Share

S2.245. Sihir Mommy

Author: ReyNotes
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Apa maksudmu, Haven?”

Pertanyaan Kakek Viscout mewakili semuanya. Haven dengan santai menceritakan keinginannya tinggal di kastil. Terang-terangan, Haven berkata ia tertantang dan bersemangat untuk mengenal keahlian anak-anak bangsawan terutama Austin.

Aurora menunduk menatap piringnya. Tangan Zack sudah terjulur mengusap sayang punggung sang istri agar lebih tenang.

“Kamu sudah memikirkan masak-masak keputusanmu?”

“Sudah, Uncle Vigor.”

“Bagaimana dengan karir berenangmu? Kamu sudah akan masuk pelatihan olimpiade renang mewakili sekolah.”

“Kamu saja yang menggantikanku, Felix.”

“Jangan bercanda kamu.”

“Paling nanti Haven nangis karena kangen Mommy.”

Berbagai komentar dari anggota keluarga tidak dihiraukan Haven. Ia terlihat tetap keras kepala mempertahankan keinginannya.

Kakek Viscout mengamati ekspresi Aurora. Seketika hatinya turut sedih. Cucunya itu terlihat sangat keberatan namun pasrah.

“Daddy dan Mommy belum memutuskan apa kamu bisa tinggal di sini, Haven. Banyak yang harus kam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.246. Insecure

    “Sihir Mommy akan bekerja saat kamu menatap matanya.”Felix tergelak mendengar ucapan Haven. Malam ini Felix menyusup masuk ke kamar Haven saat Mommy dan Daddy sudah ke kamar mereka. Ia juga penasaran dengan pembicaraan barusan.“Jadi, kamu akan ikut pulang, kan?”“Iya.”Terdengar embusan napas panjang dari hidung Felix. Haven menatap kakaknya yang berbaring menatap langit-langit dengan kedua tangan menyangga kepala.“Kamu senang atau sedih aku tetap akan pulang?”Kepala Felix menoleh ke samping menatap Haven. Lalu, ia merubah posisi tidurnya menghadap sang adik.“Aku senang kamu tidak jadi tinggal di kastil.”“Kenapa? Bukankah kamu sering kesal padaku? Bukankah aku selalu merepotkanmu? Di rumah kamu sering membelaku. Di sekolah, kamu selalu membantuku lolos dari hukuman guru.”“Betul. Tapi, kalau kamu tidak ada, aku jadi tidak ada kerjaan. Pasti bosan di rumah dan di sekolah.”“Bilang aja, kamu akan kangen sama aku.”Felix tersenyum menatap wajah Haven yang menyeringai. Kakinya menen

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.247. Waktu Berkualitas

    “Apa? Kamu mau mengajak Marshella berlibur ke Pulau Chantal?” Zack terkaget mendengar rencana sahabatnya.“Iya. Kebetulan Kakek Viscout akan ikut kalian pulang untuk menonton pertandingan games Felix. Jadi, aku manfaatkan waktu itu untuk berduaan dengan istriku.”“Tapi, tidak juga ke pulau yang penuh dengan auro mistiknya, dong.” Kepala Zack menggeleng tanda tak setuju.Sambil mengembuskan napas berat, Vigor bercerita tentang keadaan mental Marshella. Di mana istrinya sedang galau akibat ia tak kunjung hamil. Apalagi bentuk tubuhnya berubah setelah mengkonsumsi hormon dari dokter kandungan.Dengan berlibur, Vigor berharap istrinya lebih rileks. Apalagi Pulau Chantal adalah pulau pribadi yang memiliki keindahan alam yang dapat menenangkan pikiran.“Apa Marshella tau apa yang akan ia hadapi di Pulau Chantal dengan pesona erotikanya?”“Aku sudah memperlihatkan foto-foto Pulau Chantal padanya. Marshella malah tertarik dan setuju kami ke sana.”Mendengar keputusan tersebut, tentu saja Zack

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.248. Otak yang Perlu Refreshing

    Saat kembali ke negara mereka, Aurora dan Zack langsung mengurus sekolah Haven. Mereka meminta sekolah berupaya untuk membuat Haven tidak bosan karena kecerdasan anak itu memang di atas rata-rata anak seusianya.Melalui berbagai tes, akhirnya Haven ditempatkan di kelas lebih tinggi. Postur Haven yang tinggi tidak membuat ia berbeda dengan anak-anak di kelas barunya.“Bagaimana kelas barumu, Haven?” Zack bertanya saat menjemput putranya.“Lumayan, Dad.”Zack terkekeh. “Lumayan apanya?”“Anak perempuannya lebih cantik-cantik dibanding kelasku yang dulu.”Spontan, Zack menatap putranya. Anak ini, ternyata hanya memperhatikan teman-teman wanitanya saja.“Pelajarannya bisa kamu ikuti?” Berusaha mengalihkan pernyataan Haven, Zack memilih pertanyaan lain.“Belum, sih. Nanti aku mau tanya sama Felix.”Sampai di rumah, Haven menuju kamar tamu. Kakek Viscout sedang beristirahat sambil membaca buku. Lelaki tua itu tersenyum melihat cucu tampannya masuk ke dalam kamar.“Haven. Bagaimana sekolahmu

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.249. Semakin Posesif

    Angel dirawat selama tiga hari di rumah sakit. Setelah sembuh, Zack tidak membuka kontrak lain untuk putrinya. Ia ingin Angel menyelesaikan kontrak lalu hiatus dari dunia modeling.Tidak ada yang bisa melarang keputusan Zack. Sekali ia berkata, semua harus menuruti. Terutama jika itu menyangkut putra-putrinya.“Semakin lama Zack itu semakin posesif pada anak-anaknya.” Alzard berkata pada Aurora dan Clara.“Wajar saja. Zack sempat merasa hampir kehilangan Felix dan Haven. Sekarang ia juga melihat bagaimana Angel sakit.”Aurora mengangguk mendengar pernyataan Clara. Zack memang paling tidak tega melihat istri dan anak-anaknya kesakitan. Apalagi ia sendiri selama ini sangat bugar.“Kapan kontrak modeling Angel berakhir, Aurora?”“Tiga bulan lagi, Mom. Sebetulnya agensi sudah mengirim email perpanjangan kontrak, tetapi sepertinya hari ini Zack akan membalas untuk menolaknya.”“Ya, sudah. Dengan begitu, Angel akan lebih banyak waktu denganmu setelah sekolah.”Pernyataan Clara dibenarkan Au

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.250. Persahabatan Anak-Anak

    Persahabatan Haven dengan keponakan-keponakan Elvis ternyata berjalan baik. Mereka cocok. Terutama Haven dan Keandre. Sementara Felix lebih sering mengobrol bersama Leandre.“Lean memang lebih serius. Mungkin karena anak pertama. Ia tau dirinya akan menjadi Lord suatu saat.” Elvis mengendik pada Lean yang sedang bicara serius pada Felix.Zack mengangguk. “Aku pernah mencuri dengar perbincangan mereka. Keduanya cocok karena sama-sama menyukai teknologi. Felix sekarang juga sedang belajar coding.”Elvis membulatkan mata. “Benarkah? Wah cocok sekali. Kapan-kapan, aku akan ajak Felix ke perusahaan James.”Tentu saja Zack senang. James – Kakak Elvis memang memiliki perusahaan teknolgi yang terkenal di dunia.Mereka lalu menatap Haven dan Keandre. Anak-anak itu sedang bemain basket setelah berenang.“Kean berbeda sekali dengan Lean, ya?”“Mereka itu sosok James dibagi dua. James adalah lelaki yang atletis, menyukai berbagai bidang olahraga namun juga jenius di bidang teknologi.”“Kean memil

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.251. Bayi Premature

    "Zack, sepertinya aku harus ke rumah sakit deh.""Kenapa, Sayang?" Zack mengamati istrinya yang terlihat sehat-sehat saja."Sejak bangun tidur tadi, aku pipis terus. Sedikit-sedikit.""Bukannya normal?" Zack yang sedang duduk menghadap laptopnya kini berdiri dan menghampiri sang istri.Lelaki itu mengusap perut Aurora yang besar. Kandungannya sudah hampir memasuki usia delapan bulan.Menurut pengalaman Zack setelah Aurora hamil sebelumnya, memasuki semester tiga, wanita hamil memang sering buang air kecil."Perasaanku gak enak. Ke dokter saja, ya.""Oke. Sekarang?"Aurora mengangguk. Ia tidak ingin membuang banyak waktu untuk segera memeriksa kandungannya.Mereka hanya sempat berpesan pada asisten yang mengurus anak-anak lalu segera meluncur ke rumah sakit."Aduuh." Aurora meringis membuat Zack yang sedang menyetir terpecah konsentrasinya."Sakit?"Namun, kepala Aurora menggeleng. "Tidak. Tapi, aku ngompol. Tidak bisa kutahan."Sudut mata Zack melirik jok kursi. Aurora langsung memint

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.252. Bintang Bersinar yang Kuat

    Bayi teramat mungil itu dibawa ke kamar Aurora. Wanita cantik yang baru pertama kali melihat bayi yang dilahirkannya itu menangis. Mahluk itu terlihat memperihatinkan.“Tersenyumlah, Sayang. Kasihan baby mochi. Ia pasti ingin melihat wajah Mommynya yang bahagia melihatnya.” Sebelum suster meletakkan bayi di dada Aurora, Zack memohon.Aurora tersenyum dan mengangguk. Segera, ia menghapus air matanya dan memberi kode pada suster.Baby Mochi diletakkan di kulit dada Aurora. Matanya belum terbuka. Aurora mengelus perlahan kulit bayinya.“Hai, Sayang. Ini, Mommy.” Aurora menatap Zack yang juga memandangnya penuh haru. “Dia tampan, Zack.”“Tentu saja.” Zack segera menyahut.Aurora kembali menatap bayinya. “Mommy akan jaga kamu, Sayang. Maaf ya kamu sudah harus keluar dari perut Mommy.”Zack membuang muka ke arah dinding mendengar kata-kata istrinya. Aurora tak hentinya berbicara pada baby mochi.Bayi itu bahkan belum bisa menyusu langsung dari puncak dada Aurora. Mulutnya sangat kecil dan t

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.253. Milikmu Lagi

    “Rumah sakit? Ada apa dengan putraku?”Zack menekan tombol speaker agar Kakek Viscout juga dapat mendengar. Dokter meminta Aurora datang ke rumah sakit untuk menyetor ASI-nya.Sambil mendengarkan instruksi dokter, Zack dan Kakek Viscout berjalan ke kamar utama. Mereka menemukan Aurora yang baru selesai mandi. Wanita itu terkejut melihat suami dan kakeknya tiba-tiba masuk bersamaan.“Ada apa?”“Alpha .... ““Alpha?”“Aku baru saja memberitahukan nama baby mochi pada Kakek lalu rumah sakit menelepon.”Sebelum Aurora khawatir berlebihan, Zack langsung bercerita. Dokter mengatakan bahwa Alpha mulai pintar minum susu. Bahkan ASI Aurora di rumah sakit sudah habis dan mereka meminta persediaan ASI lagi.Aurora menutup mulut saking senangnya. “Benarkah?”Zack memeluk Aurora dan menciuminya. Kakek Viscout memberi semangat saat keduanya langsung berjalan keluar untuk ke rumah sakit.“Aurora titip anak-anak ya, Kek.”“Iya, Aurora. Pergilah. Kakek akan menemani Felix, Haven dan Angel.”Di rumah s

Latest chapter

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.259. Lebih Dari Selamanya

    Zack membuka mata. Ia berada di keramaian. Banyak wanita cantik dan bertubuh indah di sekelilingnya.Namun begitu, apa yang ia cari tidak ada. Zack mulai panik. Netranya memutar ke segala arah. Ia mengabaikan uluran tangan setiap wanita yang ingin meraihnya.“Ke mana Aurora? Kenapa aku tidak melihatnya? Ini di mana?”Matanya memicing saat melihat cahaya. Ia mengerjap-ngerjap dan kini melihat beberapa wajah yang sedang mengamatinya.“Syukurlah, kamu sudah sadar.”Zack tersenyum kala melihat wajah yang ia cari-cari kini berada di dekatnya. Dokter segera mendekat dan memeriksa keadaan Zack.“Kelelahan, kepanasan dan dehidrasi.” Dokter menyimpulkan apa yang diderita Zack sambil menyuntikkan vitamin pada lengan atas pasiennya yang baru saja siuman dari pingsan selama sepuluh menit.“Apa akan baik-baik saja?” Clara bertanya dengan khawatir.“Tentu.” Dokter terkekeh menatap Zack. “Sepanjang ingatan saya, Tuan Zack memiliki kondisi tubuh yang prima. Hanya saja saat ini aktifitasnya sudah melam

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.258. Sukses Bersama

    Satu tahun berlalu. Hari ini adalah hari besar bagi Zack dan para sahabat. Akhirnya bisnis mereka bersama diresmikan.Seluruh keluarga Zack, Zavian, Elvis, Vigor dan Louis berkumpul di pulau. Resort besar yang diberi nama DreamTeam itu memiliki konsep kebersamaan. Setiap resort memiliki ruang terbuka untuk berkumpul.Acara pembukaan hari ini tampak meriah. Persiapan sudah berjalan sejak satu bulan yang lalu. Mereka membentuk lingkaran dan berdoa bersama sebelum akhirnya membuka pita tanda resort mereka kini terbuka untuk umum.Aurora menarik tangan Alzard untuk mengikutinya. Mereka menghampiri seorang wanita cantik berkepala plontos.“Siapa?” Alzard terlihat bingung.“Jenny. Dia sengaja mencukur habis rambutnya agar sama dengan kepala putrinya yang masih pemulihan dari kanker.”Alzard mengangguk dan akhirnya mengenali wanita tersebut. Aurora bersama Mami dan June memang sudah bercerita pada Zack dan Alzard tentang pertemuan mereka dengan Jenny.“Aurora.” Jenny menyapa ramah.“Jenny. S

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.257. Katanya Lelah?

    Aurora, June dan Clara menatap hamparan manusia di ruang keluarga. Televisi masih menyala. Remah-remah keripik dan popcorn bertebaran bersama kaleng-kaleng soda dan gelas-gelas jus.Perlahan, Aurora membangunkan Kakek Viscout. Ia tidak ingin sang Kakek pegal-pegal tubuhnya karena tidur di sofa.“Oh. Kalian sudah kembali,” gumam Kakek Viscout.Aurora mengangguk, lalu mengantar Kakek Viscout ke kamar. Wanita cantik itu memastikan sang kakak berbaring nyaman dan menyelimuti tubuhnya.Saat kembali ke ruang keluarga, June dan Alzard sudah memindahkan Felix dan Haven. Mereka ditidurkan bersama di ranjang Felix.Clara sudah akan mengangkat Angel, namun Aurora menghalanginya.“Biar aku yang angkat Angel. Dia sudah berat sekarang. Mami tolong gendong Alpha saja.” Perlahan, Aurora melepas pelukan Zack dari tubuh Alpha.Bayi mungil itu kini dibawa Clara ke kamarnya. Aurora menggendong putrinya dan duduk sebentar di sisi ranjang Angel.“Terima kasih Tuhan, karena memberikanku putri yang sangat ca

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.256. Anak yang Kurang Beruntung

    Zack sampai membangunkan semua suster untuk mencari Angel. Raut wajahnya dari santai kini menjadi tegang. Untung saja, Alpha yang berada di gendongannya tidak terbangun.“Dad!” pekik Haven.“Kenapa? Ada apa dengan Angel?”“Sstttt.” Felix langsung meletakkan jari telunjuknya di bibir.Haven membuka taplak yang menutupi kaki meja. Di sana Angel tidu meringkuk. Zack, Kakek Viscout dan Alzard menghela napas penuh kelegaan.Suster mengeluarkan dan menggendong Angel. Zack meminta putrinya dibaringkan di kasur di depan televisi.Saking lelahnya, semuanya kini berbaring di kasur. Kakek Viscout memilih berbaring di atas sofa. Zack duduk bersandar di kasur sambil tetap menggendong Alpha.“Kenapa Alpha tidak dibaringkan di sebelah Angel saja agar kamu juga bisa tidur?”“Alpha menangis jika aku letakkan di kasur.” Zack menjawab pertanyaan Kakek Viscout dengan nada lemah.Lelaki itu memicingkan mata dan melihat Alzard, Haven dan Felix sudah tertidur. Zack mengusap sayang kepala Angel yang tidur di

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.255. Mengasuh Anak-Anak

    Aurora sangat bersyukur. Zack begitu penuh support ikut merawat putra-putri mereka. Angel semakin manja dan lengket dengan sang Daddy. Sekarang, ke mana pun Zack pergi, Angel akan ikut.Perkembangan Alpha semakin hari semakin membaik. Berat badannya sudah mulai normal diusianya. Namun begitu, Aurora tidak mau lengah.Setiap hari, Alpha menjalani terapi perkembangan fisik dan kognitif. Aurora selalu menemani putranya.“Siapa hari ini yang bisa ikut menemani Alpha terapi?” Aurora bertanya pada anak-anaknya saat sarapan.“Felix, Mom. Nanti aku belajar online saja.” Felix mengajukan diri.“Maaf, Mom. Aku ada les golf, tapi setelahnya bisa menyusul.”“Angel mau rapat sama Daddy.”“Nanti kami menyusul setelah rapat, Sayang.” Segera, Zack menimpali.Aurora tersenyum dan mengembuskan napas lega. Dibanding Felix dan Haven, Angel lah yang masih menjaga jarak dengan Alpha. Anak perempuan lebih memilih bersama sang Daddy meskipun ia memiliki waktu untuk bersama Aurora.“Ayo, Angel. Pamit Mommy du

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.254. Kamu Mau Kencan?

    “Pasti habis dapat jatah semalam.” Zavian meledek sahabatnya. “Wajahmu sangat ceria dan bersinar.”Zack hanya tersenyum manis. Ia tidak akan menyangkal karena ucapan Zavian benar. Semalam akhirnya ia bisa melampiaskan kerinduannya pada sang istri.“Daripada meledekku terus, lebih baik kamu siapkan ruang rapat.”“Sudah.”“Katanya mau mencetak timeline terbaru proyek?”“Sudah.”“Pesan makanan untuk rapat ?”“Hem.”“Telepon desain pembuat boneka yang akan menjadi maskot pulau kita?”“Sudah semua. Tenang saja. Beres.”“Carilah pekerjaan lain agar kamu tidak menggangguku.” Zack bersungut kesal.“Ini sedang kulakukan. Menggodamu.”Zavian tergelak melihat tatapan Zack yang seperti ingin membunuhnya. Untunglah saat itu Angel masuk hingga wajah Zack langsung berubah manis.“Putri cantik Daddy.” Tangan Zack terentang lebar.Angel segera masuk ke dalam pelukan Zack. Lelaki itu menciumi setiap jengkal wajah sang putri satu-satunya.“Bagaimana sekolahnya?”“Kenapa setiap aku pulang sekolah, selalu

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.253. Milikmu Lagi

    “Rumah sakit? Ada apa dengan putraku?”Zack menekan tombol speaker agar Kakek Viscout juga dapat mendengar. Dokter meminta Aurora datang ke rumah sakit untuk menyetor ASI-nya.Sambil mendengarkan instruksi dokter, Zack dan Kakek Viscout berjalan ke kamar utama. Mereka menemukan Aurora yang baru selesai mandi. Wanita itu terkejut melihat suami dan kakeknya tiba-tiba masuk bersamaan.“Ada apa?”“Alpha .... ““Alpha?”“Aku baru saja memberitahukan nama baby mochi pada Kakek lalu rumah sakit menelepon.”Sebelum Aurora khawatir berlebihan, Zack langsung bercerita. Dokter mengatakan bahwa Alpha mulai pintar minum susu. Bahkan ASI Aurora di rumah sakit sudah habis dan mereka meminta persediaan ASI lagi.Aurora menutup mulut saking senangnya. “Benarkah?”Zack memeluk Aurora dan menciuminya. Kakek Viscout memberi semangat saat keduanya langsung berjalan keluar untuk ke rumah sakit.“Aurora titip anak-anak ya, Kek.”“Iya, Aurora. Pergilah. Kakek akan menemani Felix, Haven dan Angel.”Di rumah s

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.252. Bintang Bersinar yang Kuat

    Bayi teramat mungil itu dibawa ke kamar Aurora. Wanita cantik yang baru pertama kali melihat bayi yang dilahirkannya itu menangis. Mahluk itu terlihat memperihatinkan.“Tersenyumlah, Sayang. Kasihan baby mochi. Ia pasti ingin melihat wajah Mommynya yang bahagia melihatnya.” Sebelum suster meletakkan bayi di dada Aurora, Zack memohon.Aurora tersenyum dan mengangguk. Segera, ia menghapus air matanya dan memberi kode pada suster.Baby Mochi diletakkan di kulit dada Aurora. Matanya belum terbuka. Aurora mengelus perlahan kulit bayinya.“Hai, Sayang. Ini, Mommy.” Aurora menatap Zack yang juga memandangnya penuh haru. “Dia tampan, Zack.”“Tentu saja.” Zack segera menyahut.Aurora kembali menatap bayinya. “Mommy akan jaga kamu, Sayang. Maaf ya kamu sudah harus keluar dari perut Mommy.”Zack membuang muka ke arah dinding mendengar kata-kata istrinya. Aurora tak hentinya berbicara pada baby mochi.Bayi itu bahkan belum bisa menyusu langsung dari puncak dada Aurora. Mulutnya sangat kecil dan t

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.251. Bayi Premature

    "Zack, sepertinya aku harus ke rumah sakit deh.""Kenapa, Sayang?" Zack mengamati istrinya yang terlihat sehat-sehat saja."Sejak bangun tidur tadi, aku pipis terus. Sedikit-sedikit.""Bukannya normal?" Zack yang sedang duduk menghadap laptopnya kini berdiri dan menghampiri sang istri.Lelaki itu mengusap perut Aurora yang besar. Kandungannya sudah hampir memasuki usia delapan bulan.Menurut pengalaman Zack setelah Aurora hamil sebelumnya, memasuki semester tiga, wanita hamil memang sering buang air kecil."Perasaanku gak enak. Ke dokter saja, ya.""Oke. Sekarang?"Aurora mengangguk. Ia tidak ingin membuang banyak waktu untuk segera memeriksa kandungannya.Mereka hanya sempat berpesan pada asisten yang mengurus anak-anak lalu segera meluncur ke rumah sakit."Aduuh." Aurora meringis membuat Zack yang sedang menyetir terpecah konsentrasinya."Sakit?"Namun, kepala Aurora menggeleng. "Tidak. Tapi, aku ngompol. Tidak bisa kutahan."Sudut mata Zack melirik jok kursi. Aurora langsung memint

DMCA.com Protection Status