Home / Romansa / Kakak, Jangan Merayuku Terus! / S2.239. Bukan Peringkat Satu

Share

S2.239. Bukan Peringkat Satu

Author: ReyNotes
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Alarm Zack berbunyi. Dengan cepat, tangan Zack menyambar ponselnya dan mematikannya. Ia tidak ingin Aurora terbangun dengan suara alarm tersebut.

Cup. Zack mencium Aurora dan berbisik, “Aku ke kamar Felix dulu, ya.”

Turun dari ranjang, Zack memakai boxer dan piyama panjangnya. Ia keluar dan menutup perlahan pintu kamar. Lelaki itu menyempatkan membuat kopi dan membawanya ke kamar Felix.

Ternyata anak lelaki itu sudah siap di depan layar komputernya. Felix menggunakan jaket berhoodie yang menutupi kepala.

“Hai.” Zack mengusap kepala Felix.

“Dad? Kenapa bangun? Mommy ditinggal sendiri?” Felix menoleh sedikit.

Zack terkekeh. “Angel saja tidur sendiri, kok.”

“Tapi, Mommy nanti mencari Daddy.”

“Tak apa. Daddy sudah izin menemanimu, kok.” Zack lalu mengamati layar. “Sudah registrasi?”

Felix mengangguk. Mereka memperhatikan layar yang mulai penuh dengan para gamer dari berbagai negara.

Sambil menikmati kopinya, Zack turut mengamati ketentuan lomba yang saat ini sedang dibacakan. Lelaki itu m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.240. Pelajaran Untuk Felix dan Angel

    Strategi Zack ternyata cukup berhasil. Aurora melihat perubahan dalam diri Felix. Anak itu kini lebih termotivasi belajar dan berprestasi di berbagai bidang.Meski begitu, sifat penyendirinya tetap tidak berubah. Felix juga tetap lebih senang beraktifitas di dalam ruangan.Namun, Zack tidak pendek akal. Ia melengkapi alat-alat olahraga di dalam rumah hingga Felix dapat tetap berolahraga di dalam ruangan.“Daddy tidak mau postur tubuhnya jadi membungkuk karena terlalu banyak duduk saat bermain games dan melukis.”Alasan itu lah yang diberikan Zack pada Felix agar ia rutin berolahraga. Felix tidak keberatan. Hanya saja ia bertanya kapan ia bisa berolahraga, sementara ia sendiri sibuk.Zack meminta bantuan Aurora untuk membuat jadwal kegiatan Felix. Sementara Zack harus menghadiri rapat di kantor.Tentu saja Aurora bersedia. Wanita cantik itu dan Felix duduk bersama menghadapi sebuah layar laptop yang menampilkan tabel kegiatan setiap hari. Satu jam berikutnya jadwal tersebut sudah terce

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.241. Mommy Jangan Pergi

    “Huhuhu ... tadi di televisi, Mommynya meninggal. Huaaa.” Angel menjerit sambil memeluk Aurora.Bahkan Aurora sulit bangun karena pelukan Angel yang sangat kuat. Matanya jadi berair melihat putrinya menangis begitu menyedihkan.“Kenapa Mommy di televisi meninggal?” Aurora bertanya sambil mengelus rambut halus Angel.Akhirnya pelukan mereka terurai. Angel masih melingkari lengan di leher Aurora tapi wajahnya menatap sang Mommy.“Mommy yang di televisi melahirkan bayi setelah itu Mommynya meninggal. Angel gak mau Momny melahirkan. Huaa.”Akhirnya mereka mengerti. Aurora dan Zack saling berpandangan. Setelah Aurora lebih tenang, Zack menggendongnya dan memangkunya.Aurora tetap menggenggam tangan Angel sambil tersenyum. Tangannya mengusap penuh sayang wajah cantik putrinya yang basah oleh airmata.“Kamu tau kan kalau itu hanya film? Wanita yang ada di televisi itu masih hidup, lho.” Aurora meminta Zack menceri berita tentang artis yang memerankan tokoh di film yang ditonton putri mereka.

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.242. Menyerap Prilaku

    Tiba di Kastil, Aurora dan Zack bergantian bercerita tentang kerewelan Angel di pesawat. Kakek Viscout mendengarkan dengan serius sambil mengangguk-angguk atau sesekali menggeleng."Semoga ini cuma karena sindrom akan menjadi kakak saja." Kakek Viscout berkomentar saat Aurora dan Zack selesai bercerita."Mami juga bilang begitu, Kek. Tetapi, memang sikapnya jadi sangat manja pada Aurora dan lebih posesif.""Turuti saja dulu kemauannya. Manjakan dan berikan kasih sayang penuh sembari kita edukasi tentang memiliki seorang adik."Aurora dan Zack mengangguk setuju. Kakek Viscout berkata selama berada di Kastil, ia akan memanggil seorang konselor anak agar bisa menemani Felix, Haven dan Angel bermain."Bagaimana Haven di sini, Kek? Apa ia merepotkan Kakek?" Zack bertanya sambil menatap wajah lelaki tua di depannya."Merepotkan? Kamu salah besar. Justru Kakek merasa sangat bahagia memiliki Haven di sini. Jangankan Kakek, Vigor, Marshella hingga para pelayan senang sekali pada Haven. Anak it

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.243. Antara Musuh dan Teman

    “Tetapi, kami belum bercerita bahwa di sini, Haven juga sudah memiliki musuh."Wajah Zack yang sejak tadi santai kini menegang. Ia memandang Kakek Viscout dan Vigor bergantian dengan dahi berkerut.“Putraku memiliki musuh? Siapa?”“Austin, Cucu bangsawan Edgar.” Vigor tersenyum saat menjawab, lalu melirik Kakek Viscout. “Dulu, Kakek Viscout dan Kakek Edgar juga musuh bebuyutan.”“Maksudmu, sekarang permusuhan itu dilanjutkan oleh Haven dan cucu dari bangsawan Edgar tersebut?”Cerita tentang permusuhan antar bangsawan mengalir dari bibir Kakek Viscout. Dulu, masa remaja Kakek dan pemuda bangsawan lain memang penuh dengan persaingan. Para bangsawan belum kompak seperti saat ini.Selain, masih sedikit, para bangsawan juga masih menerapkan aturan yang terkuat akan menang. Dalam hal ini, kemenangan akan ditandai dengan banyaknya rakyat yang bersedia ikut dalam aturan bangsawan yang dipilih.Bangsawan Adorra dan bangsawan Edgar sebenarnya bertetangga. Persaingan keduanya sangat sengit dalam

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.244. Apa Maksudmu?

    Aurora melongok kamar. Haven sedang melakukan peregangan tubuh. Kepalanya menoleh saat kedua orang tuanya masuk.“Rajin sekali anak tampan Mommy.”Haven tersenyum. Lalu berdiri di depan Aurora dan Zack. “Aku merasa ada hal yang ingin Mommy dan Daddy bicarakan padaku.”“Apa selama tinggal di kastil, kamu juga belajar ilmu membaca pikiran orang?” Zack berdecak kesal.Haven terkekeh lalu menggeleng. “Memangnya ada ilmu seperti itu?”“Tidak tau.”Haven lalu duduk di karpet diikuti Aurora dan Zack. Mereka seperti membentuk lingkaran kecil.“Aku hanya menebak. Lagipula ada yang ingin aku utarakan juga pada Mommy dan Daddy.”Aurora dan Zack saling menatap. Tak terasa, putra mereka kini terlihat lebih dewasa. Gayanya sudah seperti ingin mengajukan proposal bisnis saja.“Tapi, aku mau mendengar apa yang diutarakan Mommy dan Daddy lebih dulu.”“Oke. Daddy tidak akan lama karena ini sudah malam.”Zack kemudian bercerita bahwa ia mendengar permusuhannya dengan Austin Edgar. Terus-terang, Zack men

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.245. Sihir Mommy

    “Apa maksudmu, Haven?”Pertanyaan Kakek Viscout mewakili semuanya. Haven dengan santai menceritakan keinginannya tinggal di kastil. Terang-terangan, Haven berkata ia tertantang dan bersemangat untuk mengenal keahlian anak-anak bangsawan terutama Austin.Aurora menunduk menatap piringnya. Tangan Zack sudah terjulur mengusap sayang punggung sang istri agar lebih tenang.“Kamu sudah memikirkan masak-masak keputusanmu?”“Sudah, Uncle Vigor.”“Bagaimana dengan karir berenangmu? Kamu sudah akan masuk pelatihan olimpiade renang mewakili sekolah.”“Kamu saja yang menggantikanku, Felix.”“Jangan bercanda kamu.”“Paling nanti Haven nangis karena kangen Mommy.”Berbagai komentar dari anggota keluarga tidak dihiraukan Haven. Ia terlihat tetap keras kepala mempertahankan keinginannya.Kakek Viscout mengamati ekspresi Aurora. Seketika hatinya turut sedih. Cucunya itu terlihat sangat keberatan namun pasrah.“Daddy dan Mommy belum memutuskan apa kamu bisa tinggal di sini, Haven. Banyak yang harus kam

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.246. Insecure

    “Sihir Mommy akan bekerja saat kamu menatap matanya.”Felix tergelak mendengar ucapan Haven. Malam ini Felix menyusup masuk ke kamar Haven saat Mommy dan Daddy sudah ke kamar mereka. Ia juga penasaran dengan pembicaraan barusan.“Jadi, kamu akan ikut pulang, kan?”“Iya.”Terdengar embusan napas panjang dari hidung Felix. Haven menatap kakaknya yang berbaring menatap langit-langit dengan kedua tangan menyangga kepala.“Kamu senang atau sedih aku tetap akan pulang?”Kepala Felix menoleh ke samping menatap Haven. Lalu, ia merubah posisi tidurnya menghadap sang adik.“Aku senang kamu tidak jadi tinggal di kastil.”“Kenapa? Bukankah kamu sering kesal padaku? Bukankah aku selalu merepotkanmu? Di rumah kamu sering membelaku. Di sekolah, kamu selalu membantuku lolos dari hukuman guru.”“Betul. Tapi, kalau kamu tidak ada, aku jadi tidak ada kerjaan. Pasti bosan di rumah dan di sekolah.”“Bilang aja, kamu akan kangen sama aku.”Felix tersenyum menatap wajah Haven yang menyeringai. Kakinya menen

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.247. Waktu Berkualitas

    “Apa? Kamu mau mengajak Marshella berlibur ke Pulau Chantal?” Zack terkaget mendengar rencana sahabatnya.“Iya. Kebetulan Kakek Viscout akan ikut kalian pulang untuk menonton pertandingan games Felix. Jadi, aku manfaatkan waktu itu untuk berduaan dengan istriku.”“Tapi, tidak juga ke pulau yang penuh dengan auro mistiknya, dong.” Kepala Zack menggeleng tanda tak setuju.Sambil mengembuskan napas berat, Vigor bercerita tentang keadaan mental Marshella. Di mana istrinya sedang galau akibat ia tak kunjung hamil. Apalagi bentuk tubuhnya berubah setelah mengkonsumsi hormon dari dokter kandungan.Dengan berlibur, Vigor berharap istrinya lebih rileks. Apalagi Pulau Chantal adalah pulau pribadi yang memiliki keindahan alam yang dapat menenangkan pikiran.“Apa Marshella tau apa yang akan ia hadapi di Pulau Chantal dengan pesona erotikanya?”“Aku sudah memperlihatkan foto-foto Pulau Chantal padanya. Marshella malah tertarik dan setuju kami ke sana.”Mendengar keputusan tersebut, tentu saja Zack

Latest chapter

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.259. Lebih Dari Selamanya

    Zack membuka mata. Ia berada di keramaian. Banyak wanita cantik dan bertubuh indah di sekelilingnya.Namun begitu, apa yang ia cari tidak ada. Zack mulai panik. Netranya memutar ke segala arah. Ia mengabaikan uluran tangan setiap wanita yang ingin meraihnya.“Ke mana Aurora? Kenapa aku tidak melihatnya? Ini di mana?”Matanya memicing saat melihat cahaya. Ia mengerjap-ngerjap dan kini melihat beberapa wajah yang sedang mengamatinya.“Syukurlah, kamu sudah sadar.”Zack tersenyum kala melihat wajah yang ia cari-cari kini berada di dekatnya. Dokter segera mendekat dan memeriksa keadaan Zack.“Kelelahan, kepanasan dan dehidrasi.” Dokter menyimpulkan apa yang diderita Zack sambil menyuntikkan vitamin pada lengan atas pasiennya yang baru saja siuman dari pingsan selama sepuluh menit.“Apa akan baik-baik saja?” Clara bertanya dengan khawatir.“Tentu.” Dokter terkekeh menatap Zack. “Sepanjang ingatan saya, Tuan Zack memiliki kondisi tubuh yang prima. Hanya saja saat ini aktifitasnya sudah melam

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.258. Sukses Bersama

    Satu tahun berlalu. Hari ini adalah hari besar bagi Zack dan para sahabat. Akhirnya bisnis mereka bersama diresmikan.Seluruh keluarga Zack, Zavian, Elvis, Vigor dan Louis berkumpul di pulau. Resort besar yang diberi nama DreamTeam itu memiliki konsep kebersamaan. Setiap resort memiliki ruang terbuka untuk berkumpul.Acara pembukaan hari ini tampak meriah. Persiapan sudah berjalan sejak satu bulan yang lalu. Mereka membentuk lingkaran dan berdoa bersama sebelum akhirnya membuka pita tanda resort mereka kini terbuka untuk umum.Aurora menarik tangan Alzard untuk mengikutinya. Mereka menghampiri seorang wanita cantik berkepala plontos.“Siapa?” Alzard terlihat bingung.“Jenny. Dia sengaja mencukur habis rambutnya agar sama dengan kepala putrinya yang masih pemulihan dari kanker.”Alzard mengangguk dan akhirnya mengenali wanita tersebut. Aurora bersama Mami dan June memang sudah bercerita pada Zack dan Alzard tentang pertemuan mereka dengan Jenny.“Aurora.” Jenny menyapa ramah.“Jenny. S

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.257. Katanya Lelah?

    Aurora, June dan Clara menatap hamparan manusia di ruang keluarga. Televisi masih menyala. Remah-remah keripik dan popcorn bertebaran bersama kaleng-kaleng soda dan gelas-gelas jus.Perlahan, Aurora membangunkan Kakek Viscout. Ia tidak ingin sang Kakek pegal-pegal tubuhnya karena tidur di sofa.“Oh. Kalian sudah kembali,” gumam Kakek Viscout.Aurora mengangguk, lalu mengantar Kakek Viscout ke kamar. Wanita cantik itu memastikan sang kakak berbaring nyaman dan menyelimuti tubuhnya.Saat kembali ke ruang keluarga, June dan Alzard sudah memindahkan Felix dan Haven. Mereka ditidurkan bersama di ranjang Felix.Clara sudah akan mengangkat Angel, namun Aurora menghalanginya.“Biar aku yang angkat Angel. Dia sudah berat sekarang. Mami tolong gendong Alpha saja.” Perlahan, Aurora melepas pelukan Zack dari tubuh Alpha.Bayi mungil itu kini dibawa Clara ke kamarnya. Aurora menggendong putrinya dan duduk sebentar di sisi ranjang Angel.“Terima kasih Tuhan, karena memberikanku putri yang sangat ca

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.256. Anak yang Kurang Beruntung

    Zack sampai membangunkan semua suster untuk mencari Angel. Raut wajahnya dari santai kini menjadi tegang. Untung saja, Alpha yang berada di gendongannya tidak terbangun.“Dad!” pekik Haven.“Kenapa? Ada apa dengan Angel?”“Sstttt.” Felix langsung meletakkan jari telunjuknya di bibir.Haven membuka taplak yang menutupi kaki meja. Di sana Angel tidu meringkuk. Zack, Kakek Viscout dan Alzard menghela napas penuh kelegaan.Suster mengeluarkan dan menggendong Angel. Zack meminta putrinya dibaringkan di kasur di depan televisi.Saking lelahnya, semuanya kini berbaring di kasur. Kakek Viscout memilih berbaring di atas sofa. Zack duduk bersandar di kasur sambil tetap menggendong Alpha.“Kenapa Alpha tidak dibaringkan di sebelah Angel saja agar kamu juga bisa tidur?”“Alpha menangis jika aku letakkan di kasur.” Zack menjawab pertanyaan Kakek Viscout dengan nada lemah.Lelaki itu memicingkan mata dan melihat Alzard, Haven dan Felix sudah tertidur. Zack mengusap sayang kepala Angel yang tidur di

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.255. Mengasuh Anak-Anak

    Aurora sangat bersyukur. Zack begitu penuh support ikut merawat putra-putri mereka. Angel semakin manja dan lengket dengan sang Daddy. Sekarang, ke mana pun Zack pergi, Angel akan ikut.Perkembangan Alpha semakin hari semakin membaik. Berat badannya sudah mulai normal diusianya. Namun begitu, Aurora tidak mau lengah.Setiap hari, Alpha menjalani terapi perkembangan fisik dan kognitif. Aurora selalu menemani putranya.“Siapa hari ini yang bisa ikut menemani Alpha terapi?” Aurora bertanya pada anak-anaknya saat sarapan.“Felix, Mom. Nanti aku belajar online saja.” Felix mengajukan diri.“Maaf, Mom. Aku ada les golf, tapi setelahnya bisa menyusul.”“Angel mau rapat sama Daddy.”“Nanti kami menyusul setelah rapat, Sayang.” Segera, Zack menimpali.Aurora tersenyum dan mengembuskan napas lega. Dibanding Felix dan Haven, Angel lah yang masih menjaga jarak dengan Alpha. Anak perempuan lebih memilih bersama sang Daddy meskipun ia memiliki waktu untuk bersama Aurora.“Ayo, Angel. Pamit Mommy du

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.254. Kamu Mau Kencan?

    “Pasti habis dapat jatah semalam.” Zavian meledek sahabatnya. “Wajahmu sangat ceria dan bersinar.”Zack hanya tersenyum manis. Ia tidak akan menyangkal karena ucapan Zavian benar. Semalam akhirnya ia bisa melampiaskan kerinduannya pada sang istri.“Daripada meledekku terus, lebih baik kamu siapkan ruang rapat.”“Sudah.”“Katanya mau mencetak timeline terbaru proyek?”“Sudah.”“Pesan makanan untuk rapat ?”“Hem.”“Telepon desain pembuat boneka yang akan menjadi maskot pulau kita?”“Sudah semua. Tenang saja. Beres.”“Carilah pekerjaan lain agar kamu tidak menggangguku.” Zack bersungut kesal.“Ini sedang kulakukan. Menggodamu.”Zavian tergelak melihat tatapan Zack yang seperti ingin membunuhnya. Untunglah saat itu Angel masuk hingga wajah Zack langsung berubah manis.“Putri cantik Daddy.” Tangan Zack terentang lebar.Angel segera masuk ke dalam pelukan Zack. Lelaki itu menciumi setiap jengkal wajah sang putri satu-satunya.“Bagaimana sekolahnya?”“Kenapa setiap aku pulang sekolah, selalu

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.253. Milikmu Lagi

    “Rumah sakit? Ada apa dengan putraku?”Zack menekan tombol speaker agar Kakek Viscout juga dapat mendengar. Dokter meminta Aurora datang ke rumah sakit untuk menyetor ASI-nya.Sambil mendengarkan instruksi dokter, Zack dan Kakek Viscout berjalan ke kamar utama. Mereka menemukan Aurora yang baru selesai mandi. Wanita itu terkejut melihat suami dan kakeknya tiba-tiba masuk bersamaan.“Ada apa?”“Alpha .... ““Alpha?”“Aku baru saja memberitahukan nama baby mochi pada Kakek lalu rumah sakit menelepon.”Sebelum Aurora khawatir berlebihan, Zack langsung bercerita. Dokter mengatakan bahwa Alpha mulai pintar minum susu. Bahkan ASI Aurora di rumah sakit sudah habis dan mereka meminta persediaan ASI lagi.Aurora menutup mulut saking senangnya. “Benarkah?”Zack memeluk Aurora dan menciuminya. Kakek Viscout memberi semangat saat keduanya langsung berjalan keluar untuk ke rumah sakit.“Aurora titip anak-anak ya, Kek.”“Iya, Aurora. Pergilah. Kakek akan menemani Felix, Haven dan Angel.”Di rumah s

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.252. Bintang Bersinar yang Kuat

    Bayi teramat mungil itu dibawa ke kamar Aurora. Wanita cantik yang baru pertama kali melihat bayi yang dilahirkannya itu menangis. Mahluk itu terlihat memperihatinkan.“Tersenyumlah, Sayang. Kasihan baby mochi. Ia pasti ingin melihat wajah Mommynya yang bahagia melihatnya.” Sebelum suster meletakkan bayi di dada Aurora, Zack memohon.Aurora tersenyum dan mengangguk. Segera, ia menghapus air matanya dan memberi kode pada suster.Baby Mochi diletakkan di kulit dada Aurora. Matanya belum terbuka. Aurora mengelus perlahan kulit bayinya.“Hai, Sayang. Ini, Mommy.” Aurora menatap Zack yang juga memandangnya penuh haru. “Dia tampan, Zack.”“Tentu saja.” Zack segera menyahut.Aurora kembali menatap bayinya. “Mommy akan jaga kamu, Sayang. Maaf ya kamu sudah harus keluar dari perut Mommy.”Zack membuang muka ke arah dinding mendengar kata-kata istrinya. Aurora tak hentinya berbicara pada baby mochi.Bayi itu bahkan belum bisa menyusu langsung dari puncak dada Aurora. Mulutnya sangat kecil dan t

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.251. Bayi Premature

    "Zack, sepertinya aku harus ke rumah sakit deh.""Kenapa, Sayang?" Zack mengamati istrinya yang terlihat sehat-sehat saja."Sejak bangun tidur tadi, aku pipis terus. Sedikit-sedikit.""Bukannya normal?" Zack yang sedang duduk menghadap laptopnya kini berdiri dan menghampiri sang istri.Lelaki itu mengusap perut Aurora yang besar. Kandungannya sudah hampir memasuki usia delapan bulan.Menurut pengalaman Zack setelah Aurora hamil sebelumnya, memasuki semester tiga, wanita hamil memang sering buang air kecil."Perasaanku gak enak. Ke dokter saja, ya.""Oke. Sekarang?"Aurora mengangguk. Ia tidak ingin membuang banyak waktu untuk segera memeriksa kandungannya.Mereka hanya sempat berpesan pada asisten yang mengurus anak-anak lalu segera meluncur ke rumah sakit."Aduuh." Aurora meringis membuat Zack yang sedang menyetir terpecah konsentrasinya."Sakit?"Namun, kepala Aurora menggeleng. "Tidak. Tapi, aku ngompol. Tidak bisa kutahan."Sudut mata Zack melirik jok kursi. Aurora langsung memint

DMCA.com Protection Status