Home / Pernikahan / KURELAKAN SUAMIKU UNTUK MANTANNYA / Part 42. Flashback tujuh tahun yang lalu (2)

Share

Part 42. Flashback tujuh tahun yang lalu (2)

Author: Enik Yuliati
last update Last Updated: 2023-07-05 13:14:35

POV. Bara

"Kamu yakin, mau meninggalkan aku, pergi sejauh itu?" Terdengar suara seraknya, yang seolah tercekat di kerongkongan.

"Maaf, hanya itu jalan satu-satunya. Bukankah sejak enam bulan yang lalu, aku sudah bilang sama kamu? Dan kamu sudah bilang iya?" jawabku.

"Aku bilang iya, karena aku tidak tahu. Jika ternyata rasanya akan sesakit ini ...."

Kini bahkan tangisan Luna sudah pecah, bercampur dengan suara derasnya air hujan, juga suara petir yang menggelegar. Tubuhnya terlihat terguncang ke depan dan ke belakang. Aku sama sekali tidak bisa menenangkannya. Aku tidak berani untuk mengusap punggungnya. Apalagi berniat tuk memeluknya. Itu bukan gaya pacaran kami.

"Bukankah masih ada jalan lain? Kamu bisa mencari pekerjaan di sini. Tidak perlu pergi sejauh itu," ucap Luna di sela-sela isak tangisnya.

Aku menghela nafas panjang. Rambut panjangnya terbawa angin, hingga menutupi sebagian wajahku. Kupejamkan mataku. Tercium aroma shampo yang wangi, bercampur aroma khas air hujan.

Kupejam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • KURELAKAN SUAMIKU UNTUK MANTANNYA    Part 43. Flashback tujuh tahun yang lalu.

    POV. BaraAku pun mendongak ke atas. Jangan sampai, air mataku juga luruh, di hadapan kekasihku. Aku laki-laki. Seperti apa pun yang terjadi, aku tidak boleh menangis."Pergilah sekarang juga, jangan pernah menengok ke belakang," ucapnya, sambil memejamkan matanya.Aku pun segera berlari dengan cepat. Menuju bus yang sudah hampir melaju.Satu kakiku sudah naik ke atas. Kutolehkan pandanganku, kepada gadis pujaanku yang tengah berdiri terpaku. Aku memutuskan untuk tetap berdiri di pintu. Menghadap ke belakang, agar terus bisa melihatnya.Hingga bus berjalan, kami masih saling berpandangan. Kulihat tubuhnya semakin mengecil, kemudian tidak terlihat lagi, seiring dengan laju bus yang berjalan kian menjauh.Selamat tinggal ....Semoga lima tahun lagi, kita bisa bertemu kembali.*****Sesampainya di kantor Depnaker, aku segera mengikuti arahan yang ada. Kami semua, para calon TKI, dipindahkan ke tempat penampungan.Paginya, kami langsung diterbangkan ke negri yang menjadi tempat tujuan kam

    Last Updated : 2023-07-05
  • KURELAKAN SUAMIKU UNTUK MANTANNYA    Part 44. Mulai mencoba ....

    POV. BaraSungguh di luar dugaan. Aku yang selama lima tahun membanting tulang di negeri orang, namun ternyata justru kenyataan yang begitu menyakitkan, yang menyambutku pulang.Gadis pujaanku duduk di pelaminan dengan lain orang.Segera kustarter sepeda motorku. Pergi dari tempat ini, sebelum tangisku tak bisa kubendung lagi.Pergi ke makam ayah dan ibuku. Sendirian. Tanpa Luna, seperti rencanaku sebelumnya.Sesampainya di pusara Ayah dan ibuku, aku segera mengirim doa-doa untuk mereka. Setelah doa-doa itu selesai kubacakan, aku pun bercerita tentang banyak hal.Aku bercerita kepada mereka. Tentang aku yang tidak pernah mengunjungi mereka, karena harus merantau ke tempat yang sangat jauh. Aku bercerita kepada mereka, tentang aku yang baru saja pulang. Aku bercerita kepada mereka, tentang aku yang sudah berhasil membangun rumah.Hingga akhirnya aku bercerita kepada mereka, tentang Luna. Tentang Luna yang ternyata sudah menjadi milik orang lain. Tentang Luna yang ternyata menikah, tepa

    Last Updated : 2023-07-08
  • KURELAKAN SUAMIKU UNTUK MANTANNYA    Part 45. Melihat Luna.

    POV. BaraEnam bulan aku menekuni usahaku, untuk mencoba mengembangkan pasar, hingga ke luar pulau.Aku sudah memiliki beberapa karyawan. Memiliki beberapa mobil box, yang kusus untuk mengantar barang.Meskipun hatiku masih luka, karena pernikahan Luna, namun Ibu dan Bapak selalu menyemangatiku. Hingga aku bisa tegar, menjalankan usahaku.Aku pun jarang berada di rumah. Aku lebih sering ikut karyawanku pergi ke luar pulau. Selain karena ingin melihat-lihat peluang usaha, aku juga sebenarnya ingin mengalihkan rasa sakit hatiku.Satu tahun sudah, aku di negeri ini. Namun penggantinya Luna, belum juga kutemui. Jangankan ingin mencari penggantinya. Bahkan hingga kini, nama Luna, hingga kini masih menjadi ratu di hatiku, tanpa sedikit pun aku bisa melupakannya.Luna yang begitu mempesona. Luna yang dulu begitu menerimaku apa adanya. Meskipun dia dikejar oleh beberapa anak orang kaya, namun dia justru lebih memilihku, anak yatim-piatu yang tidak memiliki apa-apa.Bahkan aku selalu merasa. B

    Last Updated : 2023-07-08
  • KURELAKAN SUAMIKU UNTUK MANTANNYA    Part 46. Perintah Ibu untuk memperjuangkan Luna.

    POV. BaraAku sudah tidak mampu meneruskan ucapanku. Tenggorokan ini terasa begitu sakit. Luka ini kembali terbuka.Ibu hanya ternganga. Dia kemudian mengambil figura foto yang ada di tanganku. Menatapnya dengan begitu lama."Kok Ibu tidak mengenalinya, ya? Apa mungkin karena foto ini, sudah terlalu lama, sehingga wajah Non Luna, sudah menjadi terlihat berbeda? Karena, foto ini, tidak memakai kerudung. Sementara, sekarang dia lebih sering memakai kerudung," gumam Ibu.Kutinggalkan Ibu yang masih berdiri terpaku, sambil menatap foto itu. Aku masuk ke kamarku. Kamar di lantai dua, yang kebetulan bersebelahan dengan rumah Luna.Semenjak saat itu, aku lebih sering tidak berada di rumah. Aku tidak kuat, melihat kemesraan mereka.Apalagi jika malam hari. Kadang aku mendengar suara-suara aneh mereka. Karena mungkin saja, memang kamar kami bersebelahan. Saat seperti itu, aku hanya bisa meluapkan emosiku dengan pergi ke belakang rumah, memukuli samsak tinju yang tergantung itu.Dan jika malamn

    Last Updated : 2023-07-08
  • KURELAKAN SUAMIKU UNTUK MANTANNYA    Part 47. Tentang keuangan.

    Pov. LunaDalam hatiku, sebenarnya aku merasa sangat berdosa, karena telah melalaikan kewajibanku sebagai seorang istri. Kusadari, bahwa sebenarnya, gelisah yang melanda kekasih halalku itu, karena dia sedang merasa begitu menginginkan aku.Namun ternyata hati ini memang masih juga belum bisa berdamai dengan kenyataan yang ada. Bayangan suamiku yang pernah berg*mul dengan perempuan itu, begitu mengganggu alam pikiranku.Setiap saat, setiap waktu. Hanya hal ini yang ada dalam pikiranku. Menjelang tidur, aku membayangkan itu. Bangun dari tidur pun, hal itu sudah langsung terbayang di mataku. Bahkan ketika mataku sedang terpejam. Tak urung, hanya hal itu, yang mengganggu pikiranku.Kubayangkan. Bagaimana dia memeluk perempuan itu. Bagaimana dia menci*m perempuan itu. Bagaimana dia menc*mbu perempuan itu. Bagaimana dia mel*pas baju perempuan itu. Bagaimana suamiku menyentuh seluruh tub*h perempuan itu. Bagaimana suamiku menikm*ti perempuan itu.Kubayangkan bagaimana perempuan itu menyambu

    Last Updated : 2023-07-10
  • KURELAKAN SUAMIKU UNTUK MANTANNYA    Part 48. Hampir setiap malam ....

    POV. Luna"Terus, dia menanyakan tentang keuangan butik juga?" tanyaku.Jujur saja, aku merasa heran dengan suamiku. Tidak biasanya, dia ikut campur urusan butik. Biasanya dia selalu bersikap acuh tak acuh, dan tidak mau tahu."Laporan keuangan, juga ditanyakan. Dan saya jawab apa adanya. Terus beliau berpesan. Selama Bu Luna tidak datang, beliau meminta, supaya saya bekerja dengan sungguh-sungguh, dan jujur, jangan sampai mengecewakan Ibu. Begitu saja sih, Bu. Kadang juga Pak Aksa, menyempatkan diri datang ke butik, membawakan makanan untuk anak-anak. Tapi hanya masuk sebentar, menaruh makanan, terus pergi lagi," ucap Risa dengan begitu polos."Kalau saya lihat, Pak Aksa sekarang, cenderung lebih ramah. Kalau dulu kan, orangnya jutek. Saya sering takut, kalau pas di sini, terus ada Pak Aksa," ucap Risa lagi.Mendengar cerita Risa, aku pun berfikir. Berarti selama ini, selama aku vakum dari butik, diam-diam, suamiku berusaha ikut menjaga usahaku, agar tidak tumbang. Sementara aku just

    Last Updated : 2023-07-10
  • KURELAKAN SUAMIKU UNTUK MANTANNYA    Part 49. Tangisan Mas Aksa.

    POV. LunaHampir setiap malam, kami melakukan itu. Mas Aksa sepertinya sudah sangat berharap ingin memiliki anak. Dia memperlakukan aku dengan lebih baik lagi. Dia memanjakan aku dengan lebih sempurna. Dia melayaniku, hingga aku hilang trauma."Mas, bagaimana jika nantinya kita tidak kunjung memiliki anak? Sepertinya kamu sudah sangat menginginkannya?" ucapku, setelah kami baru saja selesai memadu kasih."Tidak apa-apa, aku akan sabar menunggunya. Kita akan berusaha bersama-sama," jawabnya terdengar begitu manis."Kalau misalnya kita sudah berusaha, dan ternyata memang aku dinyatakan tidak subur, dan tidak bisa memberimu anak, apakah kamu akan pergi meninggalkan aku, dan menikahi perempuan lain, yang bisa memberimu anak? Seperti yang ada di cerita-cerita itu?" tanyaku lagi.Jujur, aku merasa khawatir. Teman-temanku yang lain, yang baru dua bulan menikah, bahkan sudah pamer tespek garis dua. Sedangkan aku, dua tahun menikah, belum ada tanda apa-apa.Mas Aksa menatapku lama. Diraihnya k

    Last Updated : 2023-07-10
  • KURELAKAN SUAMIKU UNTUK MANTANNYA    Part 50. Menciumnya.

    Pov. AksaPagi ini juga, kubawa istriku pulang ke rumahku, sebelum aku berangkat ke kantor.Sesampainya di rumah, aku berniat untuk mendatangi Bu Indah. Ingin menitipkan Luna, selama kutinggal bekerja. Rencananya, aku akan menelpon Risa, supaya dia mengajak istriku ke butik. Agar Luna tidak hanya berdiam diri di rumah. Namun itu pun, jika Luna mau. Jika tidak mau, itu artinya, aku harus meminta tolong kepada Bu Indah untuk sering-sering menengok Luna.Pintu gerbang sedikit terbuka. Aku pun langsung masuk ke halaman rumah mewah itu.Kuketuk pintu kayu yang berukir itu. Pintu pun terbuka. Namun bukan wajah Bu Indah, yang nampak di depan mata. Melainkan Bara. Pemilik rumah mewah ini. Laki-laki yang pernah bilang, ingin memiliki istri yang secantik istriku. Entah apa maksud dari ucapannya itu."Permisi," ucapku."Kamu Aksa, kan? Kemarin sore dicariin tuh, sama gundik kamu!"Belum juga aku menyampaikan tentang maksud kedatanganku, Bara sudah berbicara dengan nada yang sama sekali tidak ena

    Last Updated : 2023-07-12

Latest chapter

  • KURELAKAN SUAMIKU UNTUK MANTANNYA    Part 131. Digrebek tetangga.

    POV. Aksa"Aku sudah tidak peduli. Kamu mau menikahi dia, kamu mau menceraikan dia. Bukan urusanku. Justru sekarang juga, aku yang akan meminta cerai. Ceraikan aku sekarang juga! Aku tidak mau lagi bersuamikan laki-laki yang kelakuannya bahkan melebihi kelakuan binatang!"Lagi-lagi, Luna berbicara dengan sangat lantang. Perempuan itu. Sudah kuperlakukan dengan baik, tetap saja bersikap angkuh. Lama-lama, aku pun kesal juga. Apalagi, semenjak dia mengetahui perselingkuhanku dengan Bunga, akhir-akhir ini, dia entah sudah berapa kali mengataiku sebagai binatang. Aku juga heran. Dia yang notebenya sebagai bisnis woman, sebagai seorang putri pejabat, namun mulutnya tidak bisa terkontrol. Tingkahnya juga cenderung arogan. "Luna! Kamu dengar tidak. Nyalakan airnya sekarang juga. Kamu jadi perempuan terlalu angkuh. Selalu ingin menjadi yang paling dominan, di setiap keadaan. Laki-laki mana pun, tidak akan tahan, hidup bersama dengan perempuan sepertimu. Kamu itu sudah berani kurang ajar.

  • KURELAKAN SUAMIKU UNTUK MANTANNYA    Part 130. Untung tidak gila.

    POV. AksaBunga pun tampak berbinar. Kemudian dengan manjanya, dia meminta gendong. Sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Luna. Dengan senang hati, aku pun menggendongnya hingga ke kamar atas. Sayangnya, saat di kamar mandi, Bunga justru menggodaku. Hingga akhirnya, aku pun tidak kuasa untuk menolaknya. Dan terjadilah semuanya. Suara musik yang mengalun dengan merdu, membuat kami lupa. Saat aku bersama Bunga sedang sibuk memadu cinta, tiba-tiba aku dikejutkan dengan air shower yang tiba-tiba mati, tidak mengalir lagi. Dalam sekilat pandangan mata, aku melihat Luna sudah menggenggam sabun cair dalam botol. Di semprotkannya, sabun cair itu ke wajahku, hingga mengenai mataku. Aku pun tidak bisa melihat dengan jelas. Mataku terasa perih. Dan sepertinya, hal yang sama juga terjadi kepada Bunga.Kami yang memang sedang berbaring di lantai kamar mandi, dalam posisi yang tidak siap pun, kalah telak, dengan seorang yang diberikan oleh Luna. Luna juga menyemprotkan sabun cair itu ke

  • KURELAKAN SUAMIKU UNTUK MANTANNYA    Part 129. Meminta gendong.

    POV. Aksa"Aku nggak bisa tidur. Rasanya aku pingiiiinnn ... banget tidur di rumah kamu. Mungkinkah ini yang dinamakan ngidam?"Bunga berbicara lirih, sambil takut-takut. Kasihan sekali, dia. "Ini bukan keinginanku. Ini keinginan anak kamu. Dia pingin tidur di rumah papanya. Kalau aku sih, sudah terbiasa hidup miskin. Meskipun diajak tinggal dikolong jembatan, asal bersamamu, aku rela ...."Bunga mengusap-usap perutnya. "Kalau besok saja, bagaimana? Biar Luna, aku ungsikan dulu ke rumah orang tuaku,"Aku berusaha beralasan. Terus terang, aku merasa ragu, jika ingin membawa Bunga ke rumahku, sementara di situ ada Luna. Aku takut, Bunga yang sedang hamil, dijadikan bulan-bulanan oleh Luna. Jangan sampai, nanti calon bayiku yang menjadi korban. "Tapi anak kita maunya sekarang. Aku nggak bakalan bisa tidur, jika tidak diajak ke sana," rengek Bunga dengan sangat manja. Akhirnya, aku pun mengalah. Membawa Bunga ke rumahku. Untunglah, Luna sudah tidur. Aku bisa masuk ke dalam rumah denga

  • KURELAKAN SUAMIKU UNTUK MANTANNYA    Part 128. Pingin.

    POV. AksaPagi ini juga, Luna langsung bilang kepada orang tuaku, bahwa dia ingin pulang saja ke rumahnya. Jika sudah Luna yang berbicara, maka Mama Papa pun akan menyetujuinya.Akhirnya, aku bisa juga lepas dari pengawasan Papa.Sepulang dari rumah orangtuaku, aku langsung menghampiri Bunga ke rumahnya."Aksa, muka kamu kenapa? Kok lebam?"Bunga menatap wajahku dengan tatapan heran."Dihajar Papa," jawabku. Bunga menatapku dengan tatapan kasihan. Kemudian dia masuk ke dalam. Tidak berselang lama, dia sudah keluar dengan mangok yang berisi air hangat, dan sapu tangan. Dikompresnya wajahku dengan air hangat itu. "Pasti istrimu mengadu yang tidak-tidak, kepada orang tuamu. Aku bahkan heran. Apa istimewanya Luna, hingga orangtuamu lebih membelanya, daripada terhadap anaknya sendiri."Bunga berbicara dengan nada yang nelangsa. "Luna sudah meminta cerai."Aku berbicara sambil menahan perih di wajahku."Bagus, dong. Ceraikan saja secepatnya! Toh kamu sudah punya aku. Punya calon anak jug

  • KURELAKAN SUAMIKU UNTUK MANTANNYA    Part 127. Terpergok saat di dalam kamar mandi.

    POV. Luna"Siapa juga, yang mau nyium handuk kamu? Aku juga ogah, yang ada ntar aku langsung pingsan. Keringat kamu, baunya nggak ketulungan. Udah gitu, kepedean, lagi."Aku berbicara sambil mencebikkan bibirku."Cewek memang paling pinter, kalau disuruh ngeles. Kirain kamu cuma pinter nangis doang. Ternyata pinter ngeles juga. Bilangnya pingsan, kalau nyium bau keringat aku. Padahal pas pinjem selimut punya aku aja, dicium-cium, dihirup-hirup sampai matanya merem-merem. Kamu pikir, aku tidak tahu? Aku bahkan melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Masih mau ngeles juga?"Aku malu, mendengar semua kalimat yang dia ucapkan. Benarkah dia melihatnya. "Tuh, kan, pipi kamu merona. Itu artinya, iya."Kenapa pagi ini, dia mendadak genit? Benar-benar, kepribadiannya memang sulit untuk ditebak. Kadang dia bersikap cuek, kadang bersikap serius, kadang malah genitnya nggak ketulungan, seperti pagi ini. "Gimana, boleh ya, aku ngelukis wajah kamu? Sebenarnya, bakat melukis itu, sudah ada sejak

  • KURELAKAN SUAMIKU UNTUK MANTANNYA    Part 126. Menggodaku.

    POV. Luna"Maaf juga, jika kemarin-kemarin, aku sempat membuat status yang bukan-bukan. Tapi status yang kuunggah, sudah aku atur privasinya, sehingga tidak ada orang yang melihatnya. Maaf juga, jika beberapa hari yang lalu, aku sempat meludahimu."Sebisa mungkin, aku berbicara dengan sopan. Aku ingin, saat perceraian nanti, aku sudah meminta maaf kepadanya."Sudahlah, jangan ngomong hal-hal yang nggak penting. Aku ke sini cuma mau ngomong, kalau nasi gorengnya nggak jadi. Aku mau bubur ayam saja. Kamu tolong ke depan, cari bubur ayam. Cepetan, jangan pakai lama."Aku merasa kesal dengannya. Seenaknya saja, dia mengganti perintah, saat perintah yang pertama sudah hampir kuselesaikan. "Matanya jangan melotot seperti itu. Baru juga meminta maaf, sudah mau membuat dosa. Atau kamu mau? Nanti jika sudah jadi janda, aku informasikan kepada semua orang, jika kamu itu perempuan arogan yang sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga, dan bahkan pernah meludahiku? Biar kamu jadi janda seum

  • KURELAKAN SUAMIKU UNTUK MANTANNYA    Part 125. Sepertinya aku benar-benar kehilangan suamiku.

    POV. LunaItu minuman siapa? Perasaan, aku tidak pernah meminum minuman seperti itu. Di kulkas memang menyimpannya, tapi lebih sering kugunakan untuk menjamu temannya Mas Aksa, jika ada yang datang ke sini. Suamiku pun, jarang sekali menyentuh minuman seperti itu. Apakah Mas Aksa, semalam sempat pulang? Tapi dia tidur di mana? Dari mana juga, dia bisa masuk? Apakah dia memiliki kunci cadangan?Aku memutar langkahku, menuju ke ruang tamu. Kusingkap dengan lebar, gorden jendela yang tadinya masih tertutup.Benar saja, aku melihat mobil suamiku. Tapi orangnya, ada di mana? Apakah tidur di mobil? Lantas botol minuman itu? Kulangkahkan kakiku, menuju kamar tamu. Kuputar kenop pintunya. Terkunci dari dalam. Itu artinya, memang suamiku pulang, dan memilih tidur terpisah dariku. Sudahlah, biar saja.Aku sedang mulai untuk tidak peduli dengan semua hal tentang dia. Aku akan fokus dengan kebahagiaanku. Semoga saja, Mama dan Papa bisa segera pulang. Dan semoga saja mereka tidak kaget, jika nan

  • KURELAKAN SUAMIKU UNTUK MANTANNYA    Part 124. Milik siapa.

    Pov. LunaEntah benar, entah salah. Bahkan aku sudah tidak bisa membedakan lagi. Saat aku sedang merasa begitu rapuh, aku justru berbagi cerita dengan mantan kekasihku itu. Bahkan aku juga bercerita tentang rencana perceraianku. Mungkin memang aku salah. Aku keliru. Sebagai seorang istri yang baik, seharusnya jika sedang ada masalah, dia akan mengadu kepada Tuhannya. Dia akan lebih mendekatkan diri kepada agamanya. Bukan malah seperti aku. Berduaan di luar rumah malam-malam, membuka aib rumah tanggaku, berkeluh kesah kepada mantan pacarku. "Kamu yakin, akan bercerai?" tanya Bara."Aku tidak sanggup berbagi. Kemarin-kemarin, kukira aku akan kuat. Tapi baru beberapa hari menjalani, aku rasanya sudah mau gila. Aku lebih baik menjauhi mudharat, daripada mengejar manfaat. Aku tidak sanggup ...."Bara tercenung sejenak, mendengar kalimat yang kuucapkan. Entah apa yang dia pikirkan. Kadang laki-laki itu, memang terlihat misterius."Dik, masuklah ke rumahmu. Tubuhmu punya hak, untuk dijaga

  • KURELAKAN SUAMIKU UNTUK MANTANNYA    Part 123. Pulang membawa ....

    POV. Bara[Samawa till jannah. Dekap eratlah yang ada di hadapanmu. Lupakan yang sudah meninggalkanmu.]Aku tahu. Aku paham, maksud dari komentar itu. Nadin ingin, agar Luna belajar mencintai Aksa yang telah menjadi suaminya, dan melupakan aku yang telah meninggalkannya.Nasehat itu tidak salah. Jika saat ini hatiku merasa tercubit, itu karena mungkin saja aku sedang sensitif. Komentar Nadin, hanya ditanggapi Luna dengan emotikon tersenyum.Kulihat unggahan-unggahannya dari yang paling atas. Semua hanya tentang butiknya. Tentang produk-produk yang dijualnya. Dia sama sekali tidak mengunggah masalahnya di dunia maya.Namun ada akunnya Nadin yang menandainya.[Keep strong. Wonder woman akan selalu kuat. Sobatku yang cantik dan baik.]Unggahan itu disertai dengan fotonya Nadin dan Luna, yang sepertinya sedang duduk di sudut kafe. Postingan itu baru saja diunggah beberapa jam yang lalu. Itu artinya, mereka masih berinteraksi hingga saat ini. Kulihat ada lingkaran kecil berwarna hijau m

DMCA.com Protection Status