Share

Bab 40

Penulis: NawankWulan
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-26 20:34:51

Bunda berjalan tergesa menghampiri dua perempuan yang sedang berpelukan itu. Maya dan Dewi, terlihat ternganga menatap ke arah bunda.

Aku masih mengekor di belakang, menjaga jarak. Bingung apa yang harus ku lakukan sekarang?

Membantu bunda menghadapi Dewi, melerai mereka atau diam saja? Jujur, aku takut. Takut kalau sampai terjadi sesuatu pada kehamilanku jika ikut berurusan dengan mereka. Apa aku panggil satpam saja?

Ku amati sikap bunda, di luar dugaan. Tak seperti yang aku khawatirkan. Aku kira, bunda akan mengamuk seperti yang kulihat di video-video viral facebook. Ternyata, bunda tak seceroboh itu.

Dia berdiri menatap dua perempuan itu dengan tangan terlipat di dada sambil menunjuk-nunjuk muka Dewi yang sudah mulai memerah.

"Hai ibu-ibu, mau lihat wanita murahan? Ini dia! Wanita yang sengaja merebut suami orang karena dia sudah mapan dan sukses. Tak peduli sudah beristri maupun punya anak, yang penting ambisinya untuk kaya terpenuhi," ucap bunda agak keras. Dia nasih melipat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Hendry Hendryhen
makin kesel sama si Lina..gobloknya kebangetan jadi istri..pastesan aja trs di tindas sama pelakor dan mertua..kerna Lina itu bodohnya kebangetan..kesel sendiri bacanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • KUSINGKIRKAN MADUKU DENGAN ELEGAN   Bab 41

    "Assalamu'alaikum, Mas," sapaku dengan bibir gemetar. Meski kesal, sesama perempuan aku benar-benar tak tega melihat Maya begitu kesakitan. Mungkin terdengar terlalu naif saat melihat madu menderita, justru tak tega. Entahlah. Aku nggak bisa menjelaskannya, tapi memang inilah yang kurasa."Wa'alaikumsalam, Lin. Kenapa kamu seperti gemetaran? Ada apa?" tanya Mas Gilang kemudian."Maya, Mas. Dia masuk UGD," jawabku cepat. Mas Gilang terdengar begitu kaget. Menanyakan rumah sakit tempat Maya kini dirawat. Dia akan secepatnya datang, begitu katanya.Ada getaran cemburu di sana, saat mendengar suami yang begitu kucintai mengkhawatirkan perempuan lain selain aku. Mesku kutahu, perempuan itu juga istrinya, yang wajib dia khawatirkan juga.Ah! Kenapa rasa kembali muncul di hati? Rasa kesal dan sakit karena harus berbagi hati. Kenapa cemburu itu begitu menyesaki dada? Saat aku sudah mulai melupakannya karena kado terindah darinya di rahimku ini? Begitulah wanita, tetap saja ada sakit manakal

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-26
  • KUSINGKIRKAN MADUKU DENGAN ELEGAN   Bab 42

    "Lina, kamu kenapa?" Tante Debby yang sedang asyik menonton sinetron kesukaannya di tivi beranjak menghampiriku yang tiba-tiba datang. Memang tak seperti biasanya aku datang mendadak dengan ekspresi tak mengenakkan, apalagi malam-malam begini. Sahabat baik ibu itu terlihat shock dan kebingungan melihat penampilanku yang agak berantakan. Ada luka kecil di keningku karena Dewi sempat membenturkan kepalaku ke pintu gerbang. Pening masih terasa, tapi aku berusaha mengabaikannya. Ditambah bekas cakarannya di pergelangan kiriku terasa semakin perih. Namun, lagi-lagi aku belum sempat mengobatinya. Dewi memang cukup kasar tadi. Kebiasaannya memanjangkan kuku membuat kulitku terasa begitu perih karena cakarannya. Entahlah, mungkin dia tak tahu, di balik kuku-kukunya yang panjang itu menjadi tempat favorit bersemayamnya jin.Harusnya dia tak perlu memanjangkan kuku seperti itu. Rasul pun pernah bersabda, tertulis dalam hadits Bukhari Muslim bahwa ada lima macam fitrah, yaitu khitan, mencukur

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-27
  • KUSINGKIRKAN MADUKU DENGAN ELEGAN   Bab 43

    Pov : Gilang Pagi tadi, Maya diperbolehkan pulang oleh dokter. Dia sudah membaik dan terlihat lebih sehat dibandingkan sebelumnya. Kandungannya pun tak ada yang perlu dikhawatirkan. Dia menceritakan kronologis kecelakaan itu.Berulang kali dia menyudutkan Lina dan berusaha mempengaruhi kepercayaanku padanya. Namun, aku tetap tak percaya apa yang dikatakan perempuan itu. Lina yang kukenal tak seperti yang dia ceritakan.Aku lebih percaya pada cerita Bunda Sintia tadi malam saat dia meneleponku. Bunda Sintia sudah menceritakan kejadian itu sedetail-detailnya. Ceritanya yang justru bertolak belakang dengan pengakuan Maya. Entahlah.Kadang, aku tak paham kenapa Maya sebegitu bencinya pada Lina. Padahal selama ini Lina sudah cukup baik danenghargainya sebagai madu. Aku sering curiga, apa dia terhasut oleh cerita Dewi? Dari dulu, Dewi memang tak pernah menyukai Lina. Apalagi sejak aku memilih Lina sebagai pendamping hidup. Kebencian Dewi padanya begitu ketara. [Hamil juga tetep cantik.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-28
  • KUSINGKIRKAN MADUKU DENGAN ELEGAN   Bab 44

    [Mas, bisa minta tolong nggak?] Sedikit ragu, akhirnya aku mengirimkan pesan itu pada Mas Adam. Dia masih online dan tak selang lama pesanku dibaca olehnya. Di Apun mulai mengetik balasan. [Boleh, Lin. Apa sih yang nggak buat kamu. Minta tolong apa memangnya?] Kubaca balasan laki-laki itu. Seperti biasa, dia memang sering membalas dengan kata-kata gurauan, tapi aku tak pernah menanggapi lebih. Dia memang begitu sedari dulu. Sikapnya tak banyak berubah meski sudah cukup lama tinggal di luar negeri. Mas Adam masih gemar bercanda. Belum sempat kubalas, dia mengirimkan pesan keduanya. [Bercanda, Lin] Ada emot smile di akhir pesannya. Membaca pesan keduanya, tak urung bibirku pun ikut tersenyum. [Aku mau ngikutin Maya, Mas. Aku curiga ada sesuatu yang dia sembunyikan dari aku dan Mas Gilang. Mas Gilang bilang mau suruh orang buat nyelidiki ini semua. Cuma belum tahu kapan. Dia sibuk banget akhir-akhir ini, karena buka cabang baru di kota sebelah.]Ku tekan tombol send. Ceklis biru du

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-29
  • KUSINGKIRKAN MADUKU DENGAN ELEGAN   Bab 45

    Hening. Aku masih fokus mengamati dua perempuan yang sedang naik taksi itu. Tak paham juga kenapa mereka justru naik taksi, padahal bukannya Dewi memiliki mobil pribadi? Saat taksi mulai melaju, Mas Adam pun siap-siap mengikuti, sementara Angga kulihat tidur lagi. Mungkin dia teramat mengantuk karena ini masih terlalu pagi untuk mereka yang terbiasa bangun siang. Kulirik ke sebelah, Rania masih sibuk menelepon entah siapa."Sepertinya mereka mau ke mall Anggrek, Lin," ucap Mas Adam memecah keheningan."Mall, Mas? Jadi, Maya mau ikut ke mall dan nggak kuliah?" tanyaku pelan. Mas Adam mengedipkan bahu membalas pertanyaanku yang meluncur begitu saja di bibir.Berbagai pertanyaan mulai menyelinap di benak. Apakah Maya melakukan kebodohan ini setiap hari? Dia jarang masuk kuliah, tapi dia selalu izin pada ibu dan Mas Gilang kuliah tiap pagi? Atau ini cuma kebetulan saja karena hari Jumat dan dia sengaja meliburkan diri menjelang weekend?Kalau memang dia tak kuliah, apa Mas Gilang masih m

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-30
  • KUSINGKIRKAN MADUKU DENGAN ELEGAN   Bab 46

    [Foto apa ini, Lin?]Mas Gilang mengirimkan sebuah foto ke aplikasi hijau untukku. Ku unduh fotonya. Yah, ada fotoku dan Mas Adam tadi pagi. Aku yakin si Dewi atau Maya pasti sudah memutar balikkan fakta. Membuat Mas Adam penuh dengan cemburu dan curiga. 'Santai, Lin. Tenang ... jangan sampai terbawa emosi. Nanti suamimu makin curiga dan cemburu buta.' Batinku bergemuruh. [Mas dapet foto itu dari siapa? Dewi atau Maya?]Ku kirimkan balasan untuknya. Aku sengaja tak langsung menjawab, hanya sekedar ingin tahu siapa diantara mereka yang ingin menabuh genderang perang denganku.[Maya dan Dewi. Keduanya mengirimkan foto yang hampir sama]Balasan Mas Gilang membuatku tersenyum kecil. Rupanya mereka memang tukang rusuh. Kakak beradik sama saja.[Oh itu. Tadi pagi ke mall Anggrek sama Rania dan Angga, Mas. Aku kirim foto mereka, ya?] Foto dua perempuan itu, Rania dan Angga yang sempat ku abadikan ku kirimkan ke Mas Gilang. Agar dia tak curiga dan berpikir macam-macam.[Kalian jalan bareng

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-31
  • KUSINGKIRKAN MADUKU DENGAN ELEGAN   Bab 47

    [Lin, aku langsung ke rumah sakit, ya? Kata ibu, Maya mau melahirkan. Tadi dibantu tetangga]Pesan Mas Gilang baru saja kubaca. Jam pulang sekolah sebentar lagi. Apa aku harus ikut menengok Maya ke rumah sakit juga? Atau menunggu Mas Gilang di rumah saja? Rasanya ingin segera kuberikan rekaman dari Rania itu padanya. Supaya dia lebih hati-hati menghadapi Maya dan Dewi. Jangan sampai Mas Gilang terjebak kelicikan mereka. Tapi aku cukup tahu diri. Saat ini belum tepat. Karena Maya masih di rumah sakit untuk melahirkan, dia mempertaruhkan nyawa. Nggak mungkin aku menambah bebannya dengan memperlihatkan rekaman itu pada Mas Gilang. Takut ada hal-hal buruk yang akan dilakukan Maya jika sampai mereka berantem. Kenapa Maya tiba-tiba melahirkan? Padahal kemarin saat aku bertemu dengannya di mall itu, dia masih terlihat segar bugar dan garang. Apa dia cukup stres karena rekaman itu? Takut aku akan membocorkan kelicikannya pada Mas Gilang? Hingga membuatnya galau akut dan melahirkan sebelum

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-01
  • KUSINGKIRKAN MADUKU DENGAN ELEGAN   Bab 48

    Hari ini, jadwal kontrol kandungan. Aku sudah daftar beberapa hari yang lalu agar bisa mendapatkan antrian awal. Mas Gilang juga belum memberi kabar. Kupikir dia akan mengirim pesan atau sekedar telfon sebentar tapi ternyata nggak. Bolak-balik ku cek ponsel, nggak ada pesan darinya.Sesibuk itukah dia dengan anak laki-lakinya? Yang nyatanya bukan darah dagingnya. Apa harus ku katakan sekarang saja soal rekaman itu? Daripada terus menunggu, aku takut dia terlena. Benar kata Mas Adam, boleh jadi Maya akan merencanakan sesuatu yang tak terduga. Astaghfirullah ... kenapa lagi-lagi aku dipenuhi buruk sangka? Ku telfon saja Mas Gilang daripada otakku makin nggak jelas berpikir. Panggilan ku sudah masuk, tapi belum juga diangkat. Ku ulang beberapa kali, sempat frustasi namun saat akan ku matikan ada suara kresek-kresek dari seberang. "Mas ... kamu nggak pulang?" tanpa salam kutanyakan langsung saja apa yang ada di pikiran. Ku dengar suara Maya teriak-teriak nggak jelas. Mas Gilang belum j

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-02

Bab terbaru

  • KUSINGKIRKAN MADUKU DENGAN ELEGAN   Bab 61 (End)

    Althaf Radhika Alfahri.Anak laki-laki pertamaku yang rupawan. Dia adalah pelita yang menyinariku di saat gelap dan rapuh. Dia yang membuatku semakin kuat dan semangat di setiap keadaan dan dia yang membuatku semakin menyadari jika tak akan pernah ada kata sia-sia dari sebuah perjuangan dan kesabaran. Ada harapan dan doa yang kutanamkan dalam nama itu. Aku dan Mas Gilang sangat berharap kelak dia akan tumbuh menjadi anak laki-laki yang berhati lembut, sukses dan memiliki semangat untuk berbagi kebaikan hingga bisa bermanfaat untuk banyak orang.Detik ini, kulihat Mas Gilang yang sedang mengazani anak sulungnya dengan hati berbunga. Senyumnya mengembang. Wajahnya yang tampan memancarkan aura kebahagiaan. Ibu yang dulu seolah tak pernah memberi restu untukku, sekarang justru berbalik 180 derajat.Dia begitu menyayangiku setelah rencana buruk dan sandiwara menantu kesayangannya itu terbongkar semuanya. Cinta dan perhatian ibu padaku semakin bertambah saat anak pertamaku lahir. Ibu terli

  • KUSINGKIRKAN MADUKU DENGAN ELEGAN   Bab 60

    Pov : Maya"May, kamu di mana? Aku mau ketemu," ucap Mbak Dewi tiba-tiba setelah sekian minggu tak ada kabar."Mau ngapain sih, Mbak?" tanyaku cepat.Hatiku berdebar-debar, jangan sampai Mbak Dewi merencanakan sesuatu untuk mencelakakan Mbak Lina lagi. Aku nggak mau ikut campur. Mereka bisa benar-benar menjebloskanku ke sel."Rumah tanggaku hancur, May. Mas Indra menceraikanku. Istri tua dan keriputnya itu mengambil semua yang kupunya. Rumah dan mobil itu. Sekarang, aku di rumah ibu," ucap Mbak Dewi panjang.Mulutku ternganga seketika mendengar ceritanya. Aku yakin, Mbak Dewi pasti tak akan rela dan diam begitu saja. Dia pasti akan membalas perlakuan Mbak Lina. Karena masih menganggap Mbak Lina dalang semuanya."Sudahlah, Mbak. Jangan ganggu keluarga Mas Gilang lagi. Bahaya, Mbak. Mbak bisa benar-benar dimasukkan penjara nanti."Aku masih terus berusaha menasehati. Walaupun bagaimana, dia tetap kakakku. Aku sangat menyayanginya, meski kelakuannya seperti itu dan sering membuatku pusin

  • KUSINGKIRKAN MADUKU DENGAN ELEGAN   Bab 59

    Pov : Dimas Maya. Aku ingin sekali membencinya karena dia sudah tega menghianati cinta yang kupunya. Dia diam-diam berhubungan dengan lelaki lain yang jauh lebih mapan dan tampan. Saat tahu kabar itu, rasanya benar-benar sulit digambarkan.Banyak hal yang kami lakukan bersama, teganya dia pergi begitu saja. Namun, aku cukup heran kenapa sampai detik ini belum bisa melupakannya. Berulang kali mencoba untuk move on, berulang kali pula selalu gagal. Aku benci dengan perasaanku sendiri. Aku tak tahu mengapa harus mencintai perempuan yang sudah terang-terangan menghianatiku. Bahkan secara sengaja menikah dengan laki-laki lain yang lebih mapan, meski hanya menjadi istri kedua. Entah siapa yang bodoh dalam hal ini. Aku yang dibutakan oleh cinta dan nafsu atau dia yang hanya mengejar harta, tanpa peduli adanya cinta. Entah.Seperti kata pepatah, sepandai-pandainya tupai melompat suatu saat akan jatuh juga. Begitu pula dengan sandiwara Maya. Aku mengetahui gerak-gerik pengkhianatannya sebelu

  • KUSINGKIRKAN MADUKU DENGAN ELEGAN   Bab 58

    Sebelum maghrib, kami sudah sampai di rumah. Maya dan Bi Minah turun dari mobil Mas Adam. Perempuan itu masih saja menunduk dalam diam."Lang, aku pamit pulang, ya?" ucap Mas Adam tiba-tiba. Mas Gilang yang baru saja menutup pintu mobil, menoleh seketika."Nggak mampir dulu, Dam? Btw Makasih banyak atas bantuannya ya? Maaf selalu ngrepotin kamu," jawab Mas Gilang kemudian."Santai aja, Lang. Aku balik dulu deh, habis maghrib mau ada perlu soalnya," lanjut Mas Adam lagi."Oh, okey. Hati-hati kalau begitu," jawab Mas Gilang pelan sembari tersenyum.Mas Adam menatapku sekilas sebagai tanda pamit pulang. Dia kembali masuk ke mobilnya dan berlalu dari halaman.Tak berselang lama, muncul mobil hitam dop dari arah kanan, berhenti tepat di depan gerbang.Mas Gilang melangkah pelan menghampirinya. Bercakap sebentar dengan sang supir lalu menyuruhnya untuk masuk ke dalam rumah."Pak Roby dan Pak Emon. Dia datang membawa laki-laki itu. Ayah si Haikal," ucap Mas Gilang lirih di sampingku. Aku men

  • KUSINGKIRKAN MADUKU DENGAN ELEGAN   Bab 57

    Perempuan itu keluar kamar juga setelah sekian menit menunggu. Geram, kesal dan benci kembali menyergapku. Kutatap matanya yang menyiratkan ketakutan.Rasanya ingin sekali kumaki dan kutampar dia berulang kali, agar dia sadar. Kelakuannya selama ini bukanlah sesuatu yang lucu.Bagaimana mungkin dia berhubungan dengan orang lain tapi justru meminta suamiku untuk bertanggung jawab! Benar-benar keterlaluan. Tak punya adab.Apakah seperti itu yang diajarkan Dewi padanya? Merusak rumah tangga orang bagaimana pun caranya. Seperti syaitan yang begitu riang ketika sebuah keluarga di ambang perceraian."Maya!" Bentakku tiba-tiba. Dia terlonjak kaget. Mas Gilang memegang lenganku pelan. Membisikkan istighfar berulang kali.Mataku memanas menahan amarah yang memuncak namun aku tak kuasa mengungkapkannya. Kupendam sedemikian rupa, namun kali ini rasanya aku ingin membuat sedikit pelajaran padanya. Biar dia kapok, tak mengulangi kesalahannya lagi.Kucengkeram lengannya sekuat mungkin dengan tangan

  • KUSINGKIRKAN MADUKU DENGAN ELEGAN   Bab 56

    Pov : Maya Mas Gilang masih saja mencecarku dengan berbagai pertanyaan tentang Denis dan anak itu. Tak bisa mengelak dan begitu tersudut, akhirnya kuceritakan saja semuanya. Beragam bukti dia genggam membuatku tak bisa berkelit lagi. Kini aku mulai pasrah. Mungkin memang sudah waktunya aku menyerah dan kalah. "Kenapa kamu berbuat seperti ini, May? Apa kamu kira, aku akan membuangmu begitu saja saat aku tahu anak itu bukan darah dagingku?" tanyanya dengan penuh penekanan dan ketegasan.Aku tetap menunduk. Rasanya tak mampu membalas apapun yang akan dikatakan dan dituduhkannya nanti. Sesekali menyeka kedua pipiku yang makin lama makin basah. Ibu mertua ikut mengomel tak karuan. Membuat makin banyak polusi telinga. "Aku sudah menyuruh orang untuk memata-mataimu sejak lama. Aku juga tahu, kalau selama ini kamu tak kuliah. Uang kuliah dan jatah bulananmu sengaja kamu tabung untuk membangun rumah ini, kan?" tanyanya lagi. Bukan bertanya, namun dia memang sudah mengantongi kuncinya. Membu

  • KUSINGKIRKAN MADUKU DENGAN ELEGAN   Bab 55

    Pov : Maya Semua usaha dan pengorbananku selama ini tak sia-sia. Aku sudah memiliki tabungan yang cukup dan sebuah rumah lumayan megah di pinggiran kota. Uang kuliah dan sebagian jatah bulanan dari Mas Gilang memang aku gunakan untuk membeli tanah dan membangun rumah di sana. Sengaja aku pilih di daerah itu, karena aku suka dengan suasananya yang damai.Warga di sana juga sangat ramah. Beberapa kali aku datang, mereka selalu tersenyum dan mengajakku mengobrol santai. Mereka menceritakan profesi dan kehidupan sehari-hari yang mayoritas sebagai petani dan pedagang di pasar. Pantas saja, masih banyak sekali sawah terbentang luas. Bahkan, di samping dan belakang rumahku masih ada beberapa hektar sawah dengan tanaman padi yang mulai menguning. Setidaknya nanti jika memang Mas Gilang mengetahui semua kecuranganku, aku sudah bisa berlenggang dengan tenang. Dia tak bisa mendepakku begitu saja, karena rumah ini sengaja aku atas namakan ibuku agar dia tak bisa memasukkannya dalam harta gono-g

  • KUSINGKIRKAN MADUKU DENGAN ELEGAN   Bab 54

    Pov : GilangBuru-buru kuparkir mobil ke halaman. Rumah ini memang belum punya garasi atau carport. Hanya saja halamannya luas. Jadi bisa untuk parkir beberapa mobil. Rumahnya pun bukan rumah bertingkat atau rumah dengan gaya modern seperti di tengah kota. Rumah sederhana dengan gaya klasik bahkan masih banyak yang bernuansa pedesaan menggunakan lantai papan. Seperti rumah panggung. Unik. Terdengar teriakan Maya dari kamarnya. Ibu sepertinya berusaha menenangkannya. Aku segera masuk rumah bercat putih itu dengan salam lirih. Memasuki kamar Maya dengan tergesa. Dia masih saja menangis dan mengoceh nggak jelas. "May!" bentakku tiba-tiba saat dia mendorong bahu ibu. Hampir saja ibu terjungkal karenanya. "Jangan macam-macam kamu, May. Apalagi sama ibu!" Aku melotot tajam ke arahnya. "Aku bukan laki-laki yang suka ingkar janji, May. Kamu tenang saja. Nggak perlu sekhawatir itu. Nggak perlu takut aku bakal kabur," ucapku pelan. Kutekan emosiku, jangan sampai Maya semakin meronta dan t

  • KUSINGKIRKAN MADUKU DENGAN ELEGAN   Bab 53

    Pov : LINAKepala masih terasa pening sekali karena menangis semalaman. Detik ini, mungkin mataku terlihat sangat sembab. Aku tak peduli dan tak terlalu memikirkan hal itu. Rasa lelah mulai mendera. Capek. Kesal. Marah. Entah apalagi yang kini kurasakan.Setelah salat Subuh, aku kembali ke kamar untuk merebahkan badan. Pikiranku tak tenang. Berbagai pertanyaan dan kekhawatiran kembali menyelinap dalam benak. Tak tahu lagi harus bagaimana. Sampai sekarang, aku belum jua menemukan jejak Mas Gilang dan ibu, pun saat mencarinya di rumah itu. Rasanya, semua berlalu begitu cepat dan tak menyangka jika Mas Gilang sudah menghilang lima hari yang lalu. Kalau sampai hari ini tak ada kabar juga, aku benar-benar akan melaporkan kejadian ini pada polisi. Aku mulai menyerah dan tak tahu harus mencarinya kemana lagi. Semua terasa buntu dan aku benar-benar membutuhkan pertolongan polisi.Kutatap langit-langit kamar. Teringat lagi kejadian kemarin saat aku dan Mas Adam datang kembali ke rumah itu.

DMCA.com Protection Status