Share

Meminta Izin

last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-16 17:48:15
Milea berlari keluar dari kamar setelah mendapatkan panggilan telepon dari satpamnya. Dia menuruni anak tangga dengan cepat, sampai tak peduli jika suara langkah kaki cepatnya bisa membangunkan semua orang di rumah itu.

Milea keluar dari rumah meski waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Dia berhenti sejenak saat melihat seseorang di depan pos satpam sedang duduk dengan penjaga rumah, hingga Milea kembali berlari untuk menghampiri.

“Hanz!” panggil Milea sambil berlari saat memastikan jika pria itu benar sang pujaan hati.

Hanzel menoleh saat mendengar suara Milea. Dia melihat wanita itu berlari ke arahnya, membuat Hanzel langsung berdiri untuk menyambut Milea.

“Mi--” Hanzel baru ingin menyapa tapi terkejut saat Milea langsung memeluknya.

Satpam yang tadinya di luar menemani Hanzel, langsung masuk pos karena tak mau mengganggu Milea dan Hanzel.

“Kenapa tidak menghubungiku jika pulang, hah?” tanya Milea dengan nada tinggi tapi meski begitu sebenarnya dia sedang senang setelah
Aililea (din din)

Buat para pembaca, maaf ya sudah dibikin suudzon, maklumlah kalau ga bikin suudzon bukan autor namanya, wkkwkwkwkw sudah lega? Sudah plong? KIta lanjut yang manis-manis ya, no drama drama lagi, kalian ntar capek, aku yang ngetik juga, wkwkwkwk Terima kasih sudah baca kisah mereka sejauh ini. Aku sayang kalian, lope

| Sukai
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (11)
goodnovel comment avatar
wardah
lega ,,ternyata g ada kabar buruk ,,yg bikin deg degan
goodnovel comment avatar
Voni Oktavia93
akhirnya hanz pulang juga legaaaaaaa
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Tapi blm tentu ortumu setuju Hanz dgn keputusanmu jadi pendonor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Gendut Gemesin

    Ansel bangun di tengah malam. Dia meraba sisi ranjang, tapi tak mendapati istrinya ada di sana, membuat Ansel langsung duduk. “Runa!” Ansel memanggil sang istri, tapi tak mendapati Aruna di kamar. “Ke mana dia?” Ansel melihat jam dinding yang menunjukkan pukul satu malam, membuatnya memutuskan untuk mencari keberadaan Aruna. Ansel turun ke lantai bawah, lantas melihat lampu dapur yang menyala. “Kamu sedang apa?” tanya Ansel saat melihat Aruna sedang sibuk di dapur. Aruna terkejut mendengar suara Ansel, sampai-sampai tangannya tergores pisau saat akan memotong wortel. “Ans!” Aruna merengek karena jarinya terluka. Ansel sangat terkejut melihat Aruna terluka. Dia buru-buru menghampiri, lantas meraih tangan Aruna untuk dibersihkan. Ansel mengalirkan air untuk mencuci jari Aruna dari darah. “Kenapa tidak hati-hati?” tanya Ansel sambil membersihkan luka Aruna, lantas mengeringkan dengan tisu. “Kamu mengagetkanku. Kenapa bertanya secara tiba-tiba?” Aruna menjawab sambil mengeluh ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Garis Satu atau Dua?

    Cantika baru saja keluar dari kamar di pagi. Dia berjalan menuju dapur, hingga terkejut melihat Milea keluar dari kamar Kai.“Kenapa kamu tidur di kamar Kai?” tanya Cantika keheranan. Dia melongok ke dalam kamar, tapi ternyata tidak ada Kai.“Di mana Kai? Sudah bangun?” tanya Cantika lagi.“Kai tidur di kamarku, Ma.” Milea menjawab sambil menunjuk ke lantai atas.“Dia tidur di kamarmu, kamu malah tidur di sini. Kai tidur sendiri di kamarmu?” tanya Cantika keheranan.Milea menggelengkan kepala sambil melebarkan senyum hingga membuat Cantika mengerutkan alis.Di kamar Milea, ternyata semalam Hanzel ingin melihat Kai. Milea pun menawari agar Hanzel menginap saja agar bisa tidur dengan Kai juga, sedangkan dirinya memilih tidur di kamar Kai.Kai menggeliat lantas mengucek mata. Dia melihat ke jendela kalau hari sudah pagi, hingga memutuskan untuk bangun. Kai menoleh ke sisi ranjang satunya, hingga terkejut melihat Hanzel di sana.“Papa!” teriak Kai sangat senang melihat pria itu.Hanzel te

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Over Protektif

    Aruna dan Ansel benar-benar pergi ke rumah sakit sebelum ke acara pertunangan Hanzel dan Milea untuk memastikan apakah Aruna benar-benar hamil atau tidak.“Berarti tadi pagi sudah dites menggunakan testpack tapi hasilnya masih samar-samar?” tanya dokter setelah mendengar cerita Aruna.“Iya, Dok,” jawab Aruna.Dokter itu menghitung tanggal terakhir Aruna menstruasi, lantas meminta wanita itu untuk berbaring di ranjang pesakitan.Ansel pun menemani dengan rasa cemas dan penuh harap. Dia berdiri di samping Aruna untuk menunggu dokter memeriksa.Dokter mulai menyentuhkan alat USG untuk memastikan apakah ada kantong janin yang terbentuk.“Bagaimana, Dok?” tanya Ansel tak sabaran.Dokter tersenyum sambil memperhatikan monitor, lantas menatap Aruna dan Ansel bergantian.“Kantong janinnya sudah terlihat, hanya saja karena usia kandungannya yang masih sangat kecil jadi untuk saat ini janinnya belum terlihat. Anda lihat titik ini, ini adalah janinnya,” ucap dokter sambil menunjuk ke titik kecil

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Acara Pertunangan

    Ansel dan Aruna baru saja sampai di hotel. Aruna sampai menghela napas kasar karena Ansel benar-benar melajukan mobil dengan kecepatan rendah.“Besok jalan kaki saja, naik mobil tapi kayak naik siput,” gerutu Aruna sambil melepas seatbelt.Bukannya merasa bersalah, Ansel malah melebarkan senyum.“Ga papa, yang penting kamu aman,” balas Ansel tanpa dosa.Aruna memanyunkan bibir mendengar balasan suaminya. Meski kesal tapi Aruna juga berusaha memaklumi tindakan suaminya yang hanya mencemaskan dirinya meski sedikit berlebihan.“Ans, jangan beritahu orang-orang dulu soal kehamilanku,” pinta Aruna mengingatkan sang suami agar tak keceplosan karena bahagia.Aruna hanya tak ingin ada kehebohan, serta tak ingin ada hal-hal yang tak diinginkan terhadap kehamilannya.Ansel mengangguk mengiakan keinginan istrinya. Mereka pun sepakat memberitahu jika usia kandungan Aruna sudah masuk trimester kedua.Mereka pun masuk lobi hotel, di sana sudah banyak tamu yang hadir untuk menyaksikan acara pertunan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Ngidam Tengah Malam

    “Ans, Ans.” Aruna menggoyang-goyangkan lengan Ansel agar suaminya itu bangun.Ansel mencoba membuka mata meski terasa sangat berat. Sayup-sayup dia melihat Aruna yang sudah menatapnya.“Ada apa, hm? Lapar?” tanya Ansel dengan suara berat. Dia mencoba mengumpulkan kesadarannya.Aruna memanyunkan bibir sambil mengangguk-angguk.Ansel menutup mulutnya yang menguap lebar, lantas bangun agar bisa sepenuhnya sadar.“Mau makan apa? Biar aku masakan,” ucap Ansel siap turun dari ranjang.“Aku tidak mau masakanmu,” balas Aruna lantas bangun dan duduk menatap Ansel.Ansel mengerutkan alis mendengar balasan Aruna.“Lalu mau masakan siapa?” tanya Ansel sambil menengok ke jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah satu malam.“Aku mau makan nasi goreng yang dipinggir jalan itu, yang di tenda gitu, Ans. Kayaknya enak,” jawab Aruna.“Ini jam setengah satu malam, Runa. Kalau kamu masuk angin karena keluar malam-malam bagaimana? Aku buatin saja, ya.” Ansel mencoba bernegosiasi.“Ga mau, aku maun

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Terseret Layangan

    “Mami, aku boleh ikut Kai?” tanya Emily sore itu saat Aruna dan Ansel baru saja pulang. “Memangnya Kai mau ke mana?” tanya Aruna sambil mengajak Emily duduk. Ansel pun keheranan kenapa Emily mendadak ingin ikut Kai. “Kai tadi bilang, katanya mau ke Amerika sama papanya, mau lihat bisbol,” jawab Emily. Aruna dan Ansel sangat terkejut mendengar jawaban Emily, mereka sampai saling pandang sejenak sebelum kembali menatap putrinya itu. “Itu jauh sekali, Emi. Lagian Kai pergi sama Uncle dan Aunty juga pasti karena mau liburan atau ada perlu lain juga, jadi ga boleh kalau Emi ikut,” ujar Aruna menjelaskan. “Tapi aku mau ikut. Kalau Kai pergi, nanti aku main sama siapa? Archie ga asik kalau diajak main berdua,” keluh Emily. Aruna mengerutkan dahi mendengar keluhan Emily. Biasanya juga sama Archie asik-asik saja, kenapa sekarang jadi ga asik?” tanya Aruna keheranan. “Ah … sekarang ga asik. Enak kalau ada Kai, kalau ga ada Kai, nanti sepi,” kekeh Emily sambil melipat kedua tangan di dep

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Memberitahu Semua

    “Kan ga enak, enaknya main sama Kai.” Emily merajuk setelah jatuh sampai terseret layangan.Aruna dan Ansel saling lirik mendengar keluhan Emily. Aruna sendiri fokus membersihkan luka di siku dan lutut Emily.“Kai juga mau main berdua dengan mama dan papanya. Emi juga harusnya gitu,” balas Ansel.Emily menatap ke Ansel dan Aruna hingga kemudian berkata, “Kenapa aku tidak punya adik sendiri, jadi kalau mau pergi ya bisa pergi sama adiknya. Kai ‘kan sama Uncle dan Aunti. Aku mau sama adik, Mami, dan Papi,” keluh Emily lagi.“Emi mau punya adik, kok.” Ansel mencoba memberitahu.“Mana? Ga ada,” balas Emily.“Ada, masih di perut Mami,” ucap Ansel lagi.Emily menoleh ke Aruna yang sedang mengobati lututnya, lantas melirik ke perut Aruna.“Ah … nanti adiknya pergi lagi,” balas Emily yang tak mau tertipu lagi.Ansel dan Aruna terkejut mendengar ucapan Emily apalagi gadis kecil itu belum paham.“Ya, Emi doakan agar adiknya ga pergi lagi. Biar Emi punya adik,” ucap Aruna menjelaskan.“Apa kalau

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   Makan Masakan Mertua

    “Mereka itu, kalau mau datang suka sekali dadakan. Kalau ngabari dari pagi atau kemarin, kita bisa nyiapin yang mereka mau.” Ayana membantu suaminya menyiapkan menu makan malam yang diinginkan sang menantu.Deon malah tertawa melihat istrinya mengeluh. Dia sibuk membuat masakan untuk menantunya sampai pembantu pun dilarang ikut memasak.“Ya, ga papa. Mungkin mereka dadakan juga kepikiran ingin ke sini. Lagian tidak setiap hari mereka datang, tidak masalah sekali-kali repot,” balas Deon tak keberatan sama sekali jika diminta memasak meski dadakan seperti sekarang.Ayana menatap suaminya, lantas mengangguk sambil tersenyum. Dia senang bisa menyiapkan makanan untuk anak dan menantunya, hanya saja Ayana menggerutu karena Ansel mengabari dadakan, takut kalau sampai masakan yang disiapkan tak sesui dengan yang Aruna inginkan.Ayana menata meja dibantu pelayan, masakan buatan Deon pun sudah disajikan di meja.“Sudah semuanya?” tanya Deon sambil mengecek meja.“Sudah,” jawab Ayana.Baru saja

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18

Bab terbaru

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Akhir

    Aruna dan yang lain buru-buru pergi ke rumah sakit setelah mendapat kabar jika Winnie mau melahirkan, tapi siapa sangka saat masuk ruangan malah melihat Hanzel juga, membuat semua orang bingung.“Hanz, kenapa kamu di sini?” tanya Aruna bingung.“Milea melahirkan,” jawab Hanzel.“Lah, bukannya ini kamar Winnie?” tanya Aruna bingung.“Ya, mereka berdua di sini. tuh!” Hanzel menunjuk ke dalam.Ternyata Bumi dan Hanzel setuju jika istri mereka satu kamar agar bisa saling bantu menjaga.Aruna, Ansel, dan kedua orang tuanya terkejut mendengar ucapan Hanzel. Mereka buru-buru masuk untuk melihat apakah yang dikatakan Hanzel benar.“Kalian benar-benar janjian. Hamil dan melahirkan bisa barengan,” cerocos Aruna sangat tak menyangka.“Kebetulan saja, aku masuk duluan baru Winnie,” balas Milea.Semua orang yang ada di sana terlihat sangat bahagia, belum lagi setelah itu datang keluarga Hanzel dan Milea karena ingin menyambut cucu mereka.“Anak kalian seperti kembar.” Aruna dan yang lain memandang

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Milea & Winnie

    “Mama, tadi Emily bantu gambar ini, lho.” Kai memperlihatkan gambar yang dibawanya.“Mana coba lihat.” Milea mengambil buku gambar dari tangan Kai.Milea sudah ambil cuti melahirkan karena usia kandungannya memasuki sembilan bulan. Dia fokus dengan kesehatan kehamilan dan Kai yang sekarang sudah duduk di bangku sekolah dasar.“Yang mewarnai siapa?” tanya Milea sambil memperhatikan gambar itu.“Kai dong. Kai pintar ‘kan?” Kai menjawab dengan bangga.“Iya, pintar,” balas Milea.Kai sangat bangga dapat pujian dari sang mama, hingga melihat Milea yang meringis.“Mama kenapa?” tanya Kai sambil menggenggam telapak tangan Milea.“Tidak kenapa-napa,” ucap Milea sambil tersenyum meski perutnya mendadak kencang.“Mama yakin?” tanya Kai yang cemas.Belum juga Milea menjawab, dia merasa kalau perutnya semakin sakit seperti mengalami kontraksi, tentu saja hal itu membuat Kai cemas.“Bibi! Mama sakit!” teriak Kai karena di rumah itu hanya ada dirinya, kedua orang tuanya, dan pembantu.Milea dan Han

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Aku Terima

    “Pernyataanmu tadi, apa bisa aku anggap benar?”Jean tertegun hingga menoleh Raja yang duduk di belakang stir. Dia mengulum bibir menunjukkan kalau sedang dalam kondisi panik dan bingung.“Aku tidak tahu harus menyebutmu apa? Adik tidak mungkin, teman terlalu aneh.”Jean mencoba sedikit mengelak dari pengakuannya ke Milea.“Berarti memang bagus pacar. Jadi, apa bisa jadi pengakuan untuk seterusnya?” tanya Raja lantas menoleh Jean.Jean benar-benar salah tingkah mendengar pertanyaan Raja. Dia memberanikan diri menoleh ke pemuda itu.“Jangan berharap banyak kepadaku. Aku memiliki banyak kekurangan termasuk mungkin takkan bisa memberikan cinta yang sempurna untukmu,” ucap Jean takut Raja kecewa.“Kamu tahu, tidak ada yang namanya cinta sempurna. Yang ada, saling melengkapi kekurangan masing-masing. Asal kamu mengizinkan, aku akan menerima semua kekurangan itu.”Raja menatap Jean penuh harap. Dia menyadari jika Jean seperti tidak tertarik dengan sebuah hubungan percintaan, tapi dia pun ta

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Berkumpul Bersama

    “Apa kamu tidak merasa aneh jalan denganku?”Jean mengamati sekitar, banyak remaja memperhatikannya yang sedang jalan dengan Raja.“Kenapa aku harus merasa aneh?” tanya Raja balik dengan santai.“Karena kamu jalan dengan wanita yang layak jadi kakak, tante, mungkin mama.”Jean menjawab sambil menoleh Raja.Raja tertawa mendengar ucapan Jean, lantas membalas, “Untuk apa memikirkan pandangan orang yang tidak ada habisnya. Yang menjalani aku, kenapa mereka yang repot?”“Lagi pula sekarang kita hanya jalan, kalau kamu menerima perasaanku, aku malah akan menggandeng tanganmu lantas memberitahu mereka kalau kamu kekasihku, bukan kakakku, tanteku, atau mamaku,” ujar Raja lagi memberi clue ke Jean untuk merepon perasaan yang diungkapkan sebelumnya.Jean langsung berdeham mendengar ucapan Raja, bahkan mengulum bibir sambil memalingkan muka.Raja menoleh Jean yang memalingkan muka darinya, dia pun lantas kembali berkata, “Apa kamu yakin belum mau memutuskan? Tapi kalau belum juga tidak apa, aku

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Restu Tanpa Minta

    “Jean,” panggil Ive saat melihat putrinya sedang menuruni anak tangga.Jean yang sedang ingin ke dapur mengambil minum, akhirnya berbelok ke ruang keluarga untuk menghampiri sang mama dan papa.“Ada apa, Ma?” tanya Jean.“Duduklah sini,” pinta Ive sambil menepuk sofa di sampingnya.Jean menuruti ucapan sang mama, lantas menatap kedua orang tuanya bergantian.“Apa ada masalah, Ma?” tanya Jean agak cemas karena tak biasanya kedua orang tuanya memanggil sambil memperlihatkan ekspresi serius seperti itu.“Apa kamu sebelumnya menolak kencan buta karena sudah punya pacar dan pacarmu itu yang tadi pagi jemput?” tanya Ive memastikan sebelum bicara ke pembahasan lebih lanjut.Jean sangat terkejut mendengar pertanyaan Ive, membuatnya gelagapan karena bingung harus menjawab apa.Ive dan Alex saling tatap, mereka pun semakin yakin kalau memang benar pria yang menjemput Jean adalah pacar putrinya.“Sebenarnya, asal kamu suka, tidak masalah kamu mau pacaran sama siapa, mau nikah sama siapa. Mama da

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Jean Untukku

    “Lain kali jangan mendatanginya dengan alasan kamu merasa bersalah! Bukankah kamu seharusnya merasa bersalah karena mendekati kekasih adikmu sendiri.”Raja baru saja sampai rumah saat sang kakak juga sampai di rumah. Dia memperingatkan kakaknya itu agar tak mendekati Jean lagi.Saat Arthur hendak membalas ucapan Raja, Amanda sudah lebih menegur mereka berdua.“Kenapa kalian bersitegang lagi?” tanya Amanda sambil menatap kedua putranya itu.Raja dan Arthur menoleh bersamaan ke Amanda. Raja terlihat tak senang karena menyadari jika sang mama pasti akan membela kakaknya.Amanda menatap Arthur yang hanya diam, hingga tatapannya tertuju ke Raja.“Raja, mama mau bicara denganmu sebentar, bisa?” tanya Amanda dengan suara halus agar putranya tak salah paham kepadanya.Raja menatap sang mama, lantas mengangguk karena tak bisa menolak permintaan wanita itu.Raja pun mengikuti sang mama yang berjalan lebih dulu di depannya. Dia mengikuti hingga sang mama masuk ke ruang kerja ayahnya.“Mama mau b

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Tak Senang

    “Yang ini nanti kamu kirim ke bagian marketing. Jangan lupa minta untuk dicek ulang,” perintah Jean ke sekretarisnya.“Baik, Bu.” Sekretaris Jean mengangguk.Jean memberikan berkas yang baru dicek. Dia lantas kembali mengurus berkas lainnya yang bertumpuk di mejanya.Saat sedang fokus ke berkas, tiba-tiba saja telepon kabel di mejanya berdering, membuat Jean menjawab panggilan itu lebih dulu.“Selamat siang Bu Jean, ada seseorang yang ingin menemui Anda tapi belum membuat janji. Anda ingin menemuinya atau tidak?” tanya staff resepsionis dari seberang panggilan.Jean mengerutkan alis mendengar pertanyaan resepsionis.“Siapa?” tanya Jean penasaran hingga dia terdiam mendengar nama yang disebutkan resepsionis.Jean menutup panggilan itu, lantas memilih keluar dari ruangannya untuk menemui orang yang mencarinya.Jean pergi ke lobi, hingga melihat pria yang berdiri membawa sebuah paper bag.“Mau apa kamu menemuiku?” tanya Jean sambil menatap Arthur yang datang menemuinya.Arthur membalikka

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Hanya Memastikan

    Raja tersenyum melihat Jean keluar memakai celana. Dia tidak menyangka kalau wanita itu mau berganti pakaian hanya karena dirinya memaksa ingin mengantar.“Besok aku akan membawa mobil,” ucap Raja sambil menyodorkan helm ke Jean.“Kamu tidak perlu menjemputku setiap hari,” balas Jean sambil menerima helm dari Raja lantas memakainya.Siapa sangka Raja mendekat ke Jean, lantas membantu memasang tali pengaman helm.Jean cukup terkejut dengan apa yang dilakukan Raja, tapi dia berusaha untuk tenang.“Aku suka melakukannya,” balas Raja setelah selesai memasang tali helm sambil menatap Jean.Jean mengalihkan pandangan dari pemuda itu, bahkan menggeser posisi agar tak terlalu dekat dengan Raja.“Bisa kita berangkat sekarang?” tanya Jean karena mulai salah tingkah melihat tatapan Raja.Raja hanya mengulum senyum, lantas naik ke motor disusul Jean. Pemuda itu pun melajukan motor meninggalkan rumah Jean.Di rumah, ayah Jean keheranan karena mobil putrinya masih di garasi.“Jean ke kantor naik ap

  • Kakak Cantik, Jadi Mamiku!   S2 : Menepati Ucapan

    [Jill, jika ada yang menyukaiku, tapi tak sesuai ekspektasiku. Apa yang harus aku lakukan?]Jean mengirimkan pesan ke Jill karena tak tahu harus bagaimana mengatasi masalah yang sedang dialaminya.Jean duduk di kasur sambil menatap pesan yang baru saja dikirimkan ke Jill. Hingga beberapa saat kemudian pesan itu dibaca sepupunya itu.[Fokus pada keinginan awalmu, Jean. Baru kamu bisa memutuskan apa yang kamu inginkan.]Jean membaca pesan dari Jill, memang tak banyak membantu tapi setidaknya itu bisa membuatnya tenang. Dia pun mengirimkan balasan terima kasih ke sepupunya itu, lantas mengembuskan napas kasar.Hari berikutnya, Jean sarapan bersama kedua orang tuanya seperti biasa.Ive terlihat menatap Jean yang makan tanpa bicara, banyak perubahan yang membuat wanita paruh baya itu sedih.“Akhir minggu ini, bagaimana kalau kita Me Time bersama, Jean?” tanya sang mama ingin kembali mempererat hubungan keduanya.Jean memandang sang mama, lantas menganggukkan kepala sambil tersenyum tipis.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status