"Krak!"
Suara robekan baju Linda terdengar tak seberapa lama telah menjadi serpihan yang terhambur di lantai dan kini wanita itu telah polos tanpa sehelai benangpun. Rendah meraup kedua gundukan besar yang menantang, melahapnya dengan rakus sambil menyebut nama Naila.Ia susuri tubuh yang sudah dalam cengkeramannya memberikan tanda di mana pun ia suka tanpa menghiraukan tangisan Linda, karena hanya sebagai pelampiasan nafsu dan fantasi suaminya.Regan memasuki fantasinya bergoyang di atas tubuh Linda dengan liarnya sambil berdesis dan bergumam "Naila I love you. I like your body, Honey. Hah ...." teriaknya saat mencapai puncak.Setelah ia selesai ia menggulir tubuhnya ke samping Linda. Dia tatap tubuh wanita itu ternyata tidak seburuk dia kira semua terlihat lebih besar dari yang sebelumnya.Ia menyentuh kembali gundukan besar yang menggantung di dada Linda. "Mulai sekarang jadilah Naila untukku, berdandanlah seperti dia. Semakin kau menaDi Herlan Corp semua pegawai eksekutif bekerja lembur hingga tertidur di ruangan kerjanya masing-masing.Begitu pula Bayu dan Hugo ia pun tertidur di ruangannya. Tiba-tiba Bayu merasa tubuhnya digoncang dengan sangat keras."Bay bangun! Bay bangun! Apa kau mengigau?" tanya Hugo."Naila, Go. Ia dikejar-kejar oleh beberapa orang, aku cemas apa yang terjadi padanya?" tanya Bayu."Ambil wudhu,Bay, segera sholat subuh dulu!" perintah Hugo."Bayu beranjak dari tempat duduknya, ia merasa baru beberapa menit saja tertidur sudah di bawah ke alam mimpi apalagi mimpinya itu menyangkut anak dan istrinya. Ia berjalan menuju ruangan pribadi dan mulai mengambil air wudhu lalu menjalan sholat subuh bersama sahabatnya. Setelah itu mereka kembali keruang kerja mereka kembali."Bagaimana apa kau sudah tenang?" tanya Hugo."Belum sih dan semoga Allah menjaganya," kata Bayu.Bayu masih duduk termenung menatap ruangan kosong, ia terpikirkan olehnya mimpinya tadi walaupun mimpi hanya bunga tidur, tetapi it
Satu Minggu telah berlalu Naila tinggal di villa tuan Ridwan, wanita itu tidak ingin menjadi beban orang lain maka itu ia mencari tempat persembunyian yang aman untuk dirinya dan memilih tempat yang sangat terpencil, maka ketika Ridwan meninggalkan villa itu kesempatan dia untuk pergi dari sana. Naila mengubungi Hatan dan meminta mempersiapkan tempat di tempat itu dan Hatan menyanggupinya untuk mempersiapkan tempatnya. Empat hari kemudian Hatan menjemput Naila. wanita itu berpamitan pada pengurus villa itu."Mbak Ros, gak nunggu tuan datang?" tanya pengurus villa."Enggak, Pak, nanti malah gak boleh pergi saya," jawabn Ekoya."Ya, baiklah Mbak, nanti saya sampaikan surat mbak Ros," kata pengurus villa."Trimakasih Pak, Bu," ucapnya lalu dia berjalan keluar villa dengan menjinjing tas dan berjalan menuju mobil yang menunggunya di sebrang jalan lalu ia masuk kedalam mobil."Sudah siap Mbak?" tanya Hatan."Sudah, Mas," jaw
Bayu mendapatkan undangan makan siang dari koleganya yaitu Tuan Ridwan. Ia bergegas keluar dari ruangan kerjanya. Tampilan sudah mulai rapi kembali ia memotong cambang, kumis dan rambutnya karena tidak ingin sang Mama berulah kembali."Fir, jika Ambar datang ke mari panggil sekuriti saja tidak usa berdebat seperti biasanya!" perintah Bayu sebelum pergi."Baik, Pak!" jawab Firda sambil mengarahkan tangannya tanda hormat seperti seorang polisi yang sedang menerima mandat.Bayu terkekeh melihat ulah Firda. Kaki jenjangnya melangkah lebar menuju dan masuk kedalam lift yang mengantarkannya kelantai dasar.Benar saja, tak lama kemudian Ambar datang dengan membawa rantang makan siang untuk Bayu. Di depan pintu ruangannya CEO sudah di hadang oleh Firda."Mbak, tolong bukakan pintunya, saya mau bertemu dengan Bayu untuk mengantar makan siangnya!" pinta Ambar pada Firda."Mbak gak boleh masuk, Pak Bayu sedang tidak ada di dalam dia sedang
Ridwan menatap iba, ia tahu kliennya ini sangat mencintai istri begitu pun wanita yang di tolongnya sehingga tidak ingin membuat pasangan menderita karena dirinya."Anda sudah berusaha mencarinya, Tuan Bayu, Doakan dia baik-baik saja, maaf membuat Anda tidak berselera makan lagi, harus saya bahas ini setelah selesai makan," ungkap Ridwan dengan penuh penyesalan."Tidak apa-apa, saya jadi tahu malam itu ada yang menolong istri saya jadi saya sangat berterima kasih pada Anda," jawab Bayu sambil menyuap makanan dengan perlahan."Jadi Tante Ros sudah pergi, Yah, padahal Rena kangen sekali loh mau kesana lagi," gerutu Rena sambil mencebikkan bibirnya."Nanti kita cari ya, kalau sudah ketemu akan om kabari," hibur Bayu pada Rena juga dirinya sendiri.Beberapa menit kemudian mereka pun berpamitan dan pulang ke tempatnya masing-masing.'Jadi namamu sekarang Rosmala. Berapa banyak kau harus berganti nama Nai,' batin Bayu.Ia
Jam sudah menunjukkan setengah enam sore Bayu begitu gamang untuk memutuskan mengungkapkan Pernikahan rahasianya dengan Naila.Untuk apa lagi dia sembunyikan, Naila tidak menepati janjinya untuk selalu berada di sisinya dan sudah bukan rahasia umum lagi dan sudah banyak yang tahu jika dia sudah menikah bisa jadi adiknya itu pun sudah tahu hanya saja mungkin jelita ingin mendengar dari mulut kakaknya sendiri.Bayu menghembuskan nafasnya, ia bangun dari duduknya berjalan keluar dan mengunci ruangannya.Kaki jenjangnya melangkah menuju lift dan pintu tertutup lalu terbuka kembali saat sudah berada di lantai dasar, Bayu pun keluar ia berjalan kembali menuju basement dan masuk dalam mobil kemudian melaju dengan kecepatan sedang di senja yang mulai petang.Ia sampai saat kumandang adzan Maghrib terdengar. Di pintu telah disambut oleh Jelita yang menatapnya tajam."Nanti di waktu makan malam akan Mas jelaskan, oke!" jelas Bayu."Ok! Aku
Sementara itu mobil yang di tumpangi Naila terus berjalan melewati hutan dan tidak ada perkampungan sama sekali. Jalanan begitu gelap dan sepi. Ia sedikit merinding, takut dan cemas.Karena rasa takutnya itu sampai ia tidak menyadari Bahwa mobil itu melaju tidak dengan sewajarnya. Hatan melajukannya dengan kecepatan tinggi. "Ada apa Mas?" tanyanya."Diamlah Ros kita harus segera keluar dari hutan ini, eratkan tali pengaman dan tetap berpegangan, lindungi kepalamu Ros menunduklah," jawab Hattan Naila menjadi ketakutan ia mulai menyesal kenapa harus meninggalkan villa yang nyatanya aman untuk di tinggali.Dia melihat beberapa pohon bergoncang dan sekelebatan terlihat bayangan hitam. Ia berdoa apa saja yang ia bisa, berdzikir dan meminta keselamatan kepada tuhan pencipta alam.Terlihat olehnya di depan sudah menghadang beberapa orang tetapi Hatan masih terlihat tenang padahal dia sudah mengeluarkan keringat dingin karena takut.
Hatan duduk disebelah Naila sambil menikmati segelas kopi panasnya. "Ros kita istirahat di sini dulu, kamu boleh tidur di mobil biar saya tidur sini." "Iya, ngak apa-apa tidur di mobil katanya kan mau diperbaiki?" tanyanya pada Hatan."Gak apa-apa, Mbak. Mobilnya baru di perbaiki besok pagi," jawab Hatan."Iya nanti saja saya masih ingin di sini dulu," jawab Naila.Tak lama kemudian ia pun masuk ke mobil beristirahat di sana dan terbangun saat sudah adzan subuh.Setelah menunaikan sholat dan sarapan mereka pun berangkat menuju desa yang di tuju."Perjalanan kita sekarang lebih aman Ros, karena kita tidak akan melewati hutan tetapi perkampungan kecil saja," ungkap Hatan."Iya, Mas, semoga saja, terus terang saya kemarin itu sangat takut apalagi mereka sempat melemparkan batu ke arah mobil kita," ungkap Naila masih dengan kengeriannya."Apa sekarang kamu masih takut, Ros?" tanya Hatan."Masih Mas, mobil ini bisa berjalan dengan cepat, lalu apa gak apa-apa meninggalkan mobil itu pada Ma
Pagi menjelang Naila berjalan mengitari halaman rumah yang begitu luas ada hamparan tanah yang baru digulut, seperti baru disemai bibit, entah bibit apa ia sendiri tidak tahu.Tampak Lia menjinjing keranjang sayur dengan berbagai bahan masakan yang ada di dalamnya."Habis belanja toh, Mbak?" tanya Naila pada Lia."Iya, Mbak tetapi ini gak beli," jawabnya dengan sumringah."Lo, Kok bisa, Mbak?" tanya Naila"Di kasih para petani tadi, yang beli cuma daging dan ayamnya yang beli," jawab Lia dengan tertawa."Oh, gitu, lah itu ditanami apa to Mbak?" tanya Naila"Itu sama Mas Hatan ditanami beberapa sayuran, Mbak," jawab Lia."Oh, Ayo Mbak saya bantu masak! Apa Clarissa masih tidur ?" tanya Naila."Iya, Mbak tadi malam, 'kan bermain sama Mbak sampai malam, ya jadi sekarang matanya jadi lengket gak bisa buka," jawab Lia sambil tertawa."Iya, betul sepuluh hari gak ketemu Clarissa saya juga kangen sama anak itu, makin lucu saja," jawab Naila."Mbak, saya minta maaf kalau malam itu mbak harus
Setelah beberapa saat pemakaman sudah sepi, tinggal Yuda dan Dara berdiri di pusara itu, Dara, menghampiri Yuda. "Daddy memberikanmu Amplop besar dan surat ini padamu. Aku hanya boleh memberikan saat dia sudah tiada," ucap Dara dan Yuda mengangguk."Maafkan Dia adikku," ucap Dara lalu pergi meninggalkan pria itu. Setelah Kepergian Dara, Yuda membuka Surat hanya dua baris kalimat kalimat yang terdapat didalamnya [Ibumu adalah wanita yang ada di hatiku tetapi aku tidak pernah ada di hatinya. Maaf telah membuatmu ada Dunia, your Dadd]Yuda menghembuskan napasnya. Ia membuka amplop besar ternyata berisi sebuah sertifikat atas nama dirinya sebuah rumah sakit besar yang di bangun di sebuah desa di mana Naila tinggal dalam persembunyiannya duluh.Dia menatap pusara itu. "Aku tak menginginkan semua ini, Dadd. Aku hanya mendambakan hidup dengan keluarga utuh yang diawali dengan benar.Seseorang menepuk punggungnya dari belakang, ia menoleh. "Mas Hugo, Bu!"Pria yang memeluk wanita paruh baya
Satu minggu kemudian Satria sudah diijinkan pulang tetapi masih harus bed rest selama satu bulan.Regan semakin hari kesehatan semakin menurun, sebelum menyadari itu ia meminta Dara, untuk mengantarkan pada wanita-wanita yang disakitinya pertama ia mendatangi ibunya Hugo seorang wanita yang ia kagumi. Namun justru menikah dengan sahabatnya. Lalu ia pergi ke rumah penampungan wanita korban pelecehan dirinya. Matanya sembab, inikah jejak kenakalan, ia benar-benar merasa menyesal, bahkan andai mereka tidak memaafkannya dia akan ikhlas.Setelah meminta maaf kepada keempat wanita yang ada di sana ia pun pulang ke rumah di antar oleh Dara."Dara, Daddy, mau menitipkan sesuatu padamu dan tolong berikan pada Yuda setelah Daddy tidak ada," ucap Regan sambil meminta Dara mendorong kursi rodanya ke ruangan kerjanya.Ia membuka laci lalu mengambil surat dan diberikan pada Dara, "Berikan itu pada Yuda saat aku sudah tidak ada lagi dan sampaikan maafku padanya," pintanya sambil tersenyum."Dad,
Hugo meringis saat Rizal menatap horor padanya. "Kali ini aku serius, enggak main-main," ucapnya"Apa dulu kita tertukar ya, harusnya kamu anak Daddy," ucap Rizal seenaknya."Enggaklah bedah, aku gak pernah menghamili anak orang, aku cuma cium-cium doang kalau dia mau, kalau gak mau, ya engak," ucapnya cuek."Hogu, aku tanya siapa?" teriak Rizal"Aduh, jangan teriak-teriak telinga aku sakit lagian ini di rumah sakit Dokter Rizal," ucap Hugo sambil menutup telinganya lalu ia berjalan menghampiri Rizal."Ayo, ike kasih tahu siapa yang ike suka dari adik-adik elo," ucap sambil menggamit lengan Rizal sambil berjalan berlenggang-lenggok."Ogah, najis tahu, Aduh ... Gusti adikku yang mana suka sama kamu, Go," ucap Rizal mengusap wajahnyq dengan kasar.Semua yang ada di ruangan itu tertawa. "Memang kenapa aku, 'kan tampan," ucapnya sambil berdiri tegak dan berwibawa.Mereka kembali tertawa yang paling keras sendiri adalah Satria. "Waduh, sudah sembuh nih, karena om Hugo ke sini," timpal Hugo
Beberapa hari dipenuhi suka cita akan kehadiran anggota baru yaitu bayi perempuan bernama Ayana itu.Seminggu kemudian operasi transplantasi punca dilaksanakan. Bocah berusia lima tahun itu berbaring diruang operasi.Lima jam menunggu akhirnya pintu kamar operasi terbuka dan Dokter mengatakan bahwa operasi transplantasi punca telah berhasil dan pasien akan di pindahkan di ruang ICU setelah pemeriksaan lebih lanjut.Naila dan Bayu masih belum bisa lega ia harus menunggu kondisi Satria benar-benar stabil."Sayang, jangan terlalu dipikirkan, kamu sedang menyusui, biar soal Satria aku dan Daddy yang urus. Ayo aku antar pulang sama Mama ya?" tanyanya sambil menoleh ke Melati."Mama di sini saja, Bay sama Daddymu. Kamu antar saja istrimu kasihan Ayana nanti," ucap Melati pada putranya itu."Ayo kasian Ayana loh, kalau di tinggal lama-lama, yang," ucap Bayu sambil beranjak dari duduknya."Iya," jawab Naila yang dengan engan berdiri, ia begitu dilema bayinya ada di rumah sedang anak pertamany
Saat mendengar sang cucu kedua sudah lahir, Melati membujuk Herlan untuk segera terbang ke Indonesia. Herlan tak mampu menolak keinginan sang istri detik itu juga yang memesan tiket pesawat ke Indonesia.Tak banyak yang dibawa tetapi hadiah untuk menantunya tidak boleh ketinggalan. hari itu juga mereka berangkat tanpa memberi tahu anak dan menantunya ia ingin membuat kejutan. Apalagi ia juga sangat merindukan cucu lelakinya itu yang hanya bisa ditemui lewat video call.Saat cucunya jatuh sakit lagi ia ingin langsung terbang ke Indonesia untuk melihat pria kecilnya itu tetapi suami masih harus menangani masalah perusahaannya di Jepang.Sebenarnya Mereka ingin Frans yang mengurus perusahaan di Jepang tetapi untuk saat ini Frans dan Jelita belum bisa terbang ke Jepang karena kondisi Jelita sedang hamil, Jika sudah melahirkan Herlan ingin mereka segera terbang ke Jepang lalu dia dan istrinya ingin menikmati hari tua dengan hanya berkumpul dengan anak dan cucunya.Ia ingin satu bulan ke In
Setengah jam kemudian Dokter Dara kembali masuk ke ruangan bersama dokter Raka dan seorang perawat lalu Dokter Raka berdiskusi sebentar dengan Dokter Dara kemudian pria itu pun keluar.Detik berikutnya Naila merasakan sakit kembali, sang suster kembali memeriksa jalan lahir, dan sudah pembukaan lengkap.Dua jam berjuang akhirnya lahir bayi cantik yang sehat lalu bayi melakukan IMD. Naila merasa sangat legah, terlihat dari wajahnya.Bayu memeluk istrinya baru kali ini dia menemani sang istri melahirkan, rasanya tidak melihat perjuangan istri dalam melahirkan. "Trimakasih, sayang," ucapnya pada sang istri."Sama-sama, Mas, aku sangat bahagia kau ada di sampingku, dulu waktu melahirkan Satria gak sesakit ini," ucap Naila Bayu terkekeh karena teringat peristiwa saat dia mengalami sakit perut yang luar biasa hingga dia pingsan dan dilarikan ke rumah sakit."Kenapa tertawa?" tanya Naila menatap Bayu penuh dengan pertany
Beberapa hari kemudian semua aset sudah dikembalikan pada Naila, sekarang perusahaan itu dikelola oleh Bayu.Sementara itu Mawar yang sudah sehat setelah menggugurkan kandungannya itu kembali ke Korea dan Regan semakin hari semakin parah. Lelaki itu tidak mau di temani siapa-siapa selain perawat pria.hari berganti hari perusahaan Bayu semakin besar mempunyai banyak cabang dari dalam maupun luar negeri. Namun tidak membuatnya kehilangan waktu untuk keluarganya Usia Kandungan Naila sudah sembilan lebih, ia mulai merasakan ketidak nyamanan pada tabuhnya. Hingga siang hari ini Naila mulai mengalami kontraksi palsu Semakin lama kontraksi semakin sering, Satria yang baru saja sembuh karena kecapekan karena terlalu banyak beraktivitas melihat sang Mama meringis kesakitan pun menghampiri Mamanya."Ma, Mama kenapa? Tria panggilin Tante ya sepertinya tante sudah pulang. Apa telpon apa, Ma?" tanya Tria pada Mamanya."Panggilin Tante saja, Nak, bilang kalau Mama mau melahirkan. Biar Bik Narti
Rizal tertawa mendengar umpatan Bayu. "Sebenarnya aku kemari mencari Naila, bukan kamu.""Jangan bilang kau berubah kepribadian, gue getok kepala lo," ucap Bayu."Sebenarnya kalau ada dia lebih enak karena bisa ketemu dia langsung, kalau cuma Bapak-bapak rasanya mata kurang segar," ucap Rizal yang sedang menggoda bayu."Kamu mau Gelut ya sama aku?" tanyanya sambil tangannya mulai meraih kepala Rizal "Stop-stop aku tidak suka istrimu aku lebih suka Firda dari pada aku babak belur," ucapnya tertawa."Ya, sudah sekali lagi ku tanya kau mau apa?" tanya Bayu."Aku tadi kan sudah telpon dan bertanya kapan Naila siap dikukuhkan sebagai Presdir," protes Rizal."Presdir perusahaan mana? Kau benar-benar tidak jelas, telpon pun terburu-buru aku mau tanya sudah kau tutup," protesnya."Baiklah akan kuperjelas. Dulu Perusahaan Keluarga Naila dipegang Daddy dengan cara curang, dan sekarang dia ingin mengembalikan kepada pemil
Rizal sudah diberitahu oleh Dron, tentang keinginan Regan untuk mengembalikan aset milik orang tua Naila, dan meminta untuk diuruskan perceraiannya dengan Linda, Regan ingin Linda menikah kembali karena dia masih sangat muda.Rizal mengendarai mobilnya menuju perusahaan Naila yang selama ini dijalankan ayahnya.setengah jam kemudian dia sampai. Ia segera turun dari mobilnya dan berjalan melewati lobby dan masuk dalam lift. Pintu terbuka dan ia keluar lalu berjalan serta masuk keruangan Presdir.Ia mulai mempersiapkan surat-surat pengalihan kuasa dari Regan ke Naila, ia meminta sekertaris ayahnya segera memprosesnya. Setelah itu menelpon Bayu ia menanyakan kapan Naila siap untuk dikukuhkan sebagai Presdir. Setelah itu, ia keluar dari ruangan itu untuk kembali ke rumah sakit tempatnyabekerja.Beberapa hari ia sibuk dengan urusan ayahnya membuat ia belum bertemu dengan Firda. Dia ingin menjalin keseriusan dengan gadis itu.Mobil berjalan dengan sangat cepatnya menuju tempat berkerja.