Mereka berjalan bersama masuk kedalam lift kemudian keluar lagi dan menuju ruang rapat di sana ia bertemu Anton selaku pimpinan Minco Crop.Rizal dengan percaya dirinya menghampiri pria itu. "Pak Anton, selamat pagi, Anda masih mengenal saya?" tanya Rizal.Pria itu mengerutkan keningnya mencoba mengingat sesuatu. "Apa Anda Tuan Rizal?" tanyanya setelah mengingat sesuatu."Betul, apa saya bisa bicara dengan Anda secara pribadi dengan Anda di sana?" tanya Rizal."Baik," jawab pria itu sambil tersenyum.Bayu dan Firda saling berpandangan, ia begitu heran kenapa Rizal yang berprofesi sebagai dokter bisa mengenal Tuan Anton yang notabene sebagai seorang pengusaha. Rizal dan Anton berjalan menjauh dari mereka lalu berbicara dengan sangat serius, tak lama kemudian mereka kembali menghampiri Bayu dan Firda."Mohon maaf, Pak Bayu, saya hanya mendengar selentingan kabar bahwa perusahaan Anda dalam masalah, jelas saya pun harus mempertimbangkan mengenai ini karena sebagai pengusaha saya juga ti
"Baik Mas, nanti akan saya beri kabar jika Bapak sudah datang," jawab Dron menunduk hormat.Rizal mengangguk lalu berjalan masuk ke dalam lift kemudian keluar saat sudah di lantai dasar. Ia berjalan menuju mobilnya dan masuk ke dalam serta segera meluncur meninggalkan tempat itu menuju rumah sakit tempatnya bekerja.Setelah sampai, Rizal masuk ke dalam rumah sakit dan langsung ke ruang pemeriksaan, Ibu-ibu hamil sudah menunggunya, begitu Dokter Rizal datang pemeriksaan di mulai hingga jam dua belas siang lalu Istirahat sebentar.Pada waktu istirahat itulah, Rizal memacu mobilnya menuju perusahaan ayahnya dengan kecepatan kencang ia sudah mendapat info kalau ayahnya sudah berada di sana.Setengah jam kemudian ia sampai dan segera masuk kedalam lift khusus dan keluar berjalan ke ruang ayahnya dengan hati gusar.Tanpa mengetuk terlebih dulu Rizal pun masuk ke ruangan sang ayah. "Apa kau tidak punya sopan-satun masuk begitu saja?" hardik Rega
Hari berganti hari satu Minggu sudah telah berlalu, perusahaan berjalan dengan baik, Beberapa kali Satria merengek minta sekolah umum dan tidak mau home schooling, akhirnya ia minta bantuan Hatan, untuk mau mengawal sang anak ke sekolah yang sama dengan Clarissa.Saat makan malam Satria, duduk dengan muka murung karena dari kemarin ia belum mendapatkan persetujuan dari sang Papa.Bayu duduk di kursi sebelah sang putra, ia melirik Satria yang tidak mau melihatnya sama sekali."Kamu marah sama papa?" tanyanya sambil menatap bocah itu. Satria tidak menjawab hanya mengangguk."Ngak mau ngomong sama Papa?" tanya Bayu lagi dan Satria pun kembali mengangguk."Ok! berarti Papa batalkannya sekolah di tempat yang sama dengan Clarissa," ucap Bayu sambil melipat tangannya di dadanya dan pura-pura merajuk.Satria menoleh pada ayahnya dan matanya melebar sempurna dengan binar kebahagian tiada terkira. "Benarkah aku boleh sekolah dengan Clarissa?" tanyanya seolah tak percayaBayu mengangguk, saat sa
Kaki kecil berlari keluar rumah dengan seragam sekolah dan tas di punggungnya, setelah berpamitan kepada Bayu dan Naila dengan mencium kedua punggung tangan mereka.Tangan gadis kecil melambai di kaca jendela mobil yang terbuka, Lia keluar menyambut Satria yang berlari Kecil menghampiri mobilnya. Wanita itu langsung menggendong dan mendudukkan bocah lelaki kecil itu di bangku tengah bersama Clarissa putrinya, lalu ia pun duduk di depan bersama Hatan suaminya itu lalu mobil berjalan dengan kecepatan sedang keluar dari rumah itu.Sementara itu Bayu hendak berangkat merasa heran dengan istrinya itu yang terlihat lesu. "Ada apa Ma?" tanya Bayu."Apa aku harus di rumah terus?" tanyanya pada suaminya."Apa kau ingin ikut ke kantor? Nanti jam makan siang kita makan di luar, sekalian ngedate bareng pasangan baru," jawab Bayu."Siapa?" tanya Naila"Rizal dan Firda," jawabnya lagi"Dokter Rizal dan Firda? Baiklah aku iku
Seorang Pria paru baya mengetuk-ngetuk jarinya di atas meja, ia sedang menunggu seseorang, karena beberapa hari Dron tidak bisa dihubungi sama sekali sehingga ia harus mengutus seorang untuk mengintai rumah Bayu.Tak lama kemudian ketukan pintu terdengar dari luar. "Masuk!" perintah Regan.Seorang pemuda masuk ke dalam dan duduk di sofa, ia hanya diam saja menunggu sang majikan bertanya.Regan menatap pria itu. "Apa yang kau dapat?" "Benar Nona Naila ada di jakarta, Tuan," jawabnya."Kau sudah selidiki apa yang bisa untuk memancing wanita itu agar datang padaku?"Nona Naila mempunyai seorang putra, tetapi anak ini dalam keadaan sakit-sakitan jika menggunakan anak ini, maka Anda akan dibenci seumur hidup."Aku tidak peduli yang ku inginkan hanya tubuhnya, aku ingin menikmatinya beberapa kali, setelah itu biarkan dia pergi. Aku tidak peduli ia membenciku dari awal pun dia membeciku dan menolakku, siapa pun yang menolakku
Sudah tiga jam semenjak Naila dan Bayu meninggalkan Restoran Satria terlihat sudah bosan. "Paman, Om, kenapa kita tidak pulang? Kata Papa tidak boleh capek, tetapi kenapa kita main terus?" tanya Satria pada Hatan kata menoleh kepada dokter Rizal untuk meminta bantuan menjawabnya namun dokter Rizal pura-pura tidak tahu atas isyarat dari Hatan.akhirnya mau tidak mau Aten pun harus menjawab pertanyaan Satria yang sebenarnya sulit untuk dijawab."Begini, mama dan papa sedang rapat, kalau mau pulang di rumah paman dulu menunggu Bapak dan mamamu pulang karena pasti di rumahmu hanya hadapi Surti,"Tidak apa-apa Paman nanti aku langsung pulang aja dan langsung ke kamarku lalu tidur nanti kalau Papa dan Mama sudah pulang aku meminta bik Surti membangunkan," ku awab sambil tertawa."Baiklah kita akan pulang dan kalau kamu lelah tidur saja di mobil nanti Paman pindahkan ke kamar kamu," jelas Hatan, "Ok anak-anak sekarang kita pulang sudah cukup mainnya karena ini sudah sore,"jelas Hatan.Mere
Satu Minggu telah berlalu Naila memutuskan untuk di rumah saja menunggu Satria pulang sekolah. Pagi itu semua berjalan seperti biasa, Satria berangkat sekolah dengan riangnya, Bayu berangkat setelah anak naik mobil Hatan. Setelah itu Naila pun bekerja kembali via online yang terhubung oleh Hatan kembali dengan atasannya di Jerman.Tak akan pernah menyangka akan terjadi sesuatu hal di hari ini karena selama dua Minggu suasana begitu tenang.Di sekolah Satria tiba-tiba ingin buang air kecil, bocah itu pun ijin untuk pergi ke toilet. maka bocah laki-laki itu pun keluar kelas menuju toilet.Tanpa mereka sadari ada seseorang yang menyusup di sekolah itu dan menyamar sebagai pekerja kebersihan.Tak lama kemudian Satria keluar dan ada orang yang membekapnya dengan saputangan yang dioles dengan obat tidur, lalu membawa bocah itu ke mobil yang terparkir dibelakang sekolah tepat di dekat toilet. Di sana tidak ada CCTV. Kemudian, mobil berjalan dengan cepatnya.Tak ada yang menyadari bahwa Satri
Tubuh Naila bergetar hebat, ia lebih baik mati dari pada menyerahkan tubuhnya pada pria itu, beberapa detik terpaku tak mampu membuat keputusan pada akhirnya ia pun memutuskan sesuatu yang berat untuknya.Dia menuliskan pesan pada suaminya di secarik kertas lalu melipatnya dan kemudian ditaruh di atas meja, setelah itu ia menggantikan pakaian dengan stelan celana panjang dan kemeja dengan warna senada.'Bailah, semua ini harus diakhiri. Ya Tuhan ampunilah aku jika menempuh jalan salah,' batinnya. Dengan linangan airmata ia berjalan keluar rumah dan berjalan keluar gerbang dan sebuah taksi telah ia pesan menunggu di ujung jalan dan ia pun masuk dan taksi itu pun berjalan menuju tempat yang disebutkan Naila.Tiba-tiba sebuah mobil menghadang taksi mereka ditengah jalan. mau tidak mau taksi itu pun berhenti dan seseorang keluar dari mobil lalu meminta membuka pintunya."Nyonya silakan masuk saya yang akan mengantarkan Anda menemui Tuan Regan," ucap orang itu."Kau .... ucapan Naila terhe