Ia memberhentikan mobilnya di depan restoran yang biasanya dia datangi bersama hugo. Ia keluar dan berjalan ke dalam restoran dan masuk keruangan VIP yang telah di pesannya. Ia duduk dan mulai mengetik sesuatu di layar handphonenya. Setelah itu ia menatap kosong ruangan ia tak mengira akan mengalami serentetan peristiwa yang terjadi hari ini, yang sangat melelahkan hatinya.Sekitar setengah jam ia menunggu akhirnya Hugo datang juga, pria yang betah menjomblo itu melangkah menghampiri meja Bayu dengan tersenyum manis."Ada apa tumben mengajakku makan siang bersama?" tanyanya."Aku ingin meredamkan emosi saja dan ingin bertemu dengan sahabatku yang betah menjomblo ini," ledek Bayu pada Hugo."Kau juga jomblo, ngatain aku jomblo," sahut Hugo Mereka tertawa bersama. "Setidaknya aku sudah merasakannya dan mencetak gol dengan sangat jitu, sedangkan kamu?" tanya Bayu sambil menggerakkan alisnya ke atas."Apa pun itu kamu sekarang jomblo seperti diriku," jawab Hugo tidak mau kalah."Ya, ya a
Mereka menikmati makan siang dengan dengan berbincang -bincang setelah selesai mereka pun keluar dari restoran dan pergi kearah yang berbeda Bayu kembali ke kantornya.Ia mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang, tak lama kemudian dia sampai dan keluar dari mobilnya dan dia berjalan melewati lobby dan masuk kedalam lift. Lima belas menit kemudian, ia keluar dan berjalan menuju kantornya.Ia pun menyuruh HRD untuk memanggil Dron ke ruangannya. Bayu duduk di meja kerja dan mulai fokus dengan laptopnya, saat terdengar suara ketukan pintu di luar."Masuk!" perintahnya.Dron pun masuk ke dalam ia sedikit ragu, ada apa sebenarnya hingga dia di panggil ke ruangan CEO dan sedikit kawatir kalau-kalau penyamarannya terbongkar."Anda memanggil saya, Tuan?" tanyanya."Iya, duduklah!" jawab Bayu."Baik, Tuan," jawab Dron menarik kursi dan duduk di depan atasannya itu."Aku ingin kau menggali seluruh kemampuanmu di bidang apapun, Dron. Hugo membutuhkan tenaga terampil seperti dirimu, kenapa aku p
Satu Minggu setelah pemindahan Dron ke perusahaan Hugo dan penolakan kerja sama dengan Tuan Regan, tiba-tiba saja nilai saham perusahaan Bayu dan Hugo turun. Ini membuat mereka terkejut, apa yang membuat nilai saham mereka turun belum mereka ketahui.Beberapa pemegang saham minoritas melakukan aksi jual saham mereka sebelum saham semakin turun. Untuk mengantipasi mereka menjual saham kepada musuh bisnis mereka, Hugo dan Bayu mengucurkan banyak dana untuk membeli saham mereka semua dan berusaha untuk meredam aksi jual-beli saham.Keadaan perusahaan semakin kacau saat beberapa klien membatalkan kerja sama. Rapat internal antara semua pemegang saham dilakukan, Hugo dan beberapa timnya ITnya mulai mencari penyebab nilai saham turun. Bayu berupaya untuk menyakinkan pemegang saham agar bersabar sebentar dan berjanji untuk mengatasinya ini secepat mungkin. Setelah di cari apa penyebabnya, Hugo menemukan sesuatu yang janggal di divisi pemasaran. Namun i
"Apa kau benar-benar ingin tahu?" tanya Hugo pada Bayu sambil menatap sekilas."Tentu agar aku tahu seperti apa sebenarnya, Tuan Regan itu," jawab Bayu menatap penuh harap.Dia mirip ibuku saat muda, dan Kau tahu Yuda Adikku anak dia dengan ibuku," jawab Hugo dengan wajah terlihat marah lalu terpejam sesaat."Apa yang terjadi dengan ibumu, Hugo? Katakan padaku!" tuntut Bayu.Dimalam setelah pemakaman ayahku dia masuk ke rumah kami dengan diam-diam dan meruda paksa ibuku berkali-kali, hingga dia mengalami shock," jawab Hugo dengan tatapan menerawang mengingat masa kecil saat ia menjadi saksi kisah pilu ibunya."Hugo, aku sangat mencemaskan Naila, setelah mendengarkan itu darimu, apa yang harus ku lakukan! Aku tidak tahu dimana dia dan apakah dia baik-baik saja," ucap Bayu dengan suara lirih."Jangan cemas, berdoalah selalu agar dia tidak bisa ditemukan oleh si bangsat Regan itu, awalnya aku tidak ingin berceritakan, kawatir membuatmu cemas akhirnya aku hanya bisa memantaunya dan sekara
Hari itu sangat kacau semua sibuk dengan tugasnya masing -masing melobi sana dan sini, semua staf eksekutif pun harus lembur memulihkan keadaan.Di sebuah rumah besar nan megah dan disebuah kamar yang besar Regan bergumul dengan istri mudanya, menggenjotnya berkali-kali, gairahnya seperti tak ada habisnya bahkan dengan menelpon pun ia sambil bergoyang di atas tubuh istrinya."Bagaimana, dengan ahh ... tu- tugas mu Dron?" tanya Regan sambil mendesau membuat Dron merinding sendiri ia jauhkan ponselnya. Ia yang baru pulang dari kantor, harus mendengarkan suara sang Bos yang sedang bercinta dengan istri mudanya, ia memaki dalam hatinya. 'Sialan si Bos!'"Tuan apa yang Anda lakukan? Jika Anda masih sibuk dengan nyonya Mawar nanti saja saya telpon lagi," jawab Dron di sambungan teleponnya."Sudah bicara saja aku lagi senang bermain, sekarang atau nanti kamu tetap mendengarkan ini. Ayo baby lebih kencang lagi," rancaunya terdengar dis
Regan tidak mau membuang waktunya dengan percuma Ia pun memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju sebuah villa milik Ratna. 'Kurang ajar dia menipuku,dia membohongiku, benar- benar Naila telah di sembunyikan oleh Ratna jika kutahu wanita Itu ada di sana akan ku datangi dirinya dari dulu tetapi karena Ratna diam maka dia tidak pernah tahu di mana Naila berada.Regan terus memacu mobilnya dia ingin segera datang dan bertemu dengan wanita pujaannya itu. Bagaimana dirinya.'Naila tunggu aku sayang aku akan datang dengan secepatnya,' bisiknya dalam hati.Sementara itu Naila bermain dengan Clarissa. "Hai gadis kecil kenapa kamu belum tidur juga menemani tantenya?" tanya Naila."Ate ah ta ta ta," jawab Clarissa bocah berusia satu tahun itu."Nanti kalau dedeknya sudah lahir kamu jadi teman untuk dedeknya ya," tanya Naila dengan gemas sambil mencium pipi gembul itu."Ate a ya ya ya ya," jawab Clarissa.Nona Rosmala sekarang istirahat dulu, ya. Kasihan dedek kecilnya," jawab Lia."Hem ..
Naila berjalan dengan cepat kadang sedikit berlari dengan memegangi perutnya. "Nak, tolong bantu ibu bertahanlah. Ia terus berlari kecil air matanya mengalir deras. dalam keadaan hamil dia harus berlari dari orang -orang jahat ini. Apa salahku hingga terjadi seperti ini?" "Apa kalian sudah menemukannya?" teriak seseorang. "Belum," jawabnya"Cari sampai ketemu jangan sampai lolos!" jawab seseorang.Mendengar percakapan itu membuat Naila gemetar ia bersembunyi di balik bebatuan Begitu mereka pergi ia kembali berjalan cepat sesekali berlari, hujan mulai turun mengguyur tubuhnya yang tidak berhenti berjalan. Sayup terdengar suara. "Itu dia, ayo kejar!" teriak seseorang membuat Naila panik hingga dia lupa kalau sedang hamil, dia terus berlari di antara hujan deras yang mengguyur tubuhnya. Tiba-tiba saja di depan ia melihat cahaya yang bergerak cepat dan suara derit mobil yang di rem tiba-tiba dan Naila pun jatuh terduduk.Seseorang keluar dari dalam mobil, dan bertanya, "Nona Anda tidak
Naila menatap pria yang ada di depannya. "Tidak usah, Tuan, kandungan saya baik-baik saja, kasihan kalau malam-malam mengganggu mereka untuk datang kemari, tuan batalkan saja ini sudah malam," jawab Naila."Baiklah, akan ku telpon kembali," jawab Ridwan lalu ia mengambil handphonenya akan menelpon dokter Hans kembali tetapi justru dokter Hans yang menelpon. Ridwan segera menerimanya."Iya, Dokter Hans, saya sudah sampai di villa kebetulan Anda menelpon, jika hari ini Anda tidak bisa, tidak apa-apa, besok pagi saja saya langsung ke klinik Nyonya Karla," jelas Ridwan.Ridwan terlihat serius mendengarkan penjelasan Dokter Hans. "Iya tidak apa-apa dokter, maaf mengganggu Anda, selamat malam." Sambungan terputus dan Ridwan memasukan kembali ke saku celananya dan kembali meneruskan makannya."Maaf karena saya, makanan Anda dingin," ucap Naila."Tidak apa-apa, kalau kau sudah selesai kembalilah ke kamarmu dan istirahatlah, Besok jelaskan padaku apa yang terjadi padamu!" perintahnya."Baik Tu
Setelah beberapa saat pemakaman sudah sepi, tinggal Yuda dan Dara berdiri di pusara itu, Dara, menghampiri Yuda. "Daddy memberikanmu Amplop besar dan surat ini padamu. Aku hanya boleh memberikan saat dia sudah tiada," ucap Dara dan Yuda mengangguk."Maafkan Dia adikku," ucap Dara lalu pergi meninggalkan pria itu. Setelah Kepergian Dara, Yuda membuka Surat hanya dua baris kalimat kalimat yang terdapat didalamnya [Ibumu adalah wanita yang ada di hatiku tetapi aku tidak pernah ada di hatinya. Maaf telah membuatmu ada Dunia, your Dadd]Yuda menghembuskan napasnya. Ia membuka amplop besar ternyata berisi sebuah sertifikat atas nama dirinya sebuah rumah sakit besar yang di bangun di sebuah desa di mana Naila tinggal dalam persembunyiannya duluh.Dia menatap pusara itu. "Aku tak menginginkan semua ini, Dadd. Aku hanya mendambakan hidup dengan keluarga utuh yang diawali dengan benar.Seseorang menepuk punggungnya dari belakang, ia menoleh. "Mas Hugo, Bu!"Pria yang memeluk wanita paruh baya
Satu minggu kemudian Satria sudah diijinkan pulang tetapi masih harus bed rest selama satu bulan.Regan semakin hari kesehatan semakin menurun, sebelum menyadari itu ia meminta Dara, untuk mengantarkan pada wanita-wanita yang disakitinya pertama ia mendatangi ibunya Hugo seorang wanita yang ia kagumi. Namun justru menikah dengan sahabatnya. Lalu ia pergi ke rumah penampungan wanita korban pelecehan dirinya. Matanya sembab, inikah jejak kenakalan, ia benar-benar merasa menyesal, bahkan andai mereka tidak memaafkannya dia akan ikhlas.Setelah meminta maaf kepada keempat wanita yang ada di sana ia pun pulang ke rumah di antar oleh Dara."Dara, Daddy, mau menitipkan sesuatu padamu dan tolong berikan pada Yuda setelah Daddy tidak ada," ucap Regan sambil meminta Dara mendorong kursi rodanya ke ruangan kerjanya.Ia membuka laci lalu mengambil surat dan diberikan pada Dara, "Berikan itu pada Yuda saat aku sudah tidak ada lagi dan sampaikan maafku padanya," pintanya sambil tersenyum."Dad,
Hugo meringis saat Rizal menatap horor padanya. "Kali ini aku serius, enggak main-main," ucapnya"Apa dulu kita tertukar ya, harusnya kamu anak Daddy," ucap Rizal seenaknya."Enggaklah bedah, aku gak pernah menghamili anak orang, aku cuma cium-cium doang kalau dia mau, kalau gak mau, ya engak," ucapnya cuek."Hogu, aku tanya siapa?" teriak Rizal"Aduh, jangan teriak-teriak telinga aku sakit lagian ini di rumah sakit Dokter Rizal," ucap Hugo sambil menutup telinganya lalu ia berjalan menghampiri Rizal."Ayo, ike kasih tahu siapa yang ike suka dari adik-adik elo," ucap sambil menggamit lengan Rizal sambil berjalan berlenggang-lenggok."Ogah, najis tahu, Aduh ... Gusti adikku yang mana suka sama kamu, Go," ucap Rizal mengusap wajahnyq dengan kasar.Semua yang ada di ruangan itu tertawa. "Memang kenapa aku, 'kan tampan," ucapnya sambil berdiri tegak dan berwibawa.Mereka kembali tertawa yang paling keras sendiri adalah Satria. "Waduh, sudah sembuh nih, karena om Hugo ke sini," timpal Hugo
Beberapa hari dipenuhi suka cita akan kehadiran anggota baru yaitu bayi perempuan bernama Ayana itu.Seminggu kemudian operasi transplantasi punca dilaksanakan. Bocah berusia lima tahun itu berbaring diruang operasi.Lima jam menunggu akhirnya pintu kamar operasi terbuka dan Dokter mengatakan bahwa operasi transplantasi punca telah berhasil dan pasien akan di pindahkan di ruang ICU setelah pemeriksaan lebih lanjut.Naila dan Bayu masih belum bisa lega ia harus menunggu kondisi Satria benar-benar stabil."Sayang, jangan terlalu dipikirkan, kamu sedang menyusui, biar soal Satria aku dan Daddy yang urus. Ayo aku antar pulang sama Mama ya?" tanyanya sambil menoleh ke Melati."Mama di sini saja, Bay sama Daddymu. Kamu antar saja istrimu kasihan Ayana nanti," ucap Melati pada putranya itu."Ayo kasian Ayana loh, kalau di tinggal lama-lama, yang," ucap Bayu sambil beranjak dari duduknya."Iya," jawab Naila yang dengan engan berdiri, ia begitu dilema bayinya ada di rumah sedang anak pertamany
Saat mendengar sang cucu kedua sudah lahir, Melati membujuk Herlan untuk segera terbang ke Indonesia. Herlan tak mampu menolak keinginan sang istri detik itu juga yang memesan tiket pesawat ke Indonesia.Tak banyak yang dibawa tetapi hadiah untuk menantunya tidak boleh ketinggalan. hari itu juga mereka berangkat tanpa memberi tahu anak dan menantunya ia ingin membuat kejutan. Apalagi ia juga sangat merindukan cucu lelakinya itu yang hanya bisa ditemui lewat video call.Saat cucunya jatuh sakit lagi ia ingin langsung terbang ke Indonesia untuk melihat pria kecilnya itu tetapi suami masih harus menangani masalah perusahaannya di Jepang.Sebenarnya Mereka ingin Frans yang mengurus perusahaan di Jepang tetapi untuk saat ini Frans dan Jelita belum bisa terbang ke Jepang karena kondisi Jelita sedang hamil, Jika sudah melahirkan Herlan ingin mereka segera terbang ke Jepang lalu dia dan istrinya ingin menikmati hari tua dengan hanya berkumpul dengan anak dan cucunya.Ia ingin satu bulan ke In
Setengah jam kemudian Dokter Dara kembali masuk ke ruangan bersama dokter Raka dan seorang perawat lalu Dokter Raka berdiskusi sebentar dengan Dokter Dara kemudian pria itu pun keluar.Detik berikutnya Naila merasakan sakit kembali, sang suster kembali memeriksa jalan lahir, dan sudah pembukaan lengkap.Dua jam berjuang akhirnya lahir bayi cantik yang sehat lalu bayi melakukan IMD. Naila merasa sangat legah, terlihat dari wajahnya.Bayu memeluk istrinya baru kali ini dia menemani sang istri melahirkan, rasanya tidak melihat perjuangan istri dalam melahirkan. "Trimakasih, sayang," ucapnya pada sang istri."Sama-sama, Mas, aku sangat bahagia kau ada di sampingku, dulu waktu melahirkan Satria gak sesakit ini," ucap Naila Bayu terkekeh karena teringat peristiwa saat dia mengalami sakit perut yang luar biasa hingga dia pingsan dan dilarikan ke rumah sakit."Kenapa tertawa?" tanya Naila menatap Bayu penuh dengan pertany
Beberapa hari kemudian semua aset sudah dikembalikan pada Naila, sekarang perusahaan itu dikelola oleh Bayu.Sementara itu Mawar yang sudah sehat setelah menggugurkan kandungannya itu kembali ke Korea dan Regan semakin hari semakin parah. Lelaki itu tidak mau di temani siapa-siapa selain perawat pria.hari berganti hari perusahaan Bayu semakin besar mempunyai banyak cabang dari dalam maupun luar negeri. Namun tidak membuatnya kehilangan waktu untuk keluarganya Usia Kandungan Naila sudah sembilan lebih, ia mulai merasakan ketidak nyamanan pada tabuhnya. Hingga siang hari ini Naila mulai mengalami kontraksi palsu Semakin lama kontraksi semakin sering, Satria yang baru saja sembuh karena kecapekan karena terlalu banyak beraktivitas melihat sang Mama meringis kesakitan pun menghampiri Mamanya."Ma, Mama kenapa? Tria panggilin Tante ya sepertinya tante sudah pulang. Apa telpon apa, Ma?" tanya Tria pada Mamanya."Panggilin Tante saja, Nak, bilang kalau Mama mau melahirkan. Biar Bik Narti
Rizal tertawa mendengar umpatan Bayu. "Sebenarnya aku kemari mencari Naila, bukan kamu.""Jangan bilang kau berubah kepribadian, gue getok kepala lo," ucap Bayu."Sebenarnya kalau ada dia lebih enak karena bisa ketemu dia langsung, kalau cuma Bapak-bapak rasanya mata kurang segar," ucap Rizal yang sedang menggoda bayu."Kamu mau Gelut ya sama aku?" tanyanya sambil tangannya mulai meraih kepala Rizal "Stop-stop aku tidak suka istrimu aku lebih suka Firda dari pada aku babak belur," ucapnya tertawa."Ya, sudah sekali lagi ku tanya kau mau apa?" tanya Bayu."Aku tadi kan sudah telpon dan bertanya kapan Naila siap dikukuhkan sebagai Presdir," protes Rizal."Presdir perusahaan mana? Kau benar-benar tidak jelas, telpon pun terburu-buru aku mau tanya sudah kau tutup," protesnya."Baiklah akan kuperjelas. Dulu Perusahaan Keluarga Naila dipegang Daddy dengan cara curang, dan sekarang dia ingin mengembalikan kepada pemil
Rizal sudah diberitahu oleh Dron, tentang keinginan Regan untuk mengembalikan aset milik orang tua Naila, dan meminta untuk diuruskan perceraiannya dengan Linda, Regan ingin Linda menikah kembali karena dia masih sangat muda.Rizal mengendarai mobilnya menuju perusahaan Naila yang selama ini dijalankan ayahnya.setengah jam kemudian dia sampai. Ia segera turun dari mobilnya dan berjalan melewati lobby dan masuk dalam lift. Pintu terbuka dan ia keluar lalu berjalan serta masuk keruangan Presdir.Ia mulai mempersiapkan surat-surat pengalihan kuasa dari Regan ke Naila, ia meminta sekertaris ayahnya segera memprosesnya. Setelah itu menelpon Bayu ia menanyakan kapan Naila siap untuk dikukuhkan sebagai Presdir. Setelah itu, ia keluar dari ruangan itu untuk kembali ke rumah sakit tempatnyabekerja.Beberapa hari ia sibuk dengan urusan ayahnya membuat ia belum bertemu dengan Firda. Dia ingin menjalin keseriusan dengan gadis itu.Mobil berjalan dengan sangat cepatnya menuju tempat berkerja.