"Disudut biru, dengan tinggi 155 cm, dialah Kanaya "the cat" Meissaaaa-san...," ucap MC tinju.
"Aku akan berusaha, nyaaaa," ucapku.
Para penonton bertepuk tangan.
"Disudut merah, dengan tinggi 146 cm, dialah Mimi"the rabbit" AR-saan..," ucap MC tinju lagi.
"Aku akan berusaha, pyon..," ucapnya.
"Baiklah kalau begitu, kedua petinju silahkan ke tengah ring karena wasit akan menyampaikan sesuatu..," ucap MC itu.
Aku dan Mimi menuju ke tengah ring dan saling bertatapan.
"Baiklah, ada yang ingin aku sampaikan ... aku ingin pertarungan yang bersih, tidak boleh menyundul, tidak boleh menyikut, dan tidak boleh menendang..," ucap wasit tersebut.
"Bagaimana? Apa kalian berdua sudah paham?" tanya wasit tersebut.
Kami berdua mengangguk.
"Apa yang ingin anda berdua katakan kepada lawan anda sebelum memulai pertandingannya?" tanya wasit tersebut kembali.
"BROCON nyaa!!??!!" ucapku dengan mengejek sambil tersenyum.
"DOROBOU NEK
25 DesemberPagi yang cerah walau kutemukan Akuma Milku pingsan didepan kamarku dikarenakan aku meninju kedua matanya sehingga dia pingsan. Hal ini dikarenakan dia berniat melakukan hal mesum kepada Danny-kun. Kami semua, kecuali Akuma Milku menyiapkan sarapan pagi. Ketika kami menyiapkan sarapan, tiba-tiba Mihoshi-san bertanya apakah ada yang melihat Akuma Milku?. Masing-masing dari kami tidak ada yang tahu, kecuali hanya aku yang tahu.Untungnya Akuma Milku bangun pukul 09.30 pagi, sehingga aku hanya memberikannya makanan sisa untuk menghukumnya agar dia tidak berbuat mesum kembali. Namun entah mengapa, hatinya merasa senang. Apakah mungkin karena banyak yang khawatir padanya? Jika yang khawatir adalah teman sekelasku, tak apa. Asalkan jangan Danny-kun yang merasa khawatir, mungkin nantinya dia akan besar kepala. Siang harinya, teman-teman sekelasku pulang ke rumah mereka masing-masing. Kini hanya tinggal aku dan Danny-kun saja dirumah. Kami mulai mengobrol tentang seg
Malam setelah tahun baru, aku dan rubah betina sedang saling bertatapan satu sama lain di sebuah kamar rahasia, aku sedang berdiri sedangkan rubah betina sedang duduk."Ada apa lagi, kucing bau ... mengapa kamu meninjuku??!?!?" tanya Hinada dengan nada kesal sambil memegang matanya yang memerah."Maaf, aku sengaja ... soalnya kamu ini gadis yang tidak tahu diri ... bukankah sebelumnya aku pernah bilang kalau Danny-kun itu tunanganku.," jawabku sambil tersenyum dengan kepala berkedut."Apa buktinya? Apakah berupa cincin? Atau berupa barang lain?" tanya Hinada lagi yang masih memegang matanya."Itu bukan urusanmu..," jawabku sambil tersenyum."Berarti pertunangan kamu itu palsu ... karena tidak mempunyai bukti..," ucap Hinada yang melepaskan tangannya dari matanya sudah karena sudah tidak terlalu sakit."Kamu mau sebelah matamu kutinju lagi?!?!?" ucapku dengan tersenyum namun kepalaku berkedut dan bersiap untuk memukul Hinada."Silahkan saja .
12 FebruariHari ini aku, Hatsuki, Nozomi, dan Hinada sedang duduk di sebuah taman dekat Kibou Gamine Gakuen. Kami sedang berdiskusi dengan sengit tentang coklat siapa yang akan Danny-kun makan pertama kali."Tentu saja Danny-kun akan memakan coklat buatanku pertama kali..," ucapku sambil tersenyum."Tidak, Da-kun yang akan memakan coklat buatanku..," ucap Hinada."Kurasa Danny senpai pasti akan memakan coklat buatanku..," ucap Nozomi."Bukankah itu kurang penting ya siapa yang akan memakan coklat untuk Danny-san pertama kali?" tanya Hatsuki."Tentu saja itu penting...," jawab kami bertiga serentak."Kalau begitu, mengapa kita tidak mengadakan kompetisi saja?" saran Hatsuki."Benar juga, kalau begitu ... siapa yang coklatnya lebih enak menurut Danny-kun, dia yang menang..," ucapku.Mereka bertiga mengangguk setuju.13 FebruariAku mulai belanja bahan untuk membuat coklat sepulang sekolah. Dan untungnya hari
"Danny-kun .... kamu dimana?" teriakku sambil mencari Danny-kun."Da-kuunnnn..," teriak Hinada."Danny senpaaaii.," teriak Nozomi."Danny-saaann..," teriak Hatsuki.Setelah hasilnya nihil, kami kembali ke taman."Bagaimana hasilnya? Apakah kalian sudah menemukan Danny-kun?" tanyaku sambil kelelahan mencari."Aku tidak menemukan Danny-san dimanapun, Kanaya-san..," jawab Hatsuki sambil mengatur nafas."Aku juga sama...," jawab Hinada."Aku juga sama, aku tidak menemukan Danny senpai dimanapun..," jawab Nozomi."Kamu dimana, Danny-kun..," ucapku sambil bersedih.Hatsuki mengelus punggungku."Aku yakin kalau Danny-san tidak apa-apa..," ucap Hatsuki untuk menghiburku.Namun tiba-tiba, smartphone Hinada berdering yang nama yang muncul adalah nama Danny-kun, namun yang muncul di layar smartphone Hinada adalah sebuah foto Danny-kun sedang diculik."Da-kun..," ucap Hinada dengan kaget.Ketika mendengar Hinada
Sebulan setelah kejadian penculikan yang hampir membuat nyawa Danny-kun melayang, aku berinisiatif untuk setiap hari pulang bersama Danny-kun sampai ke apartemennya."Jangan lupa ya Danny-kun, setelah sampai segera dikunci pintunya agar tidak ada maling yang masuk..," ucapku."Tenang saja Mei ... aku sudah tak apa-apa kok..," ucap Danny-kun sambil tersenyum.Namun karena aku masih belum percaya, aku tidak menghiraukannya."Baiklah kalau begitu, aku akan antar Danny-kun sampai ke kamar.," ucapku lagi."Tapi kan kini kita sudah ada di depan apartemenku..," ucap Danny-kun."Kalau Danny-kun diculik saat aku berbalik sebentar, bagaimana?" tanyaku dengan khawatir."Baiklah, hanya sampai depan pintu saja ... setelah itu, kamu hati-hati pulangnya..," jawab Danny-kun sambil tersenyum.Aku mengangguk.Lalu aku dan Danny-kun berjalan menuju apartemen Danny-kun dan ketika sudah sampai di depan pintu, aku pamit pulang setelah memastikan bahwa
Saat ini, aku sedang bertanding tinju melawan 3 orang gadis yang pernah kukalahkan. Mereka adalah Nozomi, Hinada, dan si brocon Mimi."Baiklah kita mulai pertandingan tidak seimbang ini.," ucap MC tinju."Peraturannya adalah ... untuk ketiga petinju, kalian akan dinyatakan kalah ketika kalian jatuh ... sedangkan untuk petinju yang sendirian, kamu akan kalah ketika hitungan sampai sepuluh ... dan kamu bisa memenangkan pertandingan ini ketika ketiga lawanmu tidak bisa berdiri hingga hitungan ke sepuluh.," lanjut MC tinju lagi."1 vs 3 ya? Kelihatannya tidak seimbang ... aku harus berhati-hati..," gumamku."Awas ya, kamu Meissampah ... aku akan balas 3x lipat..," gumam Nozomi."Lihat saja, aku akan membuatmu babak belur dan Da-kun akan menjadi milikku..," gumam Hinada."Onii-chan tidak akan aku serahkan padamu, dorobou neko.," gumam Mimi.DINGPertandingan pun dimulai. Mereka bertiga langsung mengepungku. Lalu kemudi
Namaku adalah Kanaya Meissa, seorang Ultimate Kagura Dancer. Aku suka menari karena aku memang hobi menari serta aku juga suka memasak masakan apa yang tunanganku sukai dan untungnya dia juga suka. Walaupun beberapa kali gagal dalam memasak, tapi aku terus berusaha untuk melakukannya dan akhirnya berhasil.Di kuil inilah aku dilahirkan, di kuil ini aku dibesarkan, dan di kuil ini aku bertunangan dengannya. Begitulah kisahku yang mungkin hanya biasa saja menurutmu namun hal terindah untukku. Aku dilahirkan tanggal 1 Januari yang bertepatan pada malam tahun baru, seketika itu ayah dan ibuku menyambutku dengan tangis dan senyum bahagia.Sudah 2 bulan semenjak dirinya tinggal bersama kami. Dan kelihatannya dia sudah mulai terbiasa dengan keadaan kami. Dari mulai bangun pagi hingga tidur lagi, ternyata dia bisa membantu aku dan ibuku baik itu membersihkan kuil, memasak kue dan manisan, dan tak jarang pula di hari minggu dia mengajakku bermain, serta dia mau memperhatikanku
Saat masih SMP tahun kedua, aku dan Danny-kun pernah belajar bersama."Danny-kun ... soal ini bagaimana cara menyelesaikannya?" tanyaku mengenai soal Matematika."Soal ini? Kamu harus selesaikan persamaan ini dengan cara nilai x yang ditambah dan nilai konstanta yang dikalikan.," jawab Danny-kun.Danny-kun begitu dekat denganku sehingga membuat wajahku memerah."Ada apa Mei? Apa kamu sakit?" tanya Danny-kun.Danny-kun meletakkan telapak tangannya di keningku.*blush* aku tersipu malu."Tidak sakit kok ... tapi kenapa wajahmu memerah?" tanya Danny-kun lagi dengan polosnya."Apa kita istirahat dulu saja?" Tanya Danny-kun lagi setelah melepaskan telapak tangannya dari keningku."Kelihatannya begitu..," jawabku dengan pelan dengan wajah yang masih memerah."Oya Mei, tadi aku lihat ada kue di toko sebelah supermarket, rasanya enak ... bahkan tadi sore aku membelinya..," ucap Danny-kun."Bukankah banyak kue sekarang ini har
Mimi POVAku bertemu dengan Danny onii-chan 3 tahun lalu saat aku masih menjadi seseorang yang pemalu diantara teman-temanku. Namun semua itu berubah berkat adanya Danny onii-chan yang telah merubahku menjadi lebih baik dari sebelumnya.Suatu hari Danny onii-chan sedang duduk di sebuah kafe dimana aku bernyanyi disitu."Suaramu bagus..," ucap Danny onii-chan sambil tersenyum."Te ... terimakasih..," balasku dengan gugup."Apakah kamu sering bernyanyi disini??" tanya Danny onii-chan.Aku mengangguk."Ini hadiah cincin untukmu..," ucap Danny onii-chan."Stooooopppp!!!" ucapku."Hei ... mengapa kamu berhentikan aku disaat sedang bagus-bagusnya bercerita..," ucap Mimi dengan kesal."Sejak kapan Danny-kun memberikan cincin kepadamu, huh?!?!" ucapku dengan nada kesal pula."Tentu saja sejak awal..," ucap Mimi dengan bangga."Baiklah kalau itu maumu ... aku akan melenyapkanmu sekarang juga..," ucapku sambil tersenyum dengan kepala berkedut."Ayo maju sini!?!" ucap Mimi dengan menantangku.Hi
Di sebuah ring tinju pada malam sebelum tahun baru, aku dan Mimi akan bertarung. MC tinju pun mulai memperkenalkan kami berdua. "Di sudut merah, dengan tinggi 158 cm, memakai pakaian santa, dan memakai sarung tinju berwarna pink, Kanaya Meiiiiisa..," ucap MC tinju. "Di sudut biru, dengan tinggi 148 cm, juga memakai pakaian santa, namun memakai sarung tinju berwarna pink, Tendou Mimi..," ucap MC tinju lagi. Lalu kami berdua menuju ke tengah ring untuk mendengarkan arahan dari wasit. "Baiklah, aku ingin pertarungan yang bersih ... tidak boleh menendang, tidak boleh menyikut, tidak boleh menyundul, dan tidak boleh menggigit..," ucap wasit. "Apakah kalian berdua sudah mengerti?" tanya wasit. Kami berdua mengangguk. "Sebelum dimulai pertandingannya, ada yang ingin kalian sampaikan?" tanya wasit lagi. "Pendek..," ejekku. "Bucin..," balas Mimi. "Setan kecil..," ejekku lagi. "Mata sipit..," balas Mimi lagi. Lalu kami pun menuju ke sudut ring untuk memasang mouth piece kami, dan ron
"Apa yang harus aku lakukan agar aku bisa berduaan dengan Da-kun?" gumam Hinada."Bukankah sebentar lagi Halloween?" gumam Hinada lagi."Aku rasa inilah saatnya untuk berduaan dengan Da-kun..," gumam Hinada lagi.Lalu 1 hari sebelum perayaan Halloween, Hinada memulai rencananya."Apakah aku bisa meminta tolong kepada kalian berempat?" tanya Hinada."Memangnya kamu mau minta tolong apa?" tanya Hatsuki."Aku ingin merayakan Halloween disini, tapi kita kekurangan bahan..," jawab Hinada."Mengapa tidak pakai yang ada saja?" tanyaku penasaran."Bukankah kalian ingin membuat Da-kun senang? Kalau iya, berarti kalian akan setuju dengan ideku ini..," jawab Hinada sambil tersenyum."Kelihatannya dia ini jujur..," gumam kami berempat secara serentak."Mana daftar bahannya?" tanya Nozomi."Sebentar..," jawab Hinada.Hinada lalu ke kamarnya untuk mengambil daftar bahan yang perlu dibeli, namun yang kami tidak tahu adalah, bahan tersebut sudah pasti sulit didapatkan, apalagi apabila bahan tersebut
"Sekarang saatnya bicara, Akuma Milku..," ucapku.Nozomi masih mengunyah makanannya lalu menelannya."Kalau kamu mau berbicara denganku, tunggu aku selesai makan..," ucap Nozomi."Mengapa kita tidak berbicara sambil makan saja?" tanyaku sambil tersenyum."Apakah ibumu tidak pernah mengajarimu, kalau kamu berbicara sambil makan itu sungguh tidak sopan..," jawab Nozomi.Aku hanya diam saja mendengarnya. Aku duduk menunggunya hingga selesai makan. Setelah Nozomi selesai makan, maka obrolan kami pun dimulai."Ada perlu apa, Meigomi? tanya Nozomi."Apa kamu menyebarkan kabar hoax ke Danny-kun??" tanyaku."Apa maksudmu??" tanya Nozomi lagi.Aku berdiri lalu mendekati Nozomi sambil menatapnya dengan tajam."Kamu tidak usah berpura-pura ... aku ada buktinya..," ucapku."Apa buktinya..," ucap Nozomi membalas tatapanku.Aku pun memberitahunya apa yang aku tahu, lalu Nozomi pun keringat dingin. Lalu aku menarik kerah baju Nozomi."Ternyata kamu kurang ajar ya ... kamu memfitnahku sehingga membua
"Kita putus..," ucap Danny-kun.Aku bingung harus merespon apa yang baru saja dikatakan oleh Danny-kun. Danny-kun lalu meninggalkan ruang tamu. Aku hanya bisa terdiam karena tidak mengerti apa yang telah terjadi. Aku lalu mencubit pipiku untuk mengetahui apakah kejadian ini hanya mimpi atau tidak.Namun ternyata terasa sakit, hal ini menunjukkan bahwa aku masih sadar."Mungkin aku terlalu lelah, lebih baik aku beristirahat saja ... siapa tahu saja, esok Danny-kun mengatakan tadi hanya bercanda semata.," gumamku.Aku pun kembali ke kamarku dan tidur. Didalam mimpi, perkataan Danny-kun masih terasa sakit karena Danny-kun tidak mencintaiku lagi. Aku pun merasa gelisah karena perkataan Danny-kun tadi. Esok paginya, saat aku hendak sarapan, aku melihat Nozomi sedang ngobrol bersama Danny-kun. Aku pun duduk diantara Nozomi dan Danny-kun agar Danny-kun hanya melihatku saja."Selamat pagi, Danny-kun..," ucapku dengan tersenyum manis."Selamat pagi juga, Mei..," balas Danny-kun sambil tersenyu
Aku dan seorang wanita bernama Sekar sedang berada di tengah ring dengan saling berhadapan. Sebelum memulai pertarungan, kami memakai name tag yang dikalungkan di leher kami.Aku melihat name tag punya gadis itu.Nama : Sekar Maharani ZeskiUmur : 29 tahunTinggi : 172 cmBerat badan : 60 kgUkuran payudara : F cupWarna sarung tinju : merahDan dia pun juga melihat name tagkuNama : Kanaya MeissaUmur : 18 tahunTinggi : 158 cmBerat badan : 48 kgUkuran payudara : B cupWarna sarung tinju : biru"Ternyata kamu kecil dan kurus juga ya ... tinggi 158 cm dengan berat badan 48 kg..," ucap Sekar dengan nada mengejek."Disamping itu juga, ukuran payudaramu itu kecil ya ... mungkin lebih baik kamu minum susu dulu sana..," ucap Sekar sambil mengejekku lagi."Dan umurmu itu baru 18 tahun ... lebih baik, kamu pulang saja ... siapa tahu ibumu mencarimu..," ucap Sekar sambil mengejekku sekali lagi.Aku langsung tersenyum dengan kepala yang berkedut."Ternyata kamu tinggi dan gendut juga ya ...
Seperti di tahun-tahun sebelumnya, Hope Peak's Academy selalu mengadakan ujian untuk kenaikan kelas. Aku dan teman-teman sekelasku seperti biasa, merasa gugup ketika melakukan ujian tersebut."Aku gugup sekali..," ucap Mihoshi dengan gemetar."Tenang saja, ujiannya sama seperti tahun lalu kok..," ucap Canis untuk menenangkan Mihoshi."Kalau aku, aku sangat percaya diri..," ucapku sambil tersenyum."Kamu hebat sekali, Kanaya-san..," ucap Ramaru dengan kagum."Tapi tahun ini sepertinya suram sekali..," ucapku."Mengapa kamu berkata begitu, Kanaya-san?" tanya Mizuno."Karena aku tidak melihat Danny-kun lagi disini..," jawabku dengan bersedih hati."Danny senpai kan sudah lulus tahun lalu..," ucap Nala."Aku tahu ... hanya saja, sepi rasanya..," ucapku sambil menghela nafas.Aku melihat murid-murid lain, namun kali ini yang aku lihat adalah Nozomi dan Mimi. Aku langsung saja membuang muka ke arah lain dikarenakan aku tidak ingin melihat mereka. Setelah beberapa orang selesai melakukan uji
3 hari lagi, aku berulang tahun. Namun entah mengapa tahun ini adalah tahun terburuk untukku. Di kamarku, aku menulis apa saja yang ingin aku lakukan di tahun ini pada secarik kertas. Aku menulis :1. Aku harus membuat dadaku lebih besar dari para gadis hama itu;2. Aku harus lebih imut dari para gadis hama itu;3. Aku harus membuat Danny-kun tersenyum kepadaku setiap hari;4. Aku harus membuat tubuhku lebih seksi dari para gadis hama itu;5. Aku harus melayani calon suamiku setiap hari;6. Aku harus menghajar para gadis hama;7. Aku harus mencium Danny-kun didepan para gadis hama itu.Itulah daftar yang aku inginkan untuk tahun ini. Lalu setelah aku selesai menulisnya, aku keluar dari kamarku untuk belanja makan malam. Namun ada sesosok gadis misterius memasuki kamarku yang tidak aku kunci, karena aku hanya pergi sebentar saja. Dia melihat daftar yang aku inginkan, lalu ia memotretnya dengan smartphone miliknya. Lalu ia pun keluar dari kamarku dan menemui ketiga sosok gadis yang lain
"Sebentar lagi perayaan Halloween akan tiba, namun bagaimana caranya aku bisa merayakan Halloween berdua saja dengan Danny-kun?" gumamku."Kalau begitu, aku harus membuat mereka berempat menjauh terlebih dahulu..," gumamku lagi."Mengapa kamu bergumam sendiri, kucing bau?" tanya Hinada."Bukan urusanmu, rubah betina..," jawabku."Haaaaa..," ucap Hinada dengan nada kesal."Apa...," ucapku dengan nada menantang.Aku dan Hinada saling bertatapan dengan wajah kesal sehingga menimbulkan aliran listrik."Bukankah sebentar lagi itu ada perayaan Halloween?" tanya Mimi."Memangnya ada apa dengan perayaan Halloween?" tanya Hatsuki."Kebetulan sekali, aku ingin merayakan Halloween dirumahku..," ucap Hinada."Aku tidak ikut..," ucapku datar."Tidak ada yang mengajakmu kok..," ucap Hinada dengan ketus."Aku hanya mengajak, Hatsuki-san, Nozomi-san, Mimi-chan, dan Da-kun..," lanjutnya."Kalau begitu, aku ikut..," ucapku sambil tersenyum."Karena kalau Danny-kun ikut, berarti aku sebagai tunangannya