Hatiku sangat senang melihat Tia bertemu dengan keluarganya. Aku bahagia melihat senyum di wajahnya apa lagi dihiasi dengan lesung pipinya. "Kamu cantik dan manis Tia!" ucapku dalam hati.Namun saat mendengar orang tuanya membicarakan Irvan, entah kenapa hatiku merasa sangat sakit perih bagai disayat. Tidak pernah aku merasakan hal seperti ini sebelumnya. Beberapa kali ku menatap Tia melalui kaca spion. Tak ada tanda-tanda ia akan menjelaskan seperti apa sebenarnya mantan suaminya. "Apakah Tia masih mencintai laki-laki brengsek itu? Apa dia ingin kembali padanya?" Begitu banyak pertanyaan dalam benakkuSetelah mengantar orang tuanya ke kamar untuk beristirahat aku memilih naik kelantai dua. Awalnya aku berniat melakukan olahraga seperti biasanya. Tapi sekarang, tubuhku rasanya tidak bertenaga, lemas seperti tak bertulang. Aku putuskan masuk kamar, dan menjatuhkan bobot tubuhku di atas kasur. Aku terlentang dengan Kedua tanganku di bawah kepala, mataku menatap plafon kamar."Tia, apaka
"Mas, aku 'kan gak bilang kalau aku mau nikah sama Mas. Kok mas bisa sebahagia itu? Aku 'kan cuma bilang aku menyukaimu bukan aku setuju menikah denganmu," ujar Tia setelah memutar tubuhnya."Gak masalah, kau menyukaiku saja sudah cukup bagiku. Urusan nikah akan kutunggu sampai kau benar-benar siap." Danu tersenyum menatap Tia begitupun sebaliknya. Rona kebahagiaan tampak jelas di wajah mereka berdua."Apa yang telah kalian lakukan?" Bu Anisa tiba-tiba saja muncul dari anak tangga.Deg! Tia dan Danu terkejut melihat bu Anisa sudah berdiri dihadapan mereka."ka-kami tidak melakukan apa-apa, Mak!" jawab Tia gugup.Bu Anisa hanya diam menatap Tia dengan penuh kecurigaan. "Tadi saya ketiduran, Bu! Jadi saya tidak mendengar kalau Tia mengetuk pintu." Danu berusaha meyakinkan Bu Anisa."Tia, Emak perlu bicara empat mata denganmu, nanti setelah selesai makan!" ucap bu Anisa tegas."Iya, Mak!" Tia menundukkan kepalanya."Ya sudah, ayo turun! Bapak sama yang lain sudah menunggu di meja makan
Tanpa Tia sadari diam-diam Danu mengikutinya dari belakang. Ia berdiri di depan pintu kamar Tia yang tidak tertutup sempurna. Ia penasaran apakah ibu Anisa marah karena perbuatannya? jika memang benar ia Siap bertanggungjawab, ia siap jika orang tua Tia memintanya menikahi Tia saat ini juga."Sudah seberapa jauh kalian berbuat dosa? Bu Anisa memotong ucapan Tia.Deg jantung tia berdegup kencang."Ma- maksud Emak apa?" Jawab Tia gugup"Jangan pura-pura tidak tahu emak sudah melihat semuanya! Sudah seberapa jauh hubungan kalian?" Bentak bu Anisa."Mak, ini tidak seperti yang emak pikirkan, Tia tidak pernah melakukan apapun." Tia menangis karena takut dan rasa bersalahnya menjadi satu."Terus apa yang harusnya emak pikirkan saat emak melihat kalian berpelukan, Tia? Emak gak nyangka kamu berbuat seperti ini. Emak malu Tia, apa kata orang nantinya? jangan-jangan yang berselingkuh itu kamu bukannya Irvan makanya kamu di usir dari rumahnya." "Mak, Tia bisa jelasin! Ini gak seperti yang Emak
PRANNG! Irvan menyenggol gelas yang ada di atas meja dekat tempat tidurnya. Meja itu baru ditaruh disana Semenjak Irvan gak bisa berjalan. Gunanya untuk menaruh makan dan minum irvan. Sontak saja Selly yang tidur disebelahnya jadi terbangun. Ia duduk dan menoleh kearah Irvan dengan mata melotot."Apalagi sih, Mas? Bisa gak sehari saja mas gak bikin masalah? Aku tu capek pengen istirahat!" Selly membentak Irvan. Akhir-akhir ini Selly sering pulang malam tak jarang pula ia pulang pagi. Setiap ditegur sama bu Sutri, ia selalu mengancam akan pergi dri rumah. Hal itu membuat bu Sutri Kalah telak, karena kalau Selly pergi dari rumahnya siapa yang akan menanggung biaya berobat Irvan. siapa juga yang akan mencukupi kebutuhan dapurnya.Tak kunjung bisa berjalan akhirnya Irvan di rumahkan dari tempatnya bekerja. Tanpa digaji dan tanpa diberi pesangon karena Irvan karyawan kontrak."Uuk ... Uuk ...uuk!" Irvan berbicara dengan bahasa isyarat."Kamu ngomong apa sih, Mas!? Aak uuk, aak uuk, gak j
"Jangan lupa besok dandan yang cantik, pake baju yang bagus, tas bagus, pake perhiasan, tunjukan pada mantan mertua dan mantan suamimu kalau kamu bisa sukses tanpa mereka. Buat mereka menyesal telah membuangmu," ucap bu Anisa selepas kepergian Danu. Semarah apapun dirinya pada Tia tetap saja Tia adalah anaknya dia akan membantu Tia untuk membalas perbuatan mantan menantu dan mantan besannya itu. "Tapi Tia gak punya perhiasan, baju bagus, tas bagus, seperti yang Emak katakan," "Sudahlah Mak, pakai saja apa yang ada gak usah berlebihan. Lagian kita ke sana cuma sebentar," ucap Pak Rasyid."Gak bisa gitu dong Pak, mereka harus di buat menyesal telah membuang Tia dan Raffa. Mereka kira tanpa mereka Tia gak bisa hidup, gak bisa sukses!" bantah bu Anisa."Terserah Emak sajalah, Bapak mau ke depan jalan-jalan. Sini Raffa biar sama Bapak." Pak Rasyid mengulurkan tangannya untuk meminta Raffa yang ada di pangkuan Tia.Sebelum Danu pulang sempat ada drama tangisan Raffa yang tidak mau berp
"Aku mau yang ini" ucapnya pada Mbak SPG. Hehhh, enak saja!" Bu Anisa mendorong bahu perempuan itu. "Anak saya sudah memilih ini duluan, kamu cari yang lain. Jangan dibiasakan mengambil punya orang lain." Bu Anisa menarik tas yang ada di tangannya."Kamu ...." Tia melotot melihat Siapa yang yang mengambil tas pilihanya."Kamu kenal dia?" tanya bu Anisa bingung.Tia pun menganggukkan kepalanya. "Dia istrinya Mas Irvan!" jawab Tia tanpa memalingkan wajahnya. Ya perempuan itu adalah Selly."Ohh, jadi kamu orangnya Yang telah merusak rumah tangga anakku. Dasar pelakor!" Bu Anisa mengacungkan jari telunjuknya ke muka Selly."Dengar ya, nenek tua! Rumah tangga anak nenek itu sudah hancur dari sananya. Anak nenek itu, tidak bisa muasin suami. Jadi, jangan salahkan aku kalau suaminya melirikku, secara aku lebih segala-galanya dibanding anak nenek," ucap Selly sambil melenggak-lenggokkan tubuhnya.Selly memang cantik tubuhnya putih bersih dan langsing. Tapi Tia lebih cantik kecantikannya ia
"Hadiah? Dari siapa pak?" Tia menatap kotak yang ada ditangannya"Katanya dibuka saja Non, nanti Non Tia akan tahu sendiri dari siapa,""Dari siapa, Tia?" tanya bu Anisa yang duduk di sampingny"Gak tau, Mak!""Coba dibuka!""Iya, sebentar! Tiapun segera membuka kotak tersebut."Wahh! ini 'kan tas yang Tia suka tadi Mak." Mata Tia berbinar melihat tas yang ada ditangannya. Selama hidup dengan Irvan belum pernah dia membeli tas semahal ini. Jangankan untuk membeli tas, untuk makan saja Tia kesulitan, semua uang belanja di pegang ibu mertua."Iya benar, ternyata tas ini Nak Danu berikan untuk kamu, Nak," ujar Bu Anisa."Iya, Mak!" Tia sangat bahagia mendapatkan tas kesukaannya. Senyuman mengembang di sudut bibirnya. "Kamu baik banget, Mas! Terimakasih, Maafkan Tia yang sempat berpikir Mas Danu punya wanita lain," batinnya.Pak Rasyid menoleh ke belakang, ia ikut bahagia melihat anaknya bahagia, "sudah cukup penderitaan yang kamu dan raffa alami selama ini. Sekarang sudah saatnya kalian
Tia tersenyum, "kenapa? Apa ibu tidak mengenaliku? menantu yang ibu sia-siakan dulu sekarang jauh berbeda?""Apa aku gak salah dengar? Iya, benar dia, Tia! Kok bisa dia berubah jadi cantik dan berkelas begini," batin bu sutri."Ehh, Tia! Kamu apa kabar Nak? Kamu kemana saja Irvan mencarimu kemana-mana? Maaf ibu pangling kamu tambah cantik sekarang!" Bu Sutri memeluk tubuh Tia."Sepertinya Tia sekarang sudah menjadi orang kaya. Terlihat dari penampilannya sudah seperti wanita karier. Wajahnya juga terlihat lebih bersih pasti dia menggunakan perawatan kecantikan. Aku harus bisa membujuknya untuk kembali bersama Irvan. Supaya aku tidak kelelahan lagi merawat irvan dan juga aku tidak perlu bergantung sama Selly." Bu Sutri bicara dalam hati.Melihat perubahan sifat bu Sutri, membuat Tia bingung. "Tumben ibu menjadi baik seperti ini, tidak seperti biasanya?" batinnya.Pak Rasyid yang berada disebelah Tia juga bingung tapi ia hanya melihat terlebih dulu sampai kapan mantan besannya itu akan
"ibu awaaaassss!!" Tia berteriak saat melihat mobil Avanza silver melaju kencang mendekati bu Sutri.Teriakan Tia membuat sang mantan ibu mertuanya itu tersadar dari lamunannya. Saat ia berbalik menoleh ke arah Tia, baru ia sadari mobil Avanza sudah sangat dekat dengannya. Karena syok dan kaget tulang persendiannya terasa lumpuh dan tak bisa digerakkan. Bukannya berlari menghindar, bu sutri malah terduduk di aspal.Ciiiiittttt! Braghh! Gesekan ban mobil dengan aspal membuat asap mengepul menutupi jalan raya. Namun karena kecepatan mobil yang terlalu tinggi sehingga sang sopir tak bisa mengelak. Kecelakaan itu tak bisa dihindarkan. Tubuh bu sutri terseret hingga beberapa meter dari tempat semula."Ibuuuu!" Tia menjerit lalu menutup mata dengan kedua tangannya. Ia tak sanggup melihat apa yang terjadi tepat di hadapannya. Ketika ia membuka mata orang-orang sudah berkerumun mengelilingi sang mantan ibu mertua."Ibuuuu!" Tia berlari mendekat, ia menyelinap diantara banyaknya orang yang
"Dimana Raffa, Mak?" Tia yang baru saja keluar dari kamar. Baru menyadari Raffa tidak ada di sekitar mereka. Hari ini pengasuhnya tidak masuk kerja karena ada keperluan."Loh tadi disini." Bu Anisa menunjuk tempat Raffa bermain sebelumnya. Ia lengah karena sedang menelpon kakaknya Tia yang ada di kampung. Ia memberi kabar kalau Tia mau menikah lagi. Ia berharap anak sulungnya bisa ikut menyaksikan pesta pernikahan anak bungsunya."Jangan-jangan ...." Tia berlalu ke ruang produksi. Pikiran buruk tiba-tiba saja merasukinya. Segera ia berlari memasuki ruang produksi yang terletak di sebelah rumahnya, ruangan itu baru saja selesai dibangun 2 bulan lalu."Ibu sembunyikan dimana, Raffa?" Tia membentak Bu Sutri yang sedang membuat empek-empek.Bu sutri terkejut karena kerasnya suara Tia. Ia menatap bingung kearah bu Anisa dan Tia secara bergantian. Ia sama sekali tidak mengerti apa yang Tia maksud."Ibu! Kenapa diam saja? Jawab, dimana ibu sembunyikan Raffa?" Kali ini Tia menarik tubuh bu su
"ibu!" Tia sungguh terkejut dengan apa yang ia lihat. Matanya melotot, jantungnya berdegup kencang. Orang yang selama ini selalu ia Hindari kini duduk manis di ruang tamu rumahnya."Tia!" Ibu Sutri pun tak kalah terkejutnya. seketika ia berdiri dari duduknya. Ia terpaku melihat Tia yang baru saja datang dari dalam."Mau apa Ibu kesini?" Ucap Tia dingin, ia sama sekali tidak ingin berbasa-basi. sudah cukup selama ini dirinya dan Raffa tersakiti. Sungguh ia tidak ingin lagi berhubungan dengan masa lalunya."Ibu kesini mau melamar pekerjaan. Apakah ini rumahmu?" Mata bu Sutri berputar melihat-lihat seisi rumah. "Kamu sekarang benar-benar sukses, Tia," ucapnya seraya tersenyum kagum. Bu Sutri tidak menyangka jika Tia sekarang semakin sukses sedangkan dirinya dan Irvan semakin terpuruk."Sebaiknya Ibu pergi dari sini, disini tidak ada lowongan pekerjaan untuk ibu!" Tia berbalik hendak meninggalkan ruang tamu. Namu tiba-tiba saja bu Sutri berlari menghalangi jalannya. "Tia, Ibu mohon! Teri
"Septia Aprianti bersediakah engkau menikah denganku? Bersediakah engkau Menua bersamaku, mengarungi suka dan duka dalam biduk rumah tangga? Bersediakah engkau kau menjadi ibu dari anak-anakku?" Danu berucap dengan lantang dan tegas.Semua mata kini tertuju pada Tia. Wanita itu menundukkan wajahnya sejenak lalu mengangkatnya kembali. "Ya, saya bersedia!" jawabnya singkat"Allhamduillah!" Semua orang yang ada di ruangan itu mengucap syukur saat mendengar jawaban dari Tia."Alhamdulillah ya Allah, tinggal selangkah lagi Tia akan menjadi milikku seutuhnya," Danu berucap dalam hati.Matanya berkaca-kaca karena bahagia. Dia tidak menyangka bisa melangkah sejauh ini. Tia sudah merubah segalanya dalam hidupnya. Rasa yang dulu dia pikir Hanya sebatas rasa kagum atas perjuangannya kini sudah berubah menjadi cinta."Tia aku berjanji tidak akan ada lagi tangisan kesedihan dalam hidupmu. Yang ada hanyalah tangisan kebahagiaan. Apa yang diperbuat papaku pada aku dan Mama, aku jamin tidak akan terj
Prannng! Gelas yang ada di tangan Bu Sutri jatuh karena tangannya di dorong oleh perawat."Haduhhh, 'Kan jadi pecah! Mbak ini ada masalah apa sih sebenarnya? Kenapa main dorong aja!" Bu Sutri membentak suster rumah sakit."Bu, pasien yang baru saja selesai menjalani operasi tidak boleh langsung diberi minum tunggu dulu beberapa saat,""Tapi anak saya haus, gimana dong? Harus nunggu berapa lama?" tanya Bu Sutri sewot."Tunggu pasien bisa kentut! Setelah itu beri minum sedikit demi sedikit dulu, jangan langsung habis satu gelas Ya, pak!" Lalu suster mengecek kondisi irvan. Setelah dipastikan semua baik-baik saja suster pun berlalu pergi.Setelah beberapa hari dirawat inap, hari ini Irvan sudah diperbolehkan pulang."Bu, kaki Irvan ...." Irvan terkejut saat ia turun dari tempat tidur, ia tidak merasakan sakit pada kakinya. Ia melihat kebawah lalu menghentakkan kakinya ke lantai.Bu Sutri yang melihat pun ikut terkejut. "Apa yang kamu lakukan, Irvan!" teriaknya. Ia takut kaki anaknya bert
"Maaf pak dengan sangat menyesal kami harus menyampaikan testis Bapak mengalami cidera yang membuat terjadinya kerusakan dan malfungsi pada testis Bapak,""Lalu apa yang harus di lakukan, Dok?" Aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang di jelaskannya.Kami harus segera melakukan operasi pengangkatan kedua testis bapak. Untuk meminimalisir terjadinya infeksi yang berkelanjutan,""A-apa? Pengangkatan testis? Apa itu arti saya tidak akan memilih anak lagi Dok?" Aku sangat terkejut bagaimana bisa seorang laki-laki bisa hidup tanpamu testis."Dengan sangat menyesal saya jawab, iya! Kenapa apa Bapak belum punya anak?""Alhamdulillah sudah, Dok! Satu. Apa tidak ada cara lain, Dok?" Aku sangat berharap masih bisa mempertahankan Karena aku Masih pengen punya anak kelak jika aku kembali bersama Tia."Sayangnya tiga ada, pak! Kerusakannya sudah sangat parah. Jaringan testis bapak sudah mati karena terlambat penanganannya.""Ya Allah, apakah ini karma? Karena aku sudah menyia-nyiakan titipan
"Makasih ya, Mas! Mas sudah melindungi aku sama Raffa. Mas datang di waktu yang tepat," ucap Tia saat mereka sudah berada di dalam mobil. Danu duduk di belakang kemudi sedangkan Tia duduk di sampingnya. Raffa, Danu letakan di car seat tepat di belakang Tia. Car seat ya Ia beli khusus untuk calon anaknya. Ia sudah membayangkan jika nanti mereka menikah. Ia akan membawa Tia dan Raffa jalan-jalan kemana pun yang mereka mau."Iya, sayang! Mulai sekarang kamu gak perlu takut lagi, ada aku yang akan selalu melindungi kalian. Aku harap, ini terakhir kalinya kamu menangis karena laki-laki itu." Danu menggenggam tangan Tia. ia berharap Tia bisa hidup tenang mulai sekarang."Oh, iya! Sebenarnya, Mas mau membawa kita kemana?" tanya tia karena Danu tidak memberi tahu sebelumnya."Kamu ikut aja, aku mau ngenalin kamu dan Raffa sama seseorang!" Danu menoleh kearah Tia lalu tersenyum. Sesekali ia melihat Raffa lewat kaca spion. Anak itu tengah asyik melihat keluar jendela."Semoga saja kejadian ta
Empat bulan sudah Tia menempati rumah barunya. Rumah dengan empat kamar didalamnya, memang tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan rumah Danu. Jarak rumah ini tidak terlalu jauh dari rumah mantan suaminya, bedanya rumah Irvan masuk gang sedangkan rumah Tia dipinggir jalan. Meski begitu Tia berharap irvan tidak menggangu kehidupannya.Tia setuju membeli rumah itu karena halamannya luas. Letaknya juga strategis diapit dua PT garmen dan dekat dengan sekolah SMA. Sangat cocok dengan bisnis yang Tia jalani.Di depan rumahnya, Tia membangun resto yang menyajikan makanan khas Palembang. Saat ini usaha tia sudah berkembang pesat, ramai pengunjung yang datang silih berganti. Karyawannya saat ini sudah bertambah menjadi sepuluh orang, ia memperkerjakan warga sekitarnya.Tia juga sudah resmi bercerai dengan Irvan dan sudah terlepas dari masa Iddah. Proses perceraiannya Hanya dua Minggu karena pihak Irvan tidak ada yang datang saat persidangan. Ditambah lagi bukti-bukti yang Tia miliki sud
"apa yang kalian lakukan disini? Ayo turun Bapak sama Nak David sudah menunggu sejak tadi!" Bu Anisa memutuskan untuk tidak membahas apa yang dia dengar. Setelah mendengar cerita Danu tidak adil rasanya kalau dia membenci hubungan mereka sedangkan mereka berdua saling mencintai. Tugasnya hanya mengawasi jangan sampai mereka terbuai bujuk rayuan setan. Godaan hawa nafsu tidak pandang usia dan status. Jadi sebagai orang tua dia harus melindungi anaknya apalagi sekarang Tia kembali menjadi tanggung jawabnya.Tia dan Danu berjalan di belakang Bu Anisa. Saat ini mereka berkumpul di ruang tamu. Tia menyerahkan syarat-syarat pengajuan gugatan cerai beserta bukti perselingkuhan Irvan ke david. Video saat Irvan dan Selly memeriksa kandungan pun Tia serahkan juga."Kira-kira memakan waktu berapa lama , Nak David?" tanya bu Anisa. Ketika melihat David menata semua berkas-berkas dan memasukkannya kedalam tas kerja."Saya perkirakan tidak akan lama, Bu! Bukti-bukti yang kita punya sudah cukup