Aljabar POV*****Flash Back On...Cuaca hari ini di puncak bukit kebun teh pengalengan begitu teduh.Aku dan Atama begitu menikmati indahnya panorama alam di sekitar kami.Cuitan burung camar yang terbang berkelompok di kejauhan. Hamparan perkebunan teh bagai sebuah permadani hijau yang tak bertepi pandang. Semilir angin sejuk yang menentramkan jiwa. Serta segarnya udara yang masih sangat virgin tanpa polusi. Cukup membuat kami betah berlama-lama duduk bersisian di atas bukit. Sesekali aku memainkan gitar lalu Atama akan bernyanyi dengan iringan gitarku.Tak salah aku mengajak Atama bolos sekolah hari ini."Kamu tahu nggak, kamu itu orang pertama yang bilang kalau aku itu pengecut." Ucapku pada Atama setelah kami puas bernyanyi.Hari ini adalah satu minggu setelah aku dan dia resmi berpacaran."Tapi emang bener kok, kamu pengecut! Beraninya stalking-stalking, terusannya malah ngilang!" Sahut Atama dengan bibirnya yang manyun.Pembahasan tentang kejadian awal bagaimana kami bisa jadia
PLAK!Satu tamparan keras mendarat di pipi Lexi saat lelaki itu baru saja keluar dari mobil pribadinya, sementara Kinan yang sudah sejak tadi menunggu kedatangan lelaki itu di lahan parkir sebuah kafe mewah di pusat Jakarta, sudah tak kuasa menahan amarah di dadanya saat ini.Hari di mana Kinan mendapat kiriman Video Aljabar dan Rassi yang sedang berciuman, lalu Aljabar mengatakan keanehan-keanehan yang terjadi sejauh ini, hingga pada pengakuan seorang wanita bernama Linka yang diam-diam memberi tahu Kinan bahwa selama ini Lexi lah dalang di balik semua kiriman Foto dan Video-video itu.*"Maaf, aku baru memberitahumu sekarang. Tapi kupikir, kamu harus berhati-hati terhadap Lexi, karena dia memang benar-benar ingin menghancurkan rumah tanggamu dengan Aljabar. Aku tahu itu sejak aku mulai sering menginap di apartemen Lexi. Lalu saat Lexi mabuk, dia terus saja menceritakan tentang kebenciannya pada sosok Aljabar yang sudah menjadi penghalang cinta kalian. Lexi benar-benar ingin membuat
"Hm, permisi, Mas Lexi ya?" Sapa sebuah suara lembut seorang wanita.Lexi yang masih terduduk diam, tepekur di sebuah bangku yang tersedia di sisi trotoar lahan parkir tersebut jelas langsung mendongak, menatap Rassi dengan tatapan penuh tanda tanya.Lexi masih terdiam saat Rassi kini semakin melangkah mendekatinya."Hm, maaf kalau kedatangan saya mengganggu. Cuma, tadi saya kebetulan sedang lewat dan melihat pertengkaran Mas Lexi dengan Bu Kinan. Sepertinya cukup serius?" Ucap Rassi dengan sandiwaranya.Wajah Lexi yang kuyu mendadak pucat. Lelaki itu berdiri dari duduknya dengan gelagat kikuk. "Ng, tadi itu, kami hanya kebetulan bertemu dan terjadi sedikit kesalahpahaman. Nggak terlalu serius kok," ucap Lexi sedikit terbata. Jelas dia tidak ingin Rassi sampai mengetahui perselingkuhannya dengan Kinan selama ini.Meski, semua itu kini sudah hancur percuma. Hanya saja, Lexi tetap tak ingin Kinan terluka.Rassi memutar kepalanya ke kanan dan ke kiri, seolah memastikan bahwa keadaan seki
Malam harinya setelah mendapat ancaman dari Lexi yang akan menggugat hak asuh atas diri Chelsea, tak punya pilihan, Kinan akhirnya memutuskan untuk membongkar semua kejahatannya baik di masa lalu maupun di masa sekarang.Posisinya yang terjepit, mau tak mau memaksa Kinan untuk lebih dulu mengambil tindakan sebelum semua masalah ini menjadi semakin rumit.Kinan tentu tak mau jika Aljabar nanti sampai mengetahui kebusukannya dari mulut orang lain.Setelah berulang kali maju mundur dan meyakinkan diri, akhirnya Kinan berhasil mengajak Aljabar bicara dalam posisi mereka yang benar-benar hanya berdua saja.Malam itu, selesai mereka melakukan hubungan intim, tentunya setelah Kinan berupaya menarik simpatik dan perhatian Aljabar melalui tubuh dan kelihaiannya memuaskan lelaki di ranjang, Kinan pun memberanikan diri untuk bicara.Masih dalam balutan tubuhnya yang polos ditutupi selimut sebatas dada, Kinan menaruh kepalanya bersandar nyaman di bahu Aljabar."Sebenernya, ada yang mau aku omongi
Tibalah saat yang dinanti-nantikan, baik itu oleh Aljabar atau pun Kinan.Dengan riasan make up natural dan gaun indah yang membalut tubuh rampingnya, Kinan tampil mempesona di acara perayaan ulang tahunnya yang ke dua puluh lima tahun ini.Tema alam di tepi pantai, membuat perayaan ulang tahun itu kian romantis dan indah. Sepoy alami angin pantai, dengan suara deburan ombak yang menggema di kejauhan menambah keeksotisan suasana sekitar.Lampion-lampion kecil bersilangan menghiasi sekeliling area yang menjadi tempat berkumpulnya para tamu undangan.Sepertinya Aljabar memang benar-benar mempersiapkan pesta ini dengan sangat matang dan terencana.Di atas panggung bahkan tampak sebuah layar besar di mana kini tengah ditayangkan video-video berdurasi singkat tentang kebersamaan-kebersamaan manis keluarga kecil Aljabar dan Kinan selama mereka bersama.Acara potong kue dan tiup lilin serta sambutan dari Aljabar juga Kinan menjadikan pembuka pesta tersebut yang kemudian dilanjutkan dengan ac
Acara pesta ulang tahun yang tadinya berlangsung romantis dan sangat meriah itu sontak menjadi kacau balau tatkala sebuah video perselingkuhan kini tengah terpampang nyata di layar besar yang berada di atas panggung utama.Bisik-bisik tetangga pun kian santer terdengar dari mulut para tamu undangan.Ada yang mencibir, namun ada juga yang merasa prihatin, yang jelas pesta tersebut sudah pasti langsung bubar akibat kejadian itu.Bahkan Kinan yang tadinya masih tampak wara-wiri di area pesta, langsung lenyap seketika dari peredaran.Sama halnya dengan Aljabar.Banyak tamu undangan merasa kecewa atas sikap sepasang suami istri itu hingga menumpahkan kekesalan mereka melalui cibiran dan makian di media sosial.Nun jauh di sana, Aljabar yang memang memilih untuk menghindari keramaian tampak berdiri tenang menghadap ke arah laut lepas.Sudah membayangkan bagaimana kacaunya acara pesta Kinan akibat ulahnya, namun Aljabar sama sekali tak perduli. Bahkan apapun penilaian publik tentang dirinya,
Flash Back On...Saat itu, Arlan masih setia menunggui kedua bocah yang sudah terlelap dalam tidur akibat kelelahan bermain, yakni Chelsea dan Althair, di parkiran mobil.Rassi yang mengaku hanya pergi sebentar ke toilet nyatanya tak kunjung kembali setelah waktu sudah lewat setengah jam sejak kepergiannya.Melalui gawai miliknya, Arlan mencoba menghubungi seseorang untuk menanyakan keberadaan Rassi saat itu."Halo, Ab?" Sapa Arlan di telepon yang memang sudah mengenal Abraham sejak dirinya mulai menstalking Rassi diam-diam.Saking penasarannya akan sosok Rassi, Arlan bahkan sampai menyewa jasa detektif swasta untuk mencari tahu tentang kehidupan Rassi termasuk tentang informasi yang dia dapatkan dari Aljabar mengenai Rassi yang katanya memiliki kurap.Aljabar itu memang sangat licik!Bisa-bisanya memfitnah wanita secantik Rassi memiliki kurap, padahal kenyataannya Rassi itu memang sosok wanita yang sempurna di mata Arlan.Sebab dari informasi yang Arlan terima melalui detektif swasta
"Lo hutang penjelasan sama Gue, Rassi! Kalau hari ini lo nggak pulang, gue, sama Mama dan Papa yang akan datengin lo!"Nyatanya, sejak tadi Arlan hanya bersandiwara di hadapan Rassi.Lelaki itu terpaksa memukuli Aljabar hingga sedemikian rupa hanya demi melihat reaksi Rassi setelahnya, dan kalimat yang meluncur begitu saja dari mulut Rassi saat wanita itu menghalangi aksi Arlan yang hendak kembali memukuli Aljabar, pada akhirnya memperkuat apa yang baru saja Arlan ketahui malam ini.Arlan bangkit dari pasir, berjalan mendekati Rassi dan Aljabar saat itu. Mengambil alih tubuh Aljabar untuk kemudian dia yang memapahnya.Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun lagi, Arlan membawa Aljabar bersamanya dan membiarkan Rassi yang semula tertegun kini mulai melangkah mengikutinya di belakang.Sementara Aljabar sendiri yang hanya diam sejak tadi, jelas semakin dibuat bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi di antara Arlan dan Rassi saat ini, namun karena rasa sakit yang dia rasakan di sekujur t