Bab 8

Leo meraih tangan Hannah sambil berkata, "Kak Hannah, otakku nggak rusak. Stevan pasti akan berlutut sambil memohon padaku!"

Meskipun Teknik Mengunci Energi hanyalah sebuah trik kecil di Prinsip Surgawi, trik ini sangat susah untuk dicerna di dunia nyata.

Selain Leo, tidak ada yang bisa membuka Teknik Mengunci Energi.

Saat Stevan menyadari hal ini, dia pasti akan berlutut sambil memohon pada Leo untuk membantunya.

Hannah hanya menatap Leo dengan bengong, dia bahkan lupa menarik kembali tangannya.

Tangan Hannah sangat dingin dan sangat lembut, dengan sentuhan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Dengan perasaan yang agak ambigu, Leo menyeka air mata Hannah sambil berkata, "Kak, riasanmu luntur!"

Hannah membiarkan Leo menyeka air matanya, tetapi dia malah menepis tangan Leo, mengambil tasnya dan pergi ke kamar mandi. Dia jelas-jelas pergi memperbaiki riasannya.

Pada saat ini, terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa, lalu Winnie pun muncul di depan pintu ruangan.

Melihat Leo di dalam ruangan, Winnie berseru dengan ekspresi cemas, "Kakekku sakit parah, cepat pergi lihat!"

Leo ingin sekali menolak.

Namun, saat dia mengingat aura pria tua itu, dia malah menganggukkan kepalanya.

Keluarga Howard sangat kuat. Meskipun Leo sudah memahami Prinsip Surgawi, fondasinya terlalu dangkal, dia juga tidak punya relasi!

Jika pria tua itu bisa membantunya, peluangnya untuk menang akan meningkat pesat!

Saat Leo meninggalkan ruangan, dia berseru ke arah kamar mandi, "Kak Hannah, aku keluar sebentar ya, aku akan segera kembali!"

Ketika Leo memasuki ruangan dengan Winnie, dia bisa merasakan suasana yang sangat mencekam.

Jonathan duduk di kursi dengan ekspresi muram. Sedangkan wajah Thomas sudah pucat pasi, nyawanya sudah dalam bahaya.

Anggota Keluarga Jardin lainnya sangat cemas.

Mereka sudah memanggil ambulans, tetapi jam malam sangat sibuk, jadi ambulans memerlukan waktu setidaknya belasan menit untuk tiba di tempat ini.

Jika dilihat dari kondisi Thomas, dia sepertinya tidak akan bisa bertahan hingga saat itu.

Mata Winnie kembali memerah. Dia berlari menghampiri kakeknya dengan serbasalah sambil bertanya, "Kakek ... ada apa ... dengan Kakek?"

Dalam waktu sekitar dua menit Winnie pergi menjemput Leo, Thomas sudah di ambang kematian!

Apakah Leo benar-benar bisa menyelamatkan Thomas?

Leo malah menarik Winnie sambil berseru, "Jangan sentuh dia!"

Winnie baru tersadar, dia berkata, "Pe ... kamu harus menyelamatkan kakekku ... kumohon!"

Leo mengangguk dengan serius dan berjalan menghampiri Thomas dengan santai.

Simon malah menghalangi jalan Leo sambil bertanya, "Kamu mau ngapain?"

Leo mengernyit dan berkata, "Menyelamatkan orang?"

Simon menatap Leo dengan tatapan absurd sambil berkata, "Kamu?"

Jika bukan karena situasi yang serius ini, Simon pasti sudah tertawa terbahak-bahak.

Direktur Rumah Sakit Doha saja tidak bisa menyelamatkan Thomas, apalagi seorang bocah ingusan seperti Leo!

Dengan ekspresi masam, Hugo melambaikan tangannya sambil berseru, "Usir orang gila ini!"

Jonathan juga berseru dengan penuh amarah, "Dasar bocah nggak tahu diri! Mana mungkin kamu bisa menyelamatkan orang yang sudah hampir meninggal?!"

Saat semua orang terus menyindir Leo, Winnie tiba-tiba berkata, "Aku ... aku percaya padanya!"

Sebenarnya, Winnie juga tidak memercayai Leo.

Namun, Winnie tahu, jika Jonathan tidak bisa mengobati kakeknya, kakeknya kemungkinan besar tidak akan bisa bertahan hingga saat ambulans datang.

Dalam keputusasaan ini, Winnie tetap ingin mencoba dan berharap!

Dia berpikir, 'Kalau penipu ini benar-benar punya cara, nyawa Kakek bisa terselamatkan!'

Tatapan semua orang pun tertuju ke arah Winnie.

Hugo mengentakkan kakinya dengan kuat sambil berseru, "Winnie, kamu mau membunuh kakekmu, ya?!"

Tatapan Winnie berkilau sejenak, lalu dia berseru kembali, "Aku percaya padanya!"

Dengan suara yang lebih keras lagi, Hugo berteriak, "Kalau kakekmu meninggal, aku nggak akan memaafkanmu!"

Sebelum Winnie bisa mengucapkan apa pun, Hugo memberi isyarat pada Simon.

Simon pun membuka jalan, membiarkan Leo berjalan cepat menghampiri Thomas yang sudah tidak sadarkan diri.

Melihat wajah Thomas yang sudah sangat gelap, ekspresi Leo sontak berubah. Dia langsung menunjuk ke titik di antara alis Thomas.

Sambil mengalirkan energi alami yang lemah ke tubuhnya Thomas, wajah Leo memucat.

Namun, Leo tidak berani lengah, dia terus mengamati Thomas dengan gugup.

Melihat Leo begitu serius, Simon akhirnya tidak bisa menahan diri dari tertawa dengan sinis dan berkata, "Kamu kira hanya dengan menyentuh kening Tuan Thomas, kamu bisa mengobati penyakitnya?"

Salah seorang anggota Keluarga Jardin juga membuang napas dan berkata, "Winnie benar-benar cari masalah saja!"

Hugo memelototi Winnie dengan tatapan tajam dan berkata, "Winnie, tingkahmu membuat kakekmu melewatkan kesempatan terbaiknya untuk mendapatkan pengobatan!"

"Kamu adalah pendosa di Keluarga Jardin!"

Wajah Winnie memucat, dia mulai merasa putus asa.

Dia tidak pernah mendengar berita bahwa satu jari tangan bisa menyelamatkan nyawa seseorang yang sudah sekarat.

Hal ini hanya bisa dilakukan oleh dewa!

Apakah dia sudah terlalu memercayai penipu itu?

Sedangkan Jonathan tertawa sinis, kilatan yang mencekam juga melintas melalui kedalaman tatapannya.

Tadi, orang yang mengobati Thomas adalah Jonathan. Jika Thomas meninggal, Jonathan bukan hanya harus menanggung amarah Keluarga Jardin, tetapi nama baiknya juga akan hancur!

Namun, setelah pria bodoh yang tidak tahu diri itu beraksi, Jonathan pun bisa melemparkan semua tanggung jawab pada si bodoh itu!

Jonathan pun merasa bahwa dia sudah aman!

Pada saat ini, terjadi sesuatu yang sangat aneh.

Perut Thomas tiba-tiba menggembung sangat besar, hingga bisa dilihat meskipun tertutup pakaian.

Kemudian, gelembung itu bergerak dengan cepat.

Sesuatu yang terlihat seperti sebuah garis muncul di belakang gelembung itu dan ikut bergerak.

Semua orang menggosok mata mereka, seakan-akan mereka tidak memercayai apa yang mereka lihat.

Setelah memastikan bahwa mata mereka baik-baik saja, banyak orang merinding.

Apa-apaan ini?

Leo menatap gelembung itu dengan penuh perhatian.

Dengan desakan garis panjang itu, gelembung itu naik ke atas perut Thomas. Ekspresi Leo pun menjadi serius.

"Wuek!"

Pada saat ini, Thomas yang masih tidak sadarkan diri membuka mulutnya dan memuntahkan seteguk muntahan berwarna hitam.

"Wing ...."

Terdengar suara kepakan sayap, lalu seekor serangga sebesar kuku terbang keluar dari muntahan hitam itu.

"Ahh!"

Adegan aneh ini melampaui pemahaman semua orang. Ada beberapa orang yang tampak ketakutan, wajah beberapa wanita cantik pun memucat.

Sedangkan Leo sudah siap sedia. Dia membuka kedua matanya dan menangkap serangga terbang itu.

Saat serangga itu jatuh ke telapak tangan Leo, dia mengerahkan kekuatan ke tangannya.

Serangga itu langsung hancur!

Leo baru membuang napas dengan lega dan berkata, "Sudah, Tuan sudah baik-baik saja!"

Seakan-akan membenarkan ucapan Leo, Thomas membuka matanya secara perlahan dan bangkit duduk. Dia membuang napas panjang dan berkata, "Rasanya nyaman!"

Semua orang langsung pergi mengerumuni Thomas sambil menanyakan keadaan Thomas dengan penuh perhatian.

Mendengar ucapan orang-orang ini, Leo hanya bisa tersenyum getir.

Keluarga Jardin memang berstatus tinggi, tetapi posisi mereka berada di bawah Keluarga Howard.

Bahkan jika Leo menyelamatkan Thomas, Thomas juga tidak akan membantunya menghadapi Stevan dengan risiko kehancuran Keluarga Jardin.

Untuk menghentikan Stevan, Leo tetap harus mengandalkan kekuatannya sendiri.