"Hm, permisi, Mas Lexi ya?" Sapa sebuah suara lembut seorang wanita.Lexi yang masih terduduk diam, tepekur di sebuah bangku yang tersedia di sisi trotoar lahan parkir tersebut jelas langsung mendongak, menatap Rassi dengan tatapan penuh tanda tanya.Lexi masih terdiam saat Rassi kini semakin melangkah mendekatinya."Hm, maaf kalau kedatangan saya mengganggu. Cuma, tadi saya kebetulan sedang lewat dan melihat pertengkaran Mas Lexi dengan Bu Kinan. Sepertinya cukup serius?" Ucap Rassi dengan sandiwaranya.Wajah Lexi yang kuyu mendadak pucat. Lelaki itu berdiri dari duduknya dengan gelagat kikuk. "Ng, tadi itu, kami hanya kebetulan bertemu dan terjadi sedikit kesalahpahaman. Nggak terlalu serius kok," ucap Lexi sedikit terbata. Jelas dia tidak ingin Rassi sampai mengetahui perselingkuhannya dengan Kinan selama ini.Meski, semua itu kini sudah hancur percuma. Hanya saja, Lexi tetap tak ingin Kinan terluka.Rassi memutar kepalanya ke kanan dan ke kiri, seolah memastikan bahwa keadaan seki
Malam harinya setelah mendapat ancaman dari Lexi yang akan menggugat hak asuh atas diri Chelsea, tak punya pilihan, Kinan akhirnya memutuskan untuk membongkar semua kejahatannya baik di masa lalu maupun di masa sekarang.Posisinya yang terjepit, mau tak mau memaksa Kinan untuk lebih dulu mengambil tindakan sebelum semua masalah ini menjadi semakin rumit.Kinan tentu tak mau jika Aljabar nanti sampai mengetahui kebusukannya dari mulut orang lain.Setelah berulang kali maju mundur dan meyakinkan diri, akhirnya Kinan berhasil mengajak Aljabar bicara dalam posisi mereka yang benar-benar hanya berdua saja.Malam itu, selesai mereka melakukan hubungan intim, tentunya setelah Kinan berupaya menarik simpatik dan perhatian Aljabar melalui tubuh dan kelihaiannya memuaskan lelaki di ranjang, Kinan pun memberanikan diri untuk bicara.Masih dalam balutan tubuhnya yang polos ditutupi selimut sebatas dada, Kinan menaruh kepalanya bersandar nyaman di bahu Aljabar."Sebenernya, ada yang mau aku omongi
Tibalah saat yang dinanti-nantikan, baik itu oleh Aljabar atau pun Kinan.Dengan riasan make up natural dan gaun indah yang membalut tubuh rampingnya, Kinan tampil mempesona di acara perayaan ulang tahunnya yang ke dua puluh lima tahun ini.Tema alam di tepi pantai, membuat perayaan ulang tahun itu kian romantis dan indah. Sepoy alami angin pantai, dengan suara deburan ombak yang menggema di kejauhan menambah keeksotisan suasana sekitar.Lampion-lampion kecil bersilangan menghiasi sekeliling area yang menjadi tempat berkumpulnya para tamu undangan.Sepertinya Aljabar memang benar-benar mempersiapkan pesta ini dengan sangat matang dan terencana.Di atas panggung bahkan tampak sebuah layar besar di mana kini tengah ditayangkan video-video berdurasi singkat tentang kebersamaan-kebersamaan manis keluarga kecil Aljabar dan Kinan selama mereka bersama.Acara potong kue dan tiup lilin serta sambutan dari Aljabar juga Kinan menjadikan pembuka pesta tersebut yang kemudian dilanjutkan dengan ac
Acara pesta ulang tahun yang tadinya berlangsung romantis dan sangat meriah itu sontak menjadi kacau balau tatkala sebuah video perselingkuhan kini tengah terpampang nyata di layar besar yang berada di atas panggung utama.Bisik-bisik tetangga pun kian santer terdengar dari mulut para tamu undangan.Ada yang mencibir, namun ada juga yang merasa prihatin, yang jelas pesta tersebut sudah pasti langsung bubar akibat kejadian itu.Bahkan Kinan yang tadinya masih tampak wara-wiri di area pesta, langsung lenyap seketika dari peredaran.Sama halnya dengan Aljabar.Banyak tamu undangan merasa kecewa atas sikap sepasang suami istri itu hingga menumpahkan kekesalan mereka melalui cibiran dan makian di media sosial.Nun jauh di sana, Aljabar yang memang memilih untuk menghindari keramaian tampak berdiri tenang menghadap ke arah laut lepas.Sudah membayangkan bagaimana kacaunya acara pesta Kinan akibat ulahnya, namun Aljabar sama sekali tak perduli. Bahkan apapun penilaian publik tentang dirinya,
Flash Back On...Saat itu, Arlan masih setia menunggui kedua bocah yang sudah terlelap dalam tidur akibat kelelahan bermain, yakni Chelsea dan Althair, di parkiran mobil.Rassi yang mengaku hanya pergi sebentar ke toilet nyatanya tak kunjung kembali setelah waktu sudah lewat setengah jam sejak kepergiannya.Melalui gawai miliknya, Arlan mencoba menghubungi seseorang untuk menanyakan keberadaan Rassi saat itu."Halo, Ab?" Sapa Arlan di telepon yang memang sudah mengenal Abraham sejak dirinya mulai menstalking Rassi diam-diam.Saking penasarannya akan sosok Rassi, Arlan bahkan sampai menyewa jasa detektif swasta untuk mencari tahu tentang kehidupan Rassi termasuk tentang informasi yang dia dapatkan dari Aljabar mengenai Rassi yang katanya memiliki kurap.Aljabar itu memang sangat licik!Bisa-bisanya memfitnah wanita secantik Rassi memiliki kurap, padahal kenyataannya Rassi itu memang sosok wanita yang sempurna di mata Arlan.Sebab dari informasi yang Arlan terima melalui detektif swasta
"Lo hutang penjelasan sama Gue, Rassi! Kalau hari ini lo nggak pulang, gue, sama Mama dan Papa yang akan datengin lo!"Nyatanya, sejak tadi Arlan hanya bersandiwara di hadapan Rassi.Lelaki itu terpaksa memukuli Aljabar hingga sedemikian rupa hanya demi melihat reaksi Rassi setelahnya, dan kalimat yang meluncur begitu saja dari mulut Rassi saat wanita itu menghalangi aksi Arlan yang hendak kembali memukuli Aljabar, pada akhirnya memperkuat apa yang baru saja Arlan ketahui malam ini.Arlan bangkit dari pasir, berjalan mendekati Rassi dan Aljabar saat itu. Mengambil alih tubuh Aljabar untuk kemudian dia yang memapahnya.Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun lagi, Arlan membawa Aljabar bersamanya dan membiarkan Rassi yang semula tertegun kini mulai melangkah mengikutinya di belakang.Sementara Aljabar sendiri yang hanya diam sejak tadi, jelas semakin dibuat bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi di antara Arlan dan Rassi saat ini, namun karena rasa sakit yang dia rasakan di sekujur t
Sesampainya Rassi di apartemennya, setelah mengecek keberadaan Althair dan Chelsea yang sudah tertidur pulas, Rassi pun lekas mendatangi apartemen Abraham untuk menagih penjelasan mengenai apa yang diketahui Arlan tentang dirinya.Rassi menjadi terkejut luar biasa ketika dia mendengar sendiri pengakuan dari mulut Abraham saat itu."Ya, aku yang sudah memberitahu Arlan tentang siapa sebenarnya kamu, Rassi. Jujur saja, aku sudah muak dengan semua sandiwara ini. Kedekatanmu dengan Aljabar dari ke hari membuatku semakin yakin bahwa kamu masih mencintai Aljabarkan? Jadi, untuk apalagi kamu harus tetap bersandiwara menjadi Rassi? Sudahi semua sandiwaramu sampai di sini, Rassi, sebelum semuanya terlambat. Althair berhak tau siapa Ayah kandungnya!"Rassi tergugu di tempatnya berdiri.Kelopak matanya memanas dalam sekejap. Memancing air mata itu keluar.Tak ada yang salah dari apa yang baru saja dikatakan Abraham, hanya saja, Rassi benar-benar merasa seperti wanita jahat sekarang. Bahkan setel
Diantar oleh Abraham, pagi ini, Rassi sudah berhadapan dengan kedua orang tuanya, di kediaman pribadi keluarga Atama.Rama dan Lyra, orang tua Rassi a.k.a Atama, termasuk Arlan dan Wulan kini sudah berkumpul di ruang keluarga menyambut kedatangan Rassi dan Abraham serta dua bocah cilik Althair dan Chelsea yang saat ini sedang diajak bermain ke taman belakang oleh salah satu asisten rumah tangga di sana.Seluruh keluarga sudah berkumpul setelah Arlan memberitahu mereka bahwa hari ini mereka akan kedatangan tamu spesial yang sangat istimewa.Setelah memperkenalkan diri satu sama lain, ke enam orang itu kini sudah duduk di sofa ruang keluarga, menikmati jamuan."Ayo silahkan di minum tehnya, Nak Rassi, Nak Abraham," ucap Lyra selalu Ibunda Arlan pada kedua tamunya.Sesungguhnya perasaan Rassi saat ini sudah benar-benar tidak karuan.Terhitung sejak pertama kalinya dia harus kembali berhadapan dengan orang tua yang telah membesarkannya dan mengurusnya sejak kecil. Sosok orang tua yang ses