Share

Part 47A

Kain Basahan Basah di Kamar Mandi

Part 48: Amanah Bu Aisyah

"Bagaimana keadaan ibu."

Aku melangkah gontai menghampirinya. Wajahnya masih pucat pasi. Rasa lelah dan jenuh rebahan setiap hari di atas brangkar membuat dirinya ingin segera pulang. Sudah dua bulan lebih dirawat di rumah sakit.

"Sudah membaik, Nak. Cuma, dokter bilang belum bisa pulang ke rumah."

"Se-serius, Bu?" tanyaku kaget.

Aku menatap ke arah wajah ibu mertuaku. Dia buang muka ke arah jendela. Aku menghela napas lalu menghembuskannya dengan kasar.

"Ibu makan buah dulu ya! Aku tadi singgah ke tokoh buah buat beli ini."

Aku menarik kursi lalu duduk di samping ibu mertuaku. Pisau putih berada di tangan kanan, sementara buah pir ada di tangan kiri. Tanpa buang waktu, aku mengupas buah pir.

"Sepertinya usiaku sudah tidak lama lagi, Nak."

Aku berhenti mengupas buah pir lalu mengarahkan pandanganku ke wajah ibu.

"Ibu, tidak boleh berkata seperti itu. Seolah-olah ibu mendahului takdir."

Aku meletakkan buah pir dan pisau di ata
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status