Beranda / Pernikahan / Kali Kedua / 53. Dilema [Bagian 1]

Share

53. Dilema [Bagian 1]

Penulis: Nada Dina
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

❤ Rina

"Mama, El udah selesai makan."

Aku mengangkat kepalaku dan langsung tersenyum saat melihat Elysia telah berganti baju dengan stelan piyama panjangnya.

Aku terkekeh di tempat dudukku, "Ya ampun Lia, ini masih sore, kenapa kamu udah pakein El piyama kaya gitu?"

Lia ikut terkekeh bersamaku, "Nggak papa lha Mba. Lucu tahu, warna pink. Mana ada kupingnya juga. Kan El jadi makin mirip kaya kelinci."

Aku masih terkikik geli karena melihat putri kecilku yang kini sedang berjalan ke arahku memakai piyama berwarna merah muda, dengan ekor di bagian celana, dan juga kuping kelinci di bagian tudung kepalanya.

Astaga. Aku benar-benar ingin tertawa karena melihat Elysia lucu sekali dengan ekor kelinci di celananya yang bergoyang ke kanan dan ke kiri mengikuti arah jalannya.

"Ya ampun Lia, kamu ini ada-ada aja. El baru mandi sore, udah kamu dandanin begitu."

Lia sudah duduk di kursi yang ada di depan meja kerjaku, sambi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kali Kedua   54. Dilema [Bagian 2]

    Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)*****💙 Mas RezkySelesai sholat magrib seorang diri, senyumku belum juga mau luntur sejak tadi.Masih teringat dengan sangat jelas di otakku saat bangun tadi, bagaimana aku sudah disambut dengan raut wajah kentara sekali sedang khawatir dari Rina dan juga Elysia. Melihat hal itu, benar-benar membuat hatiku jadi langsung merasa sangat disayangi oleh mereka berdua.Astaga.Aku benar-benar ingin segera menjadikan Rina dan Elysia sebagai istri dan juga putri tersayangku di dunia.Lamunan manisku tentang Rina dan Elysia harus terputus karena ponselku yang tadi kusimpan di atas nakas samping tempat tidurku berdering.Kuambil, ternyata Ibu yang sedang ingin meneleponku saat ini."Assalamu'alaikum Bu."

  • Kali Kedua   55. Saling Rindu

    💙 Mas Rezky Sudah seminggu berlalu. Dan Rina masih saja belum menjawab satu pun telepon dariku. Bahkan, pesan yang kukirimkan padanya juga sama mengenaskannya seperti diriku. Karena Rina tak mau memberikan satu pun balasan pesan untukku. Aku menghela napas cukup keras. "Kenapa lagi?" Aku mengangkat wajahku. Dan sudah bisa melihat siapa orang yang saat ini sedang bertanya seperti itu padaku. "Mboten nopo-nopo, Bu." (Tidak apa-apa, Bu) "Mikirin Rina sampai kusut begitu? Katamu, dia wanita baik. Tapi kok kamu sampai pusing begitu hanya karena mikirin dia?"

  • Kali Kedua   56. Yakin, Pasti Hasilnya Baik [Bagian 1]

    ❤ Rina Siang ini, aku kembali bertemu dengan Bu Yanti untuk membahas baju seragam keluarga yang beliau pesan. Alhamdulillah, semua sudah selesai dijahit, dan hari ini siap untuk Bu Yanti bawa pulang. "Wah, bajunya bagus, Mba Rina. Ukurannya juga pas. Nggak kebesaran, juga nggak kekecilan. Enak untuk dibawa gerak," kata Bu Yanti yang saat ini masih berdiri di depan kaca besar yang ada di ruanganku. Bu Yanti sedang mencoba baju seragam yang telah beliau pesan di butikku. Aku yang sedang berdiri di belakang Bu Yanti jadi tersenyum puas karena mendengar ucapan senang yang tadi beliau ungkapkan, "Alhamdulillah kalau cocok, Bu. Kalau ada yang mau dirubah atau ditambah, bisa langsung disampaikan nggih Bu. Supaya nanti bisa segera kami perbaiki."

  • Kali Kedua   57. Yakin, Pasti Hasilnya Baik [Bagian 2]

    Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :) ***** ✨ Bu Widya "Memangnya kenapa, Jeng? Lagi ada masalah dengan anak?" Bu Yanti langsung menghela napasnya, "Iya Jeng. Sedikit. Perbedaan pendapat. Saya bilang saya nggak setuju, tapi anak saya kekeuh dengan pilihannya. Dia bilang kalau saya hanya terlalu berprasangka buruk dan takut dengan pendapat orang lain." Aku mengusap pelan lengan Bu Yanti, "Coba dengarkan dulu pendapat dari anak, Jeng. Coba dengarkan dan lihat dulu bagaimana pilihannya. Jangan terlalu menekan ego dengan menganggap kalau orangtua harus selalu dituruti kemauan dan perintahnya. Karena walau bagaim

  • Kali Kedua   58. Yakin, Pasti Hasilnya Baik [Bagian 3]

    💙 Mas Rezky Aku baru saja pulang setelah seharian bekerja di luar. Aku mendudukan diriku di sofa sambil menghembuskan napas dengan lelah. "Capek, Dek?" tanya Mas Rangga yang tadi memang membukakan pintu untukku. Aku mengangguk masih dengan mata yang terpejam dan menyandarkan diriku di punggung sofa, "Iya Mas. Tadi ada yang booking untuk acara resepsi di Sari Laut, jadi lumayan bikin badan pegel-pegel." "Alhamdulillah. Rezeki ngalir lancar terus ya Dek." Aku menegakan tubuhku, "Iya Mas. Alhamdulillah. Ibu udah tidur?" Mas Rangga mengangguk, "Udah. Tadi habis sholat

  • Kali Kedua   59. Titik Terang [Bagian 1]

    ❤ Rina "Assalamu'alaikum." "Wa'alaikumsalam." "Ini Bu Yanti, Mba Rina." Aku langsung terkejut karena ternyata yang mengetuk pintu ruang kerjaku saat ini adalah Bu Yanti. Segera berdiri dari dudukku, aku berjalan cepat untuk membukakan pintu. "Maaf ya Mba Rina, Ibu jadi ganggu waktu kerjanya," ucap Bu Yanti setelah aku selesai mencium punggung tangan kanan beliau. "Nggak kok, Bu. Kebetulan, saya sedang longgar sekarang." "Eyang Yanti." Tiba-tiba Elysia berseru, dan kini s

  • Kali Kedua   60. Titik Terang [Bagian 2]

    Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :) ***** ❤ Rina Aku mengusap-usap punggung Elysia yang sudah tertidur di pangkuanku. Tadi, Elysia menangis keras sampai akhirnya dia lelah dan tertidur tanpa sadar seperti saat ini. "Maaf, Bu Yanti. Karena saya jadi membuat Ibu menunggu dan terkejut dengan kejadian seperti ini." Bu Yanti yang sejak tadi setia menungguku di sofa, mengangguk dan tersenyum padaku yang masih memangku Elysia. "Nggak papa, Mba Rina. Nggak papa." Aku balas tersenyum pada Bu Yanti.

  • Kali Kedua   61. Cinta Pertama [Bagian 1]

    ❤ Rina Aku memasuki kamarku dan langsung menidurkan Elysia di tempat tidur. Kupandangi wajah putri kecilku yang masih terlelap dalam tidurnya. Kuusap pelan pipinya, dan seketika ingatanku kembali pada waktu siang tadi saat Elysia menangis keras karena ingin bertemu dengan Mas Rezky Pramurindra. "Maafin Mama ya El." Aku merasa bersalah pada putriku. Sungguh. Aku menyesal karena telah membuat Elysia jadi menangis sampai seperti itu. Tapi ini semua di luar kuasaku. Aku juga merindukan Mas Rezky, sungguh.

Bab terbaru

  • Kali Kedua   97. Epilog : Hari Bahagia [Bagian 2]

    Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :) ***** 💙 Mas Rezky "Ya ampun. Nana masih cemburu sama Diandra?" Rina mendengus tanpa menjawab pertanyaanku. Aku menarik tubuh Rina untuk mendekat lagi padaku, "Coba cerita, sebenarnya, dulu, Nana lihat Mas ngapain aja sama Diandra sampai Nana cemburu kaya gini." Rina malah memukul dadaku, "Nggak tahu lah. Bodo. Nggak usah tanya-tanya." Aku tertawa, lalu mencium pipi Rina yang kini jadi menggembung dengan sangat lucu di kedua bagiannya. "Mas suka kalau Nana cemburu ka

  • Kali Kedua   96. Epilog : Hari Bahagia [Bagian 1]

    💙 Mas Rezky Aku menaiki tangga untuk menuju ke kamarku setelah tadi selesai berbincang-bincang bersama semua keluarga dan mengantar mereka sampai depan rumah ketika mereka pamit pulang. Bersyukur sekali aku mempunyai keluarga besar yang pengertian dan sangat mengerti dengan kebutuhanku malam ini. Senyumku tak kunjung pudar sejak tadi pagi. Apalagi mengingat moment di mana hari ini aku sudah resmi menjadi seorang suami. Ya. Hari ini aku menikah. Aku sudah punya istri, aku tak sendiri lagi. Dan tentu saja, istriku adalah seorang Elsa Azarina Safira. Seseorang yang sudah kucintai sejak sekian lama. Akhirnya, hari ini, R

  • Kali Kedua   95. Bikin Kaget

    ❤ RinaAku merenggangkan otot-ototku setelah selesai mengecek semua rekap resi pengiriman paket hari ini.Tiba-tiba ponselku berdering. Dan ternyata, Mas Rezky yang sedang meneleponku saat ini.Aku langsung tersenyum, dan segera menerima panggilan telepon dari calon suami tercinta."Assalamu'alaikum Mas.""Wa'alaikumsalam. Nana lagi di mana?""Masih di toko, Mas. Pripun?"

  • Kali Kedua   94. Jangan Ragu Lagi [Bagian 5]

    Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :) ***** 💙 Mas Rezky Aku menyandarkan tubuhku di kursi mobilku, setelah selesai memarkirkan kendaraan roda empatku di halaman besar rumah Rina. Menarik napas perlahan lalu menoleh ke arah kiriku di mana calon istriku sedang tertunduk memandangi putri cantikku yang sejak tadi sudah tertidur di pelukannya. Tiba-tiba, hatiku mencelos saat melihat Rina sedang mengatupkan bibirnya kuat-kuat bahkan ia sampai menggigitnya. Aku melepas sabuk pengamanku lalu mendekati Rina dan meletakkan satu lenganku di belakang kursi yang Rina tempati.

  • Kali Kedua   93. Jangan Ragu Lagi [Bagian 4]

    Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :) ***** 💙 Mas Rezky Setelah memastikan bahwa Rina dan Elysia sudah masuk ke kamar Siska dan bayinya, aku langsung menarik napas sebanyak-banyaknya. Sedang mengumpulkan kekuatan dan kesabaran, bahwa semoga saja setelah ini aku bisa menyelesaikan masalah yang ada tanpa menimbulkan keributan. Aku memutar tubuhku, dan segera melangkahkan kedua kakiku dengan sangat mantap menuju orang-orang yang tadi telah tega menyakiti hati calon istriku. Aku telah sampai di hadapan mereka. Orang-orang yang saat ini jadi t

  • Kali Kedua   92. Jangan Ragu Lagi [Bagian 3]

    Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)*****💙 Mas RezkyAku langsung tersenyum sangat bahagia karena memperhatikan dua perempuan kesayanganku yang saat ini sudah berdiri dengan begitu manis untuk menyambutku, di teras rumah Rina."Cantik banget si sayang-sayangnya Ayah Rezky Pramurindra," kataku ceria, saat kini aku sudah berdiri tepat di hadapan Rina dan Elysia.Rina tersenyum manis sekali seperti biasanya. Sedangkan putri kecilku, Elysia, ia sudah langsung merentangkan kedua tangannya karena ingin digendong dengan segera.Aku terkekeh sebentar sebelum akhirny

  • Kali Kedua   91. Jangan Ragu Lagi [Bagian 2]

    Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)*****❤ RinaAku dan Gita telah keluar dari ruang fitting dan langsung melihat Mas Rezky yang saat ini sedang tertawa bersama Elysia. Entah apa yang sedang mereka bicarakan sebelumnya, tapi Mas Rezky dan Elysia benar-benar terlihat sangat bahagia dengan obrolan mereka."Nggak nyangka ya Rin, kalau ternyata, cinta pertamamu saat remaja akan Allah kabulkan sekarang."Aku langsung menganggukan kepalaku, "Iya, Gita. Sampai sekarang, aku juga masih sering nggak nyangka, dan kadang nggak percaya, kalau sekarang, aku bisa sama Mas Rezky saat aku udah punya Elysia."

  • Kali Kedua   90. Jangan Ragu Lagi [Bagian 1]

    ❤ RinaAku menggandeng tangan Elysia untuk masuk ke butik milik Gita, sahabatku tercinta."Tante Gita!" seru Elysia saat dirinya sudah melihat Gita yang kini sedang berbicara dengan asistennya di meja kasir berada.Gita menolehkan kepalanya, lalu tersenyum saat melihat kedatanganku dan Elysia. Dan setelahnya, Gita langsung berlutut serta membuka kedua lengannya untuk memeluk Elysia yang saat ini sudah berlari menuju ke arahnya."Halo, sayangnya Tante Gita. Apa kabar?" tanya Gita sambil mengusap-usap punggung Elysia.Elysia sudah memeluk erat leher Gita, "Baik, Tante. Tante Gita apa kabar? Udah lama banget nggak main sama El."

  • Kali Kedua   89. Hari Mas Rezky [Bagian 3]

    Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)*****💙 Mas RezkyAku sudah selesai mandi. Semua acara hari ini telah selesai, jadi waktunya istirahat dan kangen-kangenan sama calon istri.Aku mengetikan pesan terlebih dahulu untuk kukirimkan pada Rina.To : Rinaku ❤Nana, maaf, ini Mas baru selesai.Nana udah tidur belum?

DMCA.com Protection Status