Bhuusshh...Booommm...Dua aura yang sangat kuat bertabrakan dan saling memberikan penekanan satu sama lain. Keduanya tampak setara dan menciptakan sebuah keretakan pada ruang di sekitar. Udara di tempat itu juga berfluktuasi yang membuat Semua orang merasakan tertekan dan harus semakin menjaga jarak dengan mereka berdua.Komandan Ye Shinji memegang tombaknya dengan sangat erat dan mengalirkan sekitar 75% energi Qi yang membuat tombak itu berdengung dengan begitu nyaring. Elemen angin miliknya juga berputar-putar menciptakan sebuah badai tornado yang sangat mengerikan. Jika saja mereka yang memiliki kultivasi Ranah dibawah Ranah Dewa terkena sedikit saja oleh pusaran angin itu maka sudah dipastikan tubuhnya akan tercabik-cabik dan menjadi potongan kecil karena tubuh mereka tidak akan kuasa menahan ketajaman bilah-bilah angin tersebut.Zheep!Komandan Ye Shinji yang mengenakan baju zirah emas langsung melesat dengan kecepatan tertinggi dan memberikan sebuah serangan tusukan tombak ke a
Chan Yi seprti kehilangan akalnya saat bergerak menyerang Jianlu Bai dengan segenap kemampuan miliknya dan membabi buta. Hal ini tentu saja membuat Tuan Muda Sekte Pedang Ilahi tersebut tersenyum dingin dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin.Jianlu Bai sengaja mengungkit masa lalu saat dirinya bersama dengan Tetua Pelataran Luar Chen Yi sebagai strategi mengaduk-aduk mentalnya. Bukan karena dia masih ada perasaan dengan wanita itu! Dia sadar bahwa meskipun segala kemampuannya berada di atas Chen Yi, namun akan membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk bisa mengalahkannya.Booommm... Booommm... Booommm...Trankkk! Trankkk!Booommm...Ledakan demi ledakan yang disertai suara benturan pedang Jianlu Bai dan Chan Yi terus terdengar memekakkan telinga. Orang-orang yang kultivasinya berada di bawah keduanya segera bergerak menjauh karena tidak ingin terkena dampak dari pertarungan sengit itu."Kau akan mati, Jianlu Bai!" Teriak Chan Yi seperti orang kesetanan.Trankkk! Trankkk!Pedang pu
"Huan Ho! Harusnya kau sadar mengapa akulah yang di pilih menjadi Patriark Sekte Bintang Formasi, meskipun kau adalah seniorku saat itu. Itu karena aku jauh lebih berbakat daripada dirimu!" Ujar Patriark Xingcheng Bao sembari tersenyum menyeringai dan dengan sengaja mengejek Patriark Huan Ho.Usut punya usut, dulunya keduanya merupakan murid dari Sekte Bintang Formasi dan memiliki guru yang sama. Namun karena suatu hal dan Patriark Xingcheng Bao lebih jenius daripada Patriark Huan Ho, guru mereka lebih memilih si junior sehingga berakhir dengan kecemburuan dari sang senior dan mulai hari itu dirinya memutuskan untuk pergi meninggalkan sekte dan mendirikan klan kuat dalam bidang mantra segel dan susunan formasi untuk dirinya sendiri. Hal ini begitu mirip seperti yang terjadi kepada Chan Yi dan Jianlu Bai yang merupakan kenalan lama.Patriark Huan Ho menggertakkan giginya karena Pria tua yang menjadi lawannya ini kembali mengingatkan akan luka lamanya. Dendam kesumat yang didasari oleh
Perang yang terjadi di ibukota Kekaisaran Naga semakin sengit dari waktu ke waktu dan menciptakan kehancuran yang tidak bisa terelakkann. Ibukota kini benar-benar kacau di sebabkan oleh ambisi Pangeran Kedua Ye Gui yang ingin menjabat sebagai Kaisar.Patriark Klan Ahe yang telah berhasil mengalahkan lawan dan merupakan tangan kanan dari Pangeran Ye Gui kini tampak menyesalkan keputusan bekerja sama dengan Klan Chan karena mereka semua sungguh di luar nalar dan dapat menghancurkan semua jajaran Kekaisaran Naga kapanpun mereka mau jika Pangeran Kedua telah benar-benar telah menjabat atau naik tahta.Hal yang sama juga di rasakan oleh Jendral Dui yang saat ini sedang bertarung dengan Kaisar Ye Wei Ru. Dia bertarung dengan mantan tuannya itu tidak menggunakan segenap kekuatannya. Kekuatannya yang lebih dulu mencapai Ranah Dewa Langit Tahap Awal tentu saja berada jauh lebih hebat daripada Kaisar Ye yang belum lama ini mencapainya.Sedangkan untuk Patriark Wu Ming Chun, dia juga mendapatkan
Pangeran Mahkota Ye Langtian menerjang kultivator Ranah Dewa Bumi Tahap Menengah dari Klan Chan tersebut menggunakan Tombak Angin dengan sangat ganas sehingga membuatnya langsung terpojokkan.Pria itu menggertakkan giginya karena tanpa kehadiran dari Pangeran Kedua Ye Gui dirinya sangat mudah sekali untuk terpojok. Teknik Tombak Angin milik Pangeran Mahkota Ye Langtian sungguh hebat sekali dan dia harus mengakui jika jurus itu merupakan jurus legendaris yang pernah membuat semua kultivator Dunia Lotus Putih tunduk kepada sang pemiliknya.Trank!Srak! Trank! Trank!"Ugh!"Tring! Tring!Tring! Srak!Sedikit demi sedikit tubuh kultivator dari Klan Chan itu mulai dihiasi dengan luka tebasan atau tusukan dari Tombak Angin Pangeran Mahkota. Gerakannya semakin lama semakin melambat karena dia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk memulihkan diri dari luka-luka itu.Dan pada akhirnya, setelah bertarung dengan sangat sengit selama dua puluhan menit, Pangeran Mahkota Ye Langtian berhasil
Booommm...Wush!Bammm!Tian Lin yang tidak tahu apa-apa dan siapa sebenarnya nenek tua bungkuk yang membawa tongkat di tangan kiri dan tiba-tiba muncul dengan serangan tapak petir tentu saja sangat terkejut. Dia melapisi seluruh tubuhnya dengan energi Qi dan bahkan di bantu dengan Energi Kematian dari Jingshen Wangzhi yang berada di dalam bayangannya.Namun, karena serangan sosok nenek tua yang tidak lain adalah Leluhur Xiyan Chi yang begitu mendadak dan menyerang menggunakan serangan terkuatnya, Tian Lin masih terlempar sangat jauh dan menabrak tanah dengan keras hingga dirinya terluka dalam."Uhuk!" Tian Lin batuk darah dan dadanya terasa sangat sakit seolah seperti hendak meledak saja."Sial! Dia kultivator shandian! Bagaimana mungkin dia ikut campur dan ada di pihak musuh?" Tian Lin tidak tahu jika Leluhur Xiyan Chi hanya menargetkannya sebab dia telah membunuh dua anggota inti Klan Xiyan yaitu Xiyan Sun dan pengawalnya, Xiyan Heng."Dia wanita yang berasal dari Klan Xiyan, Tuan
Leluhur Klan Xiyan atau Xiyan Chi menatap sinis ke arah komandan Ye Shinji. Dengan nada yang sangat arogan dia berkata, "Memangnya kenapa jika aku ingin ikut campur dalam perang ini? Apakah kalian berdua tidak terima?"Spontan wajah komandan pasukan militer Kekaisaran Naga serta Patriark Klan Chan menggelap karena tidak menyangka akan tanggapan yang seperti itu. Namun mereka hanya bisa menggertakkan giginya saja tanpa berani bertindak sebab sadar dengan kemampuan yang mereka miliki dan tidak ingin menyinggung klan shandian yang melegenda."Wanita tua! Kau telah berani membunuh pemuda bernama Tian Lin yang seharusnya aku lindungi! Itu artinya kau telah mengumandangkan perang dengan Klan Lin-ku!" Leluhur Lin Lie berteriak marah dan wajahnya benar-benar sangat suram karena dirinya tidak tahu lagi harus berkata apa jika sampai kakak tertuanya yang merupakan orang terkuat di Klan Lin menanyakan perihalnya."A-apa! Kau membunuh Tuan Muda Tian?" sontak tubuh komandan Ye Shinji bergetar hebat
Swoosshhh...Swoosshhh...Swoosshhh...Pusaran angin berwarna hitam yang tercipta dari elemen angin milik Komandan Ye Shinji terus menciptakan badai dan kerusakan pada tempat di sekitarnya. Energi alam langit dan bumi juga terus-terusan terserap dengan begitu tajam dan masuk ke dalam tubuh Sang Komandan kalau berubah menjadi energinya yang tidak terbatas."Kauu.. Kau bagaimana mungkin dapat sekuat ini! Kau pasti bukan orang dari Klan Ye! Aku tahu semua tentang mereka sebab Kami semua adalah para pelindungnya!" Kata Leluhur Xiyan Chi sembari terus memegangi dadanya yang terasa sangat sakit seperti hendak meledak."Melindungi? Sejak kapan 4 klan shandian melindungi Klan Ye-ku, hah? Bukankah sebelumnya kami juga telah mendatangi kalian sebelum terjadinya perang yang dibawa oleh Klan Chan dan mengatasnamakan Pangeran Kedua? Lalu apa jawaban kalian ini dan benarkah kalian merupakan pelindung dari Klan Ye?" Komandan Ye Shinji mencibir dengan sangat keras dan tegas. Luka dalam hatinya kepada