Share

Eps 06

Semua orang kini tengah berkumpul dalam satu meja makan, nampak Tian masih canggung dengan status barunya yang harus terbiasa melayani Ardan suaminya. Dewi dengan sabar terus mengajari Tian beradaptasi, membiasakan diri dengan Ardan yang akan selalu bersamanya.

Semua orang makan dalam diam, menikmati masing-masing makanan dengan pemikiran berbeda-beda. Usai menikmati makan malam Wirma mengajak semuanya untuk berpindah ke ruang keluarga, di sana ia ingin membahas kelanjutan dari rencana Ardan putranya.

"Jadi gimana?" tanya Wirma.

"Apanya ayah?"

"Gimana rencana kamu setelah ini?"

"Ardan akan membawa Tian kembali ke Jakarta, Ardan nggak bisa ninggalin kuliah di sana terlalu lama."

"Tian, gimana menurut kamu nak?" tanya Dewi yang menggenggam tangan menantunya itu.

Tian masih terdiam, ia masih bimbang dengan rasa takutnya. Ia merasa selalu di awasi hingga membuatnya merasa tak nyaman.

"Om akan sediakan semuanya ketika kalian pindah ke Jakarta kalau begitu," seru Beno membuka suara.

Ardan menatap Beno dengan raut bingungnya, ingin ia menolak namun tak ada kata yang bisa ia utarakan agar tak menyinggung niat baik itu. 

"Katakan saja pendapatmu," ucap Beno yang mengerti akan gelagat Ardan.

"Maaf om bukannya aku sombong. Tapi aku bisa menghidupi keluarga kecilku, aku juga ada rumah untuk kami nanti tinggal," ucap Ardan merendah.

"Rumah?"

"Iya yah, rencananya aku bakal jual apartemen dan uangnya bisa digunakan untuk membeli rumah sederhana untuk kami," jelasnya.

Ada rasa bangga pada Wirma dengan pemikiran putranya, sempat menolak bukan berarti Ardan akan mengabaikan tugasnya sebagai suami. Ardan tetaplah laki-laki yang bertanggung jawab dengan semua pilihannya, apapun dan bagaimanapun resikonya ia akan terus bertahan dengan pilihannya.

"Om bangga dengan kamu, usia boleh muda tapi pemikiran begitu dewasa. Kalau kamu butuh apapun kamu bisa datang sama om."

"Makasih om, tapi seperti yang om katakan. Selama bekerja di perusahaan aku juga bakal dapat gaji bukan?"

"Tentu saja dapat, itu hak kamu Ar. Om akan urus itu semua untuk kamu."

"Makasih om, kalau gitu aku nggak terlalu bingung dengan biaya kuliah Tian nantinya."

Semua orang tersenyum mendengar penuturan Ardan barusan, sungguh itu membuat hati mereka tenang dibuatnya. Wirma yang begitu bangga pada putranya terus saja menepuk bahu Ardan di sebelahnya.

"Tapi kamu bisa membawa Tian pergi ketika dia sudah lulus sekolahnya," lanjut Dewi.

"Tian bakal sekolah di sini bun? Sama aku?" seru Lecy kegirangan.

"Maksud bunda apa? Tian istri aku, jadi di mana Ardan berada itu adalah rumahnya."

"Bunda tahu itu nak, bunda sangat paham dengan itu. Tapi bukan itu masalahnya, bunda sudah mendapatkan guru private untuk sekolah istrimu dan formulir untuk paket ujiannya."

Benar pemikiran Dewi, Tian masih dalam kondisi yang tak memungkinkan untuk beraktivitas dengan banyak orang. Belum lagi jadwal terapi Tian yang juga hampir menyita hari-harinya, Ardan memikirkan semua hal itu dengan sebaik-baiknya.

"Kalau memang menurut bunda itu yang terbaik, Ardan nurut aja. Selama Tian di sini aku juga bakal siapin semuanya di sana."

Dan obrolan itupun ditutup dengan canda tawa semua orang, kecuali Tian yang hanya terdiam dengan segala pemikirannya.

Ardan keluar dari toilet dengan baju tidurnya, matanya menatap heran pada Tian yang hanya terdiam di balik jendela kamar. Perlahan kakinya melangkah mendekati Tian, semakin dekat semakin ia menatap heran pada istrinya.

"Sedang apa? Sudah malam, nggak baik angin malam buat badan," serunya menutup jendela yang sengaja Tian buka barusan.

"Tidur," perintahnya, namun Tian masih terdiam.

Ardan menghela nafasnya, tangannya terulur dan merengkuh bahu Tian. Ia perlahan merebahkan tubuh itu untuk tidur disebelahnya. Menutup hari yang lelah ini dan siap menyambut esok hari.

**

Pagi harinya Ardan terkejut ketika mendapati Tian tidur dalam pelukannya, rasanya begitu aneh dengan situasi ini. Ardan hanya terdiam, membiarkan Tian masih lelap dalam tidurnya. Pandangannya terus menerawang, mengingat semua hal yang telah terjadi kemarin. 

Dirinya tak menyangka jika kini ia adalah suami dari wanita yang sudah seperti adik baginya. Tapi entah mengapa tak ada rasa menyesal untuk pilihannya itu, namun hanya rasa tak terbiasa dengan itu semua.

"Loe pasti bisa Ar, loe bisa." serunya menyemangati dirinya.

Perlahan ia melepaskan tangan Tian yang memeluk dirinya, menjadikan guling sebagai penggantinya. Selesai membersihkan diri kini Ardan sudah siap dengan pakaian olah raganya, dan sebelum pergi ia sempat menatap kembali Tian yang masih terlelap.

Ardan nampak mengelilingi area perkebunan juga melewati rumah-rumah warga, banyak warga yang mengucapkan selamat atas pernikahannya dan tak sedikit yang menanyakan keberadaan nyonya Ardan padanya.

"Hhehe, istri saya di rumah ibu-ibu. Biasa lagi siapin sarapan buat saya habis ini."

"Wah istrinya nak Ardan pinter banget kalau gitu ya, kami doa ini supaya segera dapat momongan ya nak."

Ardan tersenyum kikuk mendengar doa yang diucapkan para warga. Anak? Menyentuh istrinya saja ia masih berfikir ulang.

Lelah berkeliling hingga akhirnya Ardan memilih kembali pulang, dan di tengah jalan ia melihat om Beno yang juga ternyata sedang berolah raga.

"Tau gitu kita barengan aja om olah raganya," sapa Ardan yang mendekati Beno.

"Bikin kaget aja, om nggak tahu om kira kamu masih di kamar menikmati ehem-ehem," ledeknya.

Wajah Ardan memerah mengerti maksud dari perkataan itu, rasanya cukup malu mendengar ledekan itu langsung dari om Beno. Sedang Beno begitu lucu menatap wajah merah Ardan padahal ia tahu jika keduanya tak mungkin melakukan kewajibannya disaat kondisi Tian masih seperti ini.

"Udah ah om, yuk balik aja. Udah capek."

"Yuk lah."

Tian yang sudah terbangun dari tidurnya sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk semua orang, tangan itu begitu lincah menggerakkan segala macam peralatan dapur. 

"Wah, kakak ipar lagi masak apa ini?" seru Lecy yang ternyata turun bersama Dewi.

"Pagi Lecy, pagi tante."

"Kok tante sih sayang, bunda dong. Kan udah jadi anaknya bunda juga," ucap Dewi yang membantu Tian menyiapkan makanannya.

"Wah wangi banget nih," ucap Beno yang baru masuk ke dalam rumah.

"Mandi dulu om, habis itu turun makan," seru Ardan yang sudah lebih dulu naik untuk membersihkan diri.

Kini nampak semua orang sedang menikmati sarapannya, sesekali Wirma menatap semua orang yang sedang dalam diam. Rasanya begitu sedih jika harus mengingat kepergian kedua sahabatnya, namun ia harus kuat untuk menjadi pendukung terkuat Ratian.

"Om, hati-hati ya," ujar Tian yang mengantarkan Beno ke depan rumah bersama yang lainnya.

"Iya, om harap kamu juga bisa kembali semangat dan menata masa depan nyonya Ardan," senyumnya membelai wajah Tian.

Lepas berpamitan kini Beno melesat pergi meninggalkan semuanya, meninggalkan Tian pada keluarga yang bisa dipercayanya. Hatinya sedikit tenang saat melepas Tian dengan laki-laki yang sudah dipastikannya itu.

Hari ini Tian akan melakukan home schooling untuk pertama kali, dan nampak Ardan dengan penuh sabar menemani sang istri melewati sekolahnya. 

"Lihatlah, sepertinya kita saja yang terlalu berlebihan." ucap Wirma.

"Benar, Ardan nampaknya juga menerima keadaan ini. Ia nampak enjoy dengan statusnya yang baru."

"Enjoy apa yang kalian maksud? Enjoy dengan keegoisan kalian berdua yang memaksa Ardan menikah?" 

"Benar-benar tak bisa dibiarkan!"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Bayu Wicaksono
keep it up
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kakakku Suamikuย ย ย Eps 07

    "Benar-benar tak bisa dibiarkan!"Suara itu sontak mengejutkan keduanya, suara yang menggelegar dan dihafalnya itu. Siapa lagi jika bukan suara milik nyonya Larasati, ibu kandung dari Wirma yang berarti nenek dari Ardan juga Lecy."Di mana anak tengik itu, siapa dia berani memaksa cucuku menikahinya," ucapnya dengan menggebu-gebu.Terlalu sibuk dengan urusan pernikahan Ardan membuat keduanya lupa dengan nyonya Larasati. Seharusnya mereka mempersiapkan rencana untuk kemarahan Larasati ini, namun nampaknya kali ini mereka melupakan tugas terpenting itu.Larasati adalah wanita dengan ketegasannya, ia sangat menyayangi Ardan dibandingkan dengan Lecy. Baginya Ardan adalah segalanya sebab Ardan lah yang nantinya menjadi penerus keturunan keluarganya.Namun mendengar cucu kesayangannya dipaksa menikah membuatnya mau tak mau harus terbang kembali ke Surabaya. Sudah sejak lama Larasati menikmati masa tuanya di Yogyakarta, jarang sekali berada di Surab

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-24
  • Kakakku Suamikuย ย ย Eps 08

    Makan malam terasa begitu dingin, tak seperti sebelumnya. Tian terlihat sedang melayani suaminya saat Larasati tiba-tiba merebut piring itu dan melayani cucunya sendiri."Bu," tegur Wirma melihat kelakuan ibunya.Dewi mengisyaratkan Tian untuk membiarkan Larasarti melakukan apa yang di sukainya. Ia tak ingin melihat Tian kembali mendapat amukan mertuanya itu. Lecy tak suka dengan sikap oma nya itu, sejak dulu oma nya itu selalu pilih kasih membuatnya sedikit tak menyukai perangainya."Kakak ipar, bisa tolong ambilkan aku ayam itu. Jauh," manjanya pada Tian."Jaga ucapanmu, dia bukan kakak iparmu." marah Larasati menatap tajam Lecy di sebrangnya.Lecy hanya bisa memanyunkan bibirkanya melihat reaksi oma nya, ia tak ingin membuat bundanya kembali menjadi bulan-bulanan dari omanya."Ini, mana piringmu." ucap Tian yang menyodorkan ayam pada Lecy.Sedang Lecy yang merasa di perhatikan merasa begitu senang, ia begitu antusias mengangk

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-28
  • Kakakku Suamikuย ย ย Eps 09

    Lecy begitu menikmati makan malamnya, sederhana hanya di sebuah angkringan jalan namun banyak peminatnya. Ardan merasa takjub sebab baru kali ini melihat Tian duduk santai di tempat yang tak selevel untuknya."Kalau nggak nyaman kita pulang aja," ucap Ardan pada Tian yang tengah menikmati nasi kucingnya."Nyaman kok.""Baru pertama kali ya ke tempat kayak gini?" tanya Lecy yang mengerti maksud dari kakaknya itu.Tian menggelengkan kepalanya, "Enggak, udah sering sama Papa Mama kalau malam lapar pasti cari angkringan di Jakarta."Semua kembali menikmati makan malamnya, entah kapan lagi akan ada kesempatan seperti ini untuk ketiganya. Namun kali ini hanya ingin menikmati waktu dengan segala ketenangan di hati.Larasati tak bisa memejamkan matanya, ia berulang kali menatap jam dinding di rumahnya. Ia begitu geram dan sangat kesal, ia merasa Tian sengaja membuat cucunya pulang larut malam."Emang ya, nggak tahu aturan. Nggak ada orang tua

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-01
  • Kakakku Suamikuย ย ย Eps 10

    Tubuh Tian bergetar menatap tiga laki-laki asing di depannya saat ini, terlebih kini salah satu tangannya di cekal dengan begitu kuat oleh salah satu laki-laki itu. Semakin ia memberontak dan menolak, semakin laki-laki itu dengan kuat mencengkeram tangannya.Tian yang semula kalut dengan emosinya kini berusaha setenang mungkin, ia tak mungkin menghadapi mereka dengan keadaan kalut seperti tadi. Ketiga laki-laki itu terlihat tertawa melihat Tian yang sudah tak memberikan perlawanan, mereka berfikir saat ini Tian sudah bersedia mengikuti keinginannya."Nah gitu dong cantik, nurut. Tenang, nggak akan sakit kok. Yakan coy," serunya tertawa bersama teman-temannya."Oh ya?""Tentu saja.""Sakit tidaknya hanya saya yang boleh menentukan itu," serunya. Kini tatapan mata Tian begitu tajam menatap semua laki-laki itu.Entah bagaimana ceritanya sebab yang pasti saat ini Tian tengah memelintir tangan yang sedari tadi mencengkeramnya. Tak hanya itu

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-09
  • Kakakku Suamikuย ย ย Eps 11

    Tak terasa kini sudah satu minggu pernikahan keduanya, sudah waktunya bagi Ardan untuk kembali ke Jakarta dan menempuh kembali pendidikannya. Ada rasa berat saat ia harus meninggalkan istrinya bersama dengan omanya yang terang-terangan membencinya."Oma, " panggilnya ketika kini sedang duduk bersantai di halaman belakang."Ya, ada apa nak? Kamu membutuhkan sesuatu?""Tidak, hanya saja besok Ar sudah harus kembali lagi ke Jakarta—"Bagus kalau begitu, lebih cepat lebih bagus nak kamu balik ke Jakartanya.""Oma, tolong dengerin dulu Ar sampai selesai." pintanya dengan nada rendahnya.Larasati hanya bisa mengikuti keinginan cucunya, ia menunggu Ardan membuka suaranya. Tentang apa yang akan di sampaikannya kali ini dengan raut wajah begitu seriusnya."Ar mau ketikan Ar kembali ke Jakarta oma juga kembali ke Jogja.""Tentu saja, dengan senang hati oma akan mengabulkan hal itu." serunya begitu saja.Dan keduanya me

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-13
  • Kakakku Suamikuย ย ย Eps 12

    Larasati melampiaskan semua kemarahannya pada Tian saat itu juga, ia melempar gelas yang ada di depannya mengarahkan tepat pada Tian. Beruntung ada Ardan yang menghalau gelas tersebut hingga mengenai punggungnya."Ibu," seru Wirma yang juga terkejut seperti semuanya.Keadaan semakin kacau ketika Ardan membela Tian di hadapan omanya, Larasati tak terima itu semua ia merasa Ardan sudah berubah dan tak seperti cucunya yang dulu. Dengan emosi yang masih begitu kalut Larasati keluar dengan koper di tangannya."Ibu mau ke mana?"Dan Larasati memutuskan untuk kembali ke Jogja saat itu juga, ia sudah benar-benar marah dan tak bisa menerima kehadiran Tian sebagai istri dari cucu kesayangannya. Dan saat itu juga Ardan memutuskan untuk kembali ke Jakarta.***Jakarta,Hari terasa begitu cepat berputar, pagi ini Ardan sudah kembali ke kampusnya untuk beraktivitas kembali. Mata Sarah berbinar ketika melihat kembali wajah yang selalu di rindu

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-21
  • Kakakku Suamikuย ย ย Eps 13

    Hari ini Tian berada di kebun bersama Wirma, selesai melakukan home schooling Tian yang merasa bosan meminta ijin Dewi untuk menyusul Wirma di perkebunan. Dewi mengijinkan, ia sendiri juga ikut datang menemani Tian menyusul suaminya, dan di sana di lihatnya Wirma tengah mengobrol dengan beberapa orang pekerjanya."Iya, jadi nanti pas kita panen semua harus maksimal." ucap Wirma sebelum membubarkan pekerjanya.Saat berbalik Wirma merasa terkejut melihat istri juga menantunya ada di sana, dengan senyum manisnya Wirma berjalan menghampiri keduanya."Kenapa nggak bilang-bilang?" tanya Wirma pada keduanya."Tian bosen di rumah habis sekolah tadi, ngajak ke sini tuh anaknya." jawab Dewi yang mengajak suaminya duduk di sebuah saung."Maaf ya ayah, Tian cuma bosen di rumah nggak ngapa-ngapain. Lecy habisnya lama belum pulang sekolah.""Hhehe, iya gpp. Ayah seneng malah kalau di samperin sama wanita cantik-cantik gini, jadi semangat kerjanya." candan

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22
  • Kakakku Suamikuย ย ย Eps 14

    Hari terus berlalu, waktu terus berjalan. Hari menuju ujian kelulusan sudah semakin dekat, Ardan kini lebih sering menghubungi Tian untuk memberinya semangat dan sesekali menanyakan tentang terapinya.Seperti hal nya malam ini, walau jarak mereka jauh namun Ardan tetap menemani Tian belajar dan bahkan mengajari Tian yang terkadang bertanya padanya."Kak, kalau ini gimana ya selesainnya?" tanya Tian menunjukkan soal di bukunya."Kirim ke ponsel kakak dulu, biar lebih jelas."Tak butuh waktu lama Ardan sudah menerima salinan soal dari istirnya, lewat video call itu Ardan mengajari Tian dengan begitu sabar. Ardan menunjukkan pada Tian cara cepat jika saja Tian mendapat soal yang sama nantinya.Senyum manis itu merekah ketika dapat menyelesaikan soalnya, Tian merasa senang dan tak henti berterima kasih pada suaminya. Wajahnya yang kegirangan itu kini bersemu merah saat menyadari jika suaminya kini tengah menatapnya dengan berpangku tangan."Ekhm

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-23

Bab terbaru

  • Kakakku Suamikuย ย ย Eps 175

    Han segera masuk setelah mendapat instruksi dari tuan nya, dengan beberapa anak buahnya ia menerobos masuk begitu saja.Niken tak bergeming dengan kedatangan Han, ia menatap santai beberapa orang yang kini ada di depan matanya.Ve terluka lengan nya akibat sabetan pisau, ia merintih menahan perih dengan darah yang terus mengalir.Axel melangkah semakin maju, mengikis jarak antara dirinya juga Niken. Tak ada perlawanan apapun dari wanita itu pada awal nya.Namun saat Axel berusaha membawanya keluar, tiba-tiba Niken berbalik dan menyerang Ardan dengan pisau yang ada di balik baju nya."Awas," seru Han.Dengan cepat Han mendorong tubuh Ardan hingga tak sampai terkena pisaunya.Niken meronta, ia histeris karena gagal melakukan rencanannya. Gagal sudah semua yang sudah ia rencanakan sebelumnya. I

  • Kakakku Suamikuย ย ย Eps 174

    Ve berlari ke sudut ruangan, ia benar-benar takut dengan Niken yang semakin menggila itu. Rasa penyesalan kini tengah menggerogoti hatinya perlahan.Ingin sekali Ve kabur saat itu juga, namun kakinya begitu lemah dengan apa yang terjadi di depan matanya."Lo bebas mau ngapain aja, please biarin gue pergi dari gudang busuk ini."Niken menatap tajam Ve yang adalah kaki tangan nya itu, ia merasa geram dengan semua yang wanita itu serukan sedari tadi."Bisa diam nggak, atau lo mau nasih lo sama seperti dia." tunjuknya pada Cyra ynag sudah benar-benar tak berdaya.Niken kembali mengarahkan matanya pada Cyra, menatap penuh kemenangan pada gadis yang bersimbah darah di bawahnya."Hari ini lo bakal mati, hari ini adalah hari terakhir lo melihat dunia yang hitam ini.""Hhhahhahaaaaaaaaaaaaaa.."

  • Kakakku Suamikuย ย ย Eps 173

    Di kantor, Arvan masih tak habis pikir dengan sikap istri kecilnya itu. Tiba-tiba datang seolah tak ada apa-apa, namun tiba-tiba pergi begitu saja.Ia pun memanggil Han ke dalam ruangannya."Bagaimana semuanya?""Semua sudah saya bereskan, Tuan. Semua perjanjian kerja sama kita juga sudah selesai tanpa pinalti sepeserpun."Arvan tersenyum miring, ia kembali mengingat rencananya bersama Han tentang client barunya itu. Awal nya ia berniat bermain-main terlebih dahulu, namun karena rasa cemburu dan keputusan istrinya itu membuat Arvan segera memutuskan semua kerja sama mereka."Lalu bagaimana tanggapan pihak mereka? Terutama perusahaan nya.""Tan Haxel mengatakan akan mendatangi anda sendiri untuk menyampaikan semua permintaan maaf dari mereka. Beliau juga meminta untuk tidak menghapus atau mengecualikan perusahaan mereka dari k

  • Kakakku Suamikuย ย ย Eps 172

    Cyra menatap berang perempuan yang duduk bersebelahan dengan suamimya itu, terlebih suaminya itu hanya diam tak menanggapi diri nya. Membuat Cyra mau tak mau meninggalkan meja itu dan kembali ke meja nya sendiri."Udah dong, mungkin clienrt nya itu." ucap Gabriel mencoba menenangkan adiknya itu.Namun apa yang di lakukan Gabriel malah semakin menyulut panas di hari Cyra. Ia masih tak hentinya memberi tatapan tajam pada Arvan yang duduk tak jauh dari tempatnya.***Malam semakin larut, namun sepasang suami istri itu masih betah saling diam dan mengabaikan.Arvan masih kesal dengan istrinya lantaran berani menyentuh laki-laki lain di depan matanya. Sedang Cyra merasa kesal lantaran suaminya itu lebih memilih wanita jadi-jadian nya itu.Tidur saling memunggungi membuat Cyra tak bisa meme

  • Kakakku Suamikuย ย ย Eps 171

    Hari ini Arvan mengajak serta Yomi untuk mengikuti rapat tentang kerja sama keduanya nanti. Sebuah layar plasma menunjukkan kerangka bangunan dari model apartemen garapan keduanya.Yomi nampak kagum dengan desain juga kejelasan kerangka bangunan yang di tampilkan oleh pihak Arvan, ia tak pernah menyangka jika semua akan di persiapkan dengan sangat matang."Bagaimana ibu Yomi, apa ada yang ingin anda sampaikan setelah presentasi team saya?" tanya Arvan.Yomi masih terdiam, matanya menatap pada gambar tiga dimensi bangunan apartemen itu."Sempurna."Satu kata yang lolos begitu saja dari bibir manisnya, entah karena kekaguman nya atau bahkan memang di lebih-lebihkan nya."Mungkin ada yang ingin anda koreksi, jadi team saya bisa sekalian kerjanya.""Tidak, untuk sementara ini sudah lebih

  • Kakakku Suamikuย ย ย Eps 170

    Dokter Lita tak henti-hentinya mentertawakan panggilan sayang Cyra untuk suami baru nya itu."HHhahhahahha, aduh sakit perut gue.""Gue tembak sampai mati loe kalau masih ketawa," teriak Arvan dari dalam ruangan nya.Sedang Cyra, gadis itu hanya duduk sembari memainkan ponselnya. Eh, lupa udah nggak gadis lagi (hheheh :D)"Siap abang siomay," ledek Lita hingga tawanya kembali meledak."Udak kali kak ketawanya, nggak kering tuh gigi emang nya?""Ya habis kamu lucu banget sih."Cyra hanya mengangkat bahu nya acuh, ia kemudian berjalan menuju meja makan. Mengecek menu untuk mereka makan malam.Namun sesampainya disana ternyata para pelayan sudah hampir selesai menghidangkan semuanya."Yah, padahal mau bantuin. Kok udah selesai sih?"

  • Kakakku Suamikuย ย ย Eps 169

    Ve terus berjalan mencari keberadaan Niken saat ini, sesuai dengan janji mereka harus nya bertemu dan membicarakan tentang rencana keduanya."Kemana wanita itu?" Ve di buat celingukan mencari keberadaan Niken.Lalu tiba-tiba ponselnya bergetar, satu pesan masuk ke dalam ponsel pintarnya itu._Temui aku di taman belakang kampus, pastikan nggak ada yang ikut dan tahu soal ini_Begitulah pesan yang ia terima dari Niken."Sok misterius banget jadi orang," gerutunya namun tetap berjalan menghampirinya.Niken tengah duduk bersantai di bawah sebuah pohon sembari menghisap sepuntung rokoknya. Kepulan asap memenuhi udara di sekitarnya, namun sama sekali tak mengganggu pernafasan nya."Apa rencana loe?" tanya Ve yang tak ingin berbasa-basi."Duduklah, jangan jadi tak

  • Kakakku Suamikuย ย ย Eps 168

    Acara dilanjutkan dengan makan-makan, semua orang nampak berbaur bersama sembari menikmati hidangan yang di sediakan.Arvan sedang duduk bersama dengan istrinya, juga dengan keluarga yang lainnya."Permisi nona," sapa salah satu pelayan yang menghampiri Cyra."Ya?""Pesanan anda sudah siap semuanya, sekarang ada di halaman depan."Cyra tersenyum mendengarnya, ia langsung menyincing gaun kebaya nya dan melangkah meninggalkan mejanya."Mau kemana tu anak?" selorok Sandrina.Arvan tak bertanya, ia lebih ke mengikuti istrinya kemanapun ia melangkah."Berapa total nya?""Ada tiga puluh mobil truck, sesuai dengan pesanan anda."Arvan tak banyak komentar, ia hanya terdiam menatap banyakny foodtruck yang terparkir di halaman mertuanya itu."Sayang, apa ini?"

  • Kakakku Suamikuย ย ย Eps 167

    Cyra tak henti-hentinya merasa kesal dengan calon suaminya itu. Ingin sekali rasanya ia menarik paksa Arvan tadi di atas mimbar saat sedang berbicara."Bener-bener ya tu si om, pengen banget gue kandangin." kesalnya.Cyra yang sedang kesal mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Ia melaju menuju ke arah perusahaan orang tuanya.Kedatangan Cyra di sambut dengan hangat oleh para karyawan, banyak yang menunduk hormat ketika berpapasan dengan Cyra.Menjadi anak pengusaha ternama tak membuat Cyra menjadi besar kepala juga congkak hatinya, justru ia selalu bersikap rendah hati hingga banyak orang yang menyukainya."Pagi nona Cyra," sapa Syerli sekretaris Ardan."Pagi kak. Apa daddy ku ada di ruangan nya?""Beliau ada di ruangan tuan Axel.""Baiklah, terima kasih infonya kak."

DMCA.com Protection Status