Di rumah sakit Bayu sudah siuman dari pingsannya ia melihat seisi ruangan, yang serba putih. "Di mana aku?" tanyanya sambil menatap Frans dan Jelita.
"Anda di rumah sakit, Pak," jawab Frans."Kamu pingsan, Mas," jawab Jelita."Perutku sangat sakit, apa Dokter sudah memeriksaku? Lalu apa kata Dokter?" tanyanya"Dokter sudah memeriksa katanya tidak ada yang serius, malah ia tanya apa Pak Bayu sudah menikah dan aku jawab sudah apa hubungannya pula ia bertanya itu. Dokter kembali bertanya apa istri tengah hamil besar dan segera melahirkan, kalau iya kemungkinan rasa sakitnya Pak Bayu yang merasakan saat sang istri melahirkan," jelas Jelita pada Bayu sambil matanya berkaca-kaca."Apa benar, Mas, Naila Hamil dan sekarang waktunya melahirkan?""Iya dia hamil, tetapi aku tidak tahu dia di mana jika iya itu artinya dia masih hidup dan selamat bersama anakku," jawabnya dengan pandangan kosong."Aku tidak bisa melihat istriku melahSetelah badan terasa lebih baik Bayu pun meminta pulang. "Aku ingin pulang suruh Frans mengurus Administrasinya," pinta Bayu."Baik, Mas," jawabnya sambil berjalan keluar ruangan menemui Frans. "Mas Frans, Mas Bayu ingin pulang tolong urus administrasinya!" pinta Jelita."Baik, Nona!" jawab Frans beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju kantor administrasi.Jelita mengecek infus sang kakak lalu memanggil perawat untuk melepaskan infusnya. Tak lama kemudian perawat datang dan melepaskan infus Bayu.Bayu bangun dari tempat duduknya dan berdiri, masih terasa sedikit pusing tetapi tidak dihiraukannya karena dia ingin lekas sampai di rumah, ia tidak betah berada di rumah sakit dan ia merasa sudah sangat sehat jadi ia ingin pulang.Frans masuk kedalam ruangan. "Tuan semua sudah di urus, apa Anda sudah kuat berjalan?" tanya Frans.Bayu berdecak. "Ck, aku hanya sakit perut, Frans. Bukan benar-benar sedang melahirkan,"
Dua hari kemudian Naila di ijinkan pulang di Jemput oleh Hatan. Naila mengemasi barang bawaannya, Dokter Rizal masuk ke ruangan wanita itu."Apa benar-benar sudah bisa jalan?" tanyanya sambil duduk-duduk di sofa "Sudah Dok, terimakasih," ucap Naila.Apa apa baby boy sudah punya nama, Ros?" tanyanya pada Naila"Sudah Dok," jawab Naila singkat."Siapa? Kalau boleh tahu," tanya Dokter Rizal."Satria Bayu Saputra," jawab Naila.Dokter Rizal mengerutkan dahinya, ia mencoba mengingat sebuah nama yang tersemat di belakang nama anak Naila. Sepertinya ia perna mendengar nama itu, bahkan sangat familiar. Namun tidak berani menebak andai pun benar mengapa mereka berpisah, Dokter Rizal tak berani terlalu jauh menyimpulkan.Setelah beberes, Dokter Rizal membantu membawakan tas dan menaruhnya di dalam Bagasi mobil Hatan. Naila dan putranya masuk kedalam lalu mobil berjalan dengan meninggalkan Klinik Dokter Rizal. Pria i
Dokter Rizal menatap ruangan yang di tempati Naila. 'Mungkin itu hanya kebetulan saja,' pikirnya masih terusik nama belakang bayi itu.Masih jelas teringat olehnya, Dinda yang dinikahinya tiga tahun yang lalu dan telah berpulang setelah melahirkan putri yang cantik untuknya.Wanita itu menangis dalam pelukannya karena cintanya bertepuk sebelah tangan dan Rizal menawarkan hatinya untuk mengobati hati wanita yang dicintainya itu dan ia baru mendengar pernyataan cinta istrinya di detik-detik terakhirnya.Ia menghembuskan napas. 'Kenapa wanita yang ku kenal, kukagumi bahkan kucintai selalu mencintaimu, Bayu,' gumamnya dalam hati.Ia tersenyum samar. "Mari kita lihat apakah istrimu itu tetap mencintaimu saat kalian bertemu kembali ataukah tidak, aku akan merebut hatinya agar kau tahu bagaimana rasanya saat wanita yang kau cintai tak mencintaimu hanya menjalani kewajibannya sebagai istri, seperti diriku yang selalu berharap hati Dinda hanya untukku tetapi itu tidak pernah kurasakan. Kau men
Regan semakin kencang mencengkram rahang Ratna, "Katakan padaku atau kau mati saat ini!" ancam Regan."Lakukan, bunuh aku! Maka kau akan miskin dan apa yang kau punya saat ini akan lenyap, Kau tahu apa yang bisa aku lakukan padamu," tantang Ratna, membuat Regan merenggangkan cengkramannya."Kau benar-benar memuakkan," jawab Regan bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke sofa."Jika bukan kamu, lalu siapa yang menyembunyikan Naila?" tanyanya dengan menatap tajam pada istri pertamanya itu."Mana kutahu? Kau yang menginginkannya bukan? Maka carilah sendiri jangan tanya aku!" jawab wanita itu tanpa melihat Regan."Kau sudah tua semakin menyebalkan, Rat," maki Regan."Kau sama bukan? Kenapa kau tidak puas juga, dia tidak mau dengan Re, sadarlah itu!" teriak Ratna."Aku tidak peduli, aku menginginkannya dan ia harus kudapatkan!" jawabnya"Apa aku harus memotong senjatamu itu? Agar kau berhenti mengejar Naila atau
Lima orang sudah menuntaskan hasratnya pada Mawar atas perintah Regan dan kembali memakai pakaiannya, sementara lima orang hanya terpaku. "Kenapa kalian diam apa kalian sungkan padaku baiklah aku akan pergi setelah menalaknya dan kalian boleh bersenang-senang kembali," katanya lalu ia pun mengucapkan talak kepada Mawar sebanyak tiga kali kemudian pergi di ikuti kelima anak buahnya dengan perasaan tidak menentu.Sementara empat orang anak buah Regan pergi tanpa menyentuh Mawar dan tinggal satu orang menatap wanita yang tak mampu bicara apapun itu."Nyonya, Anda harus kuat, tuan tidak mengambil apa yang menjadi milik Anda saat ini, gunakan itu untuk bangkit," kata pria itu berjalan menuju kamar mandi, ia menyiapkannya untuk Mawar lalu kembali lagi dan melepaskan ikatan tangan Mawar lalu menggendongnya dan memasukkan kedalam bathub berisi air hangat dan aroma terapi."Kenapa kau tidak melakukannya seperti teman brengsekmu itu?" tanya Mawar"Maaf saya tidak sampai hati Nyoya, mandilah ji
Dua bulan berikutnya, Seorang wanita mematut di depan cermin. 'Apa aku sudah seperti Naila,' bisiknya dalam hati.Setelah tiba di Korea tiga bulan yang lalu dan menetap di sana. Mawar meminta Doni untuk memperlihatkan foto Naila, ia bahkan meminta foto itu dikirimkan padanya, lalu meminta seorang dokter bedah plastik terkenal untuk merombak wajahnya mirip dengan Naila.Sungguh luar biasa hasilnya bahkan ia tidak bisa mengenali dirinya sendiri, ia terlihat seperti Naila. Ia masih menatap wajahnya dengan tidak percaya, saat Catrin temannya memanggilnya mengabarkan ada seseorang yang ingin menemuinya.Mawar tersenyum dia sudah bisa menebak siapa yang datang menemuinya. Satu Minggu yang lalu ia menelpon Doni untuk menemuinya di Korea. Ia bergegas keluar kamar untuk menemui pria itu."Mas Doni sudah lama menunggu?" tanyanyaDoni mendongak dan terkejut. "Apa yang Nyonya lakukan? Kenapa merombak wajah anda menjadi orang lain?" tanya Doni merasa terkejut.Aku ingin masuk dalam kehidupan Regan
Di desa terpencil Naila menjalani hidupnya dengan kebahagiaan bayi mungil yang bernama satria itu sudah berusia tiga bulan semakin lucu dan menggemaskan semakin terlihat mirip dengan Bayu. Naila selalu menitikkan air matanya saat melihat wajah sang putra.Dokter Rizal sering datang ke rumah sekedar memeriksa kesehatan dan pertumbuhan Satria. Begitu pun hari ini dia datang ke rumah Naila untuk memeriksa Baby boy itu."Hai, Boy, kamu semakin sehat, ya?" sapanya pada bayi lelaki berusia tiga bulan itu."Ros, suamimu belum datang?" tanya Dokter Rizal."Belum, Dok," jawab Naila singkat."Kenapa? Apa suamimu tidak kangen dengan istri dan anaknya?" tanya Dokter Rizal ingin memastikan sesuatu "Dia sangat rindu, bahkan rindu yang mungkin amat parah. Anda tidak bisa menyimpulkan sesuatu hanya dengan pandangan sekilas, Dokter," ucap Naila."Maaf, jika kamu tersinggung dengan pertanyaanku? Aku hanya heran apakah uang lebih penting dari sebuah keluarga, sehingga suamimu tidak pulang hanya untuk m
Satu Minggu kemudian, Mawar melakukan foto shoot, di sebuah ruangan dari tadi ia merasa tidak enak badan tetapi ia harus profesional. Maka ia pun tetap melakukannya.Dua jam berlalu, akhirnya sesi foto pun selesai, Mawar merasa legah telah menyelesaikan pekerjaannya hari ini. Sudah dua Minggu ia bekerja sebagai foto model.Disela-sela istirahatnya ia di panggil untuk ke kantor. 'Ada apa? Apa aku melakukan kesalahan?' pikirnya."Mbak Mawar, di panggil bos suruh ke kantor, " seseorang memanggilnya dan berbicara dengan menggunakan bahasa Korea.Mawar mengangguk, ia pun bergegas beranjak dari duduknya, dan berjalan menuju kantor, sesampai di depan ia pun berdiri dan mengetuk pintunya.Tak lama kemudian pintu terbuka dengan bantuan remote kontrol, ia pun masuk dan pintu itu kembali tertutup.Ia mengeryitkan dahinya kenapa ia menggunakan masker padahal sebelumnya ia tidak pernah memakainya."Apa ada sesuatu yang penting hingga kau memanggilku, Dae- hyun?" tanya Mawar setelah duduk di sofa.
Setelah beberapa saat pemakaman sudah sepi, tinggal Yuda dan Dara berdiri di pusara itu, Dara, menghampiri Yuda. "Daddy memberikanmu Amplop besar dan surat ini padamu. Aku hanya boleh memberikan saat dia sudah tiada," ucap Dara dan Yuda mengangguk."Maafkan Dia adikku," ucap Dara lalu pergi meninggalkan pria itu. Setelah Kepergian Dara, Yuda membuka Surat hanya dua baris kalimat kalimat yang terdapat didalamnya [Ibumu adalah wanita yang ada di hatiku tetapi aku tidak pernah ada di hatinya. Maaf telah membuatmu ada Dunia, your Dadd]Yuda menghembuskan napasnya. Ia membuka amplop besar ternyata berisi sebuah sertifikat atas nama dirinya sebuah rumah sakit besar yang di bangun di sebuah desa di mana Naila tinggal dalam persembunyiannya duluh.Dia menatap pusara itu. "Aku tak menginginkan semua ini, Dadd. Aku hanya mendambakan hidup dengan keluarga utuh yang diawali dengan benar.Seseorang menepuk punggungnya dari belakang, ia menoleh. "Mas Hugo, Bu!"Pria yang memeluk wanita paruh baya
Satu minggu kemudian Satria sudah diijinkan pulang tetapi masih harus bed rest selama satu bulan.Regan semakin hari kesehatan semakin menurun, sebelum menyadari itu ia meminta Dara, untuk mengantarkan pada wanita-wanita yang disakitinya pertama ia mendatangi ibunya Hugo seorang wanita yang ia kagumi. Namun justru menikah dengan sahabatnya. Lalu ia pergi ke rumah penampungan wanita korban pelecehan dirinya. Matanya sembab, inikah jejak kenakalan, ia benar-benar merasa menyesal, bahkan andai mereka tidak memaafkannya dia akan ikhlas.Setelah meminta maaf kepada keempat wanita yang ada di sana ia pun pulang ke rumah di antar oleh Dara."Dara, Daddy, mau menitipkan sesuatu padamu dan tolong berikan pada Yuda setelah Daddy tidak ada," ucap Regan sambil meminta Dara mendorong kursi rodanya ke ruangan kerjanya.Ia membuka laci lalu mengambil surat dan diberikan pada Dara, "Berikan itu pada Yuda saat aku sudah tidak ada lagi dan sampaikan maafku padanya," pintanya sambil tersenyum."Dad,
Hugo meringis saat Rizal menatap horor padanya. "Kali ini aku serius, enggak main-main," ucapnya"Apa dulu kita tertukar ya, harusnya kamu anak Daddy," ucap Rizal seenaknya."Enggaklah bedah, aku gak pernah menghamili anak orang, aku cuma cium-cium doang kalau dia mau, kalau gak mau, ya engak," ucapnya cuek."Hogu, aku tanya siapa?" teriak Rizal"Aduh, jangan teriak-teriak telinga aku sakit lagian ini di rumah sakit Dokter Rizal," ucap Hugo sambil menutup telinganya lalu ia berjalan menghampiri Rizal."Ayo, ike kasih tahu siapa yang ike suka dari adik-adik elo," ucap sambil menggamit lengan Rizal sambil berjalan berlenggang-lenggok."Ogah, najis tahu, Aduh ... Gusti adikku yang mana suka sama kamu, Go," ucap Rizal mengusap wajahnyq dengan kasar.Semua yang ada di ruangan itu tertawa. "Memang kenapa aku, 'kan tampan," ucapnya sambil berdiri tegak dan berwibawa.Mereka kembali tertawa yang paling keras sendiri adalah Satria. "Waduh, sudah sembuh nih, karena om Hugo ke sini," timpal Hugo
Beberapa hari dipenuhi suka cita akan kehadiran anggota baru yaitu bayi perempuan bernama Ayana itu.Seminggu kemudian operasi transplantasi punca dilaksanakan. Bocah berusia lima tahun itu berbaring diruang operasi.Lima jam menunggu akhirnya pintu kamar operasi terbuka dan Dokter mengatakan bahwa operasi transplantasi punca telah berhasil dan pasien akan di pindahkan di ruang ICU setelah pemeriksaan lebih lanjut.Naila dan Bayu masih belum bisa lega ia harus menunggu kondisi Satria benar-benar stabil."Sayang, jangan terlalu dipikirkan, kamu sedang menyusui, biar soal Satria aku dan Daddy yang urus. Ayo aku antar pulang sama Mama ya?" tanyanya sambil menoleh ke Melati."Mama di sini saja, Bay sama Daddymu. Kamu antar saja istrimu kasihan Ayana nanti," ucap Melati pada putranya itu."Ayo kasian Ayana loh, kalau di tinggal lama-lama, yang," ucap Bayu sambil beranjak dari duduknya."Iya," jawab Naila yang dengan engan berdiri, ia begitu dilema bayinya ada di rumah sedang anak pertamany
Saat mendengar sang cucu kedua sudah lahir, Melati membujuk Herlan untuk segera terbang ke Indonesia. Herlan tak mampu menolak keinginan sang istri detik itu juga yang memesan tiket pesawat ke Indonesia.Tak banyak yang dibawa tetapi hadiah untuk menantunya tidak boleh ketinggalan. hari itu juga mereka berangkat tanpa memberi tahu anak dan menantunya ia ingin membuat kejutan. Apalagi ia juga sangat merindukan cucu lelakinya itu yang hanya bisa ditemui lewat video call.Saat cucunya jatuh sakit lagi ia ingin langsung terbang ke Indonesia untuk melihat pria kecilnya itu tetapi suami masih harus menangani masalah perusahaannya di Jepang.Sebenarnya Mereka ingin Frans yang mengurus perusahaan di Jepang tetapi untuk saat ini Frans dan Jelita belum bisa terbang ke Jepang karena kondisi Jelita sedang hamil, Jika sudah melahirkan Herlan ingin mereka segera terbang ke Jepang lalu dia dan istrinya ingin menikmati hari tua dengan hanya berkumpul dengan anak dan cucunya.Ia ingin satu bulan ke In
Setengah jam kemudian Dokter Dara kembali masuk ke ruangan bersama dokter Raka dan seorang perawat lalu Dokter Raka berdiskusi sebentar dengan Dokter Dara kemudian pria itu pun keluar.Detik berikutnya Naila merasakan sakit kembali, sang suster kembali memeriksa jalan lahir, dan sudah pembukaan lengkap.Dua jam berjuang akhirnya lahir bayi cantik yang sehat lalu bayi melakukan IMD. Naila merasa sangat legah, terlihat dari wajahnya.Bayu memeluk istrinya baru kali ini dia menemani sang istri melahirkan, rasanya tidak melihat perjuangan istri dalam melahirkan. "Trimakasih, sayang," ucapnya pada sang istri."Sama-sama, Mas, aku sangat bahagia kau ada di sampingku, dulu waktu melahirkan Satria gak sesakit ini," ucap Naila Bayu terkekeh karena teringat peristiwa saat dia mengalami sakit perut yang luar biasa hingga dia pingsan dan dilarikan ke rumah sakit."Kenapa tertawa?" tanya Naila menatap Bayu penuh dengan pertany
Beberapa hari kemudian semua aset sudah dikembalikan pada Naila, sekarang perusahaan itu dikelola oleh Bayu.Sementara itu Mawar yang sudah sehat setelah menggugurkan kandungannya itu kembali ke Korea dan Regan semakin hari semakin parah. Lelaki itu tidak mau di temani siapa-siapa selain perawat pria.hari berganti hari perusahaan Bayu semakin besar mempunyai banyak cabang dari dalam maupun luar negeri. Namun tidak membuatnya kehilangan waktu untuk keluarganya Usia Kandungan Naila sudah sembilan lebih, ia mulai merasakan ketidak nyamanan pada tabuhnya. Hingga siang hari ini Naila mulai mengalami kontraksi palsu Semakin lama kontraksi semakin sering, Satria yang baru saja sembuh karena kecapekan karena terlalu banyak beraktivitas melihat sang Mama meringis kesakitan pun menghampiri Mamanya."Ma, Mama kenapa? Tria panggilin Tante ya sepertinya tante sudah pulang. Apa telpon apa, Ma?" tanya Tria pada Mamanya."Panggilin Tante saja, Nak, bilang kalau Mama mau melahirkan. Biar Bik Narti
Rizal tertawa mendengar umpatan Bayu. "Sebenarnya aku kemari mencari Naila, bukan kamu.""Jangan bilang kau berubah kepribadian, gue getok kepala lo," ucap Bayu."Sebenarnya kalau ada dia lebih enak karena bisa ketemu dia langsung, kalau cuma Bapak-bapak rasanya mata kurang segar," ucap Rizal yang sedang menggoda bayu."Kamu mau Gelut ya sama aku?" tanyanya sambil tangannya mulai meraih kepala Rizal "Stop-stop aku tidak suka istrimu aku lebih suka Firda dari pada aku babak belur," ucapnya tertawa."Ya, sudah sekali lagi ku tanya kau mau apa?" tanya Bayu."Aku tadi kan sudah telpon dan bertanya kapan Naila siap dikukuhkan sebagai Presdir," protes Rizal."Presdir perusahaan mana? Kau benar-benar tidak jelas, telpon pun terburu-buru aku mau tanya sudah kau tutup," protesnya."Baiklah akan kuperjelas. Dulu Perusahaan Keluarga Naila dipegang Daddy dengan cara curang, dan sekarang dia ingin mengembalikan kepada pemil
Rizal sudah diberitahu oleh Dron, tentang keinginan Regan untuk mengembalikan aset milik orang tua Naila, dan meminta untuk diuruskan perceraiannya dengan Linda, Regan ingin Linda menikah kembali karena dia masih sangat muda.Rizal mengendarai mobilnya menuju perusahaan Naila yang selama ini dijalankan ayahnya.setengah jam kemudian dia sampai. Ia segera turun dari mobilnya dan berjalan melewati lobby dan masuk dalam lift. Pintu terbuka dan ia keluar lalu berjalan serta masuk keruangan Presdir.Ia mulai mempersiapkan surat-surat pengalihan kuasa dari Regan ke Naila, ia meminta sekertaris ayahnya segera memprosesnya. Setelah itu menelpon Bayu ia menanyakan kapan Naila siap untuk dikukuhkan sebagai Presdir. Setelah itu, ia keluar dari ruangan itu untuk kembali ke rumah sakit tempatnyabekerja.Beberapa hari ia sibuk dengan urusan ayahnya membuat ia belum bertemu dengan Firda. Dia ingin menjalin keseriusan dengan gadis itu.Mobil berjalan dengan sangat cepatnya menuju tempat berkerja.