Bayu masih berusaha untuk menelpon Naila sambil tangannya memegang gelas, terdengar notifikasi. Pesan dan video dari nomer tidak di kenal masuk ke dalam ponselnya.08537789666[Aku bermain bersama istrimu, lihatlah!]Bayu mengeklik video dan ia melihat sesuatu yang tidak bisa ia percaya sama sekali, kemarahannya meluap hingga ia menekan gelas sangat kuat dalam gemgamannya dan gelas itu pun pecah dan pecahan kacanya menusuk telapak tangan Bayu dan handphone terlepas dari tangannya lalu terjatuh di lantai."Bay!" teriakkan kedua temannya.Rizal mengambil handphone itu kemudian melihat rekaman video itu. Dahinya mengernyit ada sesuatu yang janggal dari wanita yang dikungkung ayahnya itu. Melihat rekaman itu sebenarnya ia sangat jijik dengan ayahnya, bisa-bisa ia tega melakukan hal ini, hanya untuk memenuhi obsesinya itu."Bay, apa kamu tidak mengenal istrimu?" tanya Rizal sambil menatap Bayu dan menuntut jawaban."Apa maksudmu?
Satria, tersadar dari pengaruh obat bius, melihat Doni yang duduk sofa diseberang ranjangnya, Doni memindahkan Bocah itu dari gudang ke apartemen miliknya setelah memotret dalam keadaan terikat dan dikirimkan kepada Bosnya."Paman!" sapa bocah itu."Kau sudah sadar, Tuan muda?" tanya Doni pada anak itu."Aku dimana, Paman?" tanya Satria pada Doni."Kamu ada apartemen paman, tadi kamu pingsan jadi paman bawa kamu disini," jawab Doni."Paman, apa boleh aku kembali ke sekolah?" tanya Satria ."Jangan dulu! Nanti mama ke sini sekarang paman mau jemput mama kamu, sekarang kamu sama Om Widi dulu ya," pinta Doni pada Satria "Baiklah, tapi paman jangan lama-lama ya," pinta Satria."Siap, Bos! laksanakan," ucap Doni dengan memberi hormat layaknya polisi.Doni pun keluar dari apartemennya lalu memacu mobilnya dan menghadang taksi yang ditumpangi oleh dibuatnya wanita itu tak sadarkan diri dengan obat bius lalu. dibawanya ke apartemen miliknya, dan ditempatkan di sebuah kamar di mana mawar suda
Bayu, Hugo dan Rizal sudah sampai di tempat yang dituju gedung apartemen lantai 16 nomer 16. Mereka melewati lobby dan masuk ke dalam lift setelah sampai di lantai 16 mereka keluar dan berjalan di gedung no 16 lalu Bayu menekan bel dan tak lama kemudian pintu terbuka, Bayu terkejut siapa yang ia temui. 'Doni anak buah Hatan,' pikir Bayu"Kamu?" teriak Bayu tidak percaya."Masuk dulu, Tuan! Sangat berbahaya jika tuan semua ada di luar, nyawa saya jadi taruhannya," ucap Doni mempersilakan masuk kedalam apartemennya.Mereka pun menurut, masuk dan duduk di sofa. "Apa yang terjadi? Mengapa Satria dan Naila ada di sini?" tanya Rizal "Tenanglah, Tuan-Tuan, akan saya ceritakan pada Anda sekalian, kenapa dan bagaimana Tuan muda dan nyonya ada di sini," ucap DoniDoni mulai bercerita tentang rencana Regan, tentang ancaman yang di berikan pada Naila dan tentang kenapa ia justru membelot dari Regan, semua dia ceritakan pada mereka."Tuan Ba
Linda mengemas pakaiannya dan anaknya setelah selesai ia pun menemui Dokter Rizal. "Aku sudah selesai," katanya pada Dokter Rizal."Baik, ayo kita berangkat!" ajak Dokter Rizal berjalan mendahului mereka."Zal, sebenarnya ada apa?" tanya Linda."Daddy kemungkinan besar akan terinfeksi HIV, aku tidak ingin kau dan adikku tertular, terutama kau. Kau tidak akan bisa menolaknya jika dia minta bukan?" tanya Dokter Rizal"Linda terkejut, apa kau ingin menakutiku, Zal? tanya Linda menghentikan langkahnya."Ayo kita tidak bisa menunda waktu jika suamimu itu datang kau tidak akan bisa lari lagi!" ajaknya tanpa membuang waktu.Begitu sampai di depan mobil Rizal memasukkan koper Linda ke dalam bagasi. Ia berjalan dan membuka pintu depan sambil berkata, "Duduklah di tengah bersama anakmu, mungkin ada anak buah Daddy yang mengawasi kita," ucapnya saat Linda akan duduk di depan."Baiklah," ucapnya kecewa.Mobil Dokter Rizal melesat meninggalkan rumah itu. "Zal tolong jelaskan padaku kenapa kau bil
DI sebuah Villa yang tersembunyi, Regan sudah melampiaskan Nafsu berkali-kali pada Mawar, wanita itu meringis hingga kesakitan. tetapi Regan tidak mau peduli dengan kondisinya. Hingga dia mendengar handphonenya berbunyi berkali-kali membuatnya ia menerima teleponnya."Ya ada apa? Kenapa kau mengganggu kesenangan orang," hardiknya."Itu Tuan, Ujang memantau ada beberapa mobil akan masuk area ini, seperti polisi ikut juga Tuan," lapor anak buahnya."Baiklah, salah satu anak buahmu suruh ke sini segera, aku perintahkan untuk membawa wanita ini pergi dari sini!" ucapnya pada anak buahnya. "Sial! Kenapa mereka tahu dengan villa ini?"pikirnya."Hem ... cantik sudah cukup aku menikmati tubuhmu, sekarang biar anak buahku yang mengantarkanmu pulang," ucapnya pada wanita itu sambil memasangkan kembali pakaiannya.Tak lama kemudian anak buahnya datang, di saat dia sudah mengenakan pakaian. "Bawa wanita itu dengan mobilmu dan ikuti saya!" p
Lift terbuka Mawar berjalan tertatih menuju apartemennya merogoh saku celana sebelah kanan dan mengeluarkan key card lalu memasukkan di tempatnya dan pintu terbuka.Ia terseok-seok masuk kedalam kamar dan menuju kamar mandi. Tubuhnya terasa sangat sakit dan juga area intimnya. Beberapa kali ia mendapatkan hujaman dan serasa tubuhnya remuk berkali-kali.Setelah berada di kamar mandi ia mengisi bathtub dengan air hangat dan menambah sabun cair serta aroma terapi. Ia melepaskan seluruh pakaian dan masuk kedalam bathub, merendamkan tubuhnya di sana. "Aku seperti melayang didera oleh rasa sakit sakit di tubuhku. Tuhan tolong berikan hidup lebih lama lagi," bisiknya lalu ia pun pingsan.Sementara Doni begitu gelisah, ia berpamitan kepada Naila untuk keluar sebentar lalu menelpon dokter yang selama ini merawat Mawar.Ia masuk ke dalam lift dan keluar lagi ketika berada di lantai 17 kemudian Doni mengambilkan key card dan meletakan di tempatnya pintu pun terbuka. Pria itu masuk ke dalam apa
Mobil Bayu, Dokter Rizal, dan polisi tiba di villa Regan. Namun Villa itu kosong tidak ada tanda-tanda perna ada orang yang datang di sini, semua pintu dibuka dan di dalam, semua ranjang bersih dan rapi. 'Sungguh pintar kau Dad, ternyata kau sudah menyiapkan semua dengan sangat matang hingga kau masih bisa lolos, ,' pikir Rizal sedihRizal terpaku menatap suatu ruangan, ia yakin ruangan inilah tadi yang di gunakan, tetapi ruangan ini sangat bersih, jelas saja ayahnya telah membersihkan bukti-bukti kebejatannya karena begitu banyak anak buahnya yang sanggup membersihkan segala aksi bejatnya itu.Polisi menemui mereka. "Kami telah menyisir tempat ini dan tidak ada hal yang mencurigakan, sepertinya bukan di villa ini."Baiklah, kami minta maaf telah merepotkan Bapak-bapak, dan terimakasih telah bersedia memeriksa tempat ini," ucap Bayu."Sama-sama, Pak, tetap akan kami selidiki laporan Bapak mengenai cctv ini, sayang kami tidak bisa melihat jel
Mereka masuk dan duduk diikuti Doni yang duduk di depan mereka dengan tenang, sebab dia tahu akan jadi seperti ini."Kenapa kami tidak menemukan apa-apa saat kami datang, apa kamu memberikan alamat yang benar?" tanya Rizal pada Doni."Sudah, saya memberikan alamat yang benar. Semenjak tuan Dron pergi dan tidak bisa dihubungi, tuan Regan tidak bisa terlalu percaya kepada siapa-siapa, Tuan, ada yang tidak diketahui anak buahnya. Menurut Nyonya Mawar, dia dibawa keluar dari villa itu dengan rute yang berbeda dan mata nyonya pun di tutup, saya pun baru tahu villa itu saat ditugasi membawa Nyonya Naila ke sana," jawab Doni."Lalu bagaimana dengan Nyonya Mawar?" tanya Bayu."Nyonya saat ini dirawat dirumah sakit, Tuan," jawab Doni"Apa kamu bisa melihatnya?" tanya Hugo"Bisa tetapi hanya bisa melihat dari kaca," jawab Doni"Baiklah tidak apa-apa antarkan kami kesana!" pinta Bayu"Aku ikut Pa," pinta Naila."J