Beranda / Thriller / Kampung Lamuna / Cahaya Itu Aneh

Share

Cahaya Itu Aneh

Penulis: Sabrina Nurul fuaddah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kami melanjutkan perjalanan dan akhirnya kami melihat cahaya itu lagi. 

"Itu dia! Cahaya itu ada lagi." Kata Ilham sambil menunjuk cahaya itu. 

"Benar, cahaya itu terlihat lagi." Kataku. 

Kami berjalan mendekati cahaya itu. Anehnya semakin kami mendekat malah semakin menjauh. Itu membuat aku bingung dan tidak tahu apa yang harus aku lakukan. 

"Kenapa ini?" tanya Vita. 

"Aku juga tidak tahu." Jawabku. 

"Aneh sekali ini." Kata Ilham. 

"Padahal kita sudah berjalan terus." Kata Daffa. 

"Kita semakin menjauh dari cahaya itu." Kata Rafael. 

"Mungkin cahaya itu membuat kita menjauh. Mungkin menarik itu tempat mereka berdua. Jadi, kekuatan gaib itu menjauh kita dari cahaya." Kata Ilham.

"Cahaya itu membuat kita menjauh?" tanya Daffa. 

"Benar, sepertinya begitu." Jawab Rafael. 

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Vita. 

"Kita harus segera ber

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kampung Lamuna   Ribut Lagi

    "Jika kalian berdua masih mendesak Ayuna lebih baik kalian berdua pergi dari tempat ini. Kalian hanya dapat membuat Ayuna merasa sedih saja." Kata Rafael sambil marah."Tenang saja, tidak perlu marah. Aku dan Vita juga tidak akan datang kemari jika tidak diminta oleh Nyai Sri. Kami hanya tidak ingin nyawa kamu terancam sebab kelalaian kalian bertiga. Kalian bertiga itu sangat lambat." Kata Daffa."Siapa pria yang tidak akan marah jika wanita dia disalahkan terus? Katakan kepada aku!" Kata Rafael sambil marah.Aku berusaha menenangkan Rafael."Sudah kamu tenang saja! Kita harus tetap tenang dan jangan marah. Aku tidak ingin ada pertengkaran diantara kita semua. Aku mohon terhadap kamu, Rafael." Kataku."Baik, aku akan lebih tenang lagi. Maafkan aku, Ayuna." Kata Rafael sambil memegang wajah aku."Aku mengerti." kataku sambil memegang tangan Rafael."Kamu tidak perlu memikirkan mereka berd

  • Kampung Lamuna   Mendengar Suara Itu Lagi

    "Jadi begitu, kamu sudah sangat mencintai dia. Selamat atas kebersamaan kalian berdua." Kataku."Terima kasih, Ayuna. Ini terjadi juga karena kamu." Kata Vita."Aku? Kenapa aku?" tanyaku sambil merasa bingung."Jika kamu menerima cinta dia dan bukan Rafael. Pasti kamu sudah bersama Daffa. Itu akan membuat aku tidak memiliki kesempatan bersama Daffa." Kata Vita."Begitu, tidak juga itu semua karena usaha dan kesabaran kamu dalam mempertahankan cinta kamu terhadap Daffa." Kataku."Aku senang memiliki sahabat seperti kamu, Ayuna." Kata Vita."Aku juga, kamu dan yang lainnya adalah teman terbaik aku. Aku beruntung mengenal kalian berdua." Kataku."Aku juga ingin bertanya sesuatu terhadap kamu, Ayuna." Kata Vita."Apa itu?" tanyaku."Sebenarnya apa alasan kamu menerima Rafael dahulu?" tanya Vita."Aku menerima Rafael sebab dia sungguh mencintai aku dengan dalam." Ja

  • Kampung Lamuna   Mereka Kembali

    "Apa? Ilham mencintai kamu meski kamu sudah bersama Rafael. Dia tetap mencintai kamu." Kata Vita dengan sangat terkejut."Benar, Vita. Maafkan aku belum menceritakan ini terhadap kamu. Aku tidak ingin Ilham merasa malu dengan orang lain mengetahui jika aku tidak dapat membalas perasaan dia. Aku hanya ingin berteman dengan Ilham. Tapi yang terjadi justru membuat jurang diantara kita bertiga." Kataku."Apa Rafael mengetahui ini semua?" tanya Vita."Benar, dia mengetahui semuanya." Jawabku."Apa? Terus bagaimana dengan reaksi dia?" tanya Vita dengan sangat terkejut."Dia merasa cemburu dan aku merasa telah menyakiti mereka berdua. Aku bingung ini bisa terjadi diantara kami bertiga. Ternyata Ilham masih belum bisa melupakan aku." Jawabku."Jadi begitu ceritanya, sekarang aku mengerti. Kamu mungkin terlalu cantik sampai semua pria jatuh cinta terhadap kamu." Kata Vita."Tidak, aku biasa saja." Kata

  • Kampung Lamuna   Rafael Mendengar Perkataan Aku Dan Ilham

    "Baik, aku berjanji." Kata Rafael. "Aku pergi ke sana." Kataku. "Aku temani kamu saja." Kata Rafael. "Boleh." Kataku. Aku dan Rafael menemui Ilham. "Ilham!" Kataku. "Ayuna! Rafael!" Kata Ilham. "Sedang apa kamu di tempat seperti ini? Gelap dan sunyi." Kata Rafael. "Aku sedang duduk." Kataku. "Aku juga tahu itu, maksud aku itu untuk apa?" tanya Rafael. "Tidak apa apa, aku hanya ingin sendiri saja." Jawab Ilham. "Kamu pasti merasa tidak enak dengan tatapan Vita tadi. Dia seperti itu sebab dia mengetahui yang telah terjadi diantara kita bertiga. Aku mengatakan yang sebenarnya sebab suara itu yang membicarakan hubungan kita di depan aku dan Vita. Jadi, aku terpaksa mengatakan itu. Maafkan aku, Ilham." Kataku. "Tidak apa apa, kamu tidak salah dan tidak perlu meminta maaf. Aku hanya merasa sudah mengganggu hubungan kalian berdua

  • Kampung Lamuna   Mimpi Tentang Cara Memasuki Pintu Gaib

    "Jadi begitu yang sebenarnya terjadi. Kamu tidak seharusnya mengatakan seperti itu terhadap Vita. Dia pasti merasa tidak enak terhadap aku sekarang. Kamu juga akan dinilai tidak baik oleh Vita. Rafael juga pasti marah mendengar jika kamu membela aku di hadapan Vita. Lain kali aku minta kamu jangan seperti itu. Aku tidak ingin kamu disalahkan oleh orang lain hanya karena telah membela aku. Aku memang salah sebab aku jahat, mencintai teman aku sendiri padahal dia adalah kekasih teman aku juga. Tapi kamu jangan merasa bersalah tentang itu, aku mencoba melupakan kamu. Aku juga mendukung kamu dan Rafael untuk bersama. Kalian berdua harus bahagia. Tidak boleh sampai berpisah. Mengerti?" tanya Ilham."Tentu saja, terima kasih." Jawabku."Tidak, aku tidak melakukan sesuatu yang harus mendapat ucapan terima kasih dari kamu. Lebih baik kita tidur sebelum waktu pagi hari datang." Kata Ilham."Benar itu." Kataku.Aku dan Ilham pergi dari tempa

  • Kampung Lamuna   Menangkap Mereka Berdua

    "Tenang bagaimana?" tanya sahabat Nyai Sri."Untuk apa marah terhadap dia? Mereka semua itu tidak penting untuk kita." Kata Nyai Ani."Benar juga itu, untuk apa aku marah terhadap dia. Lebih baik aku mencari cara untuk membuat pelindung tempat ini semakin kuat." Kata sahabat Nyai Sri."Memangnya ada cara untuk memperkuat pelindung pintu gaib ini?" tanya Nyai Ani."Tidak, aku hanya berpikir saja. Siapa tahu ada caranya?" tanya sahabat Nyai Sri."Aku pikir benar ada caranya, ternyata tidak ada sama sekali. Lalu, apa yang harus kita lakukan saat ini?" tanya Nyai Ani."Kamu harus memberi aku pendapat bukan hanya banyak bertanya terhadap aku. Aku juga bingung dan tidak tahu harus melakukan apa. Kamu bantu aku memikirkan caranya juga. Bisa saja nanti mereka tahu cara masuk ke tempat ini. Jika anda pembawa perdamaian itu masih bersama mereka semua bisa saja terjadi. Aku dengar dia memiliki ke punya yang istimewa.

  • Kampung Lamuna   Kedatangan Kami Semua

    Aku dan semua teman aku beserta Nyai Ani dan juga sahabat Nyai Sri masuk ke kampung Lamuna. Kami langsung melihat keberadaan Nyai Sri. Dengan wajah yang sangat marah dan dipenuhi oleh dendam, membuat aku merasa sedikit takut. Aku takut jika aku dan emang teman atau juga akan dihukum oleh Nyai Sri. Aku tidak ingin membuat semua teman aku berada dalam bahaya. Nyai Sri terlihat sangat marah seperti ingin melenyapkan kami semua dari muka bumi ini. Aku merasa akan ada pertempuran antara Nyai Sri dan juga Nyai Ani. Tapi aku juga tidak dapat melakukan sesuatu untuk mencegah mereka berdua. Sebab dendam mereka sudah sangat besar dan membara. Aku mungkin hanya akan menjadi penghalang untuk mereka berdua."Aku takut sekali melihat wajah Nyai Sri." kata Vita sambil ketakutan."Kamu jangan takut, Vita." Kata Daffa."Apa kamu takut, Ayuna?" tanya Rafael."Sedikit, tapi itu bukan yang paling penti ng untuk sekarang. Kita harus menghadapi Nyai Sri

  • Kampung Lamuna   Berbicara Berdua

    Aku dan semua teman aku ditugaskan untuk mencari keberadaan Yudi. Pahala aku belum pernah melihat sosok dia. Tapi aku harus menemukan dia. Sebelum Nyai Sri bertindak untuk menyakiti teman aku. Aku tidak bisa membiarkan itu terjadi. Tidak boleh ada teman aku yang menjadi korban sebab kami semua harus keluar dari tempat ini. Aku dan semua teman aku beristirahat di Kampung Lamuna untuk malam ini. Sampai besok pagi aku pergi mencari Yudi. Hari sudah mulai grelap dan kamu sudah bersiap untuk pergi tidur."Selamat malam, Vita." Kata Daffa."Selamat malam, Daffa." Kata Vita."Kota besok harus mencari Yudi. Kamu harus istirahat dan makan yang cukup supaya tidak jatuh sakit." Kata Daffa."Baik, aku akan mengikuti perkataan kamu." Kata Vita.Aku dan Rafael pergi berbicara sebab aku merasa ada yang aneh dari Rafael. Dia seperti sedang menyembunyikan sesuatu dari aku."Rafael!" Kataku."Ada apa, Ayuna?" tanya R

Bab terbaru

  • Kampung Lamuna   Ternyata Hanya Mimpi

    Saat itu, aku tahu alasan aku tidak ingin datang ke sini. Dan alasan aku mendadak meneteskan air mata sebab aku akan kehilangan orang yang aku cintai. Rasanya sangat sakit dan pedih sekali. Andai waktu bisa aku putar kembali. Aku akan menahan inilah semua supaya tidak terjadi. Aku sangat menyesal datang kemari. Aku hanya bisa menangis melihat Rafael menutup mata di sisi aku. Aku takut ini adalah kenyataan. Sampai aku tidak dapat berhenti meneteskan air mata. Lalu Nyai Sri bertanya kepada aku."Kenapa? Apa ini terlalu sakit untuk kamu? Ini tidak seberapa dengan apa yang aku rasakan?" tanya Nyai Sri sambil tersenyum."Kenapa? Apa salah aku?" tanyaku."Tidak ada." Jawab Nyai Sri.Lalu, semua teman aku tersadar juga."Rafael!" Kata Daffa sambil terkejut."Rafael! Kenapa?" tanya Vita sambil merasa heran."Rafael, ada apa ini?" tanya Ilham sambil terkejut."Kalian sudah sadar juga tapi

  • Kampung Lamuna   Nyai Sri Menyerang Rafael

    Semua warga kampung ini dan semua teman aku menuruti perkataan Nyai Sri. Aku tidak bisa melakukan apa pun untuk mencegah mereka semua. Lalu, Vita mendadak menyerang aku. Aku menahan dia sebab aku tidak ingin melukai dia. "Kendalikan diri kamu, Vita. Sadar! Ini aku Ayuna, teman kamu." kataku sambil menahan tangan Vita. "Lepaskan!" teriak Vita. "Tidak akan!" Kataku. "Lepaskan! Kamu berada berada di hati Daffa. Aku tidak akan membiarkan kamu hidup. Kamu selalu menjadi penghalang untuk hubungan aku dan Daffa." Kata Vita. "Apa? Ini masalah Daffa lagi!" Kataku. "Bagaimana anak pembawa perdamaian? Bagaimana rasanya saat sahabat kamu sendiri menginginkan kematian kamu." Kata Nyai Sri. "Saya yakin ini bukan keinginan Vita. Ini pasti dikendalikan oleh anda, Nyai Sri. Saya tidak akan mati begitu juga semua teman saya. Kami akan kembali ke tempat kami berasal. Apa salah saya?" tanyaku.

  • Kampung Lamuna   Hari Perayaan Nyai Sri

    Nyai Sri Pergi menuju tempat pintu gaib itu. Akhirnya Nyai Sri sampai di pintu gaib itu dan terus memanggil namamu adiknya. "Yanti!" teriak Nyai Sri sambil terus mencari adiknya. Lalu, mereka berdua bertemu. Seakan tidak percaya bahwa. Ini akan terjadi. Hari yang telah ditunggu oleh mereka berdua. "Kak Sri!" Kata Yani. "Kamu dari mana saja? Kakak telah mencari keberadaan kamu di setiap tempat. Kakak sedih kenapa kamu meninggalkan kakak dan ibu?" tanya Nyai Sri sambil meneteskan air mata. "Aku tidak tahan sedangkan semua perlakuan mereka semua terhadap aku. Aku lelah dan tidak tahu apa salah aku terhadap mereka semua." jawab Yanti sambil meneteskan air mata. "Seharusnya kamu cerita kepada kakak, kakak tidak akan membiarkan kamu dan ibu tersakiti. Meski kakak sendiri juga tersakiti. Kakak juga tidak tahu harus berbuat apa." Kata Nyai Sri sambil meneteskan air mata. "Tidak ada yang datang

  • Kampung Lamuna   Mengetahui Keberadaan Adik Dia

    Akhirnya kami semu asalkan di perbatasan kampung Lamuna ini. Setelah beberapa hari menelusuri hutan ini. Kami bersembunyi dari tempat perbatasan supaya Cokro Artomojo tidak mengetahui keberadaan kita semua."Jika tahu tempat ini, aku tidak akan berjalan menelusuri hutan yang sangat luas itu sampai merasa kelaparan dan juga kelelahan. Jarak dia ternyata begitu dekat dengan kita semua." Kata Vita."Benar, itu artinya dia selalu berada dekat dengan Nyai Sri." Kata Daffa."Mungkin saja kesalahan dia mengikat dia dengan Nyai Sri. Jadi, tempat mereka berada sangat dekat. Tapi anehnya kenapa Nyai Sri tidak dapat mengetahui keberadaan Cokro Artomojo itu?" tanya Ilham sambil merasa heran."Mungkin saja terlalu sakit untuk memikirkan keberadaan dia. Untuk ingat hal lain juga begitu menyakitkan." Jawabku."Itu benar, lebih baik kita menunggu keberadaan Cokro Artomojo dan kita langsung menangkap dia dengan sangat cepat." Kat

  • Kampung Lamuna   Kakek Tua Itu Adalah Cokro Artomojo

    "Bagus itu." Kataku.Kami semua melanjutkan perjalanan dan menelusuri hutan. Tanpa tahu informasi tentang Cokro Artomojo, kami terus mencari dia. Setelah beberapa hari menelusuri hutan tidak menemukan yang bernama Cokro Artomojo. Sulit mencari dia, aku juga belum memimpikan seperti apa dia. Tapi aku tidak boleh menyerah sebab aku tidak memiliki pilihan lain."Bagaimana ini? Kita sudah menelusuri hutan ini tapi tetap belum menemukan Cokro Artomojo itu." Kata Vita sambil kelelahan."Benar ini, jika kita tidak mengetahui apa pun tentang dia. Bagaimana secara kita menemukan dia?" tanya Daffa."Kita harus terus mencari jangan putus asa." Jawab Ilham."Kalian pikir hanya kalian berdua yang merasa lelah? Aku, Ayuna dan Ilham juga merasakan hal yang sama. Tapi kami tidak mengeluh dan terus mencari." Kata Rafael."Itu memang sudah tugas kalian bertiga. Kami itu hanya membantu kalian saja." kata Daffa sambil marah.&

  • Kampung Lamuna   Mencari Cokro Artomojo

    Pada malam hari, kami semua tertidur. Aku mulai bermimpi lagi tentang sebuah tempat yang tak asing bagi aku. Tapi aku masih belum mengetahui tempat apa itu. Tempat itu dihuni oleh seorang pria tua yang entah berasal dari mana dan tidak diketahui siapa dia. Aku terus memperhatikan dia dengan teliti. Aku sangat penasaran siapa dia. Tidak biasanya mimpi aku tidak jelas sama sekali. Bahkan aku tidak tahu apa yang terjadi di dalam mimpi aku ini. Terasa Sangat berbeda dari Semua mimpi yang aku alami saat berada di kampung Lamuna ini. "Aku tidak boleh tertangkap oleh Nyai Sri atau mereka semua. Nyai Sri pasti menyuruh anak pembawa perdamaian itu untuk mencari aku. Tapi aku tidak bisa pergi dari tempat ini. Tempat ini seolah mengikat jiwa aku untuk tetap berada di tempat ini." Kata pria tua itu. Aku terus melihat wajah dia meski tidak jelas sama sekali. Aku terus memperhatikan dia. Tempat ini sungguh terasa tidak asing bagi aku. Tapi aku tetap tidak dapat mengingat tem

  • Kampung Lamuna   Menyerahkan Yudi

    Saat sampai di kampung Lamuna, kami semua langsung bertemu dengan Nyai Sri. Dengan wajah yang terlihat sangat marah dan juga tatapan penuh kebencian. Nyai Sri mendekati Yudi, dan langsung memukul dia sampai Yudi tidak berdaya. Pertarungan yang begitu dahsyat terjadi. Nyai Sri tidak memberi ampun sedikit pun terhadap Yudi. Dengan penuh amarah dan dendam, Nyai Sri langsung tanpa henti menyiksa Yudi. Aku ingin sekali menghentikan pertarungan mereka berdua tapi aku sangat mengerti perasaan yang dialami oleh Nyai Sri. Rasa kesal, malu, sedih dan juga menderita menyatu dalam hati Nyai Sri. Dia sangat marah terhadap Yudi. Aku tidak bisa menghentikan pertarungan mereka berdua. Lalu, Yudi berbicara kepada aku."Ayo bertindak! Kenapa kamu diam saja? Sebagai anak pembawa perdamaian harus menghentikan pertarungan seperti ini. Jangan membiarkan ini terjadi. Dendam dan juga amarah akan semakin membesar dan juga tidak dapat terkendali." kata Yudi sambil berteriak kepada aku.&nbs

  • Kampung Lamuna   Menangkap Yudi

    Pagi hari datang, aku terbangun dari tidur. Semua teman aku juga sudah bangun tidur."Ayuna, kamu sudah bangun?" tanya Rafael."Sudah." Jawabku."Apa kamu bermimpi lagi?" tanya Ilham.Aku tersenyum sebab setiap pagi Ilham selalu bertanya hal yang sama. Itu terdengar lucu sekali bagi aku."Kenapa kamu tersenyum? Apa ada yang lucu?" tanya Rafael."Tidak, hanya saja setiap pagi Ilham selalu saja bertanya hal yang sama. Apa aku bermimpi? Dan menang benar, aku bermimpi." Jawabku."Begitu, aku hnya ingin mengetahui saja mimpi kamu." Kata Ilham."Apa isi mimpi kamu, Ayuna?" tanya Daffa."Aku bermimpi tentang gadis kecil yang aku temui kemarin ternyata dia bernama Yanti. Dia adalah adil dari Nyai Sri." Jawabku."Benarkah?" tanya Vita sambil terkejut."Benar sekali, dahulu mereka tinggal bertiga dengan ibunya. Kasihan sekali hidup mereka sudah menjadi

  • Kampung Lamuna   Yanti Adalah Adik Nyai Sri

    Yudi kembali ke tempat duduk dan berbicara dengan pak Jaka."Bagaimana? Apakah yang dikatakan oleh Ning sih?" tanya pak Jaka."Maaf pak Jaka, acara ini masih belum selesai. Kita harus menunggu sebentar lagi." Jawab Yudi."Baik kalau begitu, saya akan menunggu Sri. Dia sangat cantik sampai saya merelakan waktu saya untuk menunggu dia. Padahal saya masih banyak urusan yang belum diselesaikan malam ini." Kata pak Jaka."Terima kasih, pak Jaka!" Kata Yudi.Akhirnya acara pertunjukan selesai, dan Sri dijebak oleh Ningsih."Sri, ikut aku!" Kata Ningsih."Maaf tapi aku ingin segera pulang. Aku sangat lelah sekali." Kata Nyai Sri."Sudah ikut saja, aku akan mempertemukan kamu dengan ibu kamu." Kata Ningsih."Apa kamu serius?" tanya Nyai Sri."Aku sangat serius, ayo ikut dengan aku!" jawab Ningsih."Baik, aku ilang mengikuti kamu." Kata Nyai Sri. 

DMCA.com Protection Status