Share

Part 6

Author: Wuri Masruroh
last update Last Updated: 2021-09-23 10:14:55

    Ayu pun tak habis pikir dengan sikap Kevin yang sejauh itu.

“Kenapa sih, Kevin sepeduli ini sama gue?” tanyanya dalam hati.

“Vin, gue mohon banget sama lu, lu ngertiin gue, “ pinta Ayu kepada Kevin.

“Masalah ini enggak mau gue umbar ke orang lain, Vin, cukup gue aja yang tahu. Bahkan, sahabat-sahabat gue pun juga enggak ada yang tahu,” lanjut Ayu.

Ayu tak sengaja melihat ke arah Martha dan kawan-kawannya, dan ia baru tahu bahwa Martha mengawasi pembicaraannya dengan Kevin.

     Jam istirahat pun dimulai, Martha langsung pergi menuju ke kelas Ayu. Apa yang akan dia lakukan?

“Sayang, tadi aku lihat kamu lagi ngobrol berdua sama Ayu di samping perpus. Kalian ngomongin apaan sih, kok kaya serius gitu?” tanya Martha penuh selidik.

“Dia tuh lagi sedih terus sering menyendiri, enggak seperti biasanya. Aku penasaran, masalah apa yang sebenarnya lagi dia hadapi,” jawab Kevin.

     “Kenapa Kevin bisa sepeduli ini sama Ayu?” tanya Martha dalam hati.

“Kalau dia seperti ini terus, aku tuh khawatir sama dia, Sayang,” lanjut Kevin.

Sikap Kevin yang begitu perhatian terhadap Ayu menimbulkan tanda tanya besar di hati Martha. Selama ini, Kevin belum pernah bersikap sejauh ini kepada perempuan selain dirinya. Bahkan, Kevin pun tak pernah memiliki teman dekat atau sahabat perempuan. Padahal, Kevin adalah tipe orang yang humble dan mudah berbaur dengan orang lain. Hal itu dilakukan Kevin semata-mata untuk menghargai perasaan Martha, perempuan yang sangat ia sayangi.

     “Emangnya dia semurung apa sih, sampai-sampai kamu khawatir kaya gini?” tanya Martha dengan nada sinis.

“Kok kamu jadi sinis gitu? Kamu cemburu?” balas Kevin sambil melontarkan senyum tipis.

“Kamu enggak usah khawatir, Marthaku sayang. Kamu jangan berpikir yang aneh-aneh. Masa sih kamu enggak percaya sama aku?” lanjut Kevin yang berusaha meyakinkan Martha.

     Ayu dan sahabat-sahabatnya kembali ke kelas. Martha masih belum beranjak dari samping Kevin. Ayu pun melihat mereka berdua yang sedang duduk berdampingan. Martha dan Ayu saling berpandangan. Martha menatap Ayu dengan tatapan sinis, menandakan bahwa dirinya memang sedang dilanda rasa cemburu.

“Ya udah deh, kalau gitu aku balik ke kelas, ya. Sampai ketemu nanti, Sayang,” pamit Martha sambil membelai pipi Kevin.

     “Alhamdulillah, Ayu udah mendingan, guys,” celetuk Dito.

“Nah, gitu dong, Yu, jangan sedih mulu,” sahut Salsa.

“Eh, tapi kita masih setia nunggu cerita lu, nih. Udahlah, Yu, lu tuh kebiasaan emang, senang banget nyimpan kesedihan sendiri,” imbuh Salsa.

“Iya ... gue janji gue bakal ceritain ini semua ke kalian. Gue lagi cari waktu yang tepat,” jawab Ayu.

     Ayu tak ingin terus bersedih di depan sahabat-sahabatnya. Ia tak ingin membuat sahabat-sahabatnya itu bingung dan gelisah. Namun, Ayu masih belum bisa melupakan kepergian ibunya.

“Ya Allah, jangan Engkau biarkan hamba terlihat sedih di depan sahabat-sahabat hamba. Kuatkanlah hamba, Ya Allah,” ucap Ayu dalam hati.

“Maaf ya, guys, pasti kalian bingung dan bertanya-tanya karena sikap gue yang aneh selama beberapa hari ini,” ucap Ayu.

Ayu pun mendapat pelukan hangat dari sahabat-sahabatnya.

     Malam pun tiba, suasana sepi menyelimuti rumah Pak Erwin. Hanya ada Andre dan Ayu, sementara Pak Erwin dan keluarganya masih berada di luar. Ayu tengah duduk di gazebo belakang rumah, menikmati suasana malam. Lagi-lagi, ia memikirkan nasib malang yang menimpa ibunya sambil memegangi liontin bunga krisan yang terpasang di lehernya.

“Kalung ini enggak boleh hilang lagi. Cuma ini satu-satunya kenangan dari Ibu yang gue punya,” ujar Ayu.

    Tiba-tiba, sang kakak pun datang menghampiri Ayu.

“Yu, lu masih kepikiran Ibu, ya?” tanya Andre.

“Iya, Ndre, gue pasti akan ingat terus seumur hidup gue. Lu pasti juga, kan,” jawab Ayu.

Andre menjawabnya dengan menganggukkan kepala.

     Ayu tak bisa mengelak, rasa amarah dan dendam pun berkecamuk di hatinya. Bahkan, terbesit dalam pikiran Ayu untuk balas dendam. Siapapun orangnya, Ayu akan menghadapinya. Ia benar-benar tak habis pikir dengan orang yang telah berbuat setega itu kepada ibunya.

“Ndre, kita harus cari tahu, siapa dalang di balik penjebakan Ibu. Kita enggak boleh tinggal diam, bagaimanapun caranya,” kata Ayu.

     Sama dengan Ayu, Andre juga mempunyai rencana seperti itu. Dirinya pun mendukung rencana Ayu.

“Pasti, Yu, kita enggak boleh pasrah gitu aja. Gue juga enggak rela Ibu pergi dengan cara seperti itu,” sahut Andre.

“Bu, maaf kalau kita jadi pendendam seperti ini,” kata Ayu dalam hati.

     Ayu dan Andre tak pernah menyangka bahwa ibu mereka harus pergi dengan cara seperti itu. Mereka pun harus mengubur dalam-dalam keinginan mereka untuk berkumpul lagi dengan ibunya. Bu Sartika, ibu mereka yang baik hatinya harus kehilangan nyawa karena kesalahan yang tidak pernah dilakukan. Pantas saja, Andre dan Ayu tak mampu menghilangkan rasa dendam yang sedang berkecamuk. Apa jadinya jika Andre dan Ayu tahu bahwa ibu mereka adalah korban kejahatan ayah mereka sendiri?

     “Ya ampun, gue cariin dari tadi, ternyata kalian di sini.” Terdengar suara dari arah dapur, ternyata Edgar baru saja pulang dari kampus.

Edgar pun langsung menghampiri mereka. Ia tahu bahwa Andre dan Ayu sedang tidak bahagia, terlihat dari ekspresi wajah mereka.

“Pasti kepikiran ibu kalian lagi, ya?” ujar Edgar.

“Udahlah, guys, kalian harus bisa mengikhlaskan kepergian Ibu. Ibu pasti sudah bahagia di sana,” lanjutnya.

     Perkataan Edgar membuat Andre maupun Ayu kesal, terutama Ayu. Menurut mereka, Edgar tak sepatutnya berbicara seperti itu. Andre dan Ayu merasa bahwa Edgar tidak bisa memahami posisi dan perasaan mereka saat ini.

“Emang, Gar, nyuruh kita buat mengikhlaskan kepergian Ibu adalah hal yang enteng. Gue perhatiin dari kemarin, cuma kata-kata itu aja yang lu ucapin,” tutur Ayu dengan nada sedikit tinggi.

“Maksud lu gimana, Yu?” tanya Edgar.

    Edgar kaget dengan perkataan Ayu tersebut.

“Gue bukannya enggak bisa mengikhlaskan, gue cuma butuh waktu. Gar, lu bayangin, udah 10 tahun gue sama Andre enggak ketemu sama Ibu. Lu bayangin, dong, betapa kangennya kita sama Ibu. Hati kita hancur, Gar, kita kehilangan orang yang sangat kita cintai,” tutur Ayu sambil menahan tangis.

“Iya, Yu, gue ngerti, tapi kan lu enggak bisa kaya gini terus. Lu harus segera move on, yang lalu biarlah berlalu,” jawab Edgar.

     Kekesalan Ayu kepada Edgar pun tak dapat ditahan. Edgar seakan-akan tidak peduli dengan kisah masa lalu Bu Sartika yang kelam. Ia hanya bisa menyuruh Andre dan Ayu untuk segera melepaskan diri dari bayang-bayang ibu mereka. Ayu pun beranjak dari gazebo dan masuk ke dalam rumah dengan penuh rasa emosi.

“Gar, gue mohon sama lu, jangan ulangi kata-kata itu lagi. Gue tadinya berpikir kalau lu udah bisa menghargai perasaan kita, ternyata gue salah,” ucap Andre.

     Andre pun kemudian menyusul Ayu, meninggalkan Edgar seorang diri di gazebo.

“Kok malah jadi kaya gini, sih?” tutur Edgar dalam hatinya.

Ia tak menyangka bahwa Andre dan Ayu akan sekecewa itu dengannya. Ia merasa, ucapannya itu benar. Ia juga tak bermaksud untuk membuat hati kedua saudaranya itu sedih dan kecewa.

     Jujur saja, hati Edgar merasa sedikit lega saat mengetahui kejadian yang dialami Bu Sartika. Itu tandanya, Andre dan Ayu tak akan pergi meninggalkannya. Setakut itukah Edgar kehilangan Andre dan Ayu? Apakah benar, Edgar sedang berusaha membuat Andre dan Ayu melupakan masa lalunya, termasuk kepergian Bu Sartika? Siapa yang akan dibela oleh Pak Erwin dan Bu Tina, Andre dan Ayu, atau putranya?

Related chapters

  • Kami Bukan Romeo dan Juliet   Part 7

    “Edgar, Andre, Ayu, kalian kok diam aja dari tadi? Kalian kenapa?” tanya Pak Erwin. “Enggak apa-apa kok, Pa ... Ayu berangkat dulu ya, Pa, Ma. Assalamualaikum,” jawab Ayu sambil pamit pergi ke sekolah. “Pa, Ma, Andre ke kamar dulu, ya” kata Andre. Pak Erwin dan Bu Tina merasa aneh dengan sikap anak-anak mereka. “Gar, ada apa sih sebenarnya?” tanya Bu Tina. “Edgar enggak tahu, Ma,” jawab Edgar. “Andre dan Ayu beneran marah sama gue. Gue harus minta maaf ke mereka.” Edgar merasa tak enak melihat sikap Andre dan Ayu. ”Edgar berangkat dulu deh, Ma, Pa. Assalamualaikum.” Edgar pun berangkat ke kampus dengan perasaan tidak tenang, memikirkan sikap Andre dan Ayu yang seketika berubah. Pagi ini, Ayu berangkat ke sekolah bersama Yongki. Ayu dan Yongki berboncengan menggunakan motor Yongki, sementara motor Ay

    Last Updated : 2021-09-23
  • Kami Bukan Romeo dan Juliet   Part 8

    Pemotor yang ditabrak oleh Kevin dan sahabat-sahabatnya itu akhirnya dibawa ke rumah sakit. Sesampainya di sana, ia langsung mendapatkan penanganan.“Dok, bagaimana kondisinya?” tanya Kevin kepada dokter yang menangani.“Alhamdulillah, luka-lukanya tidak begitu parah. Kita tinggal menunggu sampai dia siuman,” jawab dokter tersebut.“Saya minta tolong kepada kalian agar tetap kondusif. Jangan sampai dia terganggu,” pintanya kepada Kevin dan sahabat-sahabatnya. Setidaknya, Kevin bisa bernapas lega. Ternyata, kondisi pemotor itu tidak separah yang dipikirkannya. Ia akan membiayai biaya perawatan pemotor itu sebagai bentuk tanggung jawabnya.“Biaya rumah sakitnya gimana dong, guys?” tanya Bastian.“Biar gue aja yang tanggung,” sahut Kevin.“Lho, enggak bisa gitu dong, Yang. Ini semua kan gara-gara Leon, gara-gara dia yang nyeti

    Last Updated : 2021-09-27
  • Kami Bukan Romeo dan Juliet   Part 9

    Semua mata tertuju kepada Kevin. Ayu, Andre, Salsa, Dito, dan Yongki melihat ke arah Kevin yang sedang memperlihatkan raut muka tegang. Detak jantung Kevin pun makin kencang, dan sangat kencang.“Yu ... gue ... gue mau ... .” Kemudian, Kevin pun terdiam.“Gue minta maaf, Yu, gue enggak sengaja,” lanjutnya.Mereka bingung dengan ucapan Kevin tersebut. Mereka dibuat salah fokus dengan ketegangan Kevin yang sangat terlihat itu.“Kak, aku minta maaf, aku enggak hati-hati dan kebanyakan bercanda sama teman-teman tadi,” sambung Kevin.“Jadi ... lu yang udah bikin Kak Andre kaya gini?” celetuk Yongki.Kevin pun menjawabnya dengan menganggukkan kepala.“Kok bisa sih, Vin?” tanya Dito.Kemudian, Kevin menceritakan kronologi kejadian tertabraknya Andre. Kevin menceritakan semuanya dengan jujur dan apa adanya. Ia sangat merasa bersalah dan benar-

    Last Updated : 2021-10-07
  • Kami Bukan Romeo dan Juliet   Part 10

    “Hai, Edgar, gue Kevin,” kata Kevin sambil mengulurkan tangan kepada Edgar.Edgar menerima ajakan Kevin untuk bersalaman.“Lu ada kepentingan apa di sini?” tanya Edgar.Kevin pun menjelaskan semuanya kepada Edgar. Lalu, bagaimanakah reaksinya?Pengakuan dari Kevin membuat api kemarahan Edgar tersulut. Ia langsung meraih dan mencengkeram baju Kevin.“Berani-beraninya lu nyelakain saudara gue!” serang Edgar.“Edgar ... hentikan!” seru Pak Erwin sambil menarik tubuh Edgar.Ia tak terima dengan perbuatan Kevin yang telah membuat Andre terbaring lemah.Sama seperti Martha, Edgar terkenal dengan temperamennya. Hal itulah yang membuat ia terkadang berani melakukan hal yang nekat di luar dugaan. Ia akan melakukan apa saja kepada orang yang tidak ia suka. Kali ini, Edgar melakukannya kepada Kevin, orang yang baru saja ia kenal.“Edgar, lu engg

    Last Updated : 2021-10-07
  • Kami Bukan Romeo dan Juliet   Pat 11

    Kevin memang tidak melakukan suatu kesalahan yang fatal. Namun, kemarahan Martha tak dapat dikendalikan. Separah itukah kecemburuan Martha kepada Kevin? “Kevin nyebelin banget, sih! Sok baik banget dia sama keluarganya Ayu!” pekik Martha. “Kalau dipikir-pikir, kenapa Kevin bisa seperhatian ini sama Ayu? Ini udah kedua kalinya, lho,” gerutunya. “Sepertinya, ada suatu hal yang gue enggak tahu. Okay, gue enggak boleh tinggal diam,” ujar Martha. Wajar saja, ia memang tidak suka saat melihat Kevin begitu perhatian kepada perempuan lain. Menurutnya, perhatian Kevin kepada Ayu sudah melebihi batas maksimal. Apakah Martha mulai curiga dengan Kevin dan Ayu? Apakah dia mulai penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi antara Kevin dan Ayu? Bersikap perhatian kepada perempuan selain Martha merupakan suatu tantangan tersendiri bagi Kevin. Telah tersusun rapi sebuah surat perjanjian di antara pasangan kekasih itu. Ap

    Last Updated : 2021-10-07
  • Kami Bukan Romeo dan Juliet   Part 12

    “Siapa, Dit?” tanya Salsa kepada Dito yang sedang memeriksa ponselnya.“Yongki? Ngapain dia telepon?” celetuk Dito.“Halo, Ki, ada apa?” sahut Dito.Dito dan Salsa pun berkonsentrasi mendengarkan jawaban Yongki. Setelah mengetahui kejadian yang sebenarnya, mereka pun bergegas menuju ke UKS untuk melihat kondisi Ayu yang masih belum sadarkan diri.Tak lama setelah itu, Kevin pun datang. Setibanya di kelas, ia melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kanannya. Ia berkata, “Syukurlah, dikit lagi gue bisa kena hukum, males banget.”Secara spontan, ia langsung mengalihkan pandangannya ke arah bangku 4 serangkai, yaitu Ayu, Salsa, Dito, dan Yongki.“Ayu sama teman-temannya kemana, kok enggak ada? Tapi ... tasnya Salsa sama Dito kok ada di atas meja?” kata Kevin sambil melihat ke arah bangku Ayu dan sahabat-sahabatnya.

    Last Updated : 2021-10-18
  • Kami Bukan Romeo dan Juliet   Part 13

    “Halo, Ndre, gimana keadaan lu?” Ayu pun tak lupa untuk menanyakan keadaan kakaknya yang masih berada di rumah sakit.“Gue udah enakan kok, Yu, mungkin besok atau lusa gue udah bisa cabut dari sini,” jawab Andre.“Yu, suara lu kaya beda gitu, lu sakit?” Ayu pun terdiam ketika mendengar perkataan Andre tersebut.Suara Ayu yang tidak terdengar seperti biasanya membuat Andre melontarkan kata-kata tersebut. Tidak mungkin Ayu berkata jujur kepada Andre. Ia tak ingin membuat kakaknya itu khawatir. Ayu berusaha untuk menutupinya.“Emang suara gue kenapa? Gue enggak apa-apa, Ndre,” elak Ayu.“Dik, waktu pulang nanti Adik harus ditemenin sama teman-teman Adik, ya, karena kondisi Adik belum sepenuhnya pulih. Sekarang, waktunya Adik makan dan minum obat dulu.” Perawat UKS menghampiri Ayu sambil membawa nampan berisi makanan, air putih, dan obat.

    Last Updated : 2021-10-18
  • Kami Bukan Romeo dan Juliet   Part 14

    “Yu, tadi kan lu udah janji sama gue, mau jelasin kronologi kecelakaan lu tadi pagi. Nah ... sekarang, saatnya lu jelasin semuanya,” pinta Kevin, masih dengan rasa penasarannya.“Gue kira, Kevin enggak akan nanya-nanya soal itu lagi. Hhhhh ... terpaksa, gue harus tutup rapat-rapat siapa pelakunya,” ucap Ayu dalam hati.Ia bingung harus menjawab pertanyaan Kevin tersebut dengan kata-kata apa. Ia pun terdiam, berusaha mencari jawaban yang tepat dan aman.“Tadi tuh ada mobil kencang banget dari arah belakang, terus nyerempet gue sama Yongki. Gue heran sih sama tuh mobil, bisa-bisanya nyerempet gue, padahal jalannya tuh lebar dan sepi,” jelas Ayu.“Setelah nyerempet gue sama Yongki, bukannya berhenti terus minta maaf, malah semakin kencang bawa mobilnya,” imbuhnya.Kevin pun semakin penasaran dengan orang di balik mobil yang menyerempet Ayu dan Yongki tersebut. Ke

    Last Updated : 2022-03-23

Latest chapter

  • Kami Bukan Romeo dan Juliet   Part 14

    “Yu, tadi kan lu udah janji sama gue, mau jelasin kronologi kecelakaan lu tadi pagi. Nah ... sekarang, saatnya lu jelasin semuanya,” pinta Kevin, masih dengan rasa penasarannya.“Gue kira, Kevin enggak akan nanya-nanya soal itu lagi. Hhhhh ... terpaksa, gue harus tutup rapat-rapat siapa pelakunya,” ucap Ayu dalam hati.Ia bingung harus menjawab pertanyaan Kevin tersebut dengan kata-kata apa. Ia pun terdiam, berusaha mencari jawaban yang tepat dan aman.“Tadi tuh ada mobil kencang banget dari arah belakang, terus nyerempet gue sama Yongki. Gue heran sih sama tuh mobil, bisa-bisanya nyerempet gue, padahal jalannya tuh lebar dan sepi,” jelas Ayu.“Setelah nyerempet gue sama Yongki, bukannya berhenti terus minta maaf, malah semakin kencang bawa mobilnya,” imbuhnya.Kevin pun semakin penasaran dengan orang di balik mobil yang menyerempet Ayu dan Yongki tersebut. Ke

  • Kami Bukan Romeo dan Juliet   Part 13

    “Halo, Ndre, gimana keadaan lu?” Ayu pun tak lupa untuk menanyakan keadaan kakaknya yang masih berada di rumah sakit.“Gue udah enakan kok, Yu, mungkin besok atau lusa gue udah bisa cabut dari sini,” jawab Andre.“Yu, suara lu kaya beda gitu, lu sakit?” Ayu pun terdiam ketika mendengar perkataan Andre tersebut.Suara Ayu yang tidak terdengar seperti biasanya membuat Andre melontarkan kata-kata tersebut. Tidak mungkin Ayu berkata jujur kepada Andre. Ia tak ingin membuat kakaknya itu khawatir. Ayu berusaha untuk menutupinya.“Emang suara gue kenapa? Gue enggak apa-apa, Ndre,” elak Ayu.“Dik, waktu pulang nanti Adik harus ditemenin sama teman-teman Adik, ya, karena kondisi Adik belum sepenuhnya pulih. Sekarang, waktunya Adik makan dan minum obat dulu.” Perawat UKS menghampiri Ayu sambil membawa nampan berisi makanan, air putih, dan obat.

  • Kami Bukan Romeo dan Juliet   Part 12

    “Siapa, Dit?” tanya Salsa kepada Dito yang sedang memeriksa ponselnya.“Yongki? Ngapain dia telepon?” celetuk Dito.“Halo, Ki, ada apa?” sahut Dito.Dito dan Salsa pun berkonsentrasi mendengarkan jawaban Yongki. Setelah mengetahui kejadian yang sebenarnya, mereka pun bergegas menuju ke UKS untuk melihat kondisi Ayu yang masih belum sadarkan diri.Tak lama setelah itu, Kevin pun datang. Setibanya di kelas, ia melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kanannya. Ia berkata, “Syukurlah, dikit lagi gue bisa kena hukum, males banget.”Secara spontan, ia langsung mengalihkan pandangannya ke arah bangku 4 serangkai, yaitu Ayu, Salsa, Dito, dan Yongki.“Ayu sama teman-temannya kemana, kok enggak ada? Tapi ... tasnya Salsa sama Dito kok ada di atas meja?” kata Kevin sambil melihat ke arah bangku Ayu dan sahabat-sahabatnya.

  • Kami Bukan Romeo dan Juliet   Pat 11

    Kevin memang tidak melakukan suatu kesalahan yang fatal. Namun, kemarahan Martha tak dapat dikendalikan. Separah itukah kecemburuan Martha kepada Kevin? “Kevin nyebelin banget, sih! Sok baik banget dia sama keluarganya Ayu!” pekik Martha. “Kalau dipikir-pikir, kenapa Kevin bisa seperhatian ini sama Ayu? Ini udah kedua kalinya, lho,” gerutunya. “Sepertinya, ada suatu hal yang gue enggak tahu. Okay, gue enggak boleh tinggal diam,” ujar Martha. Wajar saja, ia memang tidak suka saat melihat Kevin begitu perhatian kepada perempuan lain. Menurutnya, perhatian Kevin kepada Ayu sudah melebihi batas maksimal. Apakah Martha mulai curiga dengan Kevin dan Ayu? Apakah dia mulai penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi antara Kevin dan Ayu? Bersikap perhatian kepada perempuan selain Martha merupakan suatu tantangan tersendiri bagi Kevin. Telah tersusun rapi sebuah surat perjanjian di antara pasangan kekasih itu. Ap

  • Kami Bukan Romeo dan Juliet   Part 10

    “Hai, Edgar, gue Kevin,” kata Kevin sambil mengulurkan tangan kepada Edgar.Edgar menerima ajakan Kevin untuk bersalaman.“Lu ada kepentingan apa di sini?” tanya Edgar.Kevin pun menjelaskan semuanya kepada Edgar. Lalu, bagaimanakah reaksinya?Pengakuan dari Kevin membuat api kemarahan Edgar tersulut. Ia langsung meraih dan mencengkeram baju Kevin.“Berani-beraninya lu nyelakain saudara gue!” serang Edgar.“Edgar ... hentikan!” seru Pak Erwin sambil menarik tubuh Edgar.Ia tak terima dengan perbuatan Kevin yang telah membuat Andre terbaring lemah.Sama seperti Martha, Edgar terkenal dengan temperamennya. Hal itulah yang membuat ia terkadang berani melakukan hal yang nekat di luar dugaan. Ia akan melakukan apa saja kepada orang yang tidak ia suka. Kali ini, Edgar melakukannya kepada Kevin, orang yang baru saja ia kenal.“Edgar, lu engg

  • Kami Bukan Romeo dan Juliet   Part 9

    Semua mata tertuju kepada Kevin. Ayu, Andre, Salsa, Dito, dan Yongki melihat ke arah Kevin yang sedang memperlihatkan raut muka tegang. Detak jantung Kevin pun makin kencang, dan sangat kencang.“Yu ... gue ... gue mau ... .” Kemudian, Kevin pun terdiam.“Gue minta maaf, Yu, gue enggak sengaja,” lanjutnya.Mereka bingung dengan ucapan Kevin tersebut. Mereka dibuat salah fokus dengan ketegangan Kevin yang sangat terlihat itu.“Kak, aku minta maaf, aku enggak hati-hati dan kebanyakan bercanda sama teman-teman tadi,” sambung Kevin.“Jadi ... lu yang udah bikin Kak Andre kaya gini?” celetuk Yongki.Kevin pun menjawabnya dengan menganggukkan kepala.“Kok bisa sih, Vin?” tanya Dito.Kemudian, Kevin menceritakan kronologi kejadian tertabraknya Andre. Kevin menceritakan semuanya dengan jujur dan apa adanya. Ia sangat merasa bersalah dan benar-

  • Kami Bukan Romeo dan Juliet   Part 8

    Pemotor yang ditabrak oleh Kevin dan sahabat-sahabatnya itu akhirnya dibawa ke rumah sakit. Sesampainya di sana, ia langsung mendapatkan penanganan.“Dok, bagaimana kondisinya?” tanya Kevin kepada dokter yang menangani.“Alhamdulillah, luka-lukanya tidak begitu parah. Kita tinggal menunggu sampai dia siuman,” jawab dokter tersebut.“Saya minta tolong kepada kalian agar tetap kondusif. Jangan sampai dia terganggu,” pintanya kepada Kevin dan sahabat-sahabatnya. Setidaknya, Kevin bisa bernapas lega. Ternyata, kondisi pemotor itu tidak separah yang dipikirkannya. Ia akan membiayai biaya perawatan pemotor itu sebagai bentuk tanggung jawabnya.“Biaya rumah sakitnya gimana dong, guys?” tanya Bastian.“Biar gue aja yang tanggung,” sahut Kevin.“Lho, enggak bisa gitu dong, Yang. Ini semua kan gara-gara Leon, gara-gara dia yang nyeti

  • Kami Bukan Romeo dan Juliet   Part 7

    “Edgar, Andre, Ayu, kalian kok diam aja dari tadi? Kalian kenapa?” tanya Pak Erwin. “Enggak apa-apa kok, Pa ... Ayu berangkat dulu ya, Pa, Ma. Assalamualaikum,” jawab Ayu sambil pamit pergi ke sekolah. “Pa, Ma, Andre ke kamar dulu, ya” kata Andre. Pak Erwin dan Bu Tina merasa aneh dengan sikap anak-anak mereka. “Gar, ada apa sih sebenarnya?” tanya Bu Tina. “Edgar enggak tahu, Ma,” jawab Edgar. “Andre dan Ayu beneran marah sama gue. Gue harus minta maaf ke mereka.” Edgar merasa tak enak melihat sikap Andre dan Ayu. ”Edgar berangkat dulu deh, Ma, Pa. Assalamualaikum.” Edgar pun berangkat ke kampus dengan perasaan tidak tenang, memikirkan sikap Andre dan Ayu yang seketika berubah. Pagi ini, Ayu berangkat ke sekolah bersama Yongki. Ayu dan Yongki berboncengan menggunakan motor Yongki, sementara motor Ay

  • Kami Bukan Romeo dan Juliet   Part 6

    Ayu pun tak habis pikir dengan sikap Kevin yang sejauh itu. “Kenapa sih, Kevin sepeduli ini sama gue?” tanyanya dalam hati. “Vin, gue mohon banget sama lu, lu ngertiin gue, “ pinta Ayu kepada Kevin. “Masalah ini enggak mau gue umbar ke orang lain, Vin, cukup gue aja yang tahu. Bahkan, sahabat-sahabat gue pun juga enggak ada yang tahu,” lanjut Ayu. Ayu tak sengaja melihat ke arah Martha dan kawan-kawannya, dan ia baru tahu bahwa Martha mengawasi pembicaraannya dengan Kevin. Jam istirahat pun dimulai, Martha langsung pergi menuju ke kelas Ayu. Apa yang akan dia lakukan? “Sayang, tadi aku lihat kamu lagi ngobrol berdua sama Ayu di samping perpus. Kalian ngomongin apaan sih, kok kaya serius gitu?” tanya Martha penuh selidik. “Dia tuh lagi sedih terus sering menyendiri, enggak seperti biasanya. Aku penasaran, masalah apa yang sebenarnya lagi dia hadapi,” jawab Kevin. “Ken

DMCA.com Protection Status