"Pak Kai, apakah kamu masih mengingatku?" Jovan buru-buru melangkah maju untuk menyambutnya, tetapi hatinya merasa sangat gelisah.Memang benar dia mengenal Kai. Mereka pernah makan dan minum bersamanya, tapi itu hanya ketika dia memohon pada Kai untuk melakukan sesuatu. Dia tidak tahu apakah Kai akan menghormatinya. Jovan merasa tidak percaya diri."Apakah kamu Pak Jovan? Aku dengar kamu belajar di luar negeri. Kapan kamu kembali?" tanya Kai dengan antusias.Kai melihat Jovan memiliki hubungan yang baik dengan Keluarga Sharon. Kai harus bersikap sopan kepada siapa pun yang memiliki hubungan dengan Febi.Begitu melihat reaksi Kai, Jovan langsung bersemangat. "Aku baru saja kembali hari ini.""Apakah kamu memiliki hubungan yang baik dengan Keluarga Sharon?" tanya Kai dengan ragu.Sebelum Jovan menjawab, Santi sudah menjawab terlebih dulu, "Dia adalah pacar putriku. Mereka akan bertunangan dalam beberapa hari. "Saat ini, Santi merasa sangat bangga. Menurutnya, alasan Kai begitu sopan ke
Semua anggota Keluarga Sharon kebingungan. Mereka tidak dapat memahami situasi di depan mereka.Kai yang tadinya menghormati mereka, tiba-tiba menjadi gila."Pak Kai, kamu gila, ya? Kenapa kamu memukul Pak Jovan!" Saat dia melihat Jovan dipukuli, Anna menjadi sangat marah."Plak!"Kai mengangkat tangannya dan menampar wajah Anna dengan keras. "Diam, dia hanya anak orang kaya. Dia bukanlah siapa-siapa.""Bukankah kamu dan Pak Jovan memiliki persahabatan yang mendalam? Barusan, kita masih mengobrol dengan senang," ujar Anna."Persahabatan apa? Cuih!"Kai meludahi wajah Jovan dengan ekspresi menghina.Barusan, dia bersikap sopan kepada orang-orang ini karena Febi. Dia tidak pernah mengira orang-orang ini akan menindas Febi.Setelah orang-orang dari Sekte Jaguar memukuli Santi hingga sekarat, Kai baru memerintahkan untuk berhenti. Kemudian, dia melihat ke arah Dani sambil berkata, "Aku akan meninggalkan kontrak proyek Kelana, tapi ini untuk Nona Febi. Kalian jangan coba-coba menyentuhnya!"
"Ini rumahku, kenapa kamu ingin aku pindah?" Meskipun Febi sangat baik, bukan berarti dia lemah.Anna adalah sepupunya. Saat bertemu, Anna langsung menampar wajahnya sehingga Febi sangat marah. Sekarang, Anna bahkan ingin merampas rumahnya. Febi sangat marah hingga dia ingin memukulnya."Sebelum aku memberi tahu alasannya, aku ingin memperkenalkanmu pada seseorang terlebih dahulu," kata Anna sambil memeluk lengan Jovan. "Kamu kenal dengannya, 'kan?""Halo, Nona Febi, lama nggak bertemu," sapa Jovan sambil tersenyum.Setelah tidak bertemu selama beberapa tahun, Jovan menemukan bahwa Febi lebih cantik dari sebelumnya.Sebelum dia pergi ke luar negeri, dia pernah mengejar Febi. Namun, Febi mengabaikannya.Setelah pergi ke luar negeri beberapa tahun, dia masih merindukan Febi siang dan malam. Kemudian, dia bertemu dengan Anna.Karena Anna dan Febi adalah sepupu. Selain itu, penampilan mereka agak mirip. Jadi, Jovan menjadikan Anna sebagai pengganti.Namun, obsesinya untuk mendapatkan Febi
Saat dia berbicara, Anna melemparkan semua pakaian di lemari ke lantai, menginjaknya beberapa kali. Melihat ekspresi marah Febi, Anna merasa sangat bahagia."Aku nggak menginginkannya lagi, aku nggak menginginkan apa pun lagi. Kamu puas sekarang." Febi menangis dengan marah. Kemudian, dia berbalik dan hendak pergi."Tunggu!"Anna menghentikannya, lalu dia mengulurkan tangan untuk mengambil liontin Air Mata Malaikat di lehernya."Apa yang kamu lakukan? Ini hadiah dari suamiku, bukan dari Keluarga Sharon."Febi buru-buru menghentikannya. Dia tidak menginginkan apa-apa lagi, tapi liontin Air Mata Malaikat adalah hadiah pernikahan yang diberikan Leo padanya. Meskipun harganya tidak seberapa, liontin ini memiliki makna yang mendalam.Selain itu, Kai mengatakan bahwa ini adalah tanda ketua. Meskipun dia merasa Kai salah mengenalinya, dia tidak ingin memberikannya pada Anna. Jika liontin itu ketahuan, Kai pasti tidak akan melepaskannya."Aku nggak peduli apakah itu hadiah atau bukan. Saat dia
"Cari mati!"Bersamaan dengan teriakan marah, sesosok tubuh menerobos masuk dari jendela.Jovan terkejut dan berbalik dengan cepat. Dia melihat seorang pria dengan wajah tegas perlahan berjalan ke arahnya. Tatapan pria itu yang tajam membuat Jovan bergidik."Siapa kamu?"Orang yang datang tidak lain adalah Leo. saat dia kembali dari berbelanja bahan makanan, Leo mendengar Febi meminta tolong di pintu. Kemudian, Leo langsung memecahkan jendela dan masuk.Adegan di depannya membuat Leo sangat marah. Seketika, aura pembunuh yang menakjubkan muncul dari tubuhnya."Siapa pun yang berani menindas istriku. Aku akan membuat hidupnya sengsara!"Saat Febi melihat Leo kembali, dia sangat gembira. Namun, ketika dia berpikir Jovan adalah seorang seniman bela diri, Febi tiba-tiba menjadi khawatir. "Leo, dia adalah seorang seniman bela diri. Cepat pergi, tinggalkan aku sendiri."Leo berkata sambil tersenyum tipis, "Kamu adalah istriku. Kalau aku nggak peduli ketika kamu berada dalam bahaya. Aku
Leo mengulurkan jari dan menjentikkannya. Anna mendengar suara keras. Kemudian, botol anggur merah itu langsung meledak seolah-olah terkena peluru.Setelah itu, Leo menampar wajah Anna.Leo masih merasa kesal, jadi dia menampar Anna lagi dengan punggung tangannya.Anna benar-benar tertegun oleh pemukulan itu. Dia sangat pusing hingga terjatuh ke lantai.Dia adalah wanita yang cantik. Namun, saat ini wajahnya merah dan bengkak, sudut mulutnya berdarah. Beberapa giginya bahkan terlepas."Keluar sekarang! Kalau kamu nggak keluar, aku bunuh kamu!" Suara Leo terdengar dingin dan tanpa emosi.Leo sangat marah. Jika dia tidak kembali tepat waktu, dia tidak berani memikirkan konsekuensinya."Apakah wajahmu masih sakit?"Melihat wajah Febi yang merah dan bengkak, Leo merasa sangat tertekan."Nggak apa-apa, sebentar lagi aku akan baik-baik saja. Terima kasih telah menyelamatkanku." Febi menunjukkan ekspresi terima kasih. Leo telah menyelamatkannya dua kali.Tentu saja, ini tidak termasuk kejadia
Febi memutar bola matanya. "Kapan kamu akan mengubah kebiasaan menyombongkan diri? Meskipun kekuatanmu nggak buruk, kamu masih tertinggal jauh dengan ketua. Terlebih lagi, ketua nggak hanya mampu berperang, tapi dia juga mendirikan Perusahaan Aksara. Sementara kamu hanyalah penjaga keamanan di Perusahaan Aksara.""Aku tahu, apakah kamu mencuri ini?" Ekspresi Febi berubah drastis."Leo, kamu terlalu berani. Berani-beraninya kamu mencuri barang-barang ketua. Apakah kamu mau menantang maut?"Saat Febi berbicara, dia meletakkan liontin Air Mata Malaikat ke tangan Leo. "Cepat cari kesempatan untuk mengembalikan liontin ini. Kalau seseorang mengetahuinya, nggak ada seorang pun yang bisa menyelamatkanmu!""Apa yang kamu pikirkan? Bagaimana mungkin aku mencuri sesuatu?" Leo terdiam."Kamu bilang kamu nggak mencurinya. Bagaimana kamu menjelaskan benda ini? Apakah kamu mencoba memberitahuku bahwa benda itu diberikan oleh ketua?"Setelah Febi mengatakannya, dia merasa konyol. Namun, Kai menga
Febi tanpa sadar ingin melawan, tapi Leo memeluknya dengan erat. Selain itu, Leo masih memegang dagunya dengan tangan yang lain, sehingga Febi tidak bisa menghindarinya.Akhirnya, Leo mendapat kesempatan langka ini. Tentu saja dia ingin menikmatinya dengan baik.Ciuman itu berlangsung selama dua menit penuh, hingga Febi sedikit terengah-engah.Saat Leo melepaskan ciumannya, Febi terjatuh lemas ke pelukannya. Wajah Febi tampak semerah apel merah matang yang sangat menggoda. Begitu melihatnya, Leo merasa sangat ingin menggigitnya.Begitu Leo melihat penampilannya, jantungnya langsung berdebar kencang. Kemudian, Leo kembali mencium bibir Febi dan mendorongnya ke sofa.Awalnya, Febi tidak menolaknya. Namun, saat Leo mencoba melepas pakaiannya, Febi langsung panik. Dia segera mendorong Leo menjauh dengan tergesa-gesa, lalu berlari ke atas."Jangan lupa kita masih bertaruh. Aku pasti akan memenangkan taruhan itu. Tunggu saja untuk melahirkan anakku," canda Leo.Kemudian, Leo menutup matanya