Di suatu ring tinju yang terletak di padang rumput, terdapat 2 orang manusia kucing betina yang akan berkelahi.
"Bisakah kamu menjauh dari Danny onii-chan, Hatsuki senpai?" tanya Mimi dengan marah."Tidak mau ... karena dia bukan milik siapapun..," jawab Hatsuki."Kalau Danny onii-chan bukan milik siapapun, maka tidak ada yang berhak untuk mengambilnya kecuali aku..," ucap Mimi."Huh?!?! Siapa bilang?!?!" ucap Hatsuki dengan kesal."Tentu saja aku..," balas Mimi.Hatsuki dan Mimi saling bertatapan dan menimbulkan aliran listrik dan terdengar suara petir dari tatapan mereka. Hatsuki yang mengenakan sarung tinju berwarna merah gelap pergi ke sisi ring untuk menunggu bel dibunyikan, begitu juga dengan Mimi yang memakai sarung tinju berwarna pink terang pergi ke sisi yang berlawanan dengan Hatsuki."Akan aku tunjukkan kalau yang pantas bersama Danny onii-chan adalah aku..," gumam Mimi."Akan aku tunjukkan kalau yang pantas bersama Danny-san adalah"Danny-kun ... disini..," ucapku sambil mengangkat salah satu tanganku.Danny-kun melihatku dan langsung menghampiriku."Apa kamu menunggu lama, Mei?" tanya Danny-kun."Aku baru sampai..," jawabku sambil tersenyum manis.Danny-kun duduk di depanku. Aku menatap Danny-kun dengan wajah tersenyum."Ada apa Mei? Apa ada sesuatu di wajahku?" tanya Danny-kun penasaran."Danny-kun tampan sekali hari ini..," jawabku dengan tersenyum manis.Danny-kun langsung memalingkan wajahnya ke arah lain karena wajahnya memerah yang membuat jantungku seperti ditembak oleh peluru yang membahagiakan."Jadi ... kita akan pergi kemana?" tanya Danny-kun."Kita akan jalan-jalan ke tempat yang sudah aku tentukan ... jadi Danny-kun hanya mengikuti saja..," jawabku sambil tersenyum."Baiklah kalau begitu ... karena kamu yang mengajakku, aku akan mengikutimu saja..," ucap Danny-kun.Aku pun membawa Danny-kun ke tempat yang membuat Danny-k
"Danny-kun, coba makan kue buatanku..," ucapku sambil tersenyum."Enak saja ... aku duluan..," ucap Hinada yang tidak mau mengalah."Aku..," ucap Hatsuki yang tidak mau mengalah juga."Aku duluan..," ucap Nozomi yang tidak mau mengalah juga."Silahkan Danny onii-chan..," ucap Mimi yang tidak mau mengalah juga."Aku tidak bisa memakan semuanya ... karena perutku ini terbatas..," ucap Danny-kun.Bagaimana kisah ini terjadi? Kita mulai dari awal."Danny-kun sedang melihat apa?" tanyaku."Aku sedang melihat resep kue ... siapa tahu ada yang bisa aku buat nanti..," jawab Danny-kun sambil tersenyum.Aku melihat resep kue yang dibaca oleh Danny-kun sambil menempel ke Danny-kun."Bagaimana kalau kue ini?" tanyaku sambil menunjuk ke arah salah satu resep kue."Kalau kue yang itu, kelihatannya sulit..," jawab Danny-kun."Kalau ingin membuat kue yang mudah, pakai saja resep ini..," ucap Hinada sambil menunjuk s
Hari ini, aku bersama Danny-kun belanja untuk membeli bahan makanan membuat nasi goreng. Karena nasi sudah ada, tinggal membeli toppingnya saja. Aku dan Danny-kun mengecek kembali apakah ada yang belum terbeli, dan ternyata sudah semua. Kami berdua menuju apartemen Danny-kun untuk membuat nasi goreng tersebut. Sesampainya disana, kami pun meletakkan bahan makanan tersebut lalu duduk sebentar."Danny-kun..," ucapku."Ada apa Mei?" tanya Danny-kun."Kita ini seperti suami istri ya..," ucapku dengan wajah memerah."Sepertinya begitu..," lanjut Danny-kun dengan wajah yang memerah juga."Mudah-mudahan akan menjadi kenyataan...," ucapku sambil tersenyum manis."Iya Mei ... mudah-mudahan..," ucap Danny-kun sambil tersenyum pula.Tiba-tiba saja, smartphone Danny-kun berbunyi sehingga memecah kecanggungan kami. Danny-kun lalu memeriksanya dan langsung membalasnya."Dari siapa Danny-kun? Dari editormu ya?" tanyaku penasaran."Dari
"Baiklah, kita mulai sekarang pengadilannya," ucap Hatsuki sambil mengetuk palu."Aku tidak menyangka kalian melakukan ini lagi ... apa tidak bosan?" ucapku sambil menghela nafasku.Plak!!!Hinada menamparku dengan keras.Plak!!!Aku membalas menamparnya.Aku dan Hinada berkelahi, namun segera dihentikan oleh Nozomi dan Mimi."Tenanglah kalian berdua ... sedangkan untukmu, kucing bucin ... kami berempat punya hukuman untukmu..," ucap Hatsuki."Apa-apaan itu ... aku tidak bersalah tahu..," ucapku dengan kesal."Tidak bersalah ya ... sekarang, coba perhatikan foto-foto ini..," ucap Hatsuki.Disitu terpampang foto-fotoku bersama Danny-kun ketika berada di apartemen Danny-kun sambil makan nasi goreng yang kami buat bersama-sama."Darimana kalian dapat foto-foto ini?" tanyaku dengan kaget."Dari informan yang terpercaya..," jawab Hinada sambil tersenyum padaku."Nah, sekarang kamu tidak bisa mengel
Hari ini aku sedang membuat pangsit ayam untuk makan siang. Aku membuatnya sambil memikirkan Danny-kun ketika memakannya. Aku membuat pangsit ayam tersebut dengan hati-hati agar tidak ada yang berantakan. Setelah selesai membuatnya, aku pun meletakkannya di atas meja bersama dengan semangkuk nasi putih."Itadakimasu...," ucapku.Aku pun memakan pangsit ayam tersebut sambil menghayati kalau Danny-kun ada disebelahku sambil memakan pangsit ayam buatanku. Lalu tiba-tiba terdengar suara pesan masuk dari smartphone yang kuletakkan didekat mangkukku yang ternyata pesan tersebut dari MINE Danny-kun. Aku pun membukanya dan membacanya, lalu tiba-tiba aku terkejut karena Danny-kun kecelakaan ditabrak oleh mobil saat Danny-kun hendak pulang ke apartemennya. Sumpit yang kupegang pun terjatuh dan sontak aku langsung meminta alamat rumah sakit tempat Danny-kun dirawat. Setelah pemberitahuan dari MINE tersebut, aku pun langsung berangkat menuju rumah sakit dan pangsit ayam yang kubua
Hari ini adalah pertandingan tinju penting bagiku. Karena pemenang kali ini akan mendapat gelar gadis terimut di seluruh kota. Namun aku tak menginginkannya dikarenakan aku hanya ingin menjadi gadis terimut di mata Danny-kun. Ketika aku sedang berlatih memukul samsak, Danny-kun mendapatkan sebuah surat dari seseorang. Aku melihatnya membuka surat tersebut, lalu aku melihat Danny-kun keheranan."Surat dari siapa, Danny-kun?" tanyaku."Surat dari seseorang yang bernama Silvie..," jawab Danny-kun."Apakah dia itu seorang perempuan?" tanyaku lagi."Aku tidak tahu ... karena yang namanya Silvie itu bisa laki-laki, bisa pula perempuan..," jawab Danny-kun."Apa isinya?" tanyaku lagi."Ajakan untuk minum teh..," jawab Danny-kun."Coba aku lihat..," ucapku.Danny-kun menyerahkan surat tersebut padaku, lalu aku membacanya."Danny-kun, lebih baik kamu tolak saja undangan ini..," ucapku."Memangnya kenapa?" tanya Danny-kun.
Aku dan Danny-kun sedang menginap di sebuah hotel biasa dikarenakan malam ini hujan deras sekali. Di samping itu, kami memesan 2 kamar namun karena yang tersisa hanya 1 kamar saja dengan terpaksa kami harus tidur satu kamar. Dan kebetulan besok adalah hari Minggu. Jujur, aku merasa deg-degan karena terakhir satu kamar dengan Danny-kun saat kami berdua masih kecil."Kamu mandi duluan saja, Mei..," ucap Danny-kun."Apa tidak apa-apa?" tanyaku."Tidak apa-apa kok ... lagipula, nanti kamu akan sakit..," jawab Danny-kun sambil tersenyum.Aku pun bergegas mandi namun tidak terlalu lama dikarenakan Danny-kun juga harus mandi. Setelah selesai mandi, Danny-kun pun mulai mandi agar dia tidak sakit. Aku duduk di sebuah kursi sambil menunggu Danny-kun selesai mandi."Mengapa aku deg-degan ya? Seperti suami istri saja..," gumamku."Su ... suami istri..," gumamku lagi dengan wajah memerah.Sambil menunggu Danny-kun selesai mandi, aku memakai pakaia
Hari ini entah mengapa keadaanku sial terus. Dimulai saat pagi ini, aku bangun telat padahal aku sudah menyetel jam weker pukul 04.30 pagi. Lalu saat ramalan cuaca mengatakan hari ini cerah, namun malah menjadi hujan deras sehingga saat aku sampai di sekolah, aku menjadi basah kuyup. Dan saat Danny-kun melihatku basah kuyup, ia pun khawatir aku akan jatuh sakit."Mengapa aku sial sekali hari ini...," gumamku.Danny-kun mendengar suara gumamku."Tidak apa-apa kok Mei ... siapa tahu setelah ini selesai, kamu akan mendapatkan keberuntungan yang luar biasa..," ucap Danny-kun sambil tersenyum."Sekarang, lebih baik kamu mengganti pakaianmu dengan jaket olahraga..," lanjut Danny-kun.Aku pun segera mengganti pakaianku dengan jaket olahraga dan aku pun kembali ke kelas."Mengapa kamu memakai jaket olahraga, Kanaya-san?" tanya Canis."Karena tadi di luar hujan deras, sehingga membuatku basah kuyup..," jawabku."Hujan deras? Bukankah di
Mimi POVAku bertemu dengan Danny onii-chan 3 tahun lalu saat aku masih menjadi seseorang yang pemalu diantara teman-temanku. Namun semua itu berubah berkat adanya Danny onii-chan yang telah merubahku menjadi lebih baik dari sebelumnya.Suatu hari Danny onii-chan sedang duduk di sebuah kafe dimana aku bernyanyi disitu."Suaramu bagus..," ucap Danny onii-chan sambil tersenyum."Te ... terimakasih..," balasku dengan gugup."Apakah kamu sering bernyanyi disini??" tanya Danny onii-chan.Aku mengangguk."Ini hadiah cincin untukmu..," ucap Danny onii-chan."Stooooopppp!!!" ucapku."Hei ... mengapa kamu berhentikan aku disaat sedang bagus-bagusnya bercerita..," ucap Mimi dengan kesal."Sejak kapan Danny-kun memberikan cincin kepadamu, huh?!?!" ucapku dengan nada kesal pula."Tentu saja sejak awal..," ucap Mimi dengan bangga."Baiklah kalau itu maumu ... aku akan melenyapkanmu sekarang juga..," ucapku sambil tersenyum dengan kepala berkedut."Ayo maju sini!?!" ucap Mimi dengan menantangku.Hi
Di sebuah ring tinju pada malam sebelum tahun baru, aku dan Mimi akan bertarung. MC tinju pun mulai memperkenalkan kami berdua. "Di sudut merah, dengan tinggi 158 cm, memakai pakaian santa, dan memakai sarung tinju berwarna pink, Kanaya Meiiiiisa..," ucap MC tinju. "Di sudut biru, dengan tinggi 148 cm, juga memakai pakaian santa, namun memakai sarung tinju berwarna pink, Tendou Mimi..," ucap MC tinju lagi. Lalu kami berdua menuju ke tengah ring untuk mendengarkan arahan dari wasit. "Baiklah, aku ingin pertarungan yang bersih ... tidak boleh menendang, tidak boleh menyikut, tidak boleh menyundul, dan tidak boleh menggigit..," ucap wasit. "Apakah kalian berdua sudah mengerti?" tanya wasit. Kami berdua mengangguk. "Sebelum dimulai pertandingannya, ada yang ingin kalian sampaikan?" tanya wasit lagi. "Pendek..," ejekku. "Bucin..," balas Mimi. "Setan kecil..," ejekku lagi. "Mata sipit..," balas Mimi lagi. Lalu kami pun menuju ke sudut ring untuk memasang mouth piece kami, dan ron
"Apa yang harus aku lakukan agar aku bisa berduaan dengan Da-kun?" gumam Hinada."Bukankah sebentar lagi Halloween?" gumam Hinada lagi."Aku rasa inilah saatnya untuk berduaan dengan Da-kun..," gumam Hinada lagi.Lalu 1 hari sebelum perayaan Halloween, Hinada memulai rencananya."Apakah aku bisa meminta tolong kepada kalian berempat?" tanya Hinada."Memangnya kamu mau minta tolong apa?" tanya Hatsuki."Aku ingin merayakan Halloween disini, tapi kita kekurangan bahan..," jawab Hinada."Mengapa tidak pakai yang ada saja?" tanyaku penasaran."Bukankah kalian ingin membuat Da-kun senang? Kalau iya, berarti kalian akan setuju dengan ideku ini..," jawab Hinada sambil tersenyum."Kelihatannya dia ini jujur..," gumam kami berempat secara serentak."Mana daftar bahannya?" tanya Nozomi."Sebentar..," jawab Hinada.Hinada lalu ke kamarnya untuk mengambil daftar bahan yang perlu dibeli, namun yang kami tidak tahu adalah, bahan tersebut sudah pasti sulit didapatkan, apalagi apabila bahan tersebut
"Sekarang saatnya bicara, Akuma Milku..," ucapku.Nozomi masih mengunyah makanannya lalu menelannya."Kalau kamu mau berbicara denganku, tunggu aku selesai makan..," ucap Nozomi."Mengapa kita tidak berbicara sambil makan saja?" tanyaku sambil tersenyum."Apakah ibumu tidak pernah mengajarimu, kalau kamu berbicara sambil makan itu sungguh tidak sopan..," jawab Nozomi.Aku hanya diam saja mendengarnya. Aku duduk menunggunya hingga selesai makan. Setelah Nozomi selesai makan, maka obrolan kami pun dimulai."Ada perlu apa, Meigomi? tanya Nozomi."Apa kamu menyebarkan kabar hoax ke Danny-kun??" tanyaku."Apa maksudmu??" tanya Nozomi lagi.Aku berdiri lalu mendekati Nozomi sambil menatapnya dengan tajam."Kamu tidak usah berpura-pura ... aku ada buktinya..," ucapku."Apa buktinya..," ucap Nozomi membalas tatapanku.Aku pun memberitahunya apa yang aku tahu, lalu Nozomi pun keringat dingin. Lalu aku menarik kerah baju Nozomi."Ternyata kamu kurang ajar ya ... kamu memfitnahku sehingga membua
"Kita putus..," ucap Danny-kun.Aku bingung harus merespon apa yang baru saja dikatakan oleh Danny-kun. Danny-kun lalu meninggalkan ruang tamu. Aku hanya bisa terdiam karena tidak mengerti apa yang telah terjadi. Aku lalu mencubit pipiku untuk mengetahui apakah kejadian ini hanya mimpi atau tidak.Namun ternyata terasa sakit, hal ini menunjukkan bahwa aku masih sadar."Mungkin aku terlalu lelah, lebih baik aku beristirahat saja ... siapa tahu saja, esok Danny-kun mengatakan tadi hanya bercanda semata.," gumamku.Aku pun kembali ke kamarku dan tidur. Didalam mimpi, perkataan Danny-kun masih terasa sakit karena Danny-kun tidak mencintaiku lagi. Aku pun merasa gelisah karena perkataan Danny-kun tadi. Esok paginya, saat aku hendak sarapan, aku melihat Nozomi sedang ngobrol bersama Danny-kun. Aku pun duduk diantara Nozomi dan Danny-kun agar Danny-kun hanya melihatku saja."Selamat pagi, Danny-kun..," ucapku dengan tersenyum manis."Selamat pagi juga, Mei..," balas Danny-kun sambil tersenyu
Aku dan seorang wanita bernama Sekar sedang berada di tengah ring dengan saling berhadapan. Sebelum memulai pertarungan, kami memakai name tag yang dikalungkan di leher kami.Aku melihat name tag punya gadis itu.Nama : Sekar Maharani ZeskiUmur : 29 tahunTinggi : 172 cmBerat badan : 60 kgUkuran payudara : F cupWarna sarung tinju : merahDan dia pun juga melihat name tagkuNama : Kanaya MeissaUmur : 18 tahunTinggi : 158 cmBerat badan : 48 kgUkuran payudara : B cupWarna sarung tinju : biru"Ternyata kamu kecil dan kurus juga ya ... tinggi 158 cm dengan berat badan 48 kg..," ucap Sekar dengan nada mengejek."Disamping itu juga, ukuran payudaramu itu kecil ya ... mungkin lebih baik kamu minum susu dulu sana..," ucap Sekar sambil mengejekku lagi."Dan umurmu itu baru 18 tahun ... lebih baik, kamu pulang saja ... siapa tahu ibumu mencarimu..," ucap Sekar sambil mengejekku sekali lagi.Aku langsung tersenyum dengan kepala yang berkedut."Ternyata kamu tinggi dan gendut juga ya ...
Seperti di tahun-tahun sebelumnya, Hope Peak's Academy selalu mengadakan ujian untuk kenaikan kelas. Aku dan teman-teman sekelasku seperti biasa, merasa gugup ketika melakukan ujian tersebut."Aku gugup sekali..," ucap Mihoshi dengan gemetar."Tenang saja, ujiannya sama seperti tahun lalu kok..," ucap Canis untuk menenangkan Mihoshi."Kalau aku, aku sangat percaya diri..," ucapku sambil tersenyum."Kamu hebat sekali, Kanaya-san..," ucap Ramaru dengan kagum."Tapi tahun ini sepertinya suram sekali..," ucapku."Mengapa kamu berkata begitu, Kanaya-san?" tanya Mizuno."Karena aku tidak melihat Danny-kun lagi disini..," jawabku dengan bersedih hati."Danny senpai kan sudah lulus tahun lalu..," ucap Nala."Aku tahu ... hanya saja, sepi rasanya..," ucapku sambil menghela nafas.Aku melihat murid-murid lain, namun kali ini yang aku lihat adalah Nozomi dan Mimi. Aku langsung saja membuang muka ke arah lain dikarenakan aku tidak ingin melihat mereka. Setelah beberapa orang selesai melakukan uji
3 hari lagi, aku berulang tahun. Namun entah mengapa tahun ini adalah tahun terburuk untukku. Di kamarku, aku menulis apa saja yang ingin aku lakukan di tahun ini pada secarik kertas. Aku menulis :1. Aku harus membuat dadaku lebih besar dari para gadis hama itu;2. Aku harus lebih imut dari para gadis hama itu;3. Aku harus membuat Danny-kun tersenyum kepadaku setiap hari;4. Aku harus membuat tubuhku lebih seksi dari para gadis hama itu;5. Aku harus melayani calon suamiku setiap hari;6. Aku harus menghajar para gadis hama;7. Aku harus mencium Danny-kun didepan para gadis hama itu.Itulah daftar yang aku inginkan untuk tahun ini. Lalu setelah aku selesai menulisnya, aku keluar dari kamarku untuk belanja makan malam. Namun ada sesosok gadis misterius memasuki kamarku yang tidak aku kunci, karena aku hanya pergi sebentar saja. Dia melihat daftar yang aku inginkan, lalu ia memotretnya dengan smartphone miliknya. Lalu ia pun keluar dari kamarku dan menemui ketiga sosok gadis yang lain
"Sebentar lagi perayaan Halloween akan tiba, namun bagaimana caranya aku bisa merayakan Halloween berdua saja dengan Danny-kun?" gumamku."Kalau begitu, aku harus membuat mereka berempat menjauh terlebih dahulu..," gumamku lagi."Mengapa kamu bergumam sendiri, kucing bau?" tanya Hinada."Bukan urusanmu, rubah betina..," jawabku."Haaaaa..," ucap Hinada dengan nada kesal."Apa...," ucapku dengan nada menantang.Aku dan Hinada saling bertatapan dengan wajah kesal sehingga menimbulkan aliran listrik."Bukankah sebentar lagi itu ada perayaan Halloween?" tanya Mimi."Memangnya ada apa dengan perayaan Halloween?" tanya Hatsuki."Kebetulan sekali, aku ingin merayakan Halloween dirumahku..," ucap Hinada."Aku tidak ikut..," ucapku datar."Tidak ada yang mengajakmu kok..," ucap Hinada dengan ketus."Aku hanya mengajak, Hatsuki-san, Nozomi-san, Mimi-chan, dan Da-kun..," lanjutnya."Kalau begitu, aku ikut..," ucapku sambil tersenyum."Karena kalau Danny-kun ikut, berarti aku sebagai tunangannya