Share

Perkara Mangga Muda

last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-23 09:00:46
Ansel meringis melihat Aruna makan mangga muda. Apalagi istrinya itu makan tanpa sambal, hanya mangga muda saja.

“Run, apa gigimu tidak ngilu?” tanya Ansel merinding sendiri.

Aruna menoleh Ansel dengan mulut penuh. Dia masih mengunyah mangga muda lantas menelan perlahan.

“Tidak, ini enak,” jawab Aruna lantas kembali memasukkan potongan mangga ke mulut.

Ansel benar-benar ngilu melihat Aruna makan, tapi demi sang istri tak merengek membuatnya membiarkan saja.

“Tadi janji ga makan banyak, kan?” Ansel mengingatkan agar Aruna tak makan terlalu banyak.

Aruna menoleh Ansel lagi masih sambil mengunyah.

“Ini baru makan berapa potong, mana kenyang,” keluh Aruna dengan bola mata berkaca-kaca.

Ansel kehabisan kata-kata kalau melihat tatapan Aruna seperti itu. Dia pun membiarkan saja yang terpenting Aruna tak merajuk.

Satu piring mangga habis. Aruna merasa kenyang hingga mengusap perut yang terasa penuh.

“Ans, aku sudah selesai makan,” ucap Aruna.

Aruna terkejut saat menoleh Ansel yang t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (12)
goodnovel comment avatar
wardah
ans bisa aja ya kepikiran ide seperti itu
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Walopun aneh Aruna makan mangga dengan roti yg penting ada isi perutnya
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Coba aja makan mangga nya dengan nasi ,kalo di Kalimantan biasa makan mangga dengan nasi pasti enak dan ga bikin enek
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Kalian Pacaran?

    “Bu, apa tidak asam?” Siska meringis melihat Aruna sedang makan mangga muda ketika dia masuk ruangan untuk memberikan berkas. Aruna mengunyah lantas menelan mangga muda itu sebelum membalas ucapan Siska. “Tidak,” ucap Aruna lantas meminta berkas yang dibawa Siska. Aruna pun mengecek berkas itu, sedangkan Siska terlihat mengamati Aruna. “Bu, Anda sedikit pucat, apa sedang sakit?” tanya Siska. “Tidak,” jawab Aruna sambil fokus ke berkas. Siska mengamati Aruna yang sedang fokus melihat berkas-berkas, hingga dia bertanya, “Bu, Anda sedang hamil?” Aruna langsung mengangkat pandangan ke arah Siska. “Iya,” jawab Aruna sambil memulas senyum. Siska terkejut mendengar jawaban Aruna, tapi tentunya dia pun ikut senang. “Selamat ya, Bu. Pantas makan mangga muda, ternyata lagi ngidam,” ucap Siska. Aruna hanya memulas senyum mendengar ucapan Siska. Dia senang orang-orang ikut bahagia karena kehamilannya. ** Saat jam makan siang. Ansel datang ke perusahaan Aruna untuk mengajak makan sian

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Yakin Tidak Pacaran?

    “Kenapa ekspresi wajah kalian seperti itu?” tanya Aruna curiga karena Hanzel dan Jill terkejut berlebihan. “Tidak, kami tidak pacaran,” jawab Jill mengelak. “Sudah kubilang, kami sering bersama karena memang ada keperluan bisnis saja,” timpal Hanzel. Aruna masih tak percaya, hingga dahinya berkerut halus sambil mengamati Hanzel dan Jill. Mereka pun makan siang bersama. Ansel dan Jill malah membahas proyek-proyek yang sedang digarap perusahaan. “Aku ke kamar kecil sebentar,” kata Jill sambil berdiri. “Aku juga mau ke kamar kecil.” Aruna ikut berdiri karena sejak hamil dia memang sering buang air kecil. Aruna dan Jill pun pergi ke kamar kecil, sedangkan Ansel dan Hanzel masih duduk di meja. “Kupikir dulu Runa akan benar-benar bersama Bumi, siapa sangka dia malah bucin kepadamu,” ujar Hanzel lantas memasukkan potongan daging ke mulut. “Sepertinya Runa tahu siapa yang layak untuknya, kan.” Ansel membalas dengan jemawa. “Tidak juga,” balas Hanzel. Ansel langsung menatap Hanzel sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-23
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Menginap di Rumah Mertua

    “Kita belum memberitahu Mama dan Papa soal kehamilanmu, bagaimana kalau malam ini kita ke sana memberitahu, sekalian menginap apalagi besok weekend?” “Boleh, lagi pula sudah lama tidak menginap di sana. Emi pasti senang kalau diajak menginap di rumah Mama,” balas Aruna sambil menoleh Ansel yang sedang mnyetir. Ansel menganggukkan kepala. Mereka pun pulang terlebih dahulu untuk bersiap sekalian menjemput Emily. “Kalian mau menginap di sana?” tanya Bintang saat Aruna menyampaikan maksud berkunjung ke rumah Ayana. “Iya, Mom. Sudah lama tidak ke sana, sekalian memberitahu soal kehamilanku,” ujar Aruna menjelaskan. “Ya sudah,” balas Bintang tak mungkin melarang. “Mau bawa mangga muda? Biar mommy kupasin jadi nanti tinggal makan di sana,” ujar Bintang kemudian. “Boleh, Mom. Buat jaga-jaga di sana ga ada,” balas Aruna senang karena Bintang sangat perhatian kepadanya. “Yei! Ke rumah Oma!” teriak Emily yang baru saja mendengar kalau akan diajak menginap di rumah Ayana. Bintang memanda

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Banyak Bahagia

    “Mama sangat senang mengetahui kamu hamil. Kalau kamu butuh sesuatu atau menginginkan sesuatu, bilang saja ke Mama,” ucap Ayana saat duduk berdua dengan Aruna. Ansel menemani Deon masak untuk Aruna, sehingga Aruna hanya berdua dengan Ayana karena Emily sibuk bermain di kamarnya. “Doakan aku sehat sampai melahirkan saja, Ma. Itu yang terpenting buatku sekarang,” balas Aruna. “Kamu bilang sejak hamil agak susah makan, apa separah itu kondisinya?” tanya Ayana penasaran karena dulu dia hanya mual tapi masih bisa makan. “Entah, Ma. Kata dokter itu biasa, apalagi setiap wanita hamil pasti memiliki kondisi berbeda. Dokter juga bilang kemungkinan aku bisa makan normal seperti dulu setelah masuk trimester kedua, jadi aku harus kuat di trimester pertama ini,” ujar Aruna menjelaskan. Ayana cemas kalau sampai Aruna tak bisa makan dan mendapat asupan makanan yang cukup. “Memang wajar, tapi sekiranya benar-benar tak sanggup dengan kondisimu, kamu harus segera memeriksanya ke dokter,” ujar Aya

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Menantu Kesayangan

    “Kamu sedang apa?” Aruna sangat terkejut saat mendengar suara mertuanya. Dia menoleh hingga melihat Deon yang berjalan ke arahnya. Aruna tersenyum canggung dan salah tingkah, bahkan sampai menggaruk kepala tidak gatal. “Lapar?” tanya Deon tersenyum melihat tingkah Aruna. Aruna melebarkan senyum sambil menganggukkan kepala menjawab pertanyaan Deon. “Aku ingin membangunkan Ans, tapi sepertinya dia kelelahan dan tidur sangat nyenyak, jadi aku memilih nyari sendiri di dapur, tapi sepertinya di dapur tidak ada apa-apa,” jawab Aruna panjang lebar. Deon memulas senyum mendengar jawaban Aruna. Dia pun membuka lemari pendingin yang memang hanya ada bahan makanan dan buah. “Kamu mau makan apa, biar papa buatkan?” tanya Deon penuh perhatian. Aruna terkejut mendengar pertanyaan mertuanya itu. “Tidak usah, Pa. Aku makan buah saja, Papa pasti capek, apalagi baru pulang dari luar kota, bahkan tadi malah aku minta buat masakin,” jawab Aruna menolak tawaran karena tak mau merepotkan Deon. Deon

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Mendadak Pusing

    “Siang ini aku ingin melihat persiapan di toko pusat untuk launching majalah tahunan. Kalau kamu agak repot, aku akan pergi dengan Siska,” ujar Aruna sambil merapikan dasi Ansel. “Aku belum melihat jadwal hari ini. Nanti aku kabari andai bisa atau tidak mengantarmu,” balas Ansel. Aruna menatap suaminya dengan seulas senyum. Dia mengangguk-anggukan kepala lantas mengangsurkan jemari di permukaan dasi Ansel. Ansel mencium kening Aruna seperti biasanya setelah istrinya itu memberi perhatian, lantas keduanya pun keluar kamar untuk sarapan bersama sebelum ke kantor. Ansel dan Aruna mengantar Emily ke sekolah lebih dulu. Mereka kini sudah sampai di sekolah Emily. “Nanti siang yang jemput Oma Ayana, ya.” Aruna mengingatkan Emily karena tak bisa menjemput Emily. “Iya, Mami jangan cemas. Aku akan menunggu sampai Oma datang,” ucap Emily sambil menenteng tasnya. “Baiklah, belajar yang rajin, ya.” Aruna mencium kening Emily. “Mami

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Sangat Khawatir

    Ansel baru saja selesai menghadiri rapat kerjasama dengan salah satu kliennya. Dia langsung membuka ponsel untuk melihat apakah Aruna menghubunginya. [Kamu masih di toko?] Ansel mengirim pesan karena takut mengganggu Aruna jika langsung menelepon. Dia menunggu Aruna membaca pesannya, tapi istrinya itu sama sekali belum ada tanda-tanda membuka pesan darinya. “Apa dia sedang di jalan?” Ansel bertanya-tanya sendiri sambil melamun. “Pak.” Rio membuat Ansel terkejut. “Anda mau kembali ke ruangan sekarang?” tanya Rio yang sejak tadi menunggu Ansel beranjak dari kursi. Ansel hanya mengangguk mendengar pertanyaan Rio. Dia lantas berdiri kemudian berjalan keluar dari ruang rapat. Saat Ansel hampir sampai di lift, ponselnya berdering tapi bukan Aruna yang menghubunginya. Dia melihat nama Siska terpampang di layar. “Halo.” Ansel buru-buru menjawab panggilan Siska karena tahu jika wanita itu pergi bersama Aruna. “Halo, Pak.

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-24
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Diminta Resign

    “Tapi dokter tidak bilang ada yang serius, kan?” Bintang sangat khawatir saat Ansel mengantar pulang Aruna, kemudian mengatakan jika Aruna pingsan. “Dokter hanya bilang kalau Runa mengalami gejala anemia, Mom.” Bintang terlihat panik dan sedih. Dia duduk di samping Aruna sambil memegang telapak tangan putrinya itu. “Kamu sedang hamil muda, masih bekerja memegang beberapa tanggung jawab. Bagaimana kalau cuti saja, Run. Mommy takut terjadi sesuatu denganmu saat bekerja,” ujar Bintang cemas berlebihan karena takut sesuatu terjadi dengan Aruna. Aruna terkejut mendengar ucapan Bintang. Dia sampai menatap sekilas ke Ansel, lantas kembali menatap sang mommy. “Aku baik-baik saja, Mom. Tadi itu benar-benar hanya karena lelah juga cuaca di luar sangat panas. Mommy jangan berlebihan menanggapi masalah pingsanku tadi,” ucap Aruna tak mau berhenti dari pekerjaannya. “Bukan begitu, Runa. Kamu ini sedang hamil, sekarang ini kamu harus fokus ke kehamilan, bukan pekerjaan. Memangnya apa yang ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-25

Bab terbaru

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Akhir

    Aruna dan yang lain buru-buru pergi ke rumah sakit setelah mendapat kabar jika Winnie mau melahirkan, tapi siapa sangka saat masuk ruangan malah melihat Hanzel juga, membuat semua orang bingung.“Hanz, kenapa kamu di sini?” tanya Aruna bingung.“Milea melahirkan,” jawab Hanzel.“Lah, bukannya ini kamar Winnie?” tanya Aruna bingung.“Ya, mereka berdua di sini. tuh!” Hanzel menunjuk ke dalam.Ternyata Bumi dan Hanzel setuju jika istri mereka satu kamar agar bisa saling bantu menjaga.Aruna, Ansel, dan kedua orang tuanya terkejut mendengar ucapan Hanzel. Mereka buru-buru masuk untuk melihat apakah yang dikatakan Hanzel benar.“Kalian benar-benar janjian. Hamil dan melahirkan bisa barengan,” cerocos Aruna sangat tak menyangka.“Kebetulan saja, aku masuk duluan baru Winnie,” balas Milea.Semua orang yang ada di sana terlihat sangat bahagia, belum lagi setelah itu datang keluarga Hanzel dan Milea karena ingin menyambut cucu mereka.“Anak kalian seperti kembar.” Aruna dan yang lain memandang

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Milea & Winnie

    “Mama, tadi Emily bantu gambar ini, lho.” Kai memperlihatkan gambar yang dibawanya.“Mana coba lihat.” Milea mengambil buku gambar dari tangan Kai.Milea sudah ambil cuti melahirkan karena usia kandungannya memasuki sembilan bulan. Dia fokus dengan kesehatan kehamilan dan Kai yang sekarang sudah duduk di bangku sekolah dasar.“Yang mewarnai siapa?” tanya Milea sambil memperhatikan gambar itu.“Kai dong. Kai pintar ‘kan?” Kai menjawab dengan bangga.“Iya, pintar,” balas Milea.Kai sangat bangga dapat pujian dari sang mama, hingga melihat Milea yang meringis.“Mama kenapa?” tanya Kai sambil menggenggam telapak tangan Milea.“Tidak kenapa-napa,” ucap Milea sambil tersenyum meski perutnya mendadak kencang.“Mama yakin?” tanya Kai yang cemas.Belum juga Milea menjawab, dia merasa kalau perutnya semakin sakit seperti mengalami kontraksi, tentu saja hal itu membuat Kai cemas.“Bibi! Mama sakit!” teriak Kai karena di rumah itu hanya ada dirinya, kedua orang tuanya, dan pembantu.Milea dan Han

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Aku Terima

    “Pernyataanmu tadi, apa bisa aku anggap benar?”Jean tertegun hingga menoleh Raja yang duduk di belakang stir. Dia mengulum bibir menunjukkan kalau sedang dalam kondisi panik dan bingung.“Aku tidak tahu harus menyebutmu apa? Adik tidak mungkin, teman terlalu aneh.”Jean mencoba sedikit mengelak dari pengakuannya ke Milea.“Berarti memang bagus pacar. Jadi, apa bisa jadi pengakuan untuk seterusnya?” tanya Raja lantas menoleh Jean.Jean benar-benar salah tingkah mendengar pertanyaan Raja. Dia memberanikan diri menoleh ke pemuda itu.“Jangan berharap banyak kepadaku. Aku memiliki banyak kekurangan termasuk mungkin takkan bisa memberikan cinta yang sempurna untukmu,” ucap Jean takut Raja kecewa.“Kamu tahu, tidak ada yang namanya cinta sempurna. Yang ada, saling melengkapi kekurangan masing-masing. Asal kamu mengizinkan, aku akan menerima semua kekurangan itu.”Raja menatap Jean penuh harap. Dia menyadari jika Jean seperti tidak tertarik dengan sebuah hubungan percintaan, tapi dia pun ta

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Berkumpul Bersama

    “Apa kamu tidak merasa aneh jalan denganku?”Jean mengamati sekitar, banyak remaja memperhatikannya yang sedang jalan dengan Raja.“Kenapa aku harus merasa aneh?” tanya Raja balik dengan santai.“Karena kamu jalan dengan wanita yang layak jadi kakak, tante, mungkin mama.”Jean menjawab sambil menoleh Raja.Raja tertawa mendengar ucapan Jean, lantas membalas, “Untuk apa memikirkan pandangan orang yang tidak ada habisnya. Yang menjalani aku, kenapa mereka yang repot?”“Lagi pula sekarang kita hanya jalan, kalau kamu menerima perasaanku, aku malah akan menggandeng tanganmu lantas memberitahu mereka kalau kamu kekasihku, bukan kakakku, tanteku, atau mamaku,” ujar Raja lagi memberi clue ke Jean untuk merepon perasaan yang diungkapkan sebelumnya.Jean langsung berdeham mendengar ucapan Raja, bahkan mengulum bibir sambil memalingkan muka.Raja menoleh Jean yang memalingkan muka darinya, dia pun lantas kembali berkata, “Apa kamu yakin belum mau memutuskan? Tapi kalau belum juga tidak apa, aku

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Restu Tanpa Minta

    “Jean,” panggil Ive saat melihat putrinya sedang menuruni anak tangga.Jean yang sedang ingin ke dapur mengambil minum, akhirnya berbelok ke ruang keluarga untuk menghampiri sang mama dan papa.“Ada apa, Ma?” tanya Jean.“Duduklah sini,” pinta Ive sambil menepuk sofa di sampingnya.Jean menuruti ucapan sang mama, lantas menatap kedua orang tuanya bergantian.“Apa ada masalah, Ma?” tanya Jean agak cemas karena tak biasanya kedua orang tuanya memanggil sambil memperlihatkan ekspresi serius seperti itu.“Apa kamu sebelumnya menolak kencan buta karena sudah punya pacar dan pacarmu itu yang tadi pagi jemput?” tanya Ive memastikan sebelum bicara ke pembahasan lebih lanjut.Jean sangat terkejut mendengar pertanyaan Ive, membuatnya gelagapan karena bingung harus menjawab apa.Ive dan Alex saling tatap, mereka pun semakin yakin kalau memang benar pria yang menjemput Jean adalah pacar putrinya.“Sebenarnya, asal kamu suka, tidak masalah kamu mau pacaran sama siapa, mau nikah sama siapa. Mama da

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Jean Untukku

    “Lain kali jangan mendatanginya dengan alasan kamu merasa bersalah! Bukankah kamu seharusnya merasa bersalah karena mendekati kekasih adikmu sendiri.”Raja baru saja sampai rumah saat sang kakak juga sampai di rumah. Dia memperingatkan kakaknya itu agar tak mendekati Jean lagi.Saat Arthur hendak membalas ucapan Raja, Amanda sudah lebih menegur mereka berdua.“Kenapa kalian bersitegang lagi?” tanya Amanda sambil menatap kedua putranya itu.Raja dan Arthur menoleh bersamaan ke Amanda. Raja terlihat tak senang karena menyadari jika sang mama pasti akan membela kakaknya.Amanda menatap Arthur yang hanya diam, hingga tatapannya tertuju ke Raja.“Raja, mama mau bicara denganmu sebentar, bisa?” tanya Amanda dengan suara halus agar putranya tak salah paham kepadanya.Raja menatap sang mama, lantas mengangguk karena tak bisa menolak permintaan wanita itu.Raja pun mengikuti sang mama yang berjalan lebih dulu di depannya. Dia mengikuti hingga sang mama masuk ke ruang kerja ayahnya.“Mama mau b

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Tak Senang

    “Yang ini nanti kamu kirim ke bagian marketing. Jangan lupa minta untuk dicek ulang,” perintah Jean ke sekretarisnya.“Baik, Bu.” Sekretaris Jean mengangguk.Jean memberikan berkas yang baru dicek. Dia lantas kembali mengurus berkas lainnya yang bertumpuk di mejanya.Saat sedang fokus ke berkas, tiba-tiba saja telepon kabel di mejanya berdering, membuat Jean menjawab panggilan itu lebih dulu.“Selamat siang Bu Jean, ada seseorang yang ingin menemui Anda tapi belum membuat janji. Anda ingin menemuinya atau tidak?” tanya staff resepsionis dari seberang panggilan.Jean mengerutkan alis mendengar pertanyaan resepsionis.“Siapa?” tanya Jean penasaran hingga dia terdiam mendengar nama yang disebutkan resepsionis.Jean menutup panggilan itu, lantas memilih keluar dari ruangannya untuk menemui orang yang mencarinya.Jean pergi ke lobi, hingga melihat pria yang berdiri membawa sebuah paper bag.“Mau apa kamu menemuiku?” tanya Jean sambil menatap Arthur yang datang menemuinya.Arthur membalikka

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Hanya Memastikan

    Raja tersenyum melihat Jean keluar memakai celana. Dia tidak menyangka kalau wanita itu mau berganti pakaian hanya karena dirinya memaksa ingin mengantar.“Besok aku akan membawa mobil,” ucap Raja sambil menyodorkan helm ke Jean.“Kamu tidak perlu menjemputku setiap hari,” balas Jean sambil menerima helm dari Raja lantas memakainya.Siapa sangka Raja mendekat ke Jean, lantas membantu memasang tali pengaman helm.Jean cukup terkejut dengan apa yang dilakukan Raja, tapi dia berusaha untuk tenang.“Aku suka melakukannya,” balas Raja setelah selesai memasang tali helm sambil menatap Jean.Jean mengalihkan pandangan dari pemuda itu, bahkan menggeser posisi agar tak terlalu dekat dengan Raja.“Bisa kita berangkat sekarang?” tanya Jean karena mulai salah tingkah melihat tatapan Raja.Raja hanya mengulum senyum, lantas naik ke motor disusul Jean. Pemuda itu pun melajukan motor meninggalkan rumah Jean.Di rumah, ayah Jean keheranan karena mobil putrinya masih di garasi.“Jean ke kantor naik ap

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Menepati Ucapan

    [Jill, jika ada yang menyukaiku, tapi tak sesuai ekspektasiku. Apa yang harus aku lakukan?]Jean mengirimkan pesan ke Jill karena tak tahu harus bagaimana mengatasi masalah yang sedang dialaminya.Jean duduk di kasur sambil menatap pesan yang baru saja dikirimkan ke Jill. Hingga beberapa saat kemudian pesan itu dibaca sepupunya itu.[Fokus pada keinginan awalmu, Jean. Baru kamu bisa memutuskan apa yang kamu inginkan.]Jean membaca pesan dari Jill, memang tak banyak membantu tapi setidaknya itu bisa membuatnya tenang. Dia pun mengirimkan balasan terima kasih ke sepupunya itu, lantas mengembuskan napas kasar.Hari berikutnya, Jean sarapan bersama kedua orang tuanya seperti biasa.Ive terlihat menatap Jean yang makan tanpa bicara, banyak perubahan yang membuat wanita paruh baya itu sedih.“Akhir minggu ini, bagaimana kalau kita Me Time bersama, Jean?” tanya sang mama ingin kembali mempererat hubungan keduanya.Jean memandang sang mama, lantas menganggukkan kepala sambil tersenyum tipis.

DMCA.com Protection Status