Share

Bab 3

Author: Malika Zahra
Langkah kaki pria itu semakin mendekat, membuat napasku kian memburu. Jantungku seperti akan meloncat keluar dari dalam tubuhku. Aku menutup mata, berharap dia tiba-tiba berubah pikiran dan mengabaikanku. Namun, harapanku pupus saat dia membuka pintu lemari dengan keras.

Dalam sekejap, rasanya udara di ruangan itu membeku. Tatapan kami bertemu, dan aku bisa melihat keterkejutan di wajah pria itu. Di belakangnya, dua pria lain dan Karina juga menatapku dengan mata terbelalak.

Punggungku bersandar di dinding lemari, otot-ototku tegang, dan aku merasa tak tahu harus berbuat apa. Dengan gugup, aku menatap pria di depanku. "Itu ... itu ...."

Aku mencoba mengatakan sesuatu, tapi tidak ada satu kata pun yang keluar. Aku hanya bisa menggunakan pakaian di dalam lemari untuk menutupi tubuhku.

Suasana menjadi sangat hening, sampai akhirnya dia yang memecah keheningan. "Kamu istri Wandy?" tanyanya dengan nada datar. Aku mengangguk pelan.

Dua pria lainnya sudah mulai pulih dari keterkejutan mereka. Dengan senyum sinis, mereka mulai berjalan mendekatiku. "Jadi, tadi ...."

Menyadari situasiku yang genting, aku buru-buru menjelaskan, "Aku nggak melihat apa-apa, sungguh."

Aku memeluk pakaian itu erat-erat dan bersiap untuk lari, tetapi langkahku terhenti oleh tangan yang mengadangku.

Aku panik dan berusaha menjelaskan lebih lanjut. "Aku cuma dengar kalian libur, jadi aku datang untuk memberi kejutan pada suamiku. Aku benar-benar nggak tahu apa-apa dan aku nggak melihat atau mendengar apa pun."

Meskipun sebelumnya pikiranku sempat dipenuhi dengan bayangan-bayangan liar, itu semua hanya fantasi.

Aku memang memiliki dorongan kuat dalam hal seksual, tetapi itu hanya untuk suamiku. Aku bisa memintanya berkali-kali, tetapi aku tidak akan pernah menyerahkan diriku kepada orang asing, apalagi tiga sekaligus.

Saat aku mencoba melewati mereka untuk pergi, Karina tiba-tiba menarik tanganku dari atas dengan nada memohon. "Nak, kumohon, selamatkan aku. Bawa aku pergi bersamamu."

Aku ingin membantunya, tapi aku tahu itu hampir mustahil. Pria-pria itu pasti tidak akan membiarkan kami pergi begitu saja. Aku berencana keluar terlebih dahulu, lalu mencari bantuan atau melapor ke polisi.

Dengan berat hati, aku berkata, "Maaf, Bi, aku nggak bisa. Tolong jangan persulit aku. Aku benar-benar nggak tahu apa-apa."

Setelah berkata demikian, aku melepaskan tangannya dan berjalan menuju pintu. Namun, saat satu kakiku baru saja melangkah keluar, sebuah tangan kasar menarikku kembali ke dalam.

"Sayang, puaskan kami saja dulu." Mereka tidak berencana hendak membiarkanku pergi begitu saja. Tangannya yang kasar mulai menggerayangi tubuhku dengan kasar.

Dengan terkejut, aku memberikan peringatan, "Jangan sentuh aku!"

Namun, mereka malah semakin menjadi-jadi setelah melihat reaksiku. Aku mulai ketakutan dan menangis sambil memohon, "Jangan, kumohon!"

"Jangan pura-pura. Lihat saja sebasah apa bagian bawahmu itu. Dasar genit."

Penghinaan seperti ini malah membuat hatiku bergejolak. Aku menggigit bibir bawahku karena tidak ingin mengakui bahwa aku adalah wanita sehina itu. Namun, reaksi biologisku justru mengingatkanku bahwa aku membutuhkan belaian pria saat ini juga.

"Nggak, jangan ...." Perlawananku ini sama sekali tidak bisa menang dari tenaga ketiga pria yang kuat itu. Aku ditekan ke dinding dan dilecehkan habis-habisan oleh ketiga pria itu.

Kenikmatan yang berkali-kali itu membuatku tidak bisa menahan desahanku.

Salah satu dari mereka mengejekku, "Dasar pelacur, kamu memang dilahirkan untuk dilecehkan pria. Lihat bagian bawahmu ini ... basah sekali."

Reaksi biologisku ini membuatku sangat malu. Dengan wajah tersipu, aku berusaha menjepit kakiku untuk menghalangi mereka memasukkannya ke dalam tubuhku. Namun tak disangka, hal ini malah membuat tangan mereka semakin erat bersentuhan dengan kulitku.

"Hahaha, pelacur ini sudah nggak sabaran. Jangan buru-buru, aku akan memuaskanmu!"

"Bukan, aku nggak ...," sergahku dengan tak berdaya.

Mereka masing-masing memegang salah satu kakiku, membuat tubuhku tergantung di udara. Karena tiba-tiba kehilangan keseimbangan, aku terpaksa memeluk leher salah satu dari mereka untuk menahan diri.

Saat itu, keinginan dalam diriku memuncak. Gelombang kuat dari hasrat untuk merasakan tekanan dan penaklukan pria itu menghantamku tanpa ampun. Namun, di sisi lain, moral dalam hatiku menolak keras untuk melakukan pengkhianatan terhadap suamiku.

Aku terperangkap dalam konflik batin yang menyakitkan. Di satu sisi, berharap mereka segera mempermalukanku. Di sisi lain, aku menginginkan mereka melepaskanku begitu saja.

Kedua perasaan yang saling bertentangan ini membuatku nyaris kehilangan kendali atas diriku sendiri. Aku merasa hampir runtuh oleh tekanan yang begitu kuat.

Pada saat ini, Karina mengambil kesempatan saat mereka sedang menodaiku untuk melarikan diri. Namun, sebelum dia berhasil keluar, Karina telah ditarik kembali oleh salah seorang pria dan ditampar.

"Jalang, sebentar lagi giliranmu. Kamu nggak sabar lagi ya? Kalau gitu, biar kupuaskan dulu kamu!" Sambil berkata demikian, dia pun menekan tubuh Karina ke lantai.

Sementara itu, kedua pria lainnya juga menekan tubuhku, sama persis seperti pose Karina. Detik berikutnya, celanaku dan Karina dilepas dengan kasar. Aku memejamkan mataku dengan pasrah ....
Comments (1)
goodnovel comment avatar
LATIF GHANI
bagus joz handos
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kakak Iparku, Pengagum Rahasiaku   Bab 4

    Di saat aku mengira kesucianku akan ternoda, tiba-tiba pintu ruangan itu ditendang hingga terbuka. "Kalian lagi ngapain?"Ternyata, orang yang datang itu adalah seorang pria berjas yang tampak anggun. Ketiga pria itu langsung panik. "Pak Frans!""Pak Frans, mereka yang menggoda kami!"Dengan air mata yang berderai, aku berusaha menggeleng untuk menyangkalnya."Kalian semua dipecat, pergi sana! Kalau berani membantah, aku akan lapor polisi."Ketiga orang itu langsung melarikan diri terbirit-birit. Karina juga berlari keluar sambil menangis tersedu-sedu. Sementara itu, aku masih terpaku di tempat dengan tubuh yang gemetaran.Sampai ketika pria itu datang untuk memelukku, tangannya yang hangat itu menepuk punggungku perlahan. Aku tidak bisa lagi menahan emosiku dan menangis terisak-isak.Saat itu dia berkata dengan lembut, "Jangan nangis lagi, nanti matamu bisa bengkak."Suara penuh perhatian itu memberiku sedikit rasa aman, dan perlahan emosiku mulai mereda. Tak lama kemudian, dia menyod

  • Kakak Iparku, Pengagum Rahasiaku   Bab 5

    Untuk bisa mendekati Frans, aku mulai bekerja sebagai petugas kebersihan di tempat dia sering berolahraga.Seorang wanita biasanya menyukai pria karena rasa kagum—kekaguman pada kekayaan, status, dan kekuasaan mereka. Namun, pria cenderung menyukai wanita karena mereka merasa iba dan ingin melindungi.Meskipun aku cukup cantik, Frans adalah pria muda yang sukses, kaya, dan penuh karisma. Dia pasti sudah terbiasa dikelilingi wanita-wanita cantik. Aku harus menggunakan cara lain untuk menarik perhatiannya.Pertemuan pertama kami di gym terjadi saat aku sedang dipersulit oleh beberapa pengunjung pria.Aku sedang membersihkan lantai dengan teliti, tetapi beberapa pria sengaja masuk ke area yang baru saja kubersihkan untuk berlatih.Ketika tanpa sengaja tongkat pelku menyentuh salah satu dari mereka, mereka langsung mempersulitku.Ketika Frans muncul, aku sudah berada di posisi berlutut di lantai, dengan pakaian yang koyak hingga hanya menyisakan beberapa bagian yang masih menempel di tubuh

  • Kakak Iparku, Pengagum Rahasiaku   Bab 6

    Keesokan harinya, suamiku berkata bahwa aku belum pernah bertemu dengan orang tua kandungnya, jadi dia ingin mengajakku makan bersama mereka.Pagi-pagi, aku sudah berdandan rapi dan memilih pakaian yang terbaik. Suamiku memujiku dengan penuh semangat, "Kamu cantik sekali hari ini."Di meja makan, orang tua suamiku sangat ramah dan hangat kepadaku. Kami menikmati makan malam dengan penuh kebahagiaan, sampai suamiku tiba-tiba berkata, "Ada satu anggota keluarga lagi yang ingin aku perkenalkan padamu.""Ini kakakku. Dia sangat hebat, seorang bos besar, tapi dia agak galak."Ketika kakaknya masuk ke ruangan, aku terdiam kaku. Pria itu bukan orang lain, dia adalah Frans. Frans juga terlihat terkejut. Namun, suamiku, yang polos dan tidak menyadari apa pun, dengan ceria memperkenalkan kami satu sama lain.Mertuaku yang tampaknya menyadari ada sesuatu yang aneh, bertanya, "Kalian sudah saling kenal sebelumnya?"Frans menjawab dengan tenang, "Dia adalah karyawan di perusahaanku."Semua orang te

  • Kakak Iparku, Pengagum Rahasiaku   Bab 7

    Hari itu, mertuaku mengundang kami untuk makan bersama di rumahnya. Dalam keputusasaan dan amarah, aku mengirim pesan penuh emosi kepada pria yang mengancamku.[ Kamu manusia busuk, iblis! Kamu pikir aku lemah? Salah besar. Kalau aku mengakhiri semuanya sekarang, kamu nggak akan bisa mengancamku lagi! ][ Aku akan mati sekarang. Puas, 'kan? Puas melihatku hancur? Kalau aku mati, aku akan jadi arwah yang menghantuimu! ]Namun, hal aneh terjadi. Setiap kali aku mengirim pesan itu, aku mendengar ponsel Frans berbunyi di kamarnya.Aku mencoba mengirim pesan lain dan ponselnya berbunyi lagi. Pesan ketiga pun sama.Tubuhku mulai gemetar. Dengan hati yang berdegup kencang, aku perlahan berjalan ke kamarnya, dengan perasaan tidak nyaman yang semakin membesar. Ketika aku melihat layar ponselnya, aku terkejut luar biasa.Bagaimana mungkin? Pesan-pesan yang baru saja kukirim ke pria itu muncul di layar ponsel Frans. Kepalaku seperti dihantam benda keras. Pikiranku kosong, tubuhku kaku.Pria yang

  • Kakak Iparku, Pengagum Rahasiaku   Bab 8

    "Linda, aku mencintaimu dan kamu juga mencintaiku, bukan? Ayo kita pergi jauh dari sini, ke tempat di mana nggak ada seorang pun yang bisa menemukan kita. Wanita yang kubawa waktu itu bukan siapa-siapa. Dia cuma orang yang kubayar untuk berpura-pura," tambahnya.Aku memotong ucapannya. "Berhenti bicara omong kosong, Frans. Jangan mimpi! Aku nggak pernah mencintaimu.""Aku mencintai suamiku dan aku nggak akan pernah meninggalkannya!" Aku menatapnya tajam. "Kalau bukan karena menjaga perasaan Ibu dan suamiku, aku sudah menyeretmu ke penjara sekarang."Belum selesai aku bicara, dia tiba-tiba mengangkat tubuhku dan melemparkanku ke tempat tidur. Dia menindihku dan menatapku dengan tatapan gila."Kamu bohong," katanya dingin. "Kamu jelas-jelas punya perasaan padaku. Kamu mencintaiku. Kamu milikku. Aku nggak akan membiarkan siapa pun merebutmu dariku!"Dia menunduk dan mulai mencium leherku. Aku meronta-ronta sekuat tenaga, tetapi tidak ada gunanya. Saat itulah suara langkah kaki terdengar d

  • Kakak Iparku, Pengagum Rahasiaku   Bab 1

    Namaku Linda. Aku sudah menikah. Hari ini adalah ulang tahun suamiku, Wandy. Demi memberinya kejutan, aku datang lebih awal ke asrama proyek konstruksinya.Setelah menata makanan di piring, aku berencana mengganti pakaian dengan gaun hitam renda tembus pandang yang sudah kupersiapkan. Gaun ini disebut-sebut sebagai "gaun tempur penakluk pria". Bagi diriku yang biasanya konservatif, ini adalah pertama kalinya aku membeli pakaian seperti itu.Membayangkan bagaimana reaksi Wandy nanti, aku merasa sangat senang. Namun, saat aku baru saja melepas pakaian dan belum sempat mengenakan gaun itu, aku mendengar suara beberapa pria asing berbicara di lorong.Lho, bukannya Wandy bilang selama libur Hari Buruh, proyek ini sedang libur? Kenapa ada orang?Belum sempat aku memahami situasinya, mereka sudah mencoba membuka pintu dengan kunci. Dalam kepanikan, aku hanya bisa bersembunyi di dalam lemari. Baru saja aku masuk, pintu sudah terbuka. Kemudian, aku mendengar suara kegembiraan."Wow, putih bange

  • Kakak Iparku, Pengagum Rahasiaku   Bab 2

    Saat pandanganku mulai kabur, aku mendengar suara marah yang menggema. "Sialan, nggak tahan lagi, gimana kalau kita cari wanita saja?"Saat itu, suara pria lain terdengar menjawab, "Hehe, nggak perlu. Kamu lupa ada Bi Karina yang masak untuk kita .....""Benar juga, ada Bi Karina. Wanita itu kelihatan montok, pasti luar biasa sekali!"Setelah berkata demikian, salah satu pria berlari keluar dengan penuh semangat.Bibi Karina?Mendengar nama itu, tiba-tiba aku teringat pada seorang wanita paruh baya yang masih memikat. Dia adalah juru masak di proyek konstruksi suamiku dan tinggal di rumah sebelah.Karina adalah seorang ibu tunggal, anaknya sedang duduk di bangku SMA. Meskipun usianya tidak semuda aku, dia masih memiliki daya tarik tersendiri. Mereka memanggil Karina ke sini sekarang, mungkinkah mereka berniat untuk ....Memikirkan hal itu, jantungku berdegup kencang.Benar saja, beberapa menit kemudian, seorang pria datang membawa Karina masuk ke dalam."Kenapa kalian dua nyari aku?" B

Latest chapter

  • Kakak Iparku, Pengagum Rahasiaku   Bab 8

    "Linda, aku mencintaimu dan kamu juga mencintaiku, bukan? Ayo kita pergi jauh dari sini, ke tempat di mana nggak ada seorang pun yang bisa menemukan kita. Wanita yang kubawa waktu itu bukan siapa-siapa. Dia cuma orang yang kubayar untuk berpura-pura," tambahnya.Aku memotong ucapannya. "Berhenti bicara omong kosong, Frans. Jangan mimpi! Aku nggak pernah mencintaimu.""Aku mencintai suamiku dan aku nggak akan pernah meninggalkannya!" Aku menatapnya tajam. "Kalau bukan karena menjaga perasaan Ibu dan suamiku, aku sudah menyeretmu ke penjara sekarang."Belum selesai aku bicara, dia tiba-tiba mengangkat tubuhku dan melemparkanku ke tempat tidur. Dia menindihku dan menatapku dengan tatapan gila."Kamu bohong," katanya dingin. "Kamu jelas-jelas punya perasaan padaku. Kamu mencintaiku. Kamu milikku. Aku nggak akan membiarkan siapa pun merebutmu dariku!"Dia menunduk dan mulai mencium leherku. Aku meronta-ronta sekuat tenaga, tetapi tidak ada gunanya. Saat itulah suara langkah kaki terdengar d

  • Kakak Iparku, Pengagum Rahasiaku   Bab 7

    Hari itu, mertuaku mengundang kami untuk makan bersama di rumahnya. Dalam keputusasaan dan amarah, aku mengirim pesan penuh emosi kepada pria yang mengancamku.[ Kamu manusia busuk, iblis! Kamu pikir aku lemah? Salah besar. Kalau aku mengakhiri semuanya sekarang, kamu nggak akan bisa mengancamku lagi! ][ Aku akan mati sekarang. Puas, 'kan? Puas melihatku hancur? Kalau aku mati, aku akan jadi arwah yang menghantuimu! ]Namun, hal aneh terjadi. Setiap kali aku mengirim pesan itu, aku mendengar ponsel Frans berbunyi di kamarnya.Aku mencoba mengirim pesan lain dan ponselnya berbunyi lagi. Pesan ketiga pun sama.Tubuhku mulai gemetar. Dengan hati yang berdegup kencang, aku perlahan berjalan ke kamarnya, dengan perasaan tidak nyaman yang semakin membesar. Ketika aku melihat layar ponselnya, aku terkejut luar biasa.Bagaimana mungkin? Pesan-pesan yang baru saja kukirim ke pria itu muncul di layar ponsel Frans. Kepalaku seperti dihantam benda keras. Pikiranku kosong, tubuhku kaku.Pria yang

  • Kakak Iparku, Pengagum Rahasiaku   Bab 6

    Keesokan harinya, suamiku berkata bahwa aku belum pernah bertemu dengan orang tua kandungnya, jadi dia ingin mengajakku makan bersama mereka.Pagi-pagi, aku sudah berdandan rapi dan memilih pakaian yang terbaik. Suamiku memujiku dengan penuh semangat, "Kamu cantik sekali hari ini."Di meja makan, orang tua suamiku sangat ramah dan hangat kepadaku. Kami menikmati makan malam dengan penuh kebahagiaan, sampai suamiku tiba-tiba berkata, "Ada satu anggota keluarga lagi yang ingin aku perkenalkan padamu.""Ini kakakku. Dia sangat hebat, seorang bos besar, tapi dia agak galak."Ketika kakaknya masuk ke ruangan, aku terdiam kaku. Pria itu bukan orang lain, dia adalah Frans. Frans juga terlihat terkejut. Namun, suamiku, yang polos dan tidak menyadari apa pun, dengan ceria memperkenalkan kami satu sama lain.Mertuaku yang tampaknya menyadari ada sesuatu yang aneh, bertanya, "Kalian sudah saling kenal sebelumnya?"Frans menjawab dengan tenang, "Dia adalah karyawan di perusahaanku."Semua orang te

  • Kakak Iparku, Pengagum Rahasiaku   Bab 5

    Untuk bisa mendekati Frans, aku mulai bekerja sebagai petugas kebersihan di tempat dia sering berolahraga.Seorang wanita biasanya menyukai pria karena rasa kagum—kekaguman pada kekayaan, status, dan kekuasaan mereka. Namun, pria cenderung menyukai wanita karena mereka merasa iba dan ingin melindungi.Meskipun aku cukup cantik, Frans adalah pria muda yang sukses, kaya, dan penuh karisma. Dia pasti sudah terbiasa dikelilingi wanita-wanita cantik. Aku harus menggunakan cara lain untuk menarik perhatiannya.Pertemuan pertama kami di gym terjadi saat aku sedang dipersulit oleh beberapa pengunjung pria.Aku sedang membersihkan lantai dengan teliti, tetapi beberapa pria sengaja masuk ke area yang baru saja kubersihkan untuk berlatih.Ketika tanpa sengaja tongkat pelku menyentuh salah satu dari mereka, mereka langsung mempersulitku.Ketika Frans muncul, aku sudah berada di posisi berlutut di lantai, dengan pakaian yang koyak hingga hanya menyisakan beberapa bagian yang masih menempel di tubuh

  • Kakak Iparku, Pengagum Rahasiaku   Bab 4

    Di saat aku mengira kesucianku akan ternoda, tiba-tiba pintu ruangan itu ditendang hingga terbuka. "Kalian lagi ngapain?"Ternyata, orang yang datang itu adalah seorang pria berjas yang tampak anggun. Ketiga pria itu langsung panik. "Pak Frans!""Pak Frans, mereka yang menggoda kami!"Dengan air mata yang berderai, aku berusaha menggeleng untuk menyangkalnya."Kalian semua dipecat, pergi sana! Kalau berani membantah, aku akan lapor polisi."Ketiga orang itu langsung melarikan diri terbirit-birit. Karina juga berlari keluar sambil menangis tersedu-sedu. Sementara itu, aku masih terpaku di tempat dengan tubuh yang gemetaran.Sampai ketika pria itu datang untuk memelukku, tangannya yang hangat itu menepuk punggungku perlahan. Aku tidak bisa lagi menahan emosiku dan menangis terisak-isak.Saat itu dia berkata dengan lembut, "Jangan nangis lagi, nanti matamu bisa bengkak."Suara penuh perhatian itu memberiku sedikit rasa aman, dan perlahan emosiku mulai mereda. Tak lama kemudian, dia menyod

  • Kakak Iparku, Pengagum Rahasiaku   Bab 3

    Langkah kaki pria itu semakin mendekat, membuat napasku kian memburu. Jantungku seperti akan meloncat keluar dari dalam tubuhku. Aku menutup mata, berharap dia tiba-tiba berubah pikiran dan mengabaikanku. Namun, harapanku pupus saat dia membuka pintu lemari dengan keras.Dalam sekejap, rasanya udara di ruangan itu membeku. Tatapan kami bertemu, dan aku bisa melihat keterkejutan di wajah pria itu. Di belakangnya, dua pria lain dan Karina juga menatapku dengan mata terbelalak.Punggungku bersandar di dinding lemari, otot-ototku tegang, dan aku merasa tak tahu harus berbuat apa. Dengan gugup, aku menatap pria di depanku. "Itu ... itu ...."Aku mencoba mengatakan sesuatu, tapi tidak ada satu kata pun yang keluar. Aku hanya bisa menggunakan pakaian di dalam lemari untuk menutupi tubuhku.Suasana menjadi sangat hening, sampai akhirnya dia yang memecah keheningan. "Kamu istri Wandy?" tanyanya dengan nada datar. Aku mengangguk pelan.Dua pria lainnya sudah mulai pulih dari keterkejutan mereka.

  • Kakak Iparku, Pengagum Rahasiaku   Bab 2

    Saat pandanganku mulai kabur, aku mendengar suara marah yang menggema. "Sialan, nggak tahan lagi, gimana kalau kita cari wanita saja?"Saat itu, suara pria lain terdengar menjawab, "Hehe, nggak perlu. Kamu lupa ada Bi Karina yang masak untuk kita .....""Benar juga, ada Bi Karina. Wanita itu kelihatan montok, pasti luar biasa sekali!"Setelah berkata demikian, salah satu pria berlari keluar dengan penuh semangat.Bibi Karina?Mendengar nama itu, tiba-tiba aku teringat pada seorang wanita paruh baya yang masih memikat. Dia adalah juru masak di proyek konstruksi suamiku dan tinggal di rumah sebelah.Karina adalah seorang ibu tunggal, anaknya sedang duduk di bangku SMA. Meskipun usianya tidak semuda aku, dia masih memiliki daya tarik tersendiri. Mereka memanggil Karina ke sini sekarang, mungkinkah mereka berniat untuk ....Memikirkan hal itu, jantungku berdegup kencang.Benar saja, beberapa menit kemudian, seorang pria datang membawa Karina masuk ke dalam."Kenapa kalian dua nyari aku?" B

  • Kakak Iparku, Pengagum Rahasiaku   Bab 1

    Namaku Linda. Aku sudah menikah. Hari ini adalah ulang tahun suamiku, Wandy. Demi memberinya kejutan, aku datang lebih awal ke asrama proyek konstruksinya.Setelah menata makanan di piring, aku berencana mengganti pakaian dengan gaun hitam renda tembus pandang yang sudah kupersiapkan. Gaun ini disebut-sebut sebagai "gaun tempur penakluk pria". Bagi diriku yang biasanya konservatif, ini adalah pertama kalinya aku membeli pakaian seperti itu.Membayangkan bagaimana reaksi Wandy nanti, aku merasa sangat senang. Namun, saat aku baru saja melepas pakaian dan belum sempat mengenakan gaun itu, aku mendengar suara beberapa pria asing berbicara di lorong.Lho, bukannya Wandy bilang selama libur Hari Buruh, proyek ini sedang libur? Kenapa ada orang?Belum sempat aku memahami situasinya, mereka sudah mencoba membuka pintu dengan kunci. Dalam kepanikan, aku hanya bisa bersembunyi di dalam lemari. Baru saja aku masuk, pintu sudah terbuka. Kemudian, aku mendengar suara kegembiraan."Wow, putih bange

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status