Share

BAB 7

Author: najmulathif
last update Last Updated: 2021-09-13 14:44:11

BAB 7

Yuda Hermawan.

Ya, Fara ingat. "Dia, kan, dulu pernah suka sama aku," ujar Fara mengenang masa-masa sekolahnya dahulu. Yuda, seorang anak laki-laki yang dengan terang-terangan menyatakan cinta pada Fara, pada zaman SMA.

"Konfirm jangan, ya?" gumam Fara. "Konfirm aja, deh! Kan udah masa lalu juga," imbuhnya.

Tangan Fara gatal untuk tak men-stalking profil Yuda. Fara baru tahu jika Yuda ternyata tinggal di Kota Metropolitan juga, sedangkan istri dan anaknya tinggal di kampung.

"Makin keren aja, dia sekarang," ujar Fara saat melihat foto-foto Yuda yang diunggah beberapa minggu lalu. Ternyata Yuda cukup aktif di sosial media membagikan kesehariannya.

Pikiran Fara membawanya mengembara ke belasan tahun silam. Di mana ia dan Yuda sedang sayang-sayangnya, dan kisah kasih mereka harus kandas karena Yuda memilih melanjutkan pendidikan di Jakarta.

Fara mengubah posisinya dari duduk menjadi tengkurap. Posisi seperti orang yang sedang dimabuk cinta. Namun, sebuah ketukan menyadarkannya dan membawanya kembali ke dunia nyata.

"Eza pulang, Bu!" teriak Reza dari luar sambil mengetuk pintu berulang kali.

Sengaja Fara mengunci pintu, karena ia takut kecolongan lagi seperti kemarin. Fara segera beranjak dari kasur, kemudian membukakan pintu untuk Reza.

"Sore banget pulangnya, Sayang?" tanya Fara lembut, sambil menutup pintu.

"Tadi Eza sama Nuri bantuin Kakak Rita masak dulu, Bu," ujar Reza polos, khas anak seusianya.

"Emang Kakak Rita masak apa?" sedilik Fara.

"Kakak Rita tadi masak ayam goreng, abis itu Eza sama Nuri makan dulu, Bu. Enak banget ayam gorengnya, sama kaya buatan Ibu," ujar Reza semangat.

Fara mengeyitkan dahi, setahunya Rita itu lebih suka fast food daripada masak sendiri. Namun, hal itu tak mungkin ia tanyakan pada anaknya.

"Ya udah, Eza mandi dulu, yuk! Udah bau acem!" ledek Fara sambil menutup hidungnya.

Reza tertawa melihat ekspresi ibunya, kemudian pergi ke kamar mandi. Saat tengah memandikan Reza, ponsel Fara berbunyi notifikasi dari aplikasi biru.

"Bu, HP Ibu bunyi, tuh!" ucap Reza yang mendengar bunyi HP Fara.

"Iya, nanti aja, kan, lagi mandiin Eza dulu," terang Fara sambil memakaikan handuk ke badan Reza.

"Nah, anak Ibu udah ganteng! Tinggal kerjain tugas dari Bu Guru, ya?" ajak Fara mengambil tas sekolah Reza.

Saat hendak mengambil tas Reza, HP Fara berbunyi kembali. Fara penasaran, siapa yang terus mengiriminya pesan.

"Yuda ...?" lirih Fara kemudian menutup mulutnya, ia takut terdengar oleh Reza.

Lengkungan tipis tersungging di bibir Fara, dan ia pun membalas pesan tersebut. Berbalas pesan dengan Yuda membuat Fara lupa waktu, sampai-sampai ia lupa untuk mengajari Reza belajar.

"Bu ... Ibu ...," Reza menarik-narik baju Fara.

Fara tersentak. Ia lupa jika harus mengajari anaknya. "Iya, Sayang? Yuk, belajar di depan," ajak Fara sambil mengetik pesan untuk Yuda. Saat mengajari Reza pun Fara tak fokus, karena kadang Fara melamun membayangkan masa lalu ketika mereka masih menjalin kasih.

"Bu, yang ini gimana?" tanya Reza menunjuk salah satu nomor di bukunya.

Fara menoleh, kemudian menyimpan ponselnya sejenak guna mengajari Reza belajar terlebih dahulu. Barulah saat Reza selesai, Fara mengambil kembali ponselnya.

Tak terasa senja sudah menyapa. Fara tergesa membereskan rumah, karena Dika akan marah jika ia pulang, rumah masih dalam keadaan tak sedap dipandang mata. Tak lama, terdengar suara deru motor Dika memasuki pelataran rumah. Fara yang sedang membersihkan diri, mempercepat ritual mandinya.

Setelah selesai berganti baju, Fara segera membuatkan secangkir kopi panas kesukaan sang suami.

"Ini, Yah," ujar Fara meletakkan kopi hitam di samping Dika yang tengah beristirahat di kasur lantai.

"Hmm ...." sahut Dika tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel yang layarnya retak akibat terjatuh.

"Ayah bilangin, tuh, si Andre, biar gak kirimin Ibu pesan terus!" ketus Fara.

Dika yang baru saja menyesap kopi hitamnya terhenti. Cangkir yang ia pegang masih menggantung di udara. 

"Masih kirim pesan?" tanya Dika dengan tatapan menyelidik.

"Iya!" sahut Fara sambil mengerucutkan bibirnya.

"Sini, Ayah lihat," pinta Dika menengadah meminta HP Fara.

Fara berlalu ke kamar mengambil ponselnya yang ia taruh di dekat tas sekolah Reza. Kemudian tangannya terulur menyerahkan ponsel pada Dika.

"Ibu gak usah kepedean, deh! Orang Andre cuma kirim pesan begini doang! Wajar kalo dia perhatian, kan, dulu Ibu suka nganterin Nuri sekolah. Udah ah, jangan punya fikiran negatif sama orang!" papar Dika sambil sesekali menyeruput kopinya.

Sontak ucapan Dika membuat Fara mencelos.

"Oya, satu lagi, sikap kamu biasa aja ke mereka! Jangan nunjukin kalo kamu gak suka, mereka juga saudara Ayah," jelas Dika. Fara mengerjapkan mata, tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

Malam kian larut, tetapi kelopak mata Fara terasa enggan untuk terpejam. Ia menoleh ke samping, dilihatnya Reza dan Dika yang sudah tertidur denga damai. Akhirnya, Fara mengambil ponselnya yang tergeletak di lantai, dan membuka aplikasi biru.

"Masih online aja jam segini?" tanya Yuda melalui messenger.

"Belum ngantuk," balas Fara sambil tersenyum.

Berawal dari pesan basa-basi, percakapan Fara dan Yuda menjadi semakin intim. Dari mulai membahas masa lalu, hingga membahas tentang rumah tangga masing-masing.

Fara terkesiap ketika Dika bangun, hendak ke kamar mandi. Cepat-cepat Fara menyembunyikan ponselnya di bawah bantal.

"Belum tidur, Bu?" tanya Dika dengan mata yang setengah terpejam karena masih mengantuk.

"Ibu gak bisa tidur, Yah," sahut Fara singkat.

Dika tak menanggapi karena ia sudah tak tahan untuk buang air kecil. Barulah setelah ia kembali, ia menyuruh Fara untuk segera tidur.

Fara mengangguk dan berpura-pura. Setelah memastikan Dika sudah kembali ke alam mimpi, Fara mengambil ponselnya dengan cepat.

"Yah, udah offline," desah Fara kecewa.

"Bu ...?" tanya Dika secara tiba-tiba yang membuat Fara terkejut dan spontan melempar HP-nya sembarang.

"I–iya, Yah," sahut Fara tergagap.

"Tidur!" titah Dika dengan menaikan suaranya satu oktaf.

Satu kata yang meluncur dari mulut Dika yang tak bisa dibantah. Fara mengambil ponselnya yang terjatuh tadi, dan menyimpannya di samping tas Reza. Gegas ia menarik selimut dan memeluk Reza, kemudian mencoba memejamkan mata.

Alunan suara Adzan sudah menggema di seluruh penjuru Ibukota, tanda bahwa hari sudah beranjak pagi. Fara terjaga dari tidurnya dan segera menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim.

"Selamat menunaikan salat Subuh." Isi messenger yang dibubuhi emoticon senyum dibelakangnya itu berasal dari Yuda.

Fara yang mendengar ponselnya berbunyi, segera mengambilnya, setelah sebelumnya menyimpan mukena pada tempatnya. Seulas senyum hadir menghiasi wajah Fara yang segar terbasuh air wudhu.

"Sepagi ini udah senyum-senyum sendiri sama HP," tegur Dika yang ternyata sudah bangun saat Fara sedang sholat. Posisinya yang berada di belakang Fara, membuat Fara tak menyadarinya.

Fara kaget bukan main mendengar suara bariton Dika. "Eh, Ayah udah bangun?" Kilah Fara menutupi rasa kagetnya.

"Pesan dari siapa?" tanya Dika dengan tatapan tajam.

Related chapters

  • Kamu Selingkuh? Aku Selangkah   BAB 8

    "Pesan dari siapa?" tanya Dika dengan tatapan tajam.Fara yang ditatap seperti itu menjadi salah tingkah. Dengan cepat, Fara mencari alasan agar suaminya tak curiga."Dari Raisa, katanya besok dia mau ke sini, mumpung libur," kilah Fara dengan degupan jantung yang saling berpacu. Takut jika Dika sadar Fara telah berbohong.Dika menatap mata Fara intense. Ia bisa merasakan jika istrinya itu berbohong, tapi sayangnya kebohongannya itu tak terlihat. Dika tidak menemukan kebohongan dari sorot mata Fara."Ooh ...," singkat Dika lalu beranjak ke kamar mandi.Ketika pintu kamar mandi tertutup sempurna, barulah Fara bisa bernafas lega. Segera ia mengatur nafasnya agar kembali normal, lantas ia me-log out aplikasi birunya.Setelahnya, Fara pergi ke dapur untuk merebus air guna membuat kopi hitam kesukaan Dika. Dika tak akan mau meminum kopi dari air termos, 'kurang nikmat' katanya. Selesai urusan kopi sang suami, Fara gegas mengerjakan tugas rumah la

    Last Updated : 2021-09-14
  • Kamu Selingkuh? Aku Selangkah   BAB 9

    Fara terkejut ketika sang suami menantangnya untuk membuktikan kebenaran ucapannya. Wanita itu nyaris terbawa emosi. Namun, dengan cepat ia menguasai diri. "Siapa takut?" Akhirnya, mereka semua berkumpul di rumah Rita selepas Isya. Tak hanya keluarga Dika dan Andre, tetapi Lina, kakak mereka yang tinggal di Bekasi pun turut hadir setelah dihubungi Dika. "Macam sidang keluarga," batin Fara melihat orang-orang yang duduk melingkar di atas karpet yang terlihat masih baru. Sedangkan anak-anak disuruh bermain di kamar, karena fasilitasnya lumayan lengkap. Hening. Semua tampak sibuk dengn pikiran masing-masing. Andre yang duduk di sebelah Rita, tetap saja mencuri pandang pada Fara, dan tertangkap oleh penglihatan Lina. Lelaki itu masih belum mengetahui, untuk apa mereka berkumpul. "Ehm ...." Lina berdehem sebelum memulai berbicara, ia merasa memang ada yang harus diluruskan diantara adik-beradiknya. "Fara ... Dika bilang sama saya kalo Andre sering

    Last Updated : 2021-09-15
  • Kamu Selingkuh? Aku Selangkah   BAB 10

    "Aku gak tahan lihat Fara, tubuhnya menggoda!" ucap Andre jujur. Saat mendengar pengakuan adik iparnya, dada Dika bergemuruh. Ia tak bisa menahan amarahnya pada lelaki yang mengaku tergoda oleh kecantikan dan juga kemolekan tubuh istrinya. Jika sekali lagi Andre memberikan shock terapi, bisa-bisa Risa tak sadarkan diri. "Kamu mau berubah, enggak?" tanya Lina tegas. Andre mengangguk. "Aku minta maaf, Kak," ujar Andre pada Lina. "Bukan ke saya, tapi ke Fara, Dika, sama Rita," ucap Lina, terlihat sekali ia ingin menyatukan keluarga adiknya. Sebagai anak tertua, ia mempunyai tanggung jawab menjaga kerukunan keluarga besarnya. Andre menatap Fara, kakinya mulai bergerak maju mendekati Fara. Namun, belum sampai ia ke hadapan Fara, Dika menghadangnya. "Gak usah deket-deket sama Fara!" seru Dika. "Aku minta maaf, Kak," ujar Andre pada Fara tanpa berjabat tangan. Tak ada kata yang terucap. Hening. Hanya isak tangis Rita yang terd

    Last Updated : 2021-09-17
  • Kamu Selingkuh? Aku Selangkah   BAB 11

    [Kalo kamu lagi sedih, hubungi aku aja.] Senyum Fara mengembang membaca balasan pesan yang kesekian dari Yuda. Hatinya yang hampir beku, seketika menghangat. Yuda bagai mood booster bagi Fara untuk saat ini. Ketika malam menyapa, Dika yang baru saja sampai di rumah, disuguhkan dengan pemandangan yang sangat indah. Istri dan anaknya yang sedang terlelap adalah lukisan yang paling indah yang Tuhan ciptakan untuknya. Fara terjaga ketika mendengar suara lemari terbuka. Didapatinya sang suami sedang berganti baju usai membersihkan diri. Fara terperanjat, dan segera bangun untuk membuatkan segelas kopi hitam panas. "Maaf, Ibu ketiduran," ucap Fara meletakkan gelas di atas karpet, kemudian duduk di sebelah Dika. Dika yang sedang meluruskan pinggangnya bangun. Ia terpana melihat Fara yang menurutnya begitu menarik malam ini. "Ayah juga lupa bilang, kalo hari ini lembur," sahut Dika menyesap kopinya, sambil matanya menatap Fara. Dika berfikir j

    Last Updated : 2021-09-18
  • Kamu Selingkuh? Aku Selangkah   BAB 12

    Bagai disambar petir, Fara yang tengah memegang panci dan menuang air panas ke dalam gelas untuk menyeduh kopi pun terkejut saat mendengar permintaan sang suami, hingga air dalam panci yang sedang ia tuang tumpah."Kamu kenapa, Bu?" tanya Dika ketika ia melihat air dalam panci itu tumpah."Gak kenapa-kenapa, kok, Yah," sahut Fara sambil meringis, karena terkena cipratan air panas."Ibu ...," teriak Reza membuat Fara tersadar."Iya, Ibu di dapur, Nak!" sahut Fara sambil mengaduk kopi hitam Dika. "Ibu ke depan dulu, ya, Yah," pamitnya tergesa pada sang suami.Fara bisa bernafas lega karena kali ini bisa menghindar dari Dika. Dika hanya memperhatikan Fara dari belakang sambil menyesap kopinya. "Ada yang perlu diselidiki, nih!" gumam Dika."Bu, lihat nih, Eza dikasi makanan banyak banget sama Tante Cacha!" seru Reza kegirangan."Banyak amat belanjanya, Sa?" tanya Fara memindai dua kantong plastik besar bertuliskan minimarket berlogo lebah

    Last Updated : 2021-09-19
  • Kamu Selingkuh? Aku Selangkah   BAB 13

    "Dari kapan, sih, HP Ibu dikunci segala?" tanya Dika mendapati ekspresi Fara yang berubah."Gak usah dikuncilah Bu, HP-nya. Biar kalo Ayah butuh tuh gampang," lanjutnya.Fara yang tengah membuat nasi goreng menghentikan aktifitasnya dan mendengarkan penuturan sang suami. Fara hanya terdiam tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dika yang melihat istrinya terpaku, hanya mendesah dan berlalu ke kamar mandi."Ayah buka-buka HP Ibu?" ketus Fara tak senang, saat Dika berjalan melewatinya."Iya," jawab Dika dengan entengnya sambil menyilangkan tangan di dadanya.Tatapan tak suka jelas tersirat di wajah cantik Fara yang tanpa polesan make up. "Biasanya juga Ayah gak suka buka-buka HP Ibu, kok!" ujar Fara menyelidik.Dika tampak gugup, tetapi sebisa mungkin ia menutupi kegugupannya itu. "Mau minta hotspot," singkat Dika.Fara melanjutkan kembali acara memasaknya. "Baru sekarang Ibu denger Ayah gak punya kuota, aneh! Biasanya juga sebelum kuota a

    Last Updated : 2021-09-21
  • Kamu Selingkuh? Aku Selangkah   BAB 14

    Betapa terkejutnya Dika, ternyata nomor tak dikenal itu sering menghubungi Fara. "Banyak juga percakapan mereka. Aku harus cari tahu siapa si anonim itu!" geram Dika sambil mengepalkan tangan.Tak hanya aplikasi berlogo telepon, Dika juga mengecek aplikasi berwarna biru. Ternyata percakapan mereka berawal dari sana. Tak mau kecolongan, Dika segera men-stalking akun yang bernama Yuda Hermawan tersebut. Dika baru mengetahui ternyata Yuda adalah teman Fara semasa sekolah dahulu."Hhmm ... pinter banget nyembunyiinnya, Bu," gumam Dika yang masih mencari info seputar kedekatan istrinya dengan temannya itu.Dika segera mengirimi Yuda pesan melalui inbox, agar ia berhenti menghubungi Fara. Setelah memastikan pesan terkirim, Dika menghapusnya kembali. "Yang udah jadi milik aku, gak boleh dimiliki orang lain," lirih Dika kemudian menyimpan kembali ponsel Fara.Beberapa hari setelah Dika mengirimi inbox pada Yuda, Fara terlihat murung. Dika berfikir, mungkin Yuda m

    Last Updated : 2021-09-23
  • Kamu Selingkuh? Aku Selangkah   BAB 15

    "Kamu ngapain aja sampe gak sempet masak? Padahal udah aku kasih uang buat belanja biar hemat! Kalo beli terus, ya, boros nanti!" Emosi Dika masih bisa dikontrol. "Atau kamu terlalu sibuk balesin pesan sama teleponan? Sama nomor yang sengaja gak kamu kasih nama itu?" tuding Dika yang sukses membuat Fara mati kutu.Segala praduga hadir di pikiran Fara, ia tak menyangka apa yang ia sembunyikan selama ini akan terbongkar secepat ini."Kamu heran kenapa aku bisa tau?" tanya Dika, karena melihat Fara yang tak kunjung menjawab."Jangan bilang Ayah buka-buka HP Ibu?" Fara memastikan."Loh, emangnya kenapa? Salah? Enggak, 'kan? Aku buka HP istri aku sendiri, kok!" jawab Dika pongah.Fara menunduk, susah payah ia menelan salivanya. Ia bingung harus menjawab apa."Buat apa juga kamu chat-an sama dia? Aku tahu, kok, kalo dia juga udah punya anak istri. Kamu jangan jadi pelakor," tuding Dika tajam.Ucapan Dika itu langsung membuat Fara mendongak.

    Last Updated : 2021-09-24

Latest chapter

  • Kamu Selingkuh? Aku Selangkah   BAB 22

    "Ibu udah pikirin mateng-mateng, Yah. Ibu juga udah telepon orang rumah, 'kan ada Raisa yang bisa bantuin jaga Arif," tutur Fara meyakinkan suaminya. "Jadi gimana, Yah, boleh engga?" tanya Fara meminta kepastian."Kapan interview-nya? Kalo jadi 'kan kita harus pulang kampung dulu buat anterin Arif, Bu," ujar Dika akhirnya setelah cukup lama terdiam.Fara menatap Arif yang sedang tidur pulas, dielusnya pucuk kepala sang anak, kemudian dicium pipinya yang sudah tak chuby lagi. Ada rasa kasihan yang menghinggapi hatinya. Tapi jika ia tak 'tega', maka kehidupan mereka tidak akan berkembang, begitu menurut Fara. Ia membuang nafas kasar, mencoba melepaskan sesuatu yang menghimpit dadanya."Kapan Ayah bisa anter? Kalo bisa sih, secepatnya," ujar Fara berfikir lagi. "Rita cuma bilang, sesiapnya aku aja, baru ke kantor, gitu," imbuhnya.Dika mengerutkan kening tanda sedang berfikir. "Lusa, bisa kayaknya, Bu." Lalu meminum kopi yang sudah disediakan oleh Fara sejak

  • Kamu Selingkuh? Aku Selangkah   BAB 21

    Mata Fara mengisyaratkan supaya Raisa membuka pintu. Dengan malas, Raisa beranjak, dan membuka pintu."Kak Dika?" ucap Raisa.Dika yang datang dengan pakaian casual-nya terlihat menenteng sebuah kantong plastik bertuliskan nama salah satu gerai ayam goreng terkemuka yang berlogo orang tua memakai kaca mata dan berdasi pita.Raisa kaget karena yang mengetuk pintu kontrakan adalah Dika. Untungnya Raisa bisa dengan cepat mengendalikan dirinya. "Eh, Kak Dika. Masuk, Kak," ujar Risa mempersilakan kakak iparnya masuk.Setelah masuk, Dika langsung disambut oleh Reza. Apalagi setelah ia melihat ayahnya membawa ayam yang ingin ia makan."Horeee, Ayah bawain ayam. Tante gak usah minta!" ketus Reza sambil menatap Raisa. Ia terkekeh melihat tingkah laku keponakannya.Sebetulnya, Raisa sudah tahu jika Dika akan datang, tapi ia tak menyangka Dika akan datang secepat ini. Itulah sebabnya ia menolak saat Reza mengajaknya pergi keluar. Raisa melirik Fa

  • Kamu Selingkuh? Aku Selangkah   BAB 20

    "Asiik, beneran ya, Yah?" sahut Reza kegirangan, yang sukses membuat Fara dan Raisa berpandangan, tak percaya atas apa yang mereka dengar.Ketika sambungan telepon terputus, Raisa langsung menoleh kearah Fara. "Beneran, Kak, Kak Dika bakal kesini?" tanya Raisa.Fara mengangkat bahu tanda tak tahu. "Liat aja nanti," celetuknya.Menjelang malam, hawa panas yang sedari siang setia menemani, masih saja terasa. Meskipun baling-baling kipas sudah berputar kencang, tetap saja tak bisa mengusir rasa panas yang menyerang tubuh."Tiap hari panas kayak gini, ya, Sa?" tanya Fara sambil mencepol rambutnya kemudian meraih kipas tangan yang tergeletak di dekat TV."Ya ... gitu deh, Kak!" sahut Raisa menyuapkan cemilan ke mulutnya.Fara terus saja mengibaskan kipas ke wajahnya. "Masih mending di Jakarta ya, berarti," ungkap Fara."Wajarlah, Kak, disini 'kan daerah industri, banyak pabrik, jadi suhunya ya diatas rata-rata," jelas Raisa dengan mulut ya

  • Kamu Selingkuh? Aku Selangkah   BAB 19

    Sampai suatu hari, Fara diminta datang ke Jakarta, untuk dikenalkan pada keluarga Dika. Fara pun mengutarakan permintaan Dika kepada orang tuanya. Namun Bu Anis, ibu Fara, terlihat keberatan jika Fara pergi ke ibukota."Tenang, Bu, Fara gak bakal Bapak izinin pergi sendiri, apa kata orang nanti? Bapak ikut ke sana buat nemenin Fara, sebagai perwakilan keluarga. Lagian Fara juga belum tahu di mana alamat pastinya," ujar Pak Adi mencoba meyakinkan istrinya.Bu Anis tampak menimbang-nimbang ucapan suaminya. "Kapan rencana kalian berangkat? Nanti Ibu cariin oleh-oleh buat calon besan," wajah Bu Anis berangsur seperti semula."Kata Bang Dika, sih, kalo bisa minggu ini, Bu," ujar Fara."Ya udah kalo gitu, besok Ibu cari oleh-olehnya," sahut Bu Anis sambil berlalu ke dapur.***Hari yang ditunggu-tunggu oleh Fara pun tiba, sedari tadi pagi, Fara dan Pak Adi bersiap ke Jakarta dibantu Bu Anis."Kami berangkat, Bu," pamit Pak Adi pada istrinya

  • Kamu Selingkuh? Aku Selangkah   BAB 18

    "Kakak diem aja? Gak ngelawan?" cecar Raisa tak habis fikir. "Kasih tahu Bapak aja, ya?" usul Raisa. "Jangan!" sanggah Fara cepat sambil menggeleng. Risa menatap wajah cantik kakaknya yang tak terkikis oleh usia. Sosok yang selalu menolongnya saat ia sedang kesusahan, yang tak pernah marah padanya meskipun Raisa melakukan kesalahan. Raisa tak rela jika kakaknya diperlakukan seperti itu. "Tapi ini udh termasuk KDRT, Kak!" paksa Raisa. "Kakak tahu, tapi ini gak semudah yang kamu bayangin, Sa," ucap Fara. Lalu pikirannya menerawang ke masa enam belas tahun yang lalu, saat mereka masih melakukan Long Distance Relationship. Raisa yang mendesak Fara supaya ia bercerita tentang masa lalunya, diangguki oleh Fara. *** Saat itu, hari sedang hujan lebat, Fara sedang berada di kamar menemani Raisa kecil belajar. Tiba-tiba saja pintu depan diketuk, dan tak lama terdengar suara pintu terbuka. Samar-samar terdengar Pak Adi, Bapak Fara sedang berbincang-binca

  • Kamu Selingkuh? Aku Selangkah   BAB 17

    "Selagi kamu belum mengakuinya, jangan harap aku bakal lepasin!" bisik Dika yang membuat bulu kuduk Fara berdiri.Fara berfikir sejenak sambil sesekali meringis, karena rupanya Dika tak main-main dengan ucapannya. Akhirnya dengan penuh perhitungan, Fara pun mengangguk.Melihat Fara mengangguk, justru malah membuat Dika murka. Dihempaskannya Fara ke atas kasur dengan kasar, kemudian ia mengacak rambutnya frustasi. Sebenarnya Dika sudah berjaga-jaga jika jawaban Fara menyakiti hatinya. Namun, melihat langsung kenyataan yang ada di depan mata ternyata lebih menyakitkan. "Kenapa, sih, sekarang kamu jadi pembangkang gini?" tanya Dika kesal.Fara yang dihempaskan oleh Dika secara spontan itu memantul dan hampir mengenai Reza. Segera ia duduk lalu mengelus lengannya, yang tentu saja masih menyisakan lukisan tangan Dika yang berwarna merah karena cekalan yang cukup lama lagi kuat.Air mata pun masih saja saling berlomba turun ke pipi Fara yang mulus meskipun usia

  • Kamu Selingkuh? Aku Selangkah   BAB 16

    "Satu lagi, Ayah minta Ibu jangan berhubungan lagi sama temen Ibu itu. Kalo masih berhubungan, Ayah gak segan buat kasi tahu keluarganya," ancam Dika yang sukses membuat Fara membeku di tempat.Setelah berbicara seperti itu, Dika segera menghabiskan sarapannya dan berangkat bekerja. Fara mencium punggung tangan suaminya meskipun dalam hatinya sungguh ia merasa enggan.Fara segera membersihkan rumah selepas keberangkatan suaminya. Dimulai dari membereskan bekas makan Dika, sampai merendam pakaian kotor. Fara yang sedang menuangkan detergen liquid ke dalam ember dikejutkan dengan kedatangan Reza."Bu ...," ucapnya sambil mengucek-ngucek matanya."Duuh, Eza bikin Ibu kaget aja," kata Fara. "Eza mau sarapan?" tawarnya.Reza mengangguk kecil mengiyakan tawaran ibunya. Fara tersenyum melihat Reza yang masih sesekali menguap. Dilapnya tangan yang masih basah ke bagian belakang bajunya. "Cuci muka dulu, yuk?" ajak Fara menggandeng Reza.Dengan mata

  • Kamu Selingkuh? Aku Selangkah   BAB 15

    "Kamu ngapain aja sampe gak sempet masak? Padahal udah aku kasih uang buat belanja biar hemat! Kalo beli terus, ya, boros nanti!" Emosi Dika masih bisa dikontrol. "Atau kamu terlalu sibuk balesin pesan sama teleponan? Sama nomor yang sengaja gak kamu kasih nama itu?" tuding Dika yang sukses membuat Fara mati kutu.Segala praduga hadir di pikiran Fara, ia tak menyangka apa yang ia sembunyikan selama ini akan terbongkar secepat ini."Kamu heran kenapa aku bisa tau?" tanya Dika, karena melihat Fara yang tak kunjung menjawab."Jangan bilang Ayah buka-buka HP Ibu?" Fara memastikan."Loh, emangnya kenapa? Salah? Enggak, 'kan? Aku buka HP istri aku sendiri, kok!" jawab Dika pongah.Fara menunduk, susah payah ia menelan salivanya. Ia bingung harus menjawab apa."Buat apa juga kamu chat-an sama dia? Aku tahu, kok, kalo dia juga udah punya anak istri. Kamu jangan jadi pelakor," tuding Dika tajam.Ucapan Dika itu langsung membuat Fara mendongak.

  • Kamu Selingkuh? Aku Selangkah   BAB 14

    Betapa terkejutnya Dika, ternyata nomor tak dikenal itu sering menghubungi Fara. "Banyak juga percakapan mereka. Aku harus cari tahu siapa si anonim itu!" geram Dika sambil mengepalkan tangan.Tak hanya aplikasi berlogo telepon, Dika juga mengecek aplikasi berwarna biru. Ternyata percakapan mereka berawal dari sana. Tak mau kecolongan, Dika segera men-stalking akun yang bernama Yuda Hermawan tersebut. Dika baru mengetahui ternyata Yuda adalah teman Fara semasa sekolah dahulu."Hhmm ... pinter banget nyembunyiinnya, Bu," gumam Dika yang masih mencari info seputar kedekatan istrinya dengan temannya itu.Dika segera mengirimi Yuda pesan melalui inbox, agar ia berhenti menghubungi Fara. Setelah memastikan pesan terkirim, Dika menghapusnya kembali. "Yang udah jadi milik aku, gak boleh dimiliki orang lain," lirih Dika kemudian menyimpan kembali ponsel Fara.Beberapa hari setelah Dika mengirimi inbox pada Yuda, Fara terlihat murung. Dika berfikir, mungkin Yuda m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status