Namaku adalah Kanaya Meissa, seorang Ultimate Kagura Dancer. Aku suka menari karena aku memang hobi menari serta aku juga suka memasak masakan apa yang tunanganku sukai dan untungnya dia juga suka. Walaupun beberapa kali gagal dalam memasak, tapi aku terus berusaha untuk melakukannya dan akhirnya berhasil.
Di kuil inilah aku dilahirkan, di kuil ini aku dibesarkan, dan di kuil ini aku bertunangan dengannya. Begitulah kisahku yang mungkin hanya biasa saja menurutmu namun hal terindah untukku. Aku dilahirkan tanggal 1 Januari yang bertepatan pada malam tahun baru, seketika itu ayah dan ibuku menyambutku dengan tangis dan senyum bahagia.
Sudah 2 bulan semenjak dirinya tinggal bersama kami. Dan kelihatannya dia sudah mulai terbiasa dengan keadaan kami. Dari mulai bangun pagi hingga tidur lagi, ternyata dia bisa membantu aku dan ibuku baik itu membersihkan kuil, memasak kue dan manisan, dan tak jarang pula di hari minggu dia mengajakku bermain, serta dia mau memperhatikanku
Saat masih SMP tahun kedua, aku dan Danny-kun pernah belajar bersama."Danny-kun ... soal ini bagaimana cara menyelesaikannya?" tanyaku mengenai soal Matematika."Soal ini? Kamu harus selesaikan persamaan ini dengan cara nilai x yang ditambah dan nilai konstanta yang dikalikan.," jawab Danny-kun.Danny-kun begitu dekat denganku sehingga membuat wajahku memerah."Ada apa Mei? Apa kamu sakit?" tanya Danny-kun.Danny-kun meletakkan telapak tangannya di keningku.*blush* aku tersipu malu."Tidak sakit kok ... tapi kenapa wajahmu memerah?" tanya Danny-kun lagi dengan polosnya."Apa kita istirahat dulu saja?" Tanya Danny-kun lagi setelah melepaskan telapak tangannya dari keningku."Kelihatannya begitu..," jawabku dengan pelan dengan wajah yang masih memerah."Oya Mei, tadi aku lihat ada kue di toko sebelah supermarket, rasanya enak ... bahkan tadi sore aku membelinya..," ucap Danny-kun."Bukankah banyak kue sekarang ini har
Seminggu lagi adalah ujian kenaikan kelas di Kibou Gamine Gakuen. Kami mempersiapkan bakat kami dan aku melakukan latihan di ruangan latihanku. Aku menari dengan luwes mengikuti alunan musik. Disekolah kami sangat unik, karena kami tidak ada ujian tertulis melainkan ujian praktek saja."Tuuuut .... tuuuut..," suara mail masuk ke smartphoneku."Semangat ya Mei untuk ujian naik kelasnya..," ucap Danny-kun di mail."Iya, Danny-kun juga ya..," balasku di mail dengan tersenyum.Setelah selesai latihan, aku pun beristirahat sambil minum teh dingin."Rumah ini sepi sekali ... dulu masih ada ayah dan ibu ... kemudian saat ayahku sudah meninggal, Danny-kun datang. Setelah ibuku meninggal, hanya ada aku dan Danny-kun. Kini setelah Danny-kun tinggal di apartemen, aku tinggal sendiri.," ucapku."Apa aku harus menjual rumah ini?" tanyaku sendiri."Sepertinya tidak, karena disini banyak kenangan yang kudapatkan sampai hari ini..," jawabku sendiri."
Setelah mengalami hal yang menegangkan minggu lalu, akhirnya sekolahku dan Danny-kun melakukan ujian akhir untuk naik tingkat. Aku naik tingkat kedua, sedangkan Danny-kun naik tingkat ketiga. Namun aku menyadari, aku bisa bertemu dengan Danny-kun setahun lagi. Karena itu, aku akan menghabiskan waktu bersama Danny-kun setahun ini untuk membuat kenang-kenangan yang tidak akan terlupakan olehnya.Setelah aku menyelesaikan ujianku, aku segera menemui Danny-kun yang berada di gedung yang berbeda. Ternyata pengujian Danny-kun belum dimulai. Aku mencari tempat duduk dimana aku bisa melihat Danny-kun dengan jelas.Aku menunggu giliran Danny-kun dengan sabar. Aku melihat semua bakat yang dimiliki oleh setiap murid disini. Ada yang membuatku tertarik, ada juga yang tidak. Tak lama kemudian, tibalah giliran Danny-kun. Aku memperhatikannya dengan serius dan tersenyum. Namun entah mengapa banyak murid-murid perempuan yang menonton Danny-kun tampil. Namun aku harus berpikiran positif
"Hari ini kita akan mengadakan pengadilan untuk terdakwa Kanaya Meissa..," ucap Hatsuki."Hei, apa-apaan ini ... aku tidak suka diperlakukan seperti ini..," ucapku sambil dalam keadaan terikat."Terdakwa tidak boleh berbicara sedikitpun..," ucap Hinada sebagai hakim."Dimana hakku untuk berbicara..," ucapku kesal.Nozomi mengikatku lebih kencang sehingga membuat tubuhku sakit."Hei ... sakit tahu!!??!!" ucapku kesakitan."Baiklah, kita mulai saja pengadilan ini..," ucap Hinada.Bagaimana bisa terjadi seperti ini? Kita kembali saat aku sudah selesai belanja dengan Danny-kun ketika pulang dari sekolah tadi."Apakah hanya ini saja, Danny-kun?" tanyaku."Ya, aku hanya ingin memakan makanan yang sederhana saja hari ini.," jawab Danny-kun."Oya Danny-kun, besok aku datang ke apartemenmu ya ... sekalian mau bermain dengan Shirou..," ucapku."Boleh ... kamu mau datang jam berapa, Mei?" tanya Danny-kun."Sekitar jam sepu
Aku sedang berada di tengah ring melawan Hatsuki. Sebelum pertarungan dimulai, kami saling bertatapan dengan mengancam satu sama lain dengan mata sayuku."Ternyata kamu pendek juga, kucing bucin.," ejek Hatsuki."Ternyata kamu rabun juga, ayam rabun..," balasku.Lawanku ini adalah seorang gadis yang memakai kacamata, dan yang anehnya adalah ia tak mau melepas kacamatanya."Nanti kacamatamu pecah loh..," ucapku dengan mengejek."Jangan khawatir, tanganmu tidak akan sampai ke pipiku..," balas Hatsuki."Kalau sampai, bagaimana?" tanyaku dengan mengancam."Gampang, tinggal aku buat babak belur wajahmu..," jawab Hatsuki dengan mengancam pula."Oya, pelatihmu itu baik ya..," ucap Hatsuki sambil tersenyum."Pasti ... bahkan dia keren..," ucapku sambil memuji Danny-kun."Kalau aku yang menang, boleh tidak..," ucap Hatsuki."Tidak boleh!!!" sanggahku."Apakah kamu menyukainya?" tanya Hatsuki."Tentu saja..," jawabk
Besok adalah hari yang diinginkan para gadis, yaitu balasan coklat dari orang yang disukainya."Aku penasaran apa yang akan diberikan oleh Danny-kun besok ... aku sudah tidak sabar..," ucapku sambil tersenyum."Aku juga.," ucap Hinada."Aku juga sama..," ucap Hatsuki."Aku juga sama..," ucap Nozomi."Ngapain kalian disini???!!!" ucapku dengan kesal."Terserah aku dong ... lagipula, tempat ini kan tempat umum..," Hinada juga berucap dengan kesal."Tapi ini di taman Kibou Gamine Gakuen..," ucapku dengan kesal lagi."Kalau begitu, aku boleh dong disini Meigomi..," ucap Nozomi."Kamu juga tidak boleh.," ucapku."Palingan kamu sedang menunggu Danny-san disini, bukan agar bisa menerima balasan darinya duluan..," ucap Hatsuki."Aku sedang tidak menunggunya kok ... Danny-kun yang mengajakku kesini..," ucapku."Benarkah? Hummm ... sepertinya aku tidak percaya..," ucap Hinada."Kalian bertiga sendiri, ada perlu apa
Bunga Sakura yang berjatuhan menandakan awal dari semester baru."Indahnya...," ucapku sambil berjalan perlahan dengan tersenyum."Selamat pagi..," ucap salah seorang murid Kibou Gamine Gakuen yang menyapa."Selamat pagi..," ucap salah seorang murid Kibou Gamine Gakuen yang lain.Aku berjalan perlahan agar aku bisa menikmati momen ini. Namun semakin lama, semakin kupercepat langkahku agar bisa bertemu dengan Danny-kun. Dan benar saja, aku melihat Danny-kun sedang menuju ke tempat yang sama denganku."Selamat pagi Danny-kun..," ucapku dengan tersenyum manis."Selamat pagi juga, Mei..," ucap Danny-kun sambil tersenyum pula."Mohon bantuannya untuk tahun ini ya, Danny-kun..," ucapku sambil tersenyum manis lagi."Iya, aku juga mohon bantuannya juga, Mei..," ucap Danny-kun sambil tersenyum juga.Aku merangkul tangan Danny-kun menuju Kibou Gamine Gakuen."Pagi-pagi ternyata sudah menyilaukan rupanya, Danny-san..," ucap Grace.
Di atap sekolah saat pulang sekolah"Ayo kita bertarung, Gadis Nyamuk..," ucap Mimi."Siapa yang kamu panggil Gadis Nyamuk, Gadis Gorilla...," ucapku kesal."Itu tidak pen .... siapa yang kamu panggil Gadis Gorilla itu huh!!!" ucap Mimi dengan kesal juga.Kami berdua saling bertatapan dan muncul aliran listrik."Baiklah kalau begitu, kita bertarung seperti apa?" tanyaku."Tentu saja kita bertarung dengan keimutan..," ucap Mimi sambil tersenyum namun mengejek."Kalau begitu, pemenangnya sudah jelas...," ucapku dengan sombongnya."Siapa? Aku ya?" ucap Mimi membalas kesombonganku."Dih ... kamu itu ya ... kamu mau kutinju sekarang??!!" ucapku dengan kesal."Ayo, sini..," ucap Mimi dengan menantang.Kami pun berkelahi sehingga menimbulkan polusi asap yang beterbangan disekitar kami. Selama 15 menit kami berkelahi, tidak ada satupun dari kami yang menyerah. Dan perlu kalian tahu, aku memakai seragam Kibou Gamine
Mimi POVAku bertemu dengan Danny onii-chan 3 tahun lalu saat aku masih menjadi seseorang yang pemalu diantara teman-temanku. Namun semua itu berubah berkat adanya Danny onii-chan yang telah merubahku menjadi lebih baik dari sebelumnya.Suatu hari Danny onii-chan sedang duduk di sebuah kafe dimana aku bernyanyi disitu."Suaramu bagus..," ucap Danny onii-chan sambil tersenyum."Te ... terimakasih..," balasku dengan gugup."Apakah kamu sering bernyanyi disini??" tanya Danny onii-chan.Aku mengangguk."Ini hadiah cincin untukmu..," ucap Danny onii-chan."Stooooopppp!!!" ucapku."Hei ... mengapa kamu berhentikan aku disaat sedang bagus-bagusnya bercerita..," ucap Mimi dengan kesal."Sejak kapan Danny-kun memberikan cincin kepadamu, huh?!?!" ucapku dengan nada kesal pula."Tentu saja sejak awal..," ucap Mimi dengan bangga."Baiklah kalau itu maumu ... aku akan melenyapkanmu sekarang juga..," ucapku sambil tersenyum dengan kepala berkedut."Ayo maju sini!?!" ucap Mimi dengan menantangku.Hi
Di sebuah ring tinju pada malam sebelum tahun baru, aku dan Mimi akan bertarung. MC tinju pun mulai memperkenalkan kami berdua. "Di sudut merah, dengan tinggi 158 cm, memakai pakaian santa, dan memakai sarung tinju berwarna pink, Kanaya Meiiiiisa..," ucap MC tinju. "Di sudut biru, dengan tinggi 148 cm, juga memakai pakaian santa, namun memakai sarung tinju berwarna pink, Tendou Mimi..," ucap MC tinju lagi. Lalu kami berdua menuju ke tengah ring untuk mendengarkan arahan dari wasit. "Baiklah, aku ingin pertarungan yang bersih ... tidak boleh menendang, tidak boleh menyikut, tidak boleh menyundul, dan tidak boleh menggigit..," ucap wasit. "Apakah kalian berdua sudah mengerti?" tanya wasit. Kami berdua mengangguk. "Sebelum dimulai pertandingannya, ada yang ingin kalian sampaikan?" tanya wasit lagi. "Pendek..," ejekku. "Bucin..," balas Mimi. "Setan kecil..," ejekku lagi. "Mata sipit..," balas Mimi lagi. Lalu kami pun menuju ke sudut ring untuk memasang mouth piece kami, dan ron
"Apa yang harus aku lakukan agar aku bisa berduaan dengan Da-kun?" gumam Hinada."Bukankah sebentar lagi Halloween?" gumam Hinada lagi."Aku rasa inilah saatnya untuk berduaan dengan Da-kun..," gumam Hinada lagi.Lalu 1 hari sebelum perayaan Halloween, Hinada memulai rencananya."Apakah aku bisa meminta tolong kepada kalian berempat?" tanya Hinada."Memangnya kamu mau minta tolong apa?" tanya Hatsuki."Aku ingin merayakan Halloween disini, tapi kita kekurangan bahan..," jawab Hinada."Mengapa tidak pakai yang ada saja?" tanyaku penasaran."Bukankah kalian ingin membuat Da-kun senang? Kalau iya, berarti kalian akan setuju dengan ideku ini..," jawab Hinada sambil tersenyum."Kelihatannya dia ini jujur..," gumam kami berempat secara serentak."Mana daftar bahannya?" tanya Nozomi."Sebentar..," jawab Hinada.Hinada lalu ke kamarnya untuk mengambil daftar bahan yang perlu dibeli, namun yang kami tidak tahu adalah, bahan tersebut sudah pasti sulit didapatkan, apalagi apabila bahan tersebut
"Sekarang saatnya bicara, Akuma Milku..," ucapku.Nozomi masih mengunyah makanannya lalu menelannya."Kalau kamu mau berbicara denganku, tunggu aku selesai makan..," ucap Nozomi."Mengapa kita tidak berbicara sambil makan saja?" tanyaku sambil tersenyum."Apakah ibumu tidak pernah mengajarimu, kalau kamu berbicara sambil makan itu sungguh tidak sopan..," jawab Nozomi.Aku hanya diam saja mendengarnya. Aku duduk menunggunya hingga selesai makan. Setelah Nozomi selesai makan, maka obrolan kami pun dimulai."Ada perlu apa, Meigomi? tanya Nozomi."Apa kamu menyebarkan kabar hoax ke Danny-kun??" tanyaku."Apa maksudmu??" tanya Nozomi lagi.Aku berdiri lalu mendekati Nozomi sambil menatapnya dengan tajam."Kamu tidak usah berpura-pura ... aku ada buktinya..," ucapku."Apa buktinya..," ucap Nozomi membalas tatapanku.Aku pun memberitahunya apa yang aku tahu, lalu Nozomi pun keringat dingin. Lalu aku menarik kerah baju Nozomi."Ternyata kamu kurang ajar ya ... kamu memfitnahku sehingga membua
"Kita putus..," ucap Danny-kun.Aku bingung harus merespon apa yang baru saja dikatakan oleh Danny-kun. Danny-kun lalu meninggalkan ruang tamu. Aku hanya bisa terdiam karena tidak mengerti apa yang telah terjadi. Aku lalu mencubit pipiku untuk mengetahui apakah kejadian ini hanya mimpi atau tidak.Namun ternyata terasa sakit, hal ini menunjukkan bahwa aku masih sadar."Mungkin aku terlalu lelah, lebih baik aku beristirahat saja ... siapa tahu saja, esok Danny-kun mengatakan tadi hanya bercanda semata.," gumamku.Aku pun kembali ke kamarku dan tidur. Didalam mimpi, perkataan Danny-kun masih terasa sakit karena Danny-kun tidak mencintaiku lagi. Aku pun merasa gelisah karena perkataan Danny-kun tadi. Esok paginya, saat aku hendak sarapan, aku melihat Nozomi sedang ngobrol bersama Danny-kun. Aku pun duduk diantara Nozomi dan Danny-kun agar Danny-kun hanya melihatku saja."Selamat pagi, Danny-kun..," ucapku dengan tersenyum manis."Selamat pagi juga, Mei..," balas Danny-kun sambil tersenyu
Aku dan seorang wanita bernama Sekar sedang berada di tengah ring dengan saling berhadapan. Sebelum memulai pertarungan, kami memakai name tag yang dikalungkan di leher kami.Aku melihat name tag punya gadis itu.Nama : Sekar Maharani ZeskiUmur : 29 tahunTinggi : 172 cmBerat badan : 60 kgUkuran payudara : F cupWarna sarung tinju : merahDan dia pun juga melihat name tagkuNama : Kanaya MeissaUmur : 18 tahunTinggi : 158 cmBerat badan : 48 kgUkuran payudara : B cupWarna sarung tinju : biru"Ternyata kamu kecil dan kurus juga ya ... tinggi 158 cm dengan berat badan 48 kg..," ucap Sekar dengan nada mengejek."Disamping itu juga, ukuran payudaramu itu kecil ya ... mungkin lebih baik kamu minum susu dulu sana..," ucap Sekar sambil mengejekku lagi."Dan umurmu itu baru 18 tahun ... lebih baik, kamu pulang saja ... siapa tahu ibumu mencarimu..," ucap Sekar sambil mengejekku sekali lagi.Aku langsung tersenyum dengan kepala yang berkedut."Ternyata kamu tinggi dan gendut juga ya ...
Seperti di tahun-tahun sebelumnya, Hope Peak's Academy selalu mengadakan ujian untuk kenaikan kelas. Aku dan teman-teman sekelasku seperti biasa, merasa gugup ketika melakukan ujian tersebut."Aku gugup sekali..," ucap Mihoshi dengan gemetar."Tenang saja, ujiannya sama seperti tahun lalu kok..," ucap Canis untuk menenangkan Mihoshi."Kalau aku, aku sangat percaya diri..," ucapku sambil tersenyum."Kamu hebat sekali, Kanaya-san..," ucap Ramaru dengan kagum."Tapi tahun ini sepertinya suram sekali..," ucapku."Mengapa kamu berkata begitu, Kanaya-san?" tanya Mizuno."Karena aku tidak melihat Danny-kun lagi disini..," jawabku dengan bersedih hati."Danny senpai kan sudah lulus tahun lalu..," ucap Nala."Aku tahu ... hanya saja, sepi rasanya..," ucapku sambil menghela nafas.Aku melihat murid-murid lain, namun kali ini yang aku lihat adalah Nozomi dan Mimi. Aku langsung saja membuang muka ke arah lain dikarenakan aku tidak ingin melihat mereka. Setelah beberapa orang selesai melakukan uji
3 hari lagi, aku berulang tahun. Namun entah mengapa tahun ini adalah tahun terburuk untukku. Di kamarku, aku menulis apa saja yang ingin aku lakukan di tahun ini pada secarik kertas. Aku menulis :1. Aku harus membuat dadaku lebih besar dari para gadis hama itu;2. Aku harus lebih imut dari para gadis hama itu;3. Aku harus membuat Danny-kun tersenyum kepadaku setiap hari;4. Aku harus membuat tubuhku lebih seksi dari para gadis hama itu;5. Aku harus melayani calon suamiku setiap hari;6. Aku harus menghajar para gadis hama;7. Aku harus mencium Danny-kun didepan para gadis hama itu.Itulah daftar yang aku inginkan untuk tahun ini. Lalu setelah aku selesai menulisnya, aku keluar dari kamarku untuk belanja makan malam. Namun ada sesosok gadis misterius memasuki kamarku yang tidak aku kunci, karena aku hanya pergi sebentar saja. Dia melihat daftar yang aku inginkan, lalu ia memotretnya dengan smartphone miliknya. Lalu ia pun keluar dari kamarku dan menemui ketiga sosok gadis yang lain
"Sebentar lagi perayaan Halloween akan tiba, namun bagaimana caranya aku bisa merayakan Halloween berdua saja dengan Danny-kun?" gumamku."Kalau begitu, aku harus membuat mereka berempat menjauh terlebih dahulu..," gumamku lagi."Mengapa kamu bergumam sendiri, kucing bau?" tanya Hinada."Bukan urusanmu, rubah betina..," jawabku."Haaaaa..," ucap Hinada dengan nada kesal."Apa...," ucapku dengan nada menantang.Aku dan Hinada saling bertatapan dengan wajah kesal sehingga menimbulkan aliran listrik."Bukankah sebentar lagi itu ada perayaan Halloween?" tanya Mimi."Memangnya ada apa dengan perayaan Halloween?" tanya Hatsuki."Kebetulan sekali, aku ingin merayakan Halloween dirumahku..," ucap Hinada."Aku tidak ikut..," ucapku datar."Tidak ada yang mengajakmu kok..," ucap Hinada dengan ketus."Aku hanya mengajak, Hatsuki-san, Nozomi-san, Mimi-chan, dan Da-kun..," lanjutnya."Kalau begitu, aku ikut..," ucapku sambil tersenyum."Karena kalau Danny-kun ikut, berarti aku sebagai tunangannya