Share

62

Pak Dede terbangun dari tidurnya dengan dada sesak. Ia terbatuk beberapa kali hingga mata berair. Pandangannya dipaksakan memindai sekeliling. Kepala desa Ciboeh itu baru menyadari bila kamarnya sudah dipenuhi asap.

Aya naon ieu?” tanya Pak Dede dengan tangan yang mengibas-ngibas asap. “Apa mungkin kabakaran?”

“Reza!” Pak Dede kembali terbatuk. Ia memukul-mukul dinding yang menjadi batas antara kamarnya dan Reza. “Reza! Bangun!”

Pak Dede dengan cepat bergerak ke arah jendela, lantas membukanya lebar-lebar. Dinginnya udara dini pagi segera menyergap kulit keriputnya. 

“Reza!” Pak Dede berusaha turun dari kasur. Kakinya mulai menginjak dinginnya keramik. Bersamaan dengan asap yang menghilang dari kamar, ia dengan jelas bisa melihat satu nampan sesajan berada di lantai.

“Astagfirullah.” Pak Dede terlonjak kaget hingga badannya terjatuh ke lantai. Matanya so

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status