Regan berjalan cepat mendekati Ratna lalu mencekik rahangnya. "Apa maksudmu menyembunyikan Naila dariku, hah?" tanyanya pada Ratna."Karena kau memaksanya Re, dan dia sudah punya suami seperti Hana yang sudah punya suami. Aku tidak suka caramu menindas kami, lakukan sesuka hatimu padaku, esok lusa kamu akan mendapati dirimu hancur, Ren. Kau tahu bukan apa yang bisa aku lakukan untukmu?" tantang Ratna."Kau tidak akan bisa melakukannya Ratna. Kau tahu aku punya jaringan yang sangat luas jika itu kau lakukan kau sendiri yang akan hancur," jawab Regan dengan tatapan berapi-api."Re, sudahi kegilaanmu itu! Kau punya anak perempuan bagaimana nanti jika dia diperlakukan seperti kamu memperlakukan Hana dan Naila, bagaimana? Kau tahu, Re. Kejiwaan Hana tergoncang saat itu, sampai sekarang ia tidak bisa memaafkanku karena membiarkan dirimu melakukan itu padanya," kata Ratna dengan air mata berderai.Tiba-tiba saja tangan Regan mendarat cepat di kedua pipi Ratna, darah mengalir lewat bibir dan
"Krak!"Suara robekan baju Linda terdengar tak seberapa lama telah menjadi serpihan yang terhambur di lantai dan kini wanita itu telah polos tanpa sehelai benangpun. Rendah meraup kedua gundukan besar yang menantang, melahapnya dengan rakus sambil menyebut nama Naila.Ia susuri tubuh yang sudah dalam cengkeramannya memberikan tanda di mana pun ia suka tanpa menghiraukan tangisan Linda, karena hanya sebagai pelampiasan nafsu dan fantasi suaminya.Regan memasuki fantasinya bergoyang di atas tubuh Linda dengan liarnya sambil berdesis dan bergumam "Naila I love you. I like your body, Honey. Hah ...." teriaknya saat mencapai puncak.Setelah ia selesai ia menggulir tubuhnya ke samping Linda. Dia tatap tubuh wanita itu ternyata tidak seburuk dia kira semua terlihat lebih besar dari yang sebelumnya.Ia menyentuh kembali gundukan besar yang menggantung di dada Linda. "Mulai sekarang jadilah Naila untukku, berdandanlah seperti dia. Semakin kau mena
Di Herlan Corp semua pegawai eksekutif bekerja lembur hingga tertidur di ruangan kerjanya masing-masing.Begitu pula Bayu dan Hugo ia pun tertidur di ruangannya. Tiba-tiba Bayu merasa tubuhnya digoncang dengan sangat keras."Bay bangun! Bay bangun! Apa kau mengigau?" tanya Hugo."Naila, Go. Ia dikejar-kejar oleh beberapa orang, aku cemas apa yang terjadi padanya?" tanya Bayu."Ambil wudhu,Bay, segera sholat subuh dulu!" perintah Hugo."Bayu beranjak dari tempat duduknya, ia merasa baru beberapa menit saja tertidur sudah di bawah ke alam mimpi apalagi mimpinya itu menyangkut anak dan istrinya. Ia berjalan menuju ruangan pribadi dan mulai mengambil air wudhu lalu menjalan sholat subuh bersama sahabatnya. Setelah itu mereka kembali keruang kerja mereka kembali."Bagaimana apa kau sudah tenang?" tanya Hugo."Belum sih dan semoga Allah menjaganya," kata Bayu.Bayu masih duduk termenung menatap ruangan kosong, ia terpikirkan olehnya mimpinya tadi walaupun mimpi hanya bunga tidur, tetapi it
Satu Minggu telah berlalu Naila tinggal di villa tuan Ridwan, wanita itu tidak ingin menjadi beban orang lain maka itu ia mencari tempat persembunyian yang aman untuk dirinya dan memilih tempat yang sangat terpencil, maka ketika Ridwan meninggalkan villa itu kesempatan dia untuk pergi dari sana. Naila mengubungi Hatan dan meminta mempersiapkan tempat di tempat itu dan Hatan menyanggupinya untuk mempersiapkan tempatnya. Empat hari kemudian Hatan menjemput Naila. wanita itu berpamitan pada pengurus villa itu."Mbak Ros, gak nunggu tuan datang?" tanya pengurus villa."Enggak, Pak, nanti malah gak boleh pergi saya," jawabn Ekoya."Ya, baiklah Mbak, nanti saya sampaikan surat mbak Ros," kata pengurus villa."Trimakasih Pak, Bu," ucapnya lalu dia berjalan keluar villa dengan menjinjing tas dan berjalan menuju mobil yang menunggunya di sebrang jalan lalu ia masuk kedalam mobil."Sudah siap Mbak?" tanya Hatan."Sudah, Mas," jaw
Bayu mendapatkan undangan makan siang dari koleganya yaitu Tuan Ridwan. Ia bergegas keluar dari ruangan kerjanya. Tampilan sudah mulai rapi kembali ia memotong cambang, kumis dan rambutnya karena tidak ingin sang Mama berulah kembali."Fir, jika Ambar datang ke mari panggil sekuriti saja tidak usa berdebat seperti biasanya!" perintah Bayu sebelum pergi."Baik, Pak!" jawab Firda sambil mengarahkan tangannya tanda hormat seperti seorang polisi yang sedang menerima mandat.Bayu terkekeh melihat ulah Firda. Kaki jenjangnya melangkah lebar menuju dan masuk kedalam lift yang mengantarkannya kelantai dasar.Benar saja, tak lama kemudian Ambar datang dengan membawa rantang makan siang untuk Bayu. Di depan pintu ruangannya CEO sudah di hadang oleh Firda."Mbak, tolong bukakan pintunya, saya mau bertemu dengan Bayu untuk mengantar makan siangnya!" pinta Ambar pada Firda."Mbak gak boleh masuk, Pak Bayu sedang tidak ada di dalam dia sedang
Ridwan menatap iba, ia tahu kliennya ini sangat mencintai istri begitu pun wanita yang di tolongnya sehingga tidak ingin membuat pasangan menderita karena dirinya."Anda sudah berusaha mencarinya, Tuan Bayu, Doakan dia baik-baik saja, maaf membuat Anda tidak berselera makan lagi, harus saya bahas ini setelah selesai makan," ungkap Ridwan dengan penuh penyesalan."Tidak apa-apa, saya jadi tahu malam itu ada yang menolong istri saya jadi saya sangat berterima kasih pada Anda," jawab Bayu sambil menyuap makanan dengan perlahan."Jadi Tante Ros sudah pergi, Yah, padahal Rena kangen sekali loh mau kesana lagi," gerutu Rena sambil mencebikkan bibirnya."Nanti kita cari ya, kalau sudah ketemu akan om kabari," hibur Bayu pada Rena juga dirinya sendiri.Beberapa menit kemudian mereka pun berpamitan dan pulang ke tempatnya masing-masing.'Jadi namamu sekarang Rosmala. Berapa banyak kau harus berganti nama Nai,' batin Bayu.Ia
Jam sudah menunjukkan setengah enam sore Bayu begitu gamang untuk memutuskan mengungkapkan Pernikahan rahasianya dengan Naila.Untuk apa lagi dia sembunyikan, Naila tidak menepati janjinya untuk selalu berada di sisinya dan sudah bukan rahasia umum lagi dan sudah banyak yang tahu jika dia sudah menikah bisa jadi adiknya itu pun sudah tahu hanya saja mungkin jelita ingin mendengar dari mulut kakaknya sendiri.Bayu menghembuskan nafasnya, ia bangun dari duduknya berjalan keluar dan mengunci ruangannya.Kaki jenjangnya melangkah menuju lift dan pintu tertutup lalu terbuka kembali saat sudah berada di lantai dasar, Bayu pun keluar ia berjalan kembali menuju basement dan masuk dalam mobil kemudian melaju dengan kecepatan sedang di senja yang mulai petang.Ia sampai saat kumandang adzan Maghrib terdengar. Di pintu telah disambut oleh Jelita yang menatapnya tajam."Nanti di waktu makan malam akan Mas jelaskan, oke!" jelas Bayu."Ok! Aku
Sementara itu mobil yang di tumpangi Naila terus berjalan melewati hutan dan tidak ada perkampungan sama sekali. Jalanan begitu gelap dan sepi. Ia sedikit merinding, takut dan cemas.Karena rasa takutnya itu sampai ia tidak menyadari Bahwa mobil itu melaju tidak dengan sewajarnya. Hatan melajukannya dengan kecepatan tinggi. "Ada apa Mas?" tanyanya."Diamlah Ros kita harus segera keluar dari hutan ini, eratkan tali pengaman dan tetap berpegangan, lindungi kepalamu Ros menunduklah," jawab Hattan Naila menjadi ketakutan ia mulai menyesal kenapa harus meninggalkan villa yang nyatanya aman untuk di tinggali.Dia melihat beberapa pohon bergoncang dan sekelebatan terlihat bayangan hitam. Ia berdoa apa saja yang ia bisa, berdzikir dan meminta keselamatan kepada tuhan pencipta alam.Terlihat olehnya di depan sudah menghadang beberapa orang tetapi Hatan masih terlihat tenang padahal dia sudah mengeluarkan keringat dingin karena takut.