Share

Merasa Bersalah

last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-10 18:31:16

“Kamu akan pulang ke rumah orang tuamu?” tanya Hanzel setelah mendapat informasi dari dokter jika besok Kainan boleh pulang.

Milea terdiam sejenak mendengar pertanyaan Hanzel, lantas menatap pria itu.

“Aku akan mengajak pulang Kai ke apartemen. Aku tidak mau terus berdebat dengan Papa lalu didengar Kai,” jawab Milea lantas menoleh ke ranjang Kainan.

Kainan sudah tidur, karena itu keduanya bisa bicara dengan leluasa.

“Kai sering mendengar kalian bertengkar?” tanya Hanzel.

“Tidak juga, hanya beberapa kali tapi tampaknya hal itu sangat membekas di hatinya. Setiap Papa atau Mama bicara dengan nada tinggi, Kai langsung menganggap jika mereka sedang menindasku. Aku tidak mau Kai jadi pendendam, apalagi dia selalu memasukkan segala perkataan dari siapa pun ke dalam hati,” jawab Milea menjelaskan.

Hanzel mengangguk paham, hingga kemudian berkata, “Pantas saja dia langsung tak menyukaiku karena aku membentakmu.”

Milea tertawa kecil mendengar ucapan Hanzel.

“Ya, begitulah. Makanya berha
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (10)
goodnovel comment avatar
wardah
Jill hatinya seluas samudra ya
goodnovel comment avatar
Voni Oktavia93
udah hanz kamu jangan mikirin Jill lagi biarkan Jill bahagia dengan pasangannya kelak
goodnovel comment avatar
vieta_novie
salut ma Jill...rela melepas Hanz demi kai & milea...semoga Jill disana baik² aja...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Susah Dibujuk

    “Aku dengar, besok Kai sudah boleh pulang. Kamu tidak mau ikut menjemputnya? Kondisi Kai pasti tak langsung pulih, jadi mungkin Milea akan membutuhkan kita membantu menjaga Kai,” ucap Cantika mencoba membahas masalah cucu mereka. Mark baru saja selesai mandi saat mendengar ucapan istrinya itu. Dia menatap Cantika yang duduk sambil memandangnya. “Milea bilang kita tidak usah ke sana, kan? Jadi tidak usah ke sana,” balas Mark lantas melempar handuk ke ranjang baju kotor. Cantika sangat terkejut mendengar ucapan Mark. Sejak kejadian di rumah sakit, suaminya itu memang tak mau membahas soal Kainan. “Aku tahu kamu marah karena sikap Milea, tapi kita juga salah kepadanya,” ucap Cantika mencoba membujuk sang suami. Mark langsung membalikkan badan hingga saling berhadapan dengan Cantika. Tatapan matanya memperlihatkan ketidaksukaan atas pembicaraan yang sedang dibahas. Cantika diam menatap tatapan sang suami, hingga pria itu memilih keluar dari kamar. Cantika mengembuskan napas kasar.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Kena Getah

    “Kai sudah boleh keluar dari rumah sakit?” tanya Emily ketika mendengar Aruna dan Ansel sedang membahas kepulangan Kai. Aruna dan Ansel terkejut mendengar suara Emily yang tiba-tiba ada di kamar, keduanya melihat Emily yang sudah memakai seragam sekolah. “Iya, Uncle Hanz nanti yang jemput Kai,” jawab Aruna sambil merapikan dasi Ansel. Emily terlihat sangat bersemangat mendengar jawaban Aruna. “Apa Kai akan ke sini?” tanya Emily penuh semangat. Aruna dan Ansel saling tatap mendengar pertanyaan Emily, hingga keduanya menatap Emily yang antusias. “Kai masih butuh istirahat untuk pemulihan, jadi Kai belum bisa main ke sini,” jawab Aruna menjelaskan. Emily langsung menggelembungkan kedua pipi mendengar jawaban Aruna, padahal dia sudah tak sabar mengajak Kai bermain di rumah itu bersama Archie. “Nanti, kalau Kai sudah pulang, kita jenguk ke rumahnya, ya.” Aruna bicara sambil mengusap rambut Emily. “Oke.” Emily kembali bersemangat. Dia pun kembali keluar dari kamar orang tuanya itu u

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-11
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Keributan Para Orang Tua

    “Kamu sudah bilang Hanz kalau mau ikut jemput?” tanya Orion sambil mengemudikan mobil di jalanan. “Belum,” jawab Cheryl santai. Orion terkejut mendengar jawaban Cheryl, hingga menoleh ke sang istri yang duduk di sampingnya. “Kenapa tidak mengabarinya dulu? Bagaimana kalau kita datang, mereka sudah pergi?” tanya Orion. “Tidak mungkin, aku yakin mereka belum pulang,” jawab Cheryl. Orion menghela napas pasrah, lantas memilih terus mengemudikan mobil menuju rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, keduanya pun berjalan masuk lobi untuk menuju kamar inap Kai, tapi saat baru saja menginjakkan kaki di sana, Cheryl menghentikan langkah sambil memasang wajah kesal. “Ada apa?” tanya Orion karena Cheryl berhenti. “Dia orangnya, aku belum sempat memberinya pelajaran, sepertinya Tuhan baik kepadaku karena memberiku kesempatan melabraknya,” ucap Cheryl lantas melangkahkan kaki begitu cepat. Orion bingung dengan ucapan sang istri. Dia mengejar hingga menyadari alasan sang istri terlihat kesa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-11
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Akan Menikahi

    “Biar aku bawa Kai ke kamar,” ucap Milea sambil mengambil Kai dari gendongan Hanzel saat mereka sampai di apartemen. Hanzel memberikan Kai ke Milea, dia pun menatap wanita itu pergi ke kamar, sebelum kemudian membalikkan badan untuk menatap kedua orang tuanya. “Duduklah Pi, Mi.” Hanzel mempersilakan untuk duduk lebih dahulu. Cheryl dan Orion pun duduk di sofa, Hanzel hanya bisa menghela napas kasar mengingat kejadian tadi. “Kalian tadi bertengkar dengan orang tuanya Milea?” tanya Hanzel malah tak habis pikir karena para orang tua bertengkar. Orion melirik sang istri yang hanya diam, lantas menatap Hanzel yang tampak kesal. “Ya, mami yang memulainya. Mami tidak terima dengan ucapannya yang menuduh jika kamu salah didikan,” geram Cheryl. “Mami menggamparnya dengan tas, dia pikir mami takut!” Cheryl menceritakan dengan emosi menggebu. Hanzel sangat syok mendengar ucapan sang mami. Cheryl selalu terlihat anggun dan berwibawa ketika di hadapan orang lain, tak menyangka sang mami bis

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-11
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Dapat Ceramah

    “Sudah? Mau sampai kapan?” Melvin hanya menatap ayah Milea yang menemuinya, tapi malah terus minum kopi yang disuguhkan. Pria itu menunggu sampai Mark mau membuka pembicaraan. Mark menghabiskan secangkir kopi yang disuguhkan kepadanya, lantas melonggarkan dasi yang terasa menyekik lehernya. “Aku tidak punya banyak waktu jika hanya untuk melihatmu minum kopi. Jika ada yang mau dibicarakan, bicarakan saja segera,” ucap Melvin menyindir. Mark menatap sahabatnya itu, hingga kemudian mendengkus kasar. “Aku tidak paham, kenapa Milea masih memilih pria yang sudah membuatnya menderita!” geram Mark akhirnya mau bicara. “Aku juga heran, kenapa Cantika mau dengan pria yang memiliki masa lalu buruk sepertimu,” balas Melvin yang tentunya mengandung nada sindiran. Mark langsung menatap Melvin, hingga mencebik kesal. “Ini berbeda,” sanggah Mark. “Apanya yang beda? Ya masalahnya memang beda, tapi yang jelas sama-sama buruk,” ucap Melvin dengan santainya kemudian menyesap kopi miliknya. Mark

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-11
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Bukan Papanya Kai

    “Minum susunya dulu, baru nanti minum obatnya.”Hanzel meletakkan segelas susu di meja tepat di hadapan Kai. Milea sedang membersihkan meja makan.Kai menatap Hanzel yang duduk menjaga jarak darinya. Dia mengambil gelas di meja, lantas meminum susu itu perlahan.Hanzel menatap Kai yang sedang minum. Dia masih bertanya-tanya, kenapa tak menyadari wajah Kai sejak awal bertemu, mungkin karena saat pertama kali bertemu, Hanzel tak peduli dengan Kai.“Kenapa kamu di sini terus?” tanya Kai setelah minum.Hanzel terkejut mendengar pertanyaan Kai, tapi dirinya tetap berusaha tenang sambil mengulas senyum ke Kai.“Karena aku ingin menjagamu dan Mama,” jawab Hanzel penuh percaya diri.“Kenapa mau jaga Kai dan Mama?” tanya Kai seperti hendak menyelidiki sesuatu.Hanzel ingin sekali mengatakan kalau dia ayah kandung Kai yang berhak menjaga bocah itu tapi dirinya masih menahan keinginannya itu karena takut Kai belum bisa menerimanya.“Ya, karena ingin saja. Kai sedang sakit, tidak ada yang jaga Ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-11
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Izin Sang Oma

    “Kamu beberapa hari ini ke mana saja, Hanz? Oma ga lihat kamu pulang, tapi kamu kok ga ada pamit kalau ke luar kota?” tanya sang oma saat melihat Hanzel pulang.Hanzel menggaruk kepala tidak gatal mendengar pertanyaan sang oma, hingga melirik sang mami yang ternyata belum tidur padahal malam sudah larut.Cheryl tampak menganggukkan kepala, sepertinya ingin agar Hanzel menceritakan yang terjadi agar tak semakin lama merahasiakan soal Kai dan Milea dari kakek-neneknya.“Oma, hari ini sehat-sehat, kan?” tanya Hanzel sambil memegang satu tangan sang oma.“Kenapa kamu bertanya seperti itu? Kamu pikir oma ini gampang sakit? Atau kelihatan sakit?” Sang oma memicing curiga ke Hanzel.Hanzel melebarkan senyum, lantas mengajak sang oma duduk.Cheryl dan Orion juga ada di ruang keluarga itu, sedangkan sang opa sudah beristirahat di jam segitu.“Ada apa? Kenapa tatapan kalian aneh?” tanya sang oma sedikit was-was.Sebagai orang tua yang sudah hidup lebih lama, serta sering melihat tingkah anak-an

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Dua Oma Berebut

    “Kamu bawa apa saja?” tanya Milea terkejut saat melihat Hanzel datang membawa dua paper bag besar.“Oh, ini dari Oma,” jawab Hanzel sambil berjalan menuju dapur.Kai ternyata ada di meja makan, bocah laki-laki itu menatap Hanzel yang baru datang membawa banyak barang.“Oma?” Milea tentunya terkejut mendengar jawaban Hanzel.“Iya, Oma. Aku sudah memberitahunya semalam, lalu pagi-pagi dia memintaku membawa ini untuk kalian,” ujar Hanzel menjelaskan lantas menatap Kai yang sedang minum susu.Hanzel meletakkan dua paper bag di meja, sedangkan Milea ingin melihat apa isi paper bag itu.“Oma memasak sup untuk Kai,” ucap Hanzel meletakkan tempat khusus sup di meja, tak lupa dia menatap Kai sambil memberikan senyum hangat.“Ada sayuran dan beberapa lauk juga. Kata Oma, ini bisa dimasukkan ke lemari pendingin dan dipanaskan kalau mau makan,” ucap Hanzel ke Milea.Milea pun mengangguk-angguk mendengar ucapan Hanzel.“Oma membuat cookies untuk Kai. Lihat, lucukan?” tanya Hanzel saat memperlihatk

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12

Bab terbaru

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Akhir

    Aruna dan yang lain buru-buru pergi ke rumah sakit setelah mendapat kabar jika Winnie mau melahirkan, tapi siapa sangka saat masuk ruangan malah melihat Hanzel juga, membuat semua orang bingung.“Hanz, kenapa kamu di sini?” tanya Aruna bingung.“Milea melahirkan,” jawab Hanzel.“Lah, bukannya ini kamar Winnie?” tanya Aruna bingung.“Ya, mereka berdua di sini. tuh!” Hanzel menunjuk ke dalam.Ternyata Bumi dan Hanzel setuju jika istri mereka satu kamar agar bisa saling bantu menjaga.Aruna, Ansel, dan kedua orang tuanya terkejut mendengar ucapan Hanzel. Mereka buru-buru masuk untuk melihat apakah yang dikatakan Hanzel benar.“Kalian benar-benar janjian. Hamil dan melahirkan bisa barengan,” cerocos Aruna sangat tak menyangka.“Kebetulan saja, aku masuk duluan baru Winnie,” balas Milea.Semua orang yang ada di sana terlihat sangat bahagia, belum lagi setelah itu datang keluarga Hanzel dan Milea karena ingin menyambut cucu mereka.“Anak kalian seperti kembar.” Aruna dan yang lain memandang

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Milea & Winnie

    “Mama, tadi Emily bantu gambar ini, lho.” Kai memperlihatkan gambar yang dibawanya.“Mana coba lihat.” Milea mengambil buku gambar dari tangan Kai.Milea sudah ambil cuti melahirkan karena usia kandungannya memasuki sembilan bulan. Dia fokus dengan kesehatan kehamilan dan Kai yang sekarang sudah duduk di bangku sekolah dasar.“Yang mewarnai siapa?” tanya Milea sambil memperhatikan gambar itu.“Kai dong. Kai pintar ‘kan?” Kai menjawab dengan bangga.“Iya, pintar,” balas Milea.Kai sangat bangga dapat pujian dari sang mama, hingga melihat Milea yang meringis.“Mama kenapa?” tanya Kai sambil menggenggam telapak tangan Milea.“Tidak kenapa-napa,” ucap Milea sambil tersenyum meski perutnya mendadak kencang.“Mama yakin?” tanya Kai yang cemas.Belum juga Milea menjawab, dia merasa kalau perutnya semakin sakit seperti mengalami kontraksi, tentu saja hal itu membuat Kai cemas.“Bibi! Mama sakit!” teriak Kai karena di rumah itu hanya ada dirinya, kedua orang tuanya, dan pembantu.Milea dan Han

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Aku Terima

    “Pernyataanmu tadi, apa bisa aku anggap benar?”Jean tertegun hingga menoleh Raja yang duduk di belakang stir. Dia mengulum bibir menunjukkan kalau sedang dalam kondisi panik dan bingung.“Aku tidak tahu harus menyebutmu apa? Adik tidak mungkin, teman terlalu aneh.”Jean mencoba sedikit mengelak dari pengakuannya ke Milea.“Berarti memang bagus pacar. Jadi, apa bisa jadi pengakuan untuk seterusnya?” tanya Raja lantas menoleh Jean.Jean benar-benar salah tingkah mendengar pertanyaan Raja. Dia memberanikan diri menoleh ke pemuda itu.“Jangan berharap banyak kepadaku. Aku memiliki banyak kekurangan termasuk mungkin takkan bisa memberikan cinta yang sempurna untukmu,” ucap Jean takut Raja kecewa.“Kamu tahu, tidak ada yang namanya cinta sempurna. Yang ada, saling melengkapi kekurangan masing-masing. Asal kamu mengizinkan, aku akan menerima semua kekurangan itu.”Raja menatap Jean penuh harap. Dia menyadari jika Jean seperti tidak tertarik dengan sebuah hubungan percintaan, tapi dia pun ta

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Berkumpul Bersama

    “Apa kamu tidak merasa aneh jalan denganku?”Jean mengamati sekitar, banyak remaja memperhatikannya yang sedang jalan dengan Raja.“Kenapa aku harus merasa aneh?” tanya Raja balik dengan santai.“Karena kamu jalan dengan wanita yang layak jadi kakak, tante, mungkin mama.”Jean menjawab sambil menoleh Raja.Raja tertawa mendengar ucapan Jean, lantas membalas, “Untuk apa memikirkan pandangan orang yang tidak ada habisnya. Yang menjalani aku, kenapa mereka yang repot?”“Lagi pula sekarang kita hanya jalan, kalau kamu menerima perasaanku, aku malah akan menggandeng tanganmu lantas memberitahu mereka kalau kamu kekasihku, bukan kakakku, tanteku, atau mamaku,” ujar Raja lagi memberi clue ke Jean untuk merepon perasaan yang diungkapkan sebelumnya.Jean langsung berdeham mendengar ucapan Raja, bahkan mengulum bibir sambil memalingkan muka.Raja menoleh Jean yang memalingkan muka darinya, dia pun lantas kembali berkata, “Apa kamu yakin belum mau memutuskan? Tapi kalau belum juga tidak apa, aku

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Restu Tanpa Minta

    “Jean,” panggil Ive saat melihat putrinya sedang menuruni anak tangga.Jean yang sedang ingin ke dapur mengambil minum, akhirnya berbelok ke ruang keluarga untuk menghampiri sang mama dan papa.“Ada apa, Ma?” tanya Jean.“Duduklah sini,” pinta Ive sambil menepuk sofa di sampingnya.Jean menuruti ucapan sang mama, lantas menatap kedua orang tuanya bergantian.“Apa ada masalah, Ma?” tanya Jean agak cemas karena tak biasanya kedua orang tuanya memanggil sambil memperlihatkan ekspresi serius seperti itu.“Apa kamu sebelumnya menolak kencan buta karena sudah punya pacar dan pacarmu itu yang tadi pagi jemput?” tanya Ive memastikan sebelum bicara ke pembahasan lebih lanjut.Jean sangat terkejut mendengar pertanyaan Ive, membuatnya gelagapan karena bingung harus menjawab apa.Ive dan Alex saling tatap, mereka pun semakin yakin kalau memang benar pria yang menjemput Jean adalah pacar putrinya.“Sebenarnya, asal kamu suka, tidak masalah kamu mau pacaran sama siapa, mau nikah sama siapa. Mama da

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Jean Untukku

    “Lain kali jangan mendatanginya dengan alasan kamu merasa bersalah! Bukankah kamu seharusnya merasa bersalah karena mendekati kekasih adikmu sendiri.”Raja baru saja sampai rumah saat sang kakak juga sampai di rumah. Dia memperingatkan kakaknya itu agar tak mendekati Jean lagi.Saat Arthur hendak membalas ucapan Raja, Amanda sudah lebih menegur mereka berdua.“Kenapa kalian bersitegang lagi?” tanya Amanda sambil menatap kedua putranya itu.Raja dan Arthur menoleh bersamaan ke Amanda. Raja terlihat tak senang karena menyadari jika sang mama pasti akan membela kakaknya.Amanda menatap Arthur yang hanya diam, hingga tatapannya tertuju ke Raja.“Raja, mama mau bicara denganmu sebentar, bisa?” tanya Amanda dengan suara halus agar putranya tak salah paham kepadanya.Raja menatap sang mama, lantas mengangguk karena tak bisa menolak permintaan wanita itu.Raja pun mengikuti sang mama yang berjalan lebih dulu di depannya. Dia mengikuti hingga sang mama masuk ke ruang kerja ayahnya.“Mama mau b

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Tak Senang

    “Yang ini nanti kamu kirim ke bagian marketing. Jangan lupa minta untuk dicek ulang,” perintah Jean ke sekretarisnya.“Baik, Bu.” Sekretaris Jean mengangguk.Jean memberikan berkas yang baru dicek. Dia lantas kembali mengurus berkas lainnya yang bertumpuk di mejanya.Saat sedang fokus ke berkas, tiba-tiba saja telepon kabel di mejanya berdering, membuat Jean menjawab panggilan itu lebih dulu.“Selamat siang Bu Jean, ada seseorang yang ingin menemui Anda tapi belum membuat janji. Anda ingin menemuinya atau tidak?” tanya staff resepsionis dari seberang panggilan.Jean mengerutkan alis mendengar pertanyaan resepsionis.“Siapa?” tanya Jean penasaran hingga dia terdiam mendengar nama yang disebutkan resepsionis.Jean menutup panggilan itu, lantas memilih keluar dari ruangannya untuk menemui orang yang mencarinya.Jean pergi ke lobi, hingga melihat pria yang berdiri membawa sebuah paper bag.“Mau apa kamu menemuiku?” tanya Jean sambil menatap Arthur yang datang menemuinya.Arthur membalikka

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Hanya Memastikan

    Raja tersenyum melihat Jean keluar memakai celana. Dia tidak menyangka kalau wanita itu mau berganti pakaian hanya karena dirinya memaksa ingin mengantar.“Besok aku akan membawa mobil,” ucap Raja sambil menyodorkan helm ke Jean.“Kamu tidak perlu menjemputku setiap hari,” balas Jean sambil menerima helm dari Raja lantas memakainya.Siapa sangka Raja mendekat ke Jean, lantas membantu memasang tali pengaman helm.Jean cukup terkejut dengan apa yang dilakukan Raja, tapi dia berusaha untuk tenang.“Aku suka melakukannya,” balas Raja setelah selesai memasang tali helm sambil menatap Jean.Jean mengalihkan pandangan dari pemuda itu, bahkan menggeser posisi agar tak terlalu dekat dengan Raja.“Bisa kita berangkat sekarang?” tanya Jean karena mulai salah tingkah melihat tatapan Raja.Raja hanya mengulum senyum, lantas naik ke motor disusul Jean. Pemuda itu pun melajukan motor meninggalkan rumah Jean.Di rumah, ayah Jean keheranan karena mobil putrinya masih di garasi.“Jean ke kantor naik ap

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Menepati Ucapan

    [Jill, jika ada yang menyukaiku, tapi tak sesuai ekspektasiku. Apa yang harus aku lakukan?]Jean mengirimkan pesan ke Jill karena tak tahu harus bagaimana mengatasi masalah yang sedang dialaminya.Jean duduk di kasur sambil menatap pesan yang baru saja dikirimkan ke Jill. Hingga beberapa saat kemudian pesan itu dibaca sepupunya itu.[Fokus pada keinginan awalmu, Jean. Baru kamu bisa memutuskan apa yang kamu inginkan.]Jean membaca pesan dari Jill, memang tak banyak membantu tapi setidaknya itu bisa membuatnya tenang. Dia pun mengirimkan balasan terima kasih ke sepupunya itu, lantas mengembuskan napas kasar.Hari berikutnya, Jean sarapan bersama kedua orang tuanya seperti biasa.Ive terlihat menatap Jean yang makan tanpa bicara, banyak perubahan yang membuat wanita paruh baya itu sedih.“Akhir minggu ini, bagaimana kalau kita Me Time bersama, Jean?” tanya sang mama ingin kembali mempererat hubungan keduanya.Jean memandang sang mama, lantas menganggukkan kepala sambil tersenyum tipis.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status