenaga "Dasar wanita kera kepala!"sinis Mahendra yang melihat hal itu dengan geleng-geleng kepala. Sejak tadi dia memang hanya melihat apa yang dilakukan Tsamara yang tidak m
Setelah menghabiskan malam pertama mereka berdua Mahendra dan Tsamara yang melanjutkan dengan bermain-main di pinggir pantai. Tsamara yang tampil begitu anggun menggunakan dress putih sampai mata kakinya yang sekarang berlari-lari dikejar-kejar Mahendra yang juga menggunakan setelan kemeja berwarna putih dengan celana pendek berwarna coklat susu. Pasangan itu sama sekali tidak hentinya saling bercanda satu sama lain.Sekarang Mahendra yang memutarkan tubuh sang istri dengan menggendongnya yang membuat Tsamara terus saja berteriak dengan kedua tangannya berada di leher Mahendra.Kedua tangan Mahendra yang berada di bawah pantat Tsamara yang menggendong istrinya itu dan sesekali Tsamara merentangkan tangannya dan sampai akhirnya menempelkan dahinya di dahi Mahendra. "Kamu sangat bahagia?" tanya Mahendra.Tsamara menganggukkan kepalanya."Bagaimana mungkin aku tidak bahagia dan aku juga tidak bisa menggambarkan kebahagiaanku seperti apa," jawab Tsamara."Aku juga sangat bahagia," sahut
Acara pernikahan yang telah selesai. Mahendra dan Tsamara yang sekarang berada di dalam kamar Hotel. Kamar pengantin pada umumnya yang penuh dengan suasana romantis. Tempat tidur king size dengan sprei berwarna putih yang ditaburi dengan kelopak mawar yang dibentuk dengan love dan di bagian tengahnya terdapat dua angsa yang saling berhadapan. Selain itu juga terdapat banyak tangkai mawar yang berada di atas lantai yang menambah suasana kamar tersebut yang semakin romantis dan belum lagi dengan lampu yang tidak terlalu terang dan juga tidak terlalu gelap. Di tambah dengan aroma kamar tersebut yang begitu khas dan sangat menyejukkan. Tsamara yang duduk di depan cermin yang sedang menyisir rambutnya. Setelah acara pernikahan yang sangat melelahkan itu selesai. Tsamara langsung membersihkan diri agar terlihat fresh. Dia sudah mandi dan tidak lupa keramas yang juga sudah melepas gaun pengantinnya dengan baju tidur berwarna merah mencolok yang panjang sampai mata kaki. Krrekkk Su
"Itu calon istrimu!" tunjuk Andre yang membuat Mahendra langsung menoleh. Mahendra melihat calon istrinya berjalan begitu cantik dan anggun yang didampingi oleh sahabat-sahabatnya. Tsamara terlihat sangat tenang dengan memegang buket bunga di tangannya. Mahendra sampai tidak berkedip melihat calon istrinya yang benar-benar seperti bidadari yang sangat cantik.Bukan hanya mata calon suami yang tidak berkedip melihat pengantin yang sangat cantik itu. Semua tamu undangan juga langsung tertuju pada Tsamara yang benar-benar harus memuji kecantikan Tsamara. Mereka tidak tanggung-tanggung yang pasti berbisik-bisik membicarakan Tsamara yang pasti mengagumi calon pengantin tersebut. "Ngedip woy!" tegur Andre yang membuat Mahendra tersentak dengan dirinya yang tersenyum geleng-geleng. Bagaimana dia bisa berkedip jika calon pengantinnya saja seperti itu."Tenang bentar lagi kamu akan bisa menatapnya secara dekat dan tidak perlu khawatir akan hal apapun," sejak tadi Andre terus saja menggoda Ma
Hari Pernikahan. Akhirnya hari yang di tunggu-tunggu datang juga. Hari pernikahan Tsamara dan Mahendra. Pernikahan mereka yang diadakan secara order di salah satu tempat yang sudah di dekor dengan seindah mungkin yang sesuai dengan keinginan Tsamara dan Mahendra. Tempat pernikahan itu sudah mulai dikunjungi para tamu yang berdatangan yang turut menghadiri acara sakral tersebut. Dengan susunan bangku yang rapi yang berwarna putih yang sudah disusun sedemikian rupa. Tidak lupa dengan paduan dekorasi yang indah dengan bunga berwarna putih yang dipadukan dengan pink. Para tamu undangan yang benar-benar dimanjakan dengan pemandangan yang sangat indah itu. Sementara Tsamara yang masih berada di salah satu ruangan yang khusus untuk pengantin wanita yang masih sedang di make up. Tsamara juga terlihat sangat cantik menggunakan gaun panjang berwarna putih tanpa lengan. Gaun Indah itu sampai menyapu lantai. Tsamara yang berdiri dengan memegang bunga dan menatap dirinya di cermin. Ame
Tsamara yang berada di dalam kamar yang baru saja selesai dari kamar mandi dan menghampiri cermin yang seperti biasa sebelum tidur memakai skin care terlebih dahulu. Ponsel Tsamara yang berdering membuat Tsamara yang langsung melihat panggilan masuk tersebut yang ternyata dari Mahendra. "Kenapa dia menelpon? apa ada sesuatu?" tanyanya dengan rasa penasaran. Tanpa berpikir panjang yang akhirnya Tsamara mengangkat panggilan telepon tersebut. "Hallo!" sapa Tsamara."Kamu sedang apa?" tanya Mahendra dengan suara yang sangat lembut. Tsamara pasti sangat merindukan suara yang berbicara itu. "Ingin tidur," jawab Tsamara."Kamu bisa tidur dan kamu tahu tidak tahu, bahwa aku sama sekali tidak bisa tidur," ucap Mahendra."Oh iya. Memang kenapa?" tanya Tsamara "Bagaimana aku bisa tidur jika beberapa hari ini kita tidak pernah bertemu dan bahkan baru kali ini aku menelpon kamu. Walau dilarang berkomunikasi dengan kamu. Ternyata hal itu membuatku tidak tahan dan mau tidak mengulur menghubungi
Tsamara begitu sangat bahagia mendapatkan kejutan dari sahabatnya. Tsamara sampai meneteskan air mata yang mungkin tidak bisa berkata-kata dengan apa yang telah diberikan sahabatnya kepada dia. Sangat wajar dalam situasi seperti itu dia sangat terharu."Kamu oke Tsamara?" tanya Rora yang mendapati sang sahabat menegaskan air mata.Tsamara hanya menganggukkan kepala dengan terharu."Tapi aku melihat kamu tidak baik-baik saja. Kamu sampai meneteskan air mata. Apa kita melakukan kesalahan?" tanya Rora dengan panik.Tsamara menggelengkan kepala, "kalian sama sekali tidak melakukan kesalahan apapun. Bagaimana aku tidak meneteskan air mata dengan keadaan yang sekarang aku dapatkan. Selama ini aku hanya punya kalian bertiga. Aku bersama dengan Amel perjuangan kami yang besar dan perjuangan itu juga tidak mudah. Aku mengenal kamu Rora yang selalu memberikan dukungan kepadaku. Kamu juga Karin. Di luar semua yang terjadi. Kamu adalah orang satu-satunya yang sangat mengerti aku dan terus memberi
Setelah melakukan semua kegiatan Mahendra dan Tsamara yang akhirnya hari ini Tsamara dan Mahendra yang sudah sampai di depan rumah Tsamara dengan mereka berdua yang masih berada di dalam mobil. Mahendra memegang tangan Tsamara dengan tersenyum pada Tsamara."Sebentar lagi kita berdua akan menikah," ucap Mahendra yang membuat Tsamara menganggukkan kepala."Kata kak Indah menjelang hari pernikahan kita tidak boleh bertemu dulu," ucap Tsamara yang membuat Mahendra mengkerutkan dahi."Kita tidak boleh bertemu!" tanya Mahendra memastikan. Tsamara menganggukkan kepala."Kak Indah mengatakan jika hal itu pamali menghindari hal-hal yang tidak terduga. Jadi kita berdua jangan bertemu sampai pernikahan minggu depan dan lagi pula persiapan pernikahan kita sudah sampai 95%. Kita sudah menyiapkan lokasi pernikahan, undangan pernikahan, catering dan hal-hal lainnya," ucap Tsamara."Tapi masa iya kita tidak bertemu selama satu minggu," sahut Mahendra yang sangat keberatan dengan keinginan Tsamara.
Setelah seharian Mahendra dan Tsamara bersama mengurus segala persiapan pernikahan mereka berdua yang akhirnya sekarang pasangan itu yang berada di dalam mobil yang berhenti di kediaman Mahendra."Ayo turun!" ajak Mahendra."Memang kita harus mampir lagi ya?" tanya Tsamara yang mungkin terlihat begitu capek dan rasanya ingin pulang saja. "Sebentar saja Tsamara. Ada yang ingin dikatakan mama kepada kamu dan mungkin saja mama harus mengatakan sekarang," ucap Mahendra yang membuat Tsamara menghela nafas.Mahendra yang langsung meraih tangan kekasihnya itu."Kamu capek ya seharian?" tanya Mahendra yang membuat Tsamara menganggukkan kepala dan memang benar-benar begitu capek dan sangat melelahkan."Bagaimana? kalau kamu menginap saja di rumah. Besok kamu baru pulang?" tanya Mahendra memberikan saran. "Mana boleh seperti itu," sahut Tsamara membuat Mahendra mengkerutkan dahi. "Kenapa?" tanya Mahendra heran."Kita belum menikah dan aku tidak mau menginap di rumah calon suamiku," ucap Tsam
Tsamara yang tiba di rumahnya dan ingin memasuki kamar yang bersamaan dengan Amel yang juga baru pulang. "Aku pikir kamu sudah kembali sejak tadi," ucap Tsamara yang memang tadi Amel duluan pulang terlebih dahulu bersama dengan Mahendra dan ternyata mereka bahkan malah sampai berbarengan dan padahal Tsamara dan Mahendra tadi tidak langsung pulang. "Iya aku memang baru sampai," jawab Amel."Memang kamu habis dari mana?" tanya Tsamara kebingungan."Tadi aku sama Andre mampir sebentar ke minimarket. Aku membeli beberapa cemilan yang memang stoknya sudah habis," jawab Amel "Hmmm, aku lihat kamu dan Andre belakangan ini sangat dekat. Apa akan ada hilal setelah ini," ucap Tsamara yang menatap curiga sahabatnya itu. "Hilal apa maksud kamu Tsamara. Kamu itu ada-ada saja!" ucap Amel dengan geleng-geleng kepala."Ya, hubungan kalian berdua itu sangat tidak biasa dan bukankah wajar aku mempertanyakan hal itu dan siapa tahu saja kalian berdua memiliki hubungan yang spesial yang tanpa aku keta