Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)
*****
✨ Bu Widya
"Memangnya kenapa, Jeng? Lagi ada masalah dengan anak?"
Bu Yanti langsung menghela napasnya, "Iya Jeng. Sedikit. Perbedaan pendapat. Saya bilang saya nggak setuju, tapi anak saya kekeuh dengan pilihannya. Dia bilang kalau saya hanya terlalu berprasangka buruk dan takut dengan pendapat orang lain."
Aku mengusap pelan lengan Bu Yanti, "Coba dengarkan dulu pendapat dari anak, Jeng. Coba dengarkan dan lihat dulu bagaimana pilihannya. Jangan terlalu menekan ego dengan menganggap kalau orangtua harus selalu dituruti kemauan dan perintahnya. Karena walau bagaim
💙 Mas Rezky Aku baru saja pulang setelah seharian bekerja di luar. Aku mendudukan diriku di sofa sambil menghembuskan napas dengan lelah. "Capek, Dek?" tanya Mas Rangga yang tadi memang membukakan pintu untukku. Aku mengangguk masih dengan mata yang terpejam dan menyandarkan diriku di punggung sofa, "Iya Mas. Tadi ada yang booking untuk acara resepsi di Sari Laut, jadi lumayan bikin badan pegel-pegel." "Alhamdulillah. Rezeki ngalir lancar terus ya Dek." Aku menegakan tubuhku, "Iya Mas. Alhamdulillah. Ibu udah tidur?" Mas Rangga mengangguk, "Udah. Tadi habis sholat
❤ Rina "Assalamu'alaikum." "Wa'alaikumsalam." "Ini Bu Yanti, Mba Rina." Aku langsung terkejut karena ternyata yang mengetuk pintu ruang kerjaku saat ini adalah Bu Yanti. Segera berdiri dari dudukku, aku berjalan cepat untuk membukakan pintu. "Maaf ya Mba Rina, Ibu jadi ganggu waktu kerjanya," ucap Bu Yanti setelah aku selesai mencium punggung tangan kanan beliau. "Nggak kok, Bu. Kebetulan, saya sedang longgar sekarang." "Eyang Yanti." Tiba-tiba Elysia berseru, dan kini s
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :) ***** ❤ Rina Aku mengusap-usap punggung Elysia yang sudah tertidur di pangkuanku. Tadi, Elysia menangis keras sampai akhirnya dia lelah dan tertidur tanpa sadar seperti saat ini. "Maaf, Bu Yanti. Karena saya jadi membuat Ibu menunggu dan terkejut dengan kejadian seperti ini." Bu Yanti yang sejak tadi setia menungguku di sofa, mengangguk dan tersenyum padaku yang masih memangku Elysia. "Nggak papa, Mba Rina. Nggak papa." Aku balas tersenyum pada Bu Yanti.
❤ Rina Aku memasuki kamarku dan langsung menidurkan Elysia di tempat tidur. Kupandangi wajah putri kecilku yang masih terlelap dalam tidurnya. Kuusap pelan pipinya, dan seketika ingatanku kembali pada waktu siang tadi saat Elysia menangis keras karena ingin bertemu dengan Mas Rezky Pramurindra. "Maafin Mama ya El." Aku merasa bersalah pada putriku. Sungguh. Aku menyesal karena telah membuat Elysia jadi menangis sampai seperti itu. Tapi ini semua di luar kuasaku. Aku juga merindukan Mas Rezky, sungguh.
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)*****🌸 ShintaAku mendudukan diriku di sebelah Ibu."Mba Rina kenapa, Bu? Tadi, kayaknya, pas pulang, mukanya Mba Rina sembab."Ibu hanya tersenyum tanpa mau untuk menjawab pertanyaanku."Mba Rina habis nangis ya?" tanyaku lagi. Tapi Ibu tetap saja diam seperti tadi.Aku menghela napas cukup panjang.Karena sepertinya, hari ini, aku memang harus mengungkapkan semua hal yang sudah aku pikiran dan aku rasakan selama hampir
❤ Rina Aku mengedip-ngedipkan kedua mataku, saat merasa ada seseorang yang kini sedang mengusap lembut puncak kepalaku. "Hai Rin. Ini aku, Gita. Aku udah datang." Aku langsung mendudukan diriku, setelah berhasil membuka kedua mataku. Dan aku baru sadar, bahwa ternyata, tadi, aku sampai ikut tertidur ketika berusaha menenangkan tangisan Elysia. "Maaf ya Git, tadi aku ketiduran." Gita tersenyum manis sekali padaku, "Nggak papa, Rina." Tiba-Tiba Gita mengusap bagian bawah mataku, "Matamu bengkak, Rin. Kamu habis nangis?" Dita
Chapter ini masih lanjutan cerita flashback dari Rina ya ;) ***** ❤ Rina Bagian Empat!Bahkan Embun Pagi Kalah Sejuk Karena Kedatangannya Pagi ini aku sudah berbaris dengan rapi menggunakan baju pramuka lengkap dengan semua atributnya. Hari ini aku dan semua anak kelas X akan mengikuti Persami Pramuka untuk kegiatan Penerimaan Tamu Ambalan (PTA). "Kenapa si Rin dari tadi ribut terus? Nggak usah gelisah sampai tengok kanan kiri gitu. Nanti, takutnya, jadi banyak yang salah paham dikira kamu lagi ngelirikin mereka."
Chapter ini masih lanjutan cerita flashback dari Rina ya ;) ***** ❤ Rina Bagian Delapan!Kakanda Memang Manis Sekali "Rina." Aku yang tadinya sedang berbicara dengan Gita, lantas mengangkat kepalaku. Lalu seketika tersenyum dengan begitu bahagia, saat melihat siapa laki-laki yang tadi memanggil namaku. Dia Mas Rezky, yang saat ini sedang menuruni setiap anak tangga masjid dengan ujung rambutnya yang masih terlihat basah. Manis sekali kakanda setelah menunaikan ibadah wajibnya.
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :) ***** 💙 Mas Rezky "Ya ampun. Nana masih cemburu sama Diandra?" Rina mendengus tanpa menjawab pertanyaanku. Aku menarik tubuh Rina untuk mendekat lagi padaku, "Coba cerita, sebenarnya, dulu, Nana lihat Mas ngapain aja sama Diandra sampai Nana cemburu kaya gini." Rina malah memukul dadaku, "Nggak tahu lah. Bodo. Nggak usah tanya-tanya." Aku tertawa, lalu mencium pipi Rina yang kini jadi menggembung dengan sangat lucu di kedua bagiannya. "Mas suka kalau Nana cemburu ka
💙 Mas Rezky Aku menaiki tangga untuk menuju ke kamarku setelah tadi selesai berbincang-bincang bersama semua keluarga dan mengantar mereka sampai depan rumah ketika mereka pamit pulang. Bersyukur sekali aku mempunyai keluarga besar yang pengertian dan sangat mengerti dengan kebutuhanku malam ini. Senyumku tak kunjung pudar sejak tadi pagi. Apalagi mengingat moment di mana hari ini aku sudah resmi menjadi seorang suami. Ya. Hari ini aku menikah. Aku sudah punya istri, aku tak sendiri lagi. Dan tentu saja, istriku adalah seorang Elsa Azarina Safira. Seseorang yang sudah kucintai sejak sekian lama. Akhirnya, hari ini, R
❤ RinaAku merenggangkan otot-ototku setelah selesai mengecek semua rekap resi pengiriman paket hari ini.Tiba-tiba ponselku berdering. Dan ternyata, Mas Rezky yang sedang meneleponku saat ini.Aku langsung tersenyum, dan segera menerima panggilan telepon dari calon suami tercinta."Assalamu'alaikum Mas.""Wa'alaikumsalam. Nana lagi di mana?""Masih di toko, Mas. Pripun?"
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :) ***** 💙 Mas Rezky Aku menyandarkan tubuhku di kursi mobilku, setelah selesai memarkirkan kendaraan roda empatku di halaman besar rumah Rina. Menarik napas perlahan lalu menoleh ke arah kiriku di mana calon istriku sedang tertunduk memandangi putri cantikku yang sejak tadi sudah tertidur di pelukannya. Tiba-tiba, hatiku mencelos saat melihat Rina sedang mengatupkan bibirnya kuat-kuat bahkan ia sampai menggigitnya. Aku melepas sabuk pengamanku lalu mendekati Rina dan meletakkan satu lenganku di belakang kursi yang Rina tempati.
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :) ***** 💙 Mas Rezky Setelah memastikan bahwa Rina dan Elysia sudah masuk ke kamar Siska dan bayinya, aku langsung menarik napas sebanyak-banyaknya. Sedang mengumpulkan kekuatan dan kesabaran, bahwa semoga saja setelah ini aku bisa menyelesaikan masalah yang ada tanpa menimbulkan keributan. Aku memutar tubuhku, dan segera melangkahkan kedua kakiku dengan sangat mantap menuju orang-orang yang tadi telah tega menyakiti hati calon istriku. Aku telah sampai di hadapan mereka. Orang-orang yang saat ini jadi t
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)*****💙 Mas RezkyAku langsung tersenyum sangat bahagia karena memperhatikan dua perempuan kesayanganku yang saat ini sudah berdiri dengan begitu manis untuk menyambutku, di teras rumah Rina."Cantik banget si sayang-sayangnya Ayah Rezky Pramurindra," kataku ceria, saat kini aku sudah berdiri tepat di hadapan Rina dan Elysia.Rina tersenyum manis sekali seperti biasanya. Sedangkan putri kecilku, Elysia, ia sudah langsung merentangkan kedua tangannya karena ingin digendong dengan segera.Aku terkekeh sebentar sebelum akhirny
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)*****❤ RinaAku dan Gita telah keluar dari ruang fitting dan langsung melihat Mas Rezky yang saat ini sedang tertawa bersama Elysia. Entah apa yang sedang mereka bicarakan sebelumnya, tapi Mas Rezky dan Elysia benar-benar terlihat sangat bahagia dengan obrolan mereka."Nggak nyangka ya Rin, kalau ternyata, cinta pertamamu saat remaja akan Allah kabulkan sekarang."Aku langsung menganggukan kepalaku, "Iya, Gita. Sampai sekarang, aku juga masih sering nggak nyangka, dan kadang nggak percaya, kalau sekarang, aku bisa sama Mas Rezky saat aku udah punya Elysia."
❤ RinaAku menggandeng tangan Elysia untuk masuk ke butik milik Gita, sahabatku tercinta."Tante Gita!" seru Elysia saat dirinya sudah melihat Gita yang kini sedang berbicara dengan asistennya di meja kasir berada.Gita menolehkan kepalanya, lalu tersenyum saat melihat kedatanganku dan Elysia. Dan setelahnya, Gita langsung berlutut serta membuka kedua lengannya untuk memeluk Elysia yang saat ini sudah berlari menuju ke arahnya."Halo, sayangnya Tante Gita. Apa kabar?" tanya Gita sambil mengusap-usap punggung Elysia.Elysia sudah memeluk erat leher Gita, "Baik, Tante. Tante Gita apa kabar? Udah lama banget nggak main sama El."
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)*****💙 Mas RezkyAku sudah selesai mandi. Semua acara hari ini telah selesai, jadi waktunya istirahat dan kangen-kangenan sama calon istri.Aku mengetikan pesan terlebih dahulu untuk kukirimkan pada Rina.To : Rinaku ❤Nana, maaf, ini Mas baru selesai.Nana udah tidur belum?