Beranda / Pernikahan / Kamu Menidurinya? / 06. “Kau datang?" S — 2

Share

06. “Kau datang?" S — 2

Penulis: Lusia
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-09 02:41:20
Pemandangan kota Jakarta terlihat jelas dari jendela kaca hotel berbintang. Satu meja besar di isi oleh rekan kerja profesi sebagai Dokter dan perawat yang sudah mengenal Alia dan Abian cukup lama. Para wanita berpenampilan glamor dan cantik.

Acara makan malam sebagai pertemuan pertama Alia dan Abian sekembalinya di Jakarta dari Amerika. Sekembalinya Alia Abian yang tidak disangka-sangka mengejutkan mereka.

“Kemarilah dan duduk, Al,” ucap Ayora, sahabat Alia. Dia menepuk kursi agar Alia duduk di sana.

Sebelum Alia datang, mereka tengah mengobrol ringan.

Ya. Hanya beberapa orang saja yang datang di acara dinner. Ayora, Juwita, dan Elvan.

Alia tersenyum mengangguk, duduk di samping Ayora dan sekaligus duduk di sebelah suaminya. Meletakkan minuman di depan Abian, tersenyum manis sembari mengelus lembut lengan Abian dengan tatapan romantis.

“Sudah lama tidak bertemu. Kalian sehat semua?” sapa Alia, menatap mereka bergantian.

“Tentu saja! Seharusnya kita sering bertemu,” jawab Juwita.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kamu Menidurinya?   07. Mencari Gaun — S 2

    Alia dan Abian berada di mobil menggunakan sopir pribadi, mereka berdua pergi ke toko pakaian. Mencari pakaian untuk hadir ke acara pernikahan Fahmi. Ya, Alia ingin tampil kece dan cantik di pesta pernikahan, mengenakan gaun pesta modern agar menjadi pusat perhatian. Gaun dengan desain model simpel dan elegan. Saat sampai di toko milik Designer terbaik di kota itu—mempunyai koleksi terbaru tak kalah cantik dengan koleksi lamanya. Keduanya di sambut ramah dan di sapa hangat oleh para pelayan. Ada salah satu pelayan yang menawarkan bantuan. “Ada yang bisa saya bantu, Kak?” “Saya ingin mencari gaun pesta dan setelan jas untuk suami saya,” jawab Alia memberi tahu ke pelayan. “Baik.” Pelayan sangat sopan. “Mau melihat gaun pesta terlebih dahulu? Kebetulan ada gaun cantik koleksi terbaru dari kami,” lanjutnya memberi tahu. “Boleh, deh,” putus Alia. “Mari silahkan.” Alia pun menggandeng lengan Abian dengan semangat, mengikuti langkah pelayan itu. Sepanjang langkah mata Alia mengedar

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-18
  • Kamu Menidurinya?   08. Ejekan! — S 2

    Tiffany tak peduli ucapan Misella. "Mama melakukan ini demi pernikahan kamu," pungkas Tiffany membela diri. Dia tidak kapok untuk kembali menekan panggilan ke nomor di kontaknya. Hampir semua nomor orang yang tersimpan di ponsul sudah dihubungi dan hanya beberapa saja yang menerima undangannya. "Hallo, Bu. Ini saya Tiffany, istri dari Pak Robert," sapa Tiffany dengan nada ceria dan semangat ketika panggilan sudah terhubung. Tiffany menelfon istri dari pemilik perusahaan yang pernah bekerja sama dengan perusahaan milik suaminya. "Oh, hallo ... Tiffany? Astaga! Sudah lama tidak berbincang denganmu," balas wanita bernama Carisa itu tak kalah semangat. Tiffany mengembangkan senyuman mendengar respon dari Carisa itu, ikut bersemangat dan terbawa suasana heboh. "Benar! Sudah lama tidak bertemu. Bagaimana kabar Anda?" "Tentu saja baik-baik saja!" jawab Carisa. "Oh, ya. Dengar-dengar putrimu sudah melahirkan?" "Benar sekali. Misella melahirkan seorang putri cantik, wajahnya mirip den

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-30
  • Kamu Menidurinya?   09. Baby's Breath — S 2

    Di tengah malam. Fahmi melangkah pelan sambil memegang segelas anggur merah. Lelaki berkaos putih itu berdiri menikmati pemandangan kota Jakarta dari ketinggian di kaca besar dan lebar. Tangan kanan tenggelamkan di kantong celana, sedangkan tangan kiri memegang gelas anggur. Sesekali meneguk anggur itu sedikit demi sedikit. Senyuman tipis terlihat jelas. Suasana hatinya sedang happy. Rasanya tidak pernah menyangka. Kehidupan bagaikan roda berputar. Dulu Fahmi mengira dirinya akan jatuh miskin setelah bercerai. Siapa sangka setelah bercerai dan keluar dari penjara hidupnya berubah total! Tinggal di apartemen Belleza, apartemen khusus orang yang mampu dan berduit saja. Dering ponsel menandakan ada panggilan masuk. Fahmi menggerutu kesal karena merasa terganggu sekali disaat sedang menikmati keindahan kota di malam hari, namun mau tidak mau harus melihat siapa yang menelponnya. Lelaki itu memutar badan untuk mengambil ponsel yang masih menyala. Dengan cepat mengangkat panggilan itu,

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-17
  • Kamu Menidurinya?   10. Wedding Party — S 2

    Satu minggu kemudian .... Tibalah di hari H. Hari pelaksanaan pesta pernikahan yang telah ditunggu dan dinantikan. Dengan tema taman atau outdoor. Ya, lebih tepatnya di laksanakan di belakang apartemen Belleza, tersedia taman yang sangat luas. Kursi putih berjejer dan berbaris untuk para tamu menyaksikan pernikahan paling depan. Tidak hanya itu, ada kursi dengan meja bundar untuk duduk sambil menikmati makanan, minuman. Rerumputan hijau terlihat segar. Banyak dekorasi yang dihiasi bunga baby's breath, sehingga mempercantik tempat itu. Wedding welcome sign dari acrylic stand bertulis 'Welcome to the wedding of Misella and Fahmi' di samping pintu masuk. Di sebelah acrylic stand, ada foto prewedding Misella dan Fahmi sedang bergandengan tangan. Tersedia juga meja panjang khusus berisi minuman dan makanan diperuntukkan para tamu yang haus ditambah perut keroncong, mulai dari berbagai macam menu appetizer, main course, dan dessert. Semua tersedia di atas meja, tampak lezat dan sudah je

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18
  • Kamu Menidurinya?   11. Sahabat Menjadi Musuh — S 2

    "Oh, astaga!" Suara itu dari seorang wanita cantik tiba-tiba masuk ke dalam kamar. Dengan tepuk tangan hebohnya berjalan mendekati Misella yang sedang duduk di sofa panjang ditemani bridesmaids sambil menunggu acara pernikahan di mulai. Mata Misella langsung tertuju pada sang wanita itu. Kedua netra membulat sempurna melihat siapa yang datang. Siapa sangka yang masuk ke dalam kamarnya tanpa izin, ialah mantan sahabatnya dulu. "Bagaimana dia bisa masuk?!" celutuk Misella dalam hati. Misella sangat emosi kepada penjaga yang tidak bejus menjaga di depan pintu kamar agar tidak ada yang masuk ke dalam kamar kecuali keluarga. Langkah pelan wanita itu yang akan sampai di depannya—membuat Misella tidak mengedipkan mata sekalipun. Dia tampak syok dan dibuat terkejut dengan kedatangannya secara tiba-tiba. Di tengah rasa keterkejutan, ingatan masa lalu terputar di otak. Kenangan manis dan pahit. Kenangan manis saat tertawa lepas bersama sahabat. Kenangan pahit atas kejahatan yang pernah

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18
  • Kamu Menidurinya?   12. Wedding Day — S 2

    Semua para tamu undangan sudah hadir. Mereka tampak antusias menunggu Misella dan Fahmi. Rasa penasaran bagaimana wajah cantik dari pengantin putri. Akhirnya yang ditunggu-tunggu telah tiba. Semua tamu bertepuk tangan meriah dan heboh saat mempelai wanita muncul bersama sang ayahnya. Sementara Fahmi sudah berdiri di sana sedari tadi, menunggu calon istri. Master of Ceremony atau sebagai pemandu sebuah acara dengan ceria mengiring acara. Apalagi saat Misella berjalan beriringan dengan Robert—ayah Misella. MC heboh sendiri ditambah suara tepuk tangan para tamu. Misella memakai Dreamy Gown penuh kilaun berwarna putih—membuatnya bak Putri sangat cantik, apalagi veil serasi dengan gaun. Gaun bagian leher terpotong membentuk V dengan model sabrina, dan gaun cantik itu memiliki bentuk mengambang bagian bawah. Hair style sanggul twisted dengan hiasan baby's breath flower. Beberapa anak rambut dibiarkan jatuh membuat kesan lebih anggun. Make up terlihat flawless dengan nuansa peach di bagi

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Kamu Menidurinya?   13. Mantan Istri — S 2

    "Astaga! Mengapa kamu sangat cantik!"Misella tersenyum ramah menanggapi pujian. "Terima kasih," ucapnya.Hanya beberapa orang saja yang tidak suka atas pernikahan mereka. Sorot mata penuh ketidaksukaan dan kebencian. Termasuk mantan sahabat Misella, wanita itu berkali-kali menyunggingkan senyuman miring. Tidak hanya Marsha, beberapa Dokter dari rumah sakit Fortis yang diundang tampak membenci kedua orang itu."Cium!"Teriakan keras menyuruh pasangan itu berciuman. Sontak orang lain ikut berteriak menginginkan Fahmi dan Misella berciuman di depan banyaknya para tamu."Cium! Cium! Cium!"Pipi Misella memerah seketika. Hah? Berciuman ditonton semua orang di acara pernikahan? Ah ... Misella sangat malu."Cepatlah cium mempelai wanitanya!"Akhirnya Fahmi dan Misella saling berhadapan dan tatapan. "Ayo lakukan," ucap Misella setengah berbisik."La-kukan apa?" tanya Misella. Suaranya terdengar lirih."Ayo ki

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20
  • Kamu Menidurinya?   14. Tamu tak Diundang — S 2

    "Sedang apa kamu di sini?" Fahmi bertanya dingin usai mendekati Alia dengan wajah sungguh tidak enak untuk dilihat. Ya, Fahmi tak mengharapkan kehadiran Alia.Niat Tiffany mengusir Alia kian diurungkan, berdiri tegak di samping Misella. Sementara Misella memasang ekspresi tegang, menggertakan gigi, dan tangan mengepal kuat. Tak berkedip melihat pemandangan di depan mata.Persetan dengan mantan istrinya!"Huh! Bagaimana bisa dia ada di sini?! Pasti Mas Fahmi yang mengundangnya!" duga Misella dengan kesal setengah mati pada Fahmi, dia yakin seratus persen dugaan benar. "Tidak habis pikir! Aku tidak mau tahu. Wanita tidak tahu diri itu harus pergi sekarang!" batin Misella.Kaki Misella baru melangkah satu langkah, berhenti seketika ketika tangan besar milik Robert menahan. Dengan gelengan kecil bertanda Misella harus tetap berdiri di sana. "Aish ... Menyebalkan sekali!" sunggut Misella."Biarkan saja dulu mereka berbicara." Robert bersuara."Tapi, Pa ...." "Sudah, diam saja. Apa kamu

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-21

Bab terbaru

  • Kamu Menidurinya?   140. —THE END — S 2

    Para tamu bertanya-tanya termasuk Misella ikut terheran. Sontak Abian dan Alia menutup mulut tak percaya. Dikejutkan dengan kehadiran kedua orang tua Abian yang tiba-tiba datang bergabung di acara tersebut. Tak disangka-sangka mendapat surprise dari keluarga Abian. Ayah Mario, Ibu Caroline, Kak Amber dan juga Xylia si gadis kecil bule dengan rambut pirangnya."Sepertinya mereka dari keluarga terpandang," batin Misella menebak.Amber melambaikan tangan pada Abian dengan semangat sekali dan senyum lebarnya. Keluarga Abian pun semakin mendekat. Hati Alia terenyuh dengan kedatangan mereka. Alia pikir, keluarga Abian sangat mustahil untuk menginjak kaki di Jakarta. Sebab mereka lebih menyukai berada di Bali ketimbang di Jakarta, seperti pertama kali Abian memperkenalkan Alia pada keluarganya di Bali. "Siapa mereka?" ucap Papa Alia kebingungan."Mereka Keluarga saya, Pa. Ibu, ayah, dan kakakku dari Amerika," jawab Abian cepat. "Saya kira tidak akan datang."Tiffany melongo, begitu juga den

  • Kamu Menidurinya?   139. Sembilan Bulan Kemudian — S 2

    Sembilan bulan kemudian .... Setelah kejadian mengerikan di Belleza, rencana Robert berhasil total dan kematian Fahmi tidak membuat orang menaruh kecurigaan. Itulah gelapnya tinggal di hunian modern itu. Siapapun yang mempunyai uang, dia akan berkuasa. Pada dasarnya uang segalanya, termasuk uang membuat orang lain tutup mulut.Di hunian elit, Belleza unit 002 milik keluarga Robert.Keluarga Robert hidup jauh lebih bahagia daripada tahun kemarin. Kini Kayla sudah bisa berbicara walaupun belum amat jelas. Tingkah lucu dan nada bicara cadel Kayla sangat menghibur mereka. Apalagi Kayla cukup tanggap, pasti tumbuh besar menjadi anak pintar. "Kayla sayang ...!" Tiffany berteriak, melambaikan tangannya dengan senyum lebarnya. Saking kangennya dengan cucunya. "Nenek datang!"Kayla baru turun dari tangga dituntun oleh Misella. Misella langsung berkata, "Hayo, siapa yang datang itu, Kay?" nunjuknya ke arah pintu.Awalnya Kayla sempat bingung, tapi langsung sadar. Tubuh mungil itu berlari untuk

  • Kamu Menidurinya?   138. Menjadi Pembunuh — S 2

    Deg."APA KATAMU?!" Robert sangat terkejut. Berdiri dengan sorot mata tidak percaya. "Putriku tidak mungkin melakukan itu!"Bella terkaget-kaget. Tiffany yang baru sadar dari pingsan, syok kembali. Membekap mulutnya tidak menyangka. "T-tidak! Putriku bukan anak pembunuh!" Geleng-geleng kepala. "Pasti ada kesalahpahaman. Iya, kan?!""Maaf ... Saya melihat dengan kepala saya sendiri! Bahwa Putri Anda yang mendorong Fahmi!" tegas pengawal itu meyakinkan. "Harus ke atas sekarang kalau tidak percaya."Mereka langsung berlari-lari naik tangga menuju kamar Kayla. Mulut mereka terbuka lebar saat melihat jendela kaca telah hancur. Mata masing-masing menangkap punggung Misella, berdiri di antara serpihan kaca berserakan di lantai. Tidak ada yang memperdulikan betapa cantiknya warna kembang api di menyala-nyala.Robert membalikkan badan Misella. "Apa yang sebenarnya terjadi?!" tanya Robert butuh penjelasan. "Kenapa begitu berantakan di sini?!" tambah Robert.Kesadaran Misella kembali saat kedat

  • Kamu Menidurinya?   137. Terjatuh dari Penthouse — S 2

    "T-tapi Tuan ...." "Tidak ada tapi tapi!" Robert masih punya secuil rasa kasihan setelah melihat Fahmi begitu mengenaskan. "Beri waktu dua menit dan awasi dia jangan sampai menyentuh sedikitpun cucu saya! Kalau cucu saya sedang tidur, jangan sampai lelaki itu membangunkan!""Baik Tuan." Body guard menurut, mereka pun menghampiri Fahmi. "Hei! Ayo jalan!" perintahnya karena Fahmi hanya diam tak bergerak. "Cepat jalan! Sebelum Tuan Robert berubah pikiran!"Fahmi pun berjalan pincang naik ke arah tangga dikawal ketat. Meninggalkan Robert di bawah bersama putri pertama. Bella dengan penuh amarah menghampiri Robert yang melamun dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam kantong celana."Papa!" teriak Bella. "Papa yang benar saja membiarkan lelaki bajingan itu menemui Kayla?! Di atas juga ada Sella!" Marah Bella, geleng-geleng kepala kenapa Papanya berbuat demikian.Robert menatap putri pertamanya. "Sudah. Kamu jangan marah begitu," tanggap Robert

  • Kamu Menidurinya?   136. Menghajar habis-habisan — S 2

    Robert kembali ke apartemen karena baru selesai menyelesaikan beberapa pekerjaan mendadak di hari tersebut. Awalnya Robert ingin menikmati waktu malam tahun baru bersama sang istrinya, alhasil gagal. Saat pulang lelaki tua geram setelah mendapatkan pesan dari putrinya. "Dia datang sendirian?" tanya Robert pada dua body guard itu.Salah satu body guard menjawab, "Sepertinya sendiri, Tuan. Saya mendapat notif panggilan banyak sekali dari putri dan istri Anda.""Kenapa dia ada di sini?" Napas Robert terdengar berat. Sangat heran sekali. "Apa tidak punya harga diri?" sinisnya mengingat wajah Fahmi yang begitu memuakkan."Mungkin dia lapar," tebak body guard setengah bercanda."Dia lapar pada hari ini?" Satu alis Robert naik."Kan Tuan yang membuatnya miskin tak punya apa-apa. Jadi, dia berusaha mendatangi keluarga Tuan agar mendapat belas kasih," jelas body guard itu."Ah, iya. Kalau begitu kita harus cepat!"Dua b

  • Kamu Menidurinya?   135. Dendam. Benci. Marah. — S 2

    Jantung Misella terasa dihantam batu. Selama ini tidak pernah mengizinkan Fahmi melihat wajah putrinya. Batinnya pedih mendengar permintaan Fahmi, Misella merasa menjadi Ibu yang jahat. Sorot mata Fahmi hampir membuat pertahanan Misella goyah, rasa kasihan segera ditepis jauh-jauh.“Dia hanya mantan suami yang tidak tahu diri!” batinnya memperingatkan."Jangan mimpi. Jangankan Sella sebagai ibu! Aku saja tak akan membiarkanmu bertemu Kayla," sinis Bella. "Pergilah dari sini!" Bella menarik paksa tangan Misella, cepat-cepat memencet sandi pintu.Misella menoleh ke belakang, terperangah Fahmi semakin mendekat. Hah?! secepat itu? "Kak! Ayo cepat!" Menarik-narik dress Bella dengan panik."Sabar dong, Sel. Tangan Kakak jadi tremor ini," balasnya bersamaan bunyi pintu apartemen terbuka.Keduanya bergerak cepat masuk ke dalam saat pintu akan tertutup sempurna, tangan Fahmi menerobos pintu tak peduli akan terjepit. Misella dan Bella langsung mendorong sekuat tenaga agar pintu tertutup."Hanya

  • Kamu Menidurinya?   134. Ingin Bertemu Putrinya — S 2

    Lima jam yang lalu.Misella dan Bella saling berdebat kecil mengenai undangan party dari Yuna. Bella merobek-robek kertas undangan pink pastel cantik itu dengan kesal. "Untuk apa kau datang?! Bukannya lebih baik kamu mengabaikan wanita penyebalkan itu!" omel Bella, pipinya merah menyala. Tak habis pikir jalan pikiran adiknya itu. Diperlakukan buruk, dipermalukan masih saja mau bergabung dengan orang bermuka tebal. Misella berdiri memasang muka tanpa dosa di depan Bella. "Aku hanya ingin datang. Apa salahnya, sih, Kak?""Salah! Memang salah." Bella menarik napas dalam-dalam. Sadar, hanya masalah kecil sampai berdebat dan emosi begini. "Sudah, abaikan saja," lanjutnya menahan diri—merebahkan tubuhnya di sofa."Aku mau datang! Titik." Misella keukuh. "Aku belum pernah datang ke party tahun baru."Bella memutar bola matanya. Astaga. Adiknya sudah dewasa tapi masih keras kepala. Tidak pernah menurut perkataanya. "Ya sudah. Aku temenin! Jangan sendirian. Bisa jadi kamu akan dipermalukan de

  • Kamu Menidurinya?   133. Sebuah Perintah — S 2

    Sudah setengah jam Alia pingsan, kini mulai sadar. Matanya mulai terbuka, pandangan pertama yang dilihat adalah lampu cantik di atas langit-langit dinding yang menggantung. "Akhirmya kamu juga sadar, sayang." Abian menghela napas lega. Setia menunggu Alia bangun, tak melepas genggaman tangan.Alia melihat Abian duduk di sampingnya. "A-apa yang terjadi padaku? Di mana kita?" tanyanya bingung, sadar sedang bukan di kamar miliknya, kamar itu asing.Pelayan datang membawa segelas air putih, diberikan pada Abian. "Minum dulu," perintah Abian.Alia bangun dari posisi baringnya. Meminum beberapa teguk air putih dibantu Abian memegang gelasnya."Kamu pingsan, sayang. Kita masih di apartemen Yuna," ucap Abian memberi tahu. Alia sadar seketika. Matanya membesar, ingat kejadian menakutkan. Memegang kepalanya yang terasa pusing. Dia langsung turun dari ranjang tanpa berpikir panjang, tubuhnya oleng—untunglah pelayan siap siaga me

  • Kamu Menidurinya?   132. Apa yang terjadi?! — S 2

    Bunyi kaca pecah mengangetkan dan tiba-tiba ada teriakan dari atas membuat empat orang di balkon itu menengadah kepala ke atas. Betapa terkejutnya melihat ada seseorang di atas sana—di dorong hingga tubuhnya hilang kendali, jatuh bersamaan serpihan kaca tebal telah melukai setiap kulitnya. Tangan itu berusaha menggapai di udara, namun malangnya tak bisa berpegang benda apapun.Pasrah dalam hitungan detik tubuh itu jatuh melewati samping kiri balkon hingga menghantam sky light lobby apartemen yang terbuat dari kaca. Sky light berbentuk persegi panjang terpecah, hancur seketika. Saat menghantam lantai seketika sel sel dalam tubuh meledak. Pembuluh darah pecah sehingga tak ada sirkulasi oksigen ke seluruh tubuh membuat organ vital dan otak berhenti berfungsi. Tengkorak hancur beberapa bagian dan darah terciprat ke mana-mana.Orang-orang sedang berada lobby terkejut mendengar bunyi amat keras lalu diperlihatkan tubuh tergeletak tak bernyawa. Tak hanya itu penghuni Bel

DMCA.com Protection Status