Saat itu, anggota tubuh Bonar dipatahkan oleh Leo dan diafragmanya hancur. Kejadian ini membuatnya menjadi cacat.Meskipun ayahnya menyewa dokter terbaik dan menggunakan obat terbaik untuk membantunya menyambung kembali tulangnya yang patah, kondisi Bonar tidak dapat kembali ke keadaan semula.Dia bahkan lebih mustahil lagi untuk memulihkan diafragmanya yang hancur.Sekarang, Bonar hanya bisa mengandalkan kruk untuk berjalan.Hal yang membuatnya semakin tidak bisa diterima adalah lukanya juga telah memengaruhi sistem reproduksinya. Dia menjadi impoten dan tidak dapat merasakan kebahagiaan dalam hidup.Bonar mencoba untuk bunuh diri beberapa kali, tetapi dia gagal.Karena ayahnya, Nico, mengatur agar banyak orang mengawasinya siang dan malam. Tujuan Nico adalah untuk menyembuhkan sistem reproduksinya Bonar dan meneruskan garis keturunan untuknya.Keluarga Wandyasti tidak kekurangan putra. Namun, Nico hanya memiliki satu putra dan satu putri. Di mata keluarga besar, anak perempuan adalah
Belasan pengawal itu menyerbu ke depan. Mereka bersiap menangkap Leo dengan paksa.Leo tidak takut sama sekali. Dia malah menunjukkan senyuman sinis.Saat sekelompok pengawal itu mendekatinya, energi mengerikan tiba-tiba keluar dari tubuhnya. Kemudian, semua orang mendengar suara ledakan. Belasan pengawal itu langsung terlempar oleh energi menakutkan tersebut dan muntah darah. Kemudian, mereka terjatuh ke tanah dengan keras.Satu demi satu dari mereka tergeletak di tanah sambil meratap kesakitan.Setelah Gito melihat pemandangan ini, mulut dan matanya terbuka lebar. Ekspresinya tampak terkejut dan tidak percaya.Orang-orang yang mengintip dari kejauhan juga terkejut.Leo menunjukkan senyuman menawan, lalu dia berjalan selangkah demi selangkah ke arah Gito.Saat ini, Gito tiba-tiba tersadar dari lamunannya dan berkeringat dingin."Jangan mendekat, aku dari Keluarga Wandyasti." Gito sangat ketakutan sehingga dia terus berjalan mundur.Awalnya, dia mengira Leo hanyalah seorang master bias
Tidak lama kemudian, Gito bertemu dengan Bonar. Saat Bonar melihat penampilannya, dia juga sangat terkejut."Pak Gito, apa yang kamu lakukan? Siapa yang berani memukulmu seperti ini?" tanya Bonar dengan rasa ingin tahu."Pak Bonar, kamu harus membantuku!"Saat Gito melihat Bonar, dia seperti anak kecil yang diintimidasi di luar. Saat Gito pulang dan melihat Bonar, air mata mengalir dalam sekejap. Dia menangis dengan sangat sedih."Kamu sudah sangat tua, kenapa kamu menangis? Kalau ada yang ingin kamu katakan, katakan saja." Bonar terlihat sedikit tidak sabar.Kemudian, Gito menyeka air matanya dan berkata, "Pak Bonar, aku mencarikan dokter genius itu untukmu. Siapa sangka lelaki tua itu begitu sombong. Dia menampar wajahku. Aku ingin memberinya pelajaran, tapi aku nggak menyangka lelaki tua itu sangat kuat. Aku bukan tandingannya, jadi ...."Gito menceritakannya dengan berlebihan."Pak Bonar, lelaki tua itu sama sekali nggak menganggap serius Keluarga Wandyasti. Kalau kita nggak mengha
"Pftt!"Gito tidak tahan lagi. Dia sangat marah hingga dia muntah darah."Pak Gito!"Beberapa orang itu segera memapah Gito."Marah hanya akan mencelakai tubuhmu. Selama kamu berlutut dan bersujud untuk meminta maaf, aku akan memaafkanmu. Kita berdua bisa tenang, jadi kenapa nggak?" tanya Leo.Saat mendengarnya, Gito sangat marah hingga dia hampir muntah. Namun, begitu dia memikirkan pesan dari Bonar, dia mau tidak mau menahan amarahnya. Gito berlutut di depan Leo dengan kaki ditekuk."Maaf. Aku salah, tolong maafkan aku."Setelah berbicara, Gito bersujud pada Leo. Namun, matanya tampak penuh kebencian. Gito diam-diam bersumpah di dalam hatinya bahwa dia akan membayar sepuluh kali lipat untuk rasa malu hari ini.Leo tidak peduli dengan apa yang Gito pikirkan. Saat ini, dia berkata, "Demi berperilaku baik, aku akan memaafkanmu. Bangun dan pimpin jalan."Gito hanya bisa menahan amarahnya. Setelah itu, dia membawa Leo ke Kediaman Keluarga Wandyasti.Keluarga Wandyasti dikenal sebagai kelu
Bonar mengangguk, lalu dia memanggil seorang pelayan yang sakit parah.Pelayan ini menderita kanker hati stadium akhir. Penyakitnya sudah tidak dapat diobati. Dia hanya bisa mengandalkan obat penghilang rasa sakit untuk bertahan hidup dan menunggu kematian."Kalau kamu bisa menyembuhkan penyakitnya, aku akan percaya pada kemampuan medismu," kata Bonar."Dia hanya menderita kanker hati stadium akhir. Apa susahnya?" kata Leo dengan acuh tak acuh.Semua orang yang hadir terkejut. Leo mengetahui penyakit pelayan itu hanya dengan melihat wajahnya. Hebat sekali!Gito berkata sambil mendengus dingin, "Kamu pasti sudah bertanya sebelumnya, 'kan?"Bonar juga terlihat curiga. Leo bukannya tidak mungkin untuk menyelidiki penyakit pelayan itu terlebih dahulu. Bagaimanapun, penyakitnya bukanlah rahasia.Leo berkata sambil tersenyum lembut, "Melihat, mendengar dan bertanya, ini hanyalah keterampilan dasar pengobatan tradisional. Semua gejala pasien tertulis di wajahnya, jadi aku nggak perlu bertanya
Nico dan Dinda tiba-tiba kembali. Leo tidak menduga hal ini.Namun, Leo tidak takut. Keterampilan penyamarannya sangat luar biasa. Selain orang yang sangat mengenalnya, orang-orang mustahil untuk mengenalinya.Saat Nico mengetahui bahwa seorang dokter genius telah datang ke kediamannya dan mampu menyembuhkan putranya, dia sangat bersemangat.Nico hanya memiliki satu-satunya putra. Bonar adalah kebanggaan dan harapan terbesarnya. Selama dia bisa menyembuhkan Bonar, Nico akan melakukan apa saja.Jadi, dia buru-buru menyiapkan meja berisi makanan dan anggur mewah untuk menyambut Leo."Dokter Doni, bisakah kamu menyembuhkan penyakit tersembunyiku?" tanya Bonar dengan ekspresi penuh harap.Sebagai seorang pria, Bonar tidak merasa bergairah ketika melihat seorang wanita. Hal ini adalah hal yang paling menyakitkan di dunia."Temukan bahan obatnya dulu. Tiba saat itu, aku akan menyembuhkan penyakitmu sekaligus," kata Leo."Aku pikir kamu jelas-jelas membuat alasan atas ketidakmampuanmu," kata
Dinda ketakutan hingga wajahnya menjadi pucat.Nico buru-buru tersenyum dan menenangkan suasana. "Dokter Doni, tenanglah. Dia adalah gadis kecil yang nggak berakal sehat. Jangan pedulikan dia. Dinda, kenapa kamu masih berdiri di sana? Cepat minta maaf pada Dokter Doni!""Maafkan aku!" Dinda tampak tidak begitu bersedia meminta maaf."Kamu nggak memiliki ketulusan sama sekali. Bagaimana kamu bisa memintaku untuk memaafkanmu." Leo menunjukkan ekspresi masam."Menurutmu, apa yang dianggap ketulusan?" tanya Nico sambil tersenyum."Begini saja. Aku sudah sibuk sepanjang hari. Aku lelah. Ambilkan aku baskom berisi air untuk mencuci kakiku. Cuci kakiku dan aku akan memaafkanmu," kata Leo.Dinda berkata dengan marah, "Apa! Kamu ingin aku mencuci kakimu. Mimpi kamu!"Nico juga sangat marah, tetapi dia masih berharap Leo mengobati putranya. Jadi, dia menahan amarahnya."Dokter Doni, karena kamu lelah, aku akan mengirimmu ke kamar tamu untuk beristirahat. Nanti, aku akan mengatur seseorang untuk
"Aku lelah, tolong antar aku ke kamar tamu untuk beristirahat." Leo menguap.Agar bisa tetap aman, Leo ingin menghindari Brenda.Awalnya, Nico ingin memperkenalkan Leo kepada Hasan dan yang lainnya. Namun, Leo ingin beristirahat, jadi Nico mau tidak mau menyerah....Di ruang tamu!"Pak Hasan, Pak Jasron, Nona Brenda, kenapa kamu ada di sini?" tanya Nico dengan rasa ingin tahu.Brenda berkata sambil tersenyum, "Kami mendapat kabar bahwa Leo mungkin telah datang ke Kota Fello.""Apa beritanya dapat dipercaya?" tanya Nico dengan ekspresi terkejut."Seseorang telah melihatnya dengan matanya sendiri, jadi ini nggak mungkin salah. Dia masih terluka, jadi ini adalah kesempatan bagus untuk menyingkirkannya. Ini adalah wilayah Keluarga Wandyasti. Aku memberimu waktu tiga hari, bisakah kamu menemukannya?" tanya Brenda."Aku nggak berani mengatakan di tempat lain. Tapi kalau di Kota Fello, bahkan kalau dia bersembunyi di lubang tikus pun, aku dapat menemukannya!" kata Nico dengan ekspresi sombon