Kaki kecil berlari keluar rumah dengan seragam sekolah dan tas di punggungnya, setelah berpamitan kepada Bayu dan Naila dengan mencium kedua punggung tangan mereka.
Tangan gadis kecil melambai di kaca jendela mobil yang terbuka, Lia keluar menyambut Satria yang berlari Kecil menghampiri mobilnya. Wanita itu langsung menggendong dan mendudukkan bocah lelaki kecil itu di bangku tengah bersama Clarissa putrinya, lalu ia pun duduk di depan bersama Hatan suaminya itu lalu mobil berjalan dengan kecepatan sedang keluar dari rumah itu.Sementara itu Bayu hendak berangkat merasa heran dengan istrinya itu yang terlihat lesu. "Ada apa Ma?" tanya Bayu."Apa aku harus di rumah terus?" tanyanya pada suaminya."Apa kau ingin ikut ke kantor? Nanti jam makan siang kita makan di luar, sekalian ngedate bareng pasangan baru," jawab Bayu."Siapa?" tanya Naila"Rizal dan Firda," jawabnya lagi"Dokter Rizal dan Firda? Baiklah aku ikuSeorang Pria paru baya mengetuk-ngetuk jarinya di atas meja, ia sedang menunggu seseorang, karena beberapa hari Dron tidak bisa dihubungi sama sekali sehingga ia harus mengutus seorang untuk mengintai rumah Bayu.Tak lama kemudian ketukan pintu terdengar dari luar. "Masuk!" perintah Regan.Seorang pemuda masuk ke dalam dan duduk di sofa, ia hanya diam saja menunggu sang majikan bertanya.Regan menatap pria itu. "Apa yang kau dapat?" "Benar Nona Naila ada di jakarta, Tuan," jawabnya."Kau sudah selidiki apa yang bisa untuk memancing wanita itu agar datang padaku?"Nona Naila mempunyai seorang putra, tetapi anak ini dalam keadaan sakit-sakitan jika menggunakan anak ini, maka Anda akan dibenci seumur hidup."Aku tidak peduli yang ku inginkan hanya tubuhnya, aku ingin menikmatinya beberapa kali, setelah itu biarkan dia pergi. Aku tidak peduli ia membenciku dari awal pun dia membeciku dan menolakku, siapa pun yang menolakku
Sudah tiga jam semenjak Naila dan Bayu meninggalkan Restoran Satria terlihat sudah bosan. "Paman, Om, kenapa kita tidak pulang? Kata Papa tidak boleh capek, tetapi kenapa kita main terus?" tanya Satria pada Hatan kata menoleh kepada dokter Rizal untuk meminta bantuan menjawabnya namun dokter Rizal pura-pura tidak tahu atas isyarat dari Hatan.akhirnya mau tidak mau Aten pun harus menjawab pertanyaan Satria yang sebenarnya sulit untuk dijawab."Begini, mama dan papa sedang rapat, kalau mau pulang di rumah paman dulu menunggu Bapak dan mamamu pulang karena pasti di rumahmu hanya hadapi Surti,"Tidak apa-apa Paman nanti aku langsung pulang aja dan langsung ke kamarku lalu tidur nanti kalau Papa dan Mama sudah pulang aku meminta bik Surti membangunkan," ku awab sambil tertawa."Baiklah kita akan pulang dan kalau kamu lelah tidur saja di mobil nanti Paman pindahkan ke kamar kamu," jelas Hatan, "Ok anak-anak sekarang kita pulang sudah cukup mainnya karena ini sudah sore,"jelas Hatan.Mere
Satu Minggu telah berlalu Naila memutuskan untuk di rumah saja menunggu Satria pulang sekolah. Pagi itu semua berjalan seperti biasa, Satria berangkat sekolah dengan riangnya, Bayu berangkat setelah anak naik mobil Hatan. Setelah itu Naila pun bekerja kembali via online yang terhubung oleh Hatan kembali dengan atasannya di Jerman.Tak akan pernah menyangka akan terjadi sesuatu hal di hari ini karena selama dua Minggu suasana begitu tenang.Di sekolah Satria tiba-tiba ingin buang air kecil, bocah itu pun ijin untuk pergi ke toilet. maka bocah laki-laki itu pun keluar kelas menuju toilet.Tanpa mereka sadari ada seseorang yang menyusup di sekolah itu dan menyamar sebagai pekerja kebersihan.Tak lama kemudian Satria keluar dan ada orang yang membekapnya dengan saputangan yang dioles dengan obat tidur, lalu membawa bocah itu ke mobil yang terparkir dibelakang sekolah tepat di dekat toilet. Di sana tidak ada CCTV. Kemudian, mobil berjalan dengan cepatnya.Tak ada yang menyadari bahwa Satri
Tubuh Naila bergetar hebat, ia lebih baik mati dari pada menyerahkan tubuhnya pada pria itu, beberapa detik terpaku tak mampu membuat keputusan pada akhirnya ia pun memutuskan sesuatu yang berat untuknya.Dia menuliskan pesan pada suaminya di secarik kertas lalu melipatnya dan kemudian ditaruh di atas meja, setelah itu ia menggantikan pakaian dengan stelan celana panjang dan kemeja dengan warna senada.'Bailah, semua ini harus diakhiri. Ya Tuhan ampunilah aku jika menempuh jalan salah,' batinnya. Dengan linangan airmata ia berjalan keluar rumah dan berjalan keluar gerbang dan sebuah taksi telah ia pesan menunggu di ujung jalan dan ia pun masuk dan taksi itu pun berjalan menuju tempat yang disebutkan Naila.Tiba-tiba sebuah mobil menghadang taksi mereka ditengah jalan. mau tidak mau taksi itu pun berhenti dan seseorang keluar dari mobil lalu meminta membuka pintunya."Nyonya silakan masuk saya yang akan mengantarkan Anda menemui Tuan Regan," ucap orang itu."Kau .... ucapan Naila terhe
Bayu berusaha tenang dalam kekalutan ia mengambil secarik kertas itu dan membacanya.(Mas, maaf aku pergi mencari Satria jika aku tidak kembali atau aku kembali dalam ke adaan tidak bernyawa maka rawatlah Satria dengan sebaik mungkin. Dari istrimu Naila)Ia termangu melihat tulisan itu, bahkan sangking kalutnya ia tidak mendengar ucapan salam Rizal saat masuk ke dalam rumahnya tahu-tahu dia sudah menyahut kertas yang baru saja selesai kubaca.Setelah membacanya Rizal seperti memikirkan sesuatu lalu mengajakku mencari Naila di hotel-hotel, 'Apa maksudnya dia kira istri wanita yang tidak benar apa?' pikir Bayu."Yu, jangan salah faham, aku percaya Naila wanita baik, jika seorang wanita menulis surat semacam ini maka dia akan melakukan sesuatu yang diluar nalurinya, bahkan ia tidak lagi peduli akan hidupnya yang dia pikirkan kalian berdua. Istrimu dalam tekanan seseorang yang menginginkan dia menyerahkan harga dirinya dan istrimu mungkin akan memutus
Rizal menelpon nomer ayahnya tidak di angkat ia semakin geram, ia khawatir Hugo dan Bayu pada akhirnya tahu dia adalah anak dari Regan.Ia terus berpikir mencari tahu tempat yang bisa didatangi ayahnya. Ia pasukan mobil nya kesebuah vila terdekat. Namun sampai di sana tidak menemukannya.Ia menelpon Hugo ada di mana posisinya sekarang, ternyata pria itu bersama Bayu, dia bilang bahwa dia tidak bisa membiarkan Bayu mengemudi sendiri saat sedang kalut, karena sudah beberapa kali mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawa pria itu karena mengemudi saat kalut. Dokter Rizal melajukan mobilnya ke arah di mana Hugo dan Bayu berada mereka berada di sebuah rumah makan di depan sebuah motel.Begitu sampai ia berjalan menghampiri mereka. "Apa yang kalian temukan?" tanyanya sambil duduk di depan mereka, terlihat olehnya betapa kusutnya sahabatnya.Sementara di tempat lain di villa yang tersembunyi seorang wanita berbaring di ranjang dengan tangan yang diikat ke atas dengan mulut yang dibek
Bayu masih berusaha untuk menelpon Naila sambil tangannya memegang gelas, terdengar notifikasi. Pesan dan video dari nomer tidak di kenal masuk ke dalam ponselnya.08537789666[Aku bermain bersama istrimu, lihatlah!]Bayu mengeklik video dan ia melihat sesuatu yang tidak bisa ia percaya sama sekali, kemarahannya meluap hingga ia menekan gelas sangat kuat dalam gemgamannya dan gelas itu pun pecah dan pecahan kacanya menusuk telapak tangan Bayu dan handphone terlepas dari tangannya lalu terjatuh di lantai."Bay!" teriakkan kedua temannya.Rizal mengambil handphone itu kemudian melihat rekaman video itu. Dahinya mengernyit ada sesuatu yang janggal dari wanita yang dikungkung ayahnya itu. Melihat rekaman itu sebenarnya ia sangat jijik dengan ayahnya, bisa-bisa ia tega melakukan hal ini, hanya untuk memenuhi obsesinya itu."Bay, apa kamu tidak mengenal istrimu?" tanya Rizal sambil menatap Bayu dan menuntut jawaban."Apa maksudmu?
Satria, tersadar dari pengaruh obat bius, melihat Doni yang duduk sofa diseberang ranjangnya, Doni memindahkan Bocah itu dari gudang ke apartemen miliknya setelah memotret dalam keadaan terikat dan dikirimkan kepada Bosnya."Paman!" sapa bocah itu."Kau sudah sadar, Tuan muda?" tanya Doni pada anak itu."Aku dimana, Paman?" tanya Satria pada Doni."Kamu ada apartemen paman, tadi kamu pingsan jadi paman bawa kamu disini," jawab Doni."Paman, apa boleh aku kembali ke sekolah?" tanya Satria ."Jangan dulu! Nanti mama ke sini sekarang paman mau jemput mama kamu, sekarang kamu sama Om Widi dulu ya," pinta Doni pada Satria "Baiklah, tapi paman jangan lama-lama ya," pinta Satria."Siap, Bos! laksanakan," ucap Doni dengan memberi hormat layaknya polisi.Doni pun keluar dari apartemennya lalu memacu mobilnya dan menghadang taksi yang ditumpangi oleh dibuatnya wanita itu tak sadarkan diri dengan obat bius lalu. dibawanya ke apartemen miliknya, dan ditempatkan di sebuah kamar di mana mawar suda