"Apa kamu malu?" tanya Daffa.
"Tidak, aku biasa saja." Jawab Vita.
"Mengaku saja, tidak apa apa." Kataku.
"Sudah kita lanjutkan saja perjalanannya." Kata Ilham.
Aku dan semua teman aku melanjutkan perjalanan. Aku mendengar lagi suara tangisan itu. Tapi aku tidak ingin mengatakan itu kepada semua teman aku. Aku tidak ingin ada keributan lagi diantara kami semua.
Tapi ternyata mereka semua juga mendengar suara tangisan anak kecil seperti aku. Mereka langsung beri kepada aneh dan merasa bingung. Mereka berpikir jika itu hanya suara tidak jelas saja. Tapi suara itu semakin keras dan mereka bertanya kepada aku.
"Apa kamu mendengar suara tangisan anak kecil itu?" tanya Rafael.
"Jadi, kamu juga mendengar suara tangisan anak kecil itu?" tanyaku.
"Benar, aku mendengar suara tangisan anak kecil itu. Tapi ini aneh sekali pahala kemarin kita tidak melihat ada maka kecil di hutan ini. Mendadak suara tangi
"Tidak perlu mengatakan terima kasih terhadap aku, memangnya aku orang lain apa?" tanya Rafael. "Bukan begitu." Jawabku. "Sudah tidur saja sana." Kata Rafael. Aku mulai tertidur dan aku bermimpi lagi. Di dalam mimpi aku itu menceritakan tentang Yudi lagi. Tempat persembunyian Yudi mulai sedikit terlihat. Aku terus mengingat tempat itu dengan baik. Yudha sedang berbicara dengan seorang pria. "Bagaimana ini?" tanya Yudi. "Bagaimana apanya?" tanya pria itu. "Sepertinya mereka akan mengetahui tempat kita ini. Aku tidak akan ama berada di tempat ini." Jawab Yudi. "Kenapa mereka bisa mengetahui tempat ini?" tanya pria itu. "Kata kamu anak pembawa perdamaian itu bisa mengetahui apa pun." Jawab Yudi. "Benar juga tapi dia itu masih belum datang kemari. Itu artinya mereka belum mengetahui tempat ini." Kata pria itu. "Tapi dia bisa saja mengetahui dan dia sedang
Aku dan semua teman aku berpikir cara untuk keluar dari pintu gaib ini. Tapi aku tidak menemukan cara dan bingung harus melakukan apa. Aku sudah mencoba terus mantra itu tapi tetap saja tidak dapat terbuka. Semua teman kau juga sedang memikirkan cara untuk keluar. Lalu, ada suara tangisan anak kecil lagi. Aku mendengar suara tangisan itu dengan sangat jelas. Tapi aku tidak ingin ada keributan lagi. Jadi, aku tidak membahas suara tangisan anak kecil itu. Tapi semua teman aku membahas suara tangisan anak kecil itu. "Apa kalian mendengar suara tangisan anak kecil itu lagi?" tanya Daffa. "Benar, aku mendengar dengan sangat jelas." Jawab Vita. "Apa maksud dari suara tangisan anda kecil itu? Kenapa suara tangisan dia selalu terdengar oleh kita disaat kita sedang mencari keberadaan Yudi?" tanya Rafael. "Aku juga tidak mengerti dengan suara tangisan anak kecil itu." Jawabku. "Apa dia memiliki maksud terhadap kita semua? Jadi, i
Suara tangisan anak kecik itu menghilang. Aku merasa tenang. Dari jiah aku melihat ada seseorang yang datang ke arah aku. Dia terus mendekat kemari. Saat dia berada di depan aku, aku sangat terkejut dan merasa sangat takut. Sampai aku berteriak dengan sangat keras. "Ah!" teriakku. "Apa kakak takut terhadap aku?" tanya Gadis kecil itu. Ternyata dia adalah seorang gadis kecil. "Tidak, aku hanya merasa saat terkejut saja. Kamu datang dengan mendadak dan tidak bersuara sedikit pun." Jawabku. "Ternya begitu." kata gadis kecil itu. Aku merasa bingung dengan gadis kecil itu. Tapi dia pasti hantu juga. Seperti semua makhluk yang ada di kampung Lamuna ini. Lalu, aku mencoba bertanya tentang Yudi terhadap dia. "Apa kamu mengenal seseorang yang bernama Yudi?" tanyaku. "Tidak, aku tidak mengenal dia." Kata gadis kecil itu. Aku mulai berpikir tentang apa yang dikatakan oleh Nyai Sri.
Malam hari, aku ingin isa langsung tertidur. Tapi aku selalu saja merasa tidak bisa tidur. Perkataaan gadis kecil itu juga selalu teringat di kepala aku. Aku tidak dapat menghilangkan apa yang dia katakan terhadap aku. Bagaimana jika itu benar, setiap anak pembawa perdamaian akan mati dan tidak bisa mengalahkan semua yang ada di sini. Itu artinya albumnya hanya nyawa aku yang terancam tapi juga nyawa semua teman aku. Dan dunia internasional tidak ada pernah terlepas dari dendam dan pertengkaran. Aku tidak tahu harus melakukan apa. Yang bisa aku harapkan adalah mimpi aku sendiri. Mungkin ini yang menjadikan aku sebagai seorang anak pembawa perdamaian. Akhirnya aku mulai merasa mengantuk dan tertidur. Aku bermimpi tentang pintu gaib ini. Ternyata berawal dari kisah gadis kecil yang tadi aku temui. Dia mengalami sebuah pengalaman yang sangat menyakitkan. Berawal dari saat dia tinggal di kampung Pokuta. Dia adalah gadis kecil yang sangat ceria. Tapi setelah banyak terjadi pertengk
Kami Pergi dari pintu gaib itu dan terus berjalan menelusuri hutan ini. Aku mengatakan kepada mereka bahwa aku hanya mengetahui keberadaan Yudi bukan mengetahui sosok wajah dia. Jadi, aku belum tentu akan menemukan dia sebelum mengetahui wajah dia yang sebenarnya seperti apa."Aku tidak mengetahui sosok wajah Yudi dan hanya tahu jika dia bersembunyi di pasar setan saja." Kataku."Tidak apa apa, kita bisa mencari dia bersama." Kata Ilham."Benar itu, kamu tidak perlu memikirkan itu. Kita bisa menanyakan itu saat sampai di pasar setan nanti." Kata Rafael."Tapi mereka pasti tidak akan memberitahukan itu terhadap kita semua. Mereka pasti membantu menutupi keberadaan Yudi. Sebab tidak ingin berhubungan dengan Nyai Sri." Kata Daffa."Benar itu, mereka tidak akan berbicara terhadap kita. Aku juga sangat takut sekali pergi ke pasar setan itu." Kata Vita."Jika kita tidak pergi ke sana, bagaimana caranya menangkap
Aku dan semua teman aku meminum air yang dibawakan oleh Ilham. Aku merasa sedikit segar saat meminum air. Ternyata hanya dengan air bisa sedikit menenangkan pikiran aku tentang semua yang aku alami di kampung Lamuna ini. Tapi aku merasa tidak enak terhadap Ilham. Aku seperti sudah menyakiti perasaan dia dengan bersikap baik terhadap dia tapi aku bersama Rafael. Tapi aku juga tidak ingin pertemanan aku hancur hanya dikarenakan cinta. Itu tidak adil untuk yang lainnya. Aku juga ingin menjaga perasaan Rafael. Ternyata bersikap baik itu tidak mudah. Aku hanya ingin menjaga perasaan mereka berdua."Airnya segar sekali." Kataku."Benar, sungai itu juga terlihat sangat jernih. Jadi, air itu juga juga terasa sangat segar." Kata Ilham."Benar, ini air yang jernih dan segar. Aku merasa sejuk saat meminum air ini." Kata Vita."Berbeda dengan air yang berada di kampung Lamuna itu." Kata Daffa."Benar, air ini memang berbeda sekali
Saat di malam hari, aku bermimpi tentang Yudi dan mimpi ini terasa sangat berbeda dari yang sebelumnya. Banyak suara orang yang terdengar oleh aku. Seperti ada di tempat yang ramai. Mungkin aku bermimpi berada di pasar setan. Semoga saja aku bisa melihat wajah Yudi yang sesungguhnya."Yudi!" Kata seorang pria."Ada apa?" tanya Yudi."Kata kamu ada seorang wanita yang sangat cantik dan juga pandai menari. Aku ingin melihat dia. Di mana keberadaan wanita itu?" tanya pria itu."Ada, dia berada di kampung ini. Dia bernama Sri. Dia sangat cantik dan juga dia itu tinggal bersama dengan ibunya. Keuangan keluarga mereka sangat kekurangan. Jadi, anda tidak akan sulit untuk mendapatkan dia." Jawab Yudi.Pria itu terlihat berbeda dari pria yang sebelumnya membantu menyembunyikan Yudi. Pria yang berada di mimpi aku sebelumnya berbeda dengan pria ini. Yudi jahat sekali menawarkan Nyai Sri ke berbagai pria yang tidak baik. Padahal N
Yudi kembali ke tempat duduk dan berbicara dengan pak Jaka."Bagaimana? Apakah yang dikatakan oleh Ning sih?" tanya pak Jaka."Maaf pak Jaka, acara ini masih belum selesai. Kita harus menunggu sebentar lagi." Jawab Yudi."Baik kalau begitu, saya akan menunggu Sri. Dia sangat cantik sampai saya merelakan waktu saya untuk menunggu dia. Padahal saya masih banyak urusan yang belum diselesaikan malam ini." Kata pak Jaka."Terima kasih, pak Jaka!" Kata Yudi.Akhirnya acara pertunjukan selesai, dan Sri dijebak oleh Ningsih."Sri, ikut aku!" Kata Ningsih."Maaf tapi aku ingin segera pulang. Aku sangat lelah sekali." Kata Nyai Sri."Sudah ikut saja, aku akan mempertemukan kamu dengan ibu kamu." Kata Ningsih."Apa kamu serius?" tanya Nyai Sri."Aku sangat serius, ayo ikut dengan aku!" jawab Ningsih."Baik, aku ilang mengikuti kamu." Kata Nyai Sri. 
Saat itu, aku tahu alasan aku tidak ingin datang ke sini. Dan alasan aku mendadak meneteskan air mata sebab aku akan kehilangan orang yang aku cintai. Rasanya sangat sakit dan pedih sekali. Andai waktu bisa aku putar kembali. Aku akan menahan inilah semua supaya tidak terjadi. Aku sangat menyesal datang kemari. Aku hanya bisa menangis melihat Rafael menutup mata di sisi aku. Aku takut ini adalah kenyataan. Sampai aku tidak dapat berhenti meneteskan air mata. Lalu Nyai Sri bertanya kepada aku."Kenapa? Apa ini terlalu sakit untuk kamu? Ini tidak seberapa dengan apa yang aku rasakan?" tanya Nyai Sri sambil tersenyum."Kenapa? Apa salah aku?" tanyaku."Tidak ada." Jawab Nyai Sri.Lalu, semua teman aku tersadar juga."Rafael!" Kata Daffa sambil terkejut."Rafael! Kenapa?" tanya Vita sambil merasa heran."Rafael, ada apa ini?" tanya Ilham sambil terkejut."Kalian sudah sadar juga tapi
Semua warga kampung ini dan semua teman aku menuruti perkataan Nyai Sri. Aku tidak bisa melakukan apa pun untuk mencegah mereka semua. Lalu, Vita mendadak menyerang aku. Aku menahan dia sebab aku tidak ingin melukai dia. "Kendalikan diri kamu, Vita. Sadar! Ini aku Ayuna, teman kamu." kataku sambil menahan tangan Vita. "Lepaskan!" teriak Vita. "Tidak akan!" Kataku. "Lepaskan! Kamu berada berada di hati Daffa. Aku tidak akan membiarkan kamu hidup. Kamu selalu menjadi penghalang untuk hubungan aku dan Daffa." Kata Vita. "Apa? Ini masalah Daffa lagi!" Kataku. "Bagaimana anak pembawa perdamaian? Bagaimana rasanya saat sahabat kamu sendiri menginginkan kematian kamu." Kata Nyai Sri. "Saya yakin ini bukan keinginan Vita. Ini pasti dikendalikan oleh anda, Nyai Sri. Saya tidak akan mati begitu juga semua teman saya. Kami akan kembali ke tempat kami berasal. Apa salah saya?" tanyaku.
Nyai Sri Pergi menuju tempat pintu gaib itu. Akhirnya Nyai Sri sampai di pintu gaib itu dan terus memanggil namamu adiknya. "Yanti!" teriak Nyai Sri sambil terus mencari adiknya. Lalu, mereka berdua bertemu. Seakan tidak percaya bahwa. Ini akan terjadi. Hari yang telah ditunggu oleh mereka berdua. "Kak Sri!" Kata Yani. "Kamu dari mana saja? Kakak telah mencari keberadaan kamu di setiap tempat. Kakak sedih kenapa kamu meninggalkan kakak dan ibu?" tanya Nyai Sri sambil meneteskan air mata. "Aku tidak tahan sedangkan semua perlakuan mereka semua terhadap aku. Aku lelah dan tidak tahu apa salah aku terhadap mereka semua." jawab Yanti sambil meneteskan air mata. "Seharusnya kamu cerita kepada kakak, kakak tidak akan membiarkan kamu dan ibu tersakiti. Meski kakak sendiri juga tersakiti. Kakak juga tidak tahu harus berbuat apa." Kata Nyai Sri sambil meneteskan air mata. "Tidak ada yang datang
Akhirnya kami semu asalkan di perbatasan kampung Lamuna ini. Setelah beberapa hari menelusuri hutan ini. Kami bersembunyi dari tempat perbatasan supaya Cokro Artomojo tidak mengetahui keberadaan kita semua."Jika tahu tempat ini, aku tidak akan berjalan menelusuri hutan yang sangat luas itu sampai merasa kelaparan dan juga kelelahan. Jarak dia ternyata begitu dekat dengan kita semua." Kata Vita."Benar, itu artinya dia selalu berada dekat dengan Nyai Sri." Kata Daffa."Mungkin saja kesalahan dia mengikat dia dengan Nyai Sri. Jadi, tempat mereka berada sangat dekat. Tapi anehnya kenapa Nyai Sri tidak dapat mengetahui keberadaan Cokro Artomojo itu?" tanya Ilham sambil merasa heran."Mungkin saja terlalu sakit untuk memikirkan keberadaan dia. Untuk ingat hal lain juga begitu menyakitkan." Jawabku."Itu benar, lebih baik kita menunggu keberadaan Cokro Artomojo dan kita langsung menangkap dia dengan sangat cepat." Kat
"Bagus itu." Kataku.Kami semua melanjutkan perjalanan dan menelusuri hutan. Tanpa tahu informasi tentang Cokro Artomojo, kami terus mencari dia. Setelah beberapa hari menelusuri hutan tidak menemukan yang bernama Cokro Artomojo. Sulit mencari dia, aku juga belum memimpikan seperti apa dia. Tapi aku tidak boleh menyerah sebab aku tidak memiliki pilihan lain."Bagaimana ini? Kita sudah menelusuri hutan ini tapi tetap belum menemukan Cokro Artomojo itu." Kata Vita sambil kelelahan."Benar ini, jika kita tidak mengetahui apa pun tentang dia. Bagaimana secara kita menemukan dia?" tanya Daffa."Kita harus terus mencari jangan putus asa." Jawab Ilham."Kalian pikir hanya kalian berdua yang merasa lelah? Aku, Ayuna dan Ilham juga merasakan hal yang sama. Tapi kami tidak mengeluh dan terus mencari." Kata Rafael."Itu memang sudah tugas kalian bertiga. Kami itu hanya membantu kalian saja." kata Daffa sambil marah.&
Pada malam hari, kami semua tertidur. Aku mulai bermimpi lagi tentang sebuah tempat yang tak asing bagi aku. Tapi aku masih belum mengetahui tempat apa itu. Tempat itu dihuni oleh seorang pria tua yang entah berasal dari mana dan tidak diketahui siapa dia. Aku terus memperhatikan dia dengan teliti. Aku sangat penasaran siapa dia. Tidak biasanya mimpi aku tidak jelas sama sekali. Bahkan aku tidak tahu apa yang terjadi di dalam mimpi aku ini. Terasa Sangat berbeda dari Semua mimpi yang aku alami saat berada di kampung Lamuna ini. "Aku tidak boleh tertangkap oleh Nyai Sri atau mereka semua. Nyai Sri pasti menyuruh anak pembawa perdamaian itu untuk mencari aku. Tapi aku tidak bisa pergi dari tempat ini. Tempat ini seolah mengikat jiwa aku untuk tetap berada di tempat ini." Kata pria tua itu. Aku terus melihat wajah dia meski tidak jelas sama sekali. Aku terus memperhatikan dia. Tempat ini sungguh terasa tidak asing bagi aku. Tapi aku tetap tidak dapat mengingat tem
Saat sampai di kampung Lamuna, kami semua langsung bertemu dengan Nyai Sri. Dengan wajah yang terlihat sangat marah dan juga tatapan penuh kebencian. Nyai Sri mendekati Yudi, dan langsung memukul dia sampai Yudi tidak berdaya. Pertarungan yang begitu dahsyat terjadi. Nyai Sri tidak memberi ampun sedikit pun terhadap Yudi. Dengan penuh amarah dan dendam, Nyai Sri langsung tanpa henti menyiksa Yudi. Aku ingin sekali menghentikan pertarungan mereka berdua tapi aku sangat mengerti perasaan yang dialami oleh Nyai Sri. Rasa kesal, malu, sedih dan juga menderita menyatu dalam hati Nyai Sri. Dia sangat marah terhadap Yudi. Aku tidak bisa menghentikan pertarungan mereka berdua. Lalu, Yudi berbicara kepada aku."Ayo bertindak! Kenapa kamu diam saja? Sebagai anak pembawa perdamaian harus menghentikan pertarungan seperti ini. Jangan membiarkan ini terjadi. Dendam dan juga amarah akan semakin membesar dan juga tidak dapat terkendali." kata Yudi sambil berteriak kepada aku.&nbs
Pagi hari datang, aku terbangun dari tidur. Semua teman aku juga sudah bangun tidur."Ayuna, kamu sudah bangun?" tanya Rafael."Sudah." Jawabku."Apa kamu bermimpi lagi?" tanya Ilham.Aku tersenyum sebab setiap pagi Ilham selalu bertanya hal yang sama. Itu terdengar lucu sekali bagi aku."Kenapa kamu tersenyum? Apa ada yang lucu?" tanya Rafael."Tidak, hanya saja setiap pagi Ilham selalu saja bertanya hal yang sama. Apa aku bermimpi? Dan menang benar, aku bermimpi." Jawabku."Begitu, aku hnya ingin mengetahui saja mimpi kamu." Kata Ilham."Apa isi mimpi kamu, Ayuna?" tanya Daffa."Aku bermimpi tentang gadis kecil yang aku temui kemarin ternyata dia bernama Yanti. Dia adalah adil dari Nyai Sri." Jawabku."Benarkah?" tanya Vita sambil terkejut."Benar sekali, dahulu mereka tinggal bertiga dengan ibunya. Kasihan sekali hidup mereka sudah menjadi
Yudi kembali ke tempat duduk dan berbicara dengan pak Jaka."Bagaimana? Apakah yang dikatakan oleh Ning sih?" tanya pak Jaka."Maaf pak Jaka, acara ini masih belum selesai. Kita harus menunggu sebentar lagi." Jawab Yudi."Baik kalau begitu, saya akan menunggu Sri. Dia sangat cantik sampai saya merelakan waktu saya untuk menunggu dia. Padahal saya masih banyak urusan yang belum diselesaikan malam ini." Kata pak Jaka."Terima kasih, pak Jaka!" Kata Yudi.Akhirnya acara pertunjukan selesai, dan Sri dijebak oleh Ningsih."Sri, ikut aku!" Kata Ningsih."Maaf tapi aku ingin segera pulang. Aku sangat lelah sekali." Kata Nyai Sri."Sudah ikut saja, aku akan mempertemukan kamu dengan ibu kamu." Kata Ningsih."Apa kamu serius?" tanya Nyai Sri."Aku sangat serius, ayo ikut dengan aku!" jawab Ningsih."Baik, aku ilang mengikuti kamu." Kata Nyai Sri.