Share

3. KEPANIKAN SUAMIKU

last update Last Updated: 2022-11-04 23:01:02

“Lepaskan!” aku berusaha melepaskan diri. Pria ini mengunci tubuhku sangat erat hingga membuatku kesulitan bernapas.

“Diam. Atau kutembak kepalamu!” ucap pria itu dengan menodongkan senjata di samping kepalaku.

“Beraninya kau menangkapku! Awas, akan aku laporkan pada suamiku. Akan kuperintahkan dia untuk memecat dan menghukummu dengan berat!” mencoba mengancamnya. Semoga saja mereka takut dengan ancamanku.

“Justru Boss akan memberiku imbalan yang sangat besar jika aku berhasil menghentikanmu! Karena hanya kaulah yang harus ditendang dari sini! Menyerahlah. Aku akan melepaskanmu! Tapi kalau kau melawan, aku tak segan-segan menarik pelatuk senjata ini dan memecahkan kepalamu!”

Pria itu terlihat serius dengan ucapannya. Para penjaga pasti lebih mementingkan pekerjaannya daripada diriku. Aku harus mengatur strategi. Lebih baik berpura-pura mengalah saja. Biarlah otakku berpikir untuk mengatur strategi kembali.

“Oke. Aku menyerah. Tolong lepaskan aku.” Suaraku sengaja merendah. Lalu mengangkat kedua tanganku tanda menyerah.

“Buang senjatamu!” perintah pria itu. Aku menurut dan membuang balok kayu dan ikat pinggang di lantai.

Mereka terlihat berunding. Sialnya, orang ini tak jua melepasku. Bagaimana ini. Ijab kabul akan segera dilaksanakan. Tak mungkin pulang dengan tangan kosong.

“Ayo, ikut aku!” perintah pria yang menahanku. Sayangnya aku tak mendengar apapun  rencana mereka. Aku terlalu fokus dengan suara yang terdengar dari dalam. Bagaimana ini. Mereka akan membawaku kemana.

Namun belum juga dua langkah, pria yang menahanku menjerit kesakitan. Tanpa sengaja dia melepasku. Kesempatan bagus. Rupanya dia menginjak paku berukuran besar yang tertancap pada balok kayu.

Aku tak boleh melepas kesempatan ini. Segera mengambil senjata api pada tangan pria yang sedang mengaduh kesakitan. Lalu menodongkan senjata kepada para penjilat itu.

“Biarkan aku pergi atau aku tembak kalian!” ancamku pada mereka.

Kudengar mereka berunding. Salah satu dari mereka dengan lantang bersuara.

“Lakukanlah! Kau hanya wanita yang belum pernah memegang senjata! Coba saja tembak kami kalau berani. Ha ... ha ....” riuh tawa yang saling bersahutan membuatku geram. Rasanya tak perlu memberi penjelasan kalau aku lebih mahir dari mereka.

Waktuku sudah tidak banyak. Aku harus mengambil jalan pintas untuk menyelamatkan diriku. Terpaksa segera melumpuhkan mereka dengan menembakkan timah panas tepat di kaki mereka berempat. Ya, aku terpaksa melakukannya. Satu orang yang terkena paku sengaja tak kutembak. Kasihan, dia sudah merasab kesakitan.

Suara jeritan mengundang perhatian. Kulempar begitu saja senjata yang sudah kupergunakan. Menepuk-nepuk tangan sambil melengkungkan sudut bibir.

“Jangan pernah meremehkan seorang wanita yang sedang tersakiti. Dia tak segan menyakiti siapapun yang berhadapan dengannya!”

Segera pergi dan menyelinap di antara para tamu yang berdatangan untuk melihat keadaan. Untung saja aku berhasil melarikan diri. Setidaknya aku bisa mencari mahar terlebih dahulu. Setelah itu baru mengurus Hendra dan si pelakor.

Sayang sekali kalau uang sebanyak itu menjadi milik wanita yang sudah merebut kebahagiaanku.

Aku berhasil menyelinap hingga ruang ijab kabul. Netraku menyapu seluruh ruangan. Mencari kedua mempelai. Mahar pasti diletakkan tak jauh dari posisi mereka.

Tamu-tamu istimewa nampak hadir. Para pejabat, para artis dan juga wartawan. Banyak sekali wartawan yang meliput acara megah ini. Bahkan disiarkan secara live di salah satu televisi swasta. Hanya menjadi istri kedua saja, sok-sokan ingin viral. Benar-benar tak tahu malu dan memuakkan.

Tatapanku berhenti saat melihat kedua calon mempelai. Rahangku mengeras menahan amarah. Tanpa malu mereka saling bergandengan tangan dan tersenyum bahagia. Tak berpikirkah mereka sedikitpun tentang perasaanku. Terasa bagai ribuan pedang menusuk dan mencabik-canik segumpal daging dalam dadaku.

Teganya Hendra menghianati setelah semua yang kulakukan untuknya. Tak pernah sedikitpun aku membantah atau tak menuruti keinginannya. Tega sekali dia menyakitiku.

Aku tak boleh melow. Penghianatan sudah terpampang jelas di depan mata. Bodoh sekali kalau aku masih menangisinya. Segera menghapus airmata dan membusungkan dada. Menanamkan dalam bathin kalau aku tak membutuhkannya lagi. Apapun yang akan kulakukan tak seberapa dibanding dengan rasa sakt yang kuderita.

Aku juga tak peduli lagi dengan kredibilitas suami di mata para kliennya. Juga si pelakor binal itu. Seandainya karier keduanya akan hancur setelah kejadian ini, itu bukan salahku. Tapi salah mereka yang sudah berani menghianatiku.

Sepertinya para penjaga mulai menyisir tamu satu persatu. Artinya mereka sedang mencari diriku. Aku harus berhati-hati dan mempersiapkan diri.

Meraba bagian pinggang. “Astaga!” aku menepuk kening. Kenapa bisa sampai lupa kalau tak membawa senjata. Bodoh sekali kenapa tak membata senjata api tadi. Kenapa aku melemparnya begitu saja. Mungkin karena gugup dan takut tertangkap.

Apa yang bisa kuandalkan sekarang. Tak ada jalan lain aku harus terang-terangan menghentikan pernikahan ini. Tak peduli apa yang akan terjadi nanti. Waktuku sudah tidak banyak. Kulihat pak penghulu sudah mulai menjabat tangan Hendra. Suamiku juga sudah siap untuk mengikrarkan janji suci.

Kuakui kini Hendra terlihat lebih tampan dan berisi. Pantas saja artis sekelas Clarista menyukainya. Belum lagi rekeningnya yang semakin gendut. Aku yakin si pelakor bukan hanya menyukai suamiku tapi juga hartanya. Wanita seperti dia tak bisa hidup susah.

Tak perlu banyak melamun. Bergegas menyusup di antara para wartawan yang sedang meliput. Lumayan sulit menembus para pemburu berita yang saling bergerombol. Mereka pasti tidak mau kehilangan moment yang langka ini. Dimana super model sekaligus aktris terkenal ini melepas masa lajangnya. Apalagi mahar yang digembar gemborkan sangat fantastis. Enah apa lagi selain uang tunai.

Mungkin aku harus menunggu sampai wali si pelakor itu menyebut mahar. Ya. Aku harus sedikit bersabar.

Ada yang membuat kupingku memananas saat pak penghulu membaca status Hendra. Dia seorang duda cerai mati. Kurangajar sekali. Aku yang masih hidup, bisa-bisanya dikira mati.

Aku yakin sekali pasti Hendra menggunakan pelicin untuk mengeluarkan surat itu. Aku benar-benar tidak tahan. Segera keluar dari persembunyianku.

“Tunggu!” aku menghentikan penghulu.

Seluruh mata menatap ke arahku. Aku tak peduli dengan yang lain. Yang kuperhatikan adalah ekspresi dari wajah suamiku dan si pelakor. Mereka berdua terkejut dan saling pandang. Wajah keduanya memucat. Terutama Hendra. Dia pasti ketakutan kalau aku akan membuat kacau acaranya.

Aku tak takut lagi menghadapinya. Segera berjalan menuju sang pengantin.

“Luar biasa. Pernikahan yang luar biasa.” Aku bertepuk tangan dengan santai. Suasana yang semula gaduh menjadi senyap.

Aku melihat Hendra memanggil salah satu anak buahnya dan membisikkan sesuatu. Dengan sigap, beberapa anak buahnya menghadang langkahku

“Dasar pecundang kau Mahendra wicaksana suami sahku!” sengaja aku memberikan penekanan pada kata suami sahku.

Suasana yang semula hening menjadi riuh. Para tamu undangan saling berbisik.

“Apa-apa an ini. Siapa kamu?” tanya wali dari si pelakor. Kulihat wajahnya penuh amarah dan rasa malu.

Aku tak peduli. Tak ada keuntungannya memberi penjelasan kepada orang yang tak ku kenal. Lebih tertarik dengan suara gaduh di belakangku.

Aku menoleh ke arah belakang dimana terdengar suara berisik. Rupanya anak buah suamiku sedang menghalau para wartawan. Mereka diminta untuk keluar ruangan. Namun sebagian dari mereka tidak mau. Mereka sangat ingin meliputnya. Hingga terjadi kegaduhan karena anak buah Hendra memaksa para pemburu warta untuk meninggalkan ruangan.

Baru permulaan saja sudah sangat kacau begini. Namun ini menguntungkan diriku. Artinya kedatanganku tidak sia-sia. Hendra seperti membuat perangkap untuk dirinya dan calon istrinya.

Dengan gagah mereka mengundang wartawan untuk meliput. Namun sayang semua terjadi di luar perkiraan. Kehadiranku tak pernah terpikirkan. Mungkin Hendra berfikir kalau aku takkan datang.

‘Enak saja. Kalau kau tak membawa hartamu untuknya, mungkin aku tak sudi datang ke tempat ini Mahendra.’

Akan kumulai peranku sebagai istri pertama yang tersakiti dan akan membalas dendam. Bersiaplah untuk menanggung malu seumur hidup kalian.

Related chapters

  • KURAMPAS MAHAR LIMA MILYAR    4. MELUMPUHKAN SI PELAKOR

    Saat aku sedang asik melihat anak buah suamiku mengusir para wartawan membuatku lengah. Hingga tak menyadari saat seseorang menarik tangan dan memaksaku untuk menjauh.Badannya yang tinggi besar membuat tenaganya sangat kuat. Percuma berusaha untuk melepas cengkeramannya. Semakin berusaha lepas, tanganku terasa semakin sakit.“Lepaskan tanganku!” aku berteriak sembari terus berusaha melepaskan tangan. Pria yang menarik tanganku menoleh. Tak membuang waktu segera kutonjok matanya. Walau tangan kiri yang kugunakan tetap bisa membuat pria itu mengaduh sambil memegangi matanya.Lalu kutendang perutnya hingga dia terjatuh dan cengkeraman tangannya terlepas. Kutinggalkan dia dan berlari menuju calon pengantin.Beberapa anak buah Hendra berusaha menghalangi. Aku melawan mereka dengan membabi buta. Menendang, meninju, memukul kepala serta seluruh gerakan yang pernah kupelajari. Beberapa orang berhasil kulumpuhkan. Namun anak buah Hendra sangat banyak. Mereka juga menuju kemari dengan tujuan y

    Last Updated : 2022-11-18
  • KURAMPAS MAHAR LIMA MILYAR    5. MEMBALAS SI PELAKOR

    Bugg. “Aw.” Aku memekik kesakitan. Satu tendangan pada punggungku membuat senjata yang berada di tangan terjatuh. Aku limbung dan berusaha menyeimbangkan tubuh sambil terus memegangi si pelakor.Bugg. Kembali satu tendangan mendarat pada punggungku. Kali ini terasa lebih keras dan menyakitkan hingga membuatku jatuh tersungkur. Secara otomatis tubuh wanita menjijikan itu lepas dari genggamanku. Sial. Aku merutuki diri sendiri.Mereka sangat pandai membaca situasi. Jumlah mereka sangat banyak. Pasti bisa membagi tugas dengan baik. Sedangkan aku, terlalu nekat datang seorang diri.Walaupun nantinya mereka bisa melumpuhkan atau bahkan mungkin mengambil nyawaku, tidak akan memberikan kebanggaan apapun. Seluruh dunia akan mengecam saat mengetahui bahwa satu wanita dikeroyok oleh banyak lelaki.“Angkat senjata kalian! cepat habisi dia!” suara teriakan si pelakor membangunkan lamunan. Aku harus segera bertindak kalau tak mau mati konyol.Menyapu pandangan. Anak buah Hendra sudah siap dengan s

    Last Updated : 2022-11-18
  • KURAMPAS MAHAR LIMA MILYAR    6. HENDRA BERNIAT MEMBUNUH VANIA

    “Dasar wanita curang! Kalau berani, hadapi aku dengan tangan kosong!” tantang si pelakor.“Waw. Kau menantangku? Baiklah. Sekarang apa maumu?” Beraninya dia menantangku. Tentu saja hal ini membuatku penasaran dengan cara apa dia akan melawanku. Mau main pukul atau main jambak. Entahlah. Sepertinya permainan ini akan sangat menyenangkan..“Buang senjatamu! Kau lawan aku!”“Oke. “ tanpa berpikir panjang aku membuang senjata.“Dengan cara apa kita berhadapan. Saling jambak, saling tampar atau seperti yang kulakukan kepada para penjaga itu? Pilihkan caranya untukku.” Ucapku dengan santai.“Lepaskan dulu tanganku!”“Oke.” Aku menarik kakiku dan melipat kedua tanganku di depan dada. Memperhatikan si artis perebut suamiku dengan seksama. Dia memegangi ruas jari yang kuinjak tadi. Sedikit mengaduh. Mudah-mudahan saja remuk atau minimal retak.Beberapa menit berlalu, dia masih saja memegangi tangannya. Dalam sekejap, wanita itu mengambil senjata yang kubuang. Lalu mengacungkan pistol ke arahku

    Last Updated : 2022-12-04
  • KURAMPAS MAHAR LIMA MILYAR    7. ADU MULUT

    Benar saja. Dia mengangkat senjata dan bersiap menembakku.“Bersiaplah Vaniaaa!!!” teriak Hendra membahana. Namun kurasakan ada getaran pada suaranya. Entah apa yang tengah dirasakannya.Tiba-tiba jiwa terasa hampa. Orang yang selama ini sangat kucinta akan menghabisi nyawaku. Bayangkan saja bagaimana perasaanku. Hancur, sedih dan kecewa. Berbagai perasaan berkecamuk dalam dada.“Hendra! Apa salahku padamu. Aku selalu mendukung setiap langkahmu. Saat kau jatuh aku selalu membantumu untuk bangkit. Saat kau sakit, kemana wanita-wanita teman ranjangmu. Hanya aku yang mau merawatmu sampai kau membaik. Kau pikir aku tidak tahu, berapa puluh kali kau berganti teman ranjang. Aku tetap diam walau sakit. Bahkan kalau membahasnya, kau akan menampar dan juga memukuliku. Aku tetap diam dan setia kepadamu. Apa salahku hingga kau ingin melenyapkanku?!” beruntun pertanyaan yang kuajukan kepadanya. Rasanya sudah cukup bersabar menghadapi kekasaran dan juga perselingkuhannya.“Kau mau tahu jawabannya

    Last Updated : 2022-12-04
  • KURAMPAS MAHAR LIMA MILYAR    8. MENYERANG DENGAN SEBILAH PISAU

    Aku memegangi kepala yang terasa sangat sakit. Pukulan tadi mengenai pelipis hingga membuat kepala seperti mau pecah. Punggungku juga sama. Sakit sekali. Rasanya tubuhku sudah tak kuat menahan kepala.Aku harus segera mengakhiri semua ini. Tubuh ini kian letih. Percuma mengulur waktu , kalau tak ada kesempatan untuk membuat sebuah kesepakatan. Harus memutuskan segera. Aku atau dia yang mati.Menegakkan kepala dan menatap suamiku dengan tajam. Sudut bibirnya yang ditarik ke atas menunjukkan betapa dia mengejek dan merendahkanku.“Kau mau menembakku? Ayo tembak saja!” sentakku dengan tegas.Tanpa ragu aku mendekat ke arah suamiku.“Cepat tembak aku, Mahendra! Cepat!” teriakku dengan kesal.Hendra berjalan mundur. Wajahnya terlihat tegang. Sekilas aku melihat ada gurat keraguan dalam sorot matanya. Aku tak peduli lagi. Yang kutahu, lelaki di hadapan sudah siap untuk membunuhku dengan senjata api di tangan.“Ayo, tembaklah istrimu ini! Jangan ragu. Atau kau yang akan menyesal karena akul

    Last Updated : 2022-12-04
  • KURAMPAS MAHAR LIMA MILYAR    9. ISI PERJANJIAN PRA NIKAH

    “Jangan Vania! Jangan lakukan itu. Aku akan penuhi apapun keinginanmu. Yang penting kau lepaskan Clarista. Aku mohon.” Tiba-tiba Hendra berlutut di hadapanku memohon belas kasih.Aku menyunggingkan senyum sinis. Rupanya suamiku ini takut kehilangan calon istri barunya. Dia mencoba bernegosiasi denganku. Baiklah. Akan kuladeni sejauh mana permainannya.“Kau takut, Mahendra?! Apa kau sangat mencintainya?” tanyaku dengan dada bergemuruh. Dengan mata kepalaku sendiri aku melihat suamiku membela selingkuhannya.“Aku ... aku ....”“Baiklah. Apa kau yakin akan memenuhi segala permintaanku untuk menukar nyawa dari selingkuhanmu ini?!”“Aku janji. Apapun itu!”“Yank. Kau jangan bodoh! Wanita ini pasti akan meminta seluruh hartamu!”Aku menaikan sudut bibirku, lalu menekan lehernya lebih kuat hingga dia mengaduh kesakitan.“Kau pikir harta itu milik Hendra?! Aku katakan padamu. Sebentar lagi, dalam sekejap mata seluruh kekayaan yang kau incar dari suamiku akan menjadi milikku!”“Apa maksudmu, Va

    Last Updated : 2022-12-04
  • KURAMPAS MAHAR LIMA MILYAR    1O. SERANGAN YANG MEMBABI BUTA

    Dor. Dor. Sial. Hendra memberondongku dengan peluru. Entah mendapat kekuatan darimana, tubuhku mampu bergerak. Dengan cepat aku menjatuhkan tubuh ke lantai dan bersembunyi di balik meja. Mataku bergerak mencari senjata yang terjatuh.Aku berusaha mengambil senjata yang tak jauh dariku. Sial. Hendra kembali menembakku. Untung saja aku menarik tangan. Kalau tidak, pasti timah panas itu bersarang di tanganku.“Mau ke ujung duniapun, akan ku kejar kau, vania! Ayo keluar. Jangan jadi pengecut!”Posisiku terjepit sekarang. Tak ada senjata di tangan. Artinya, nyawaku berada di ujung tanduk. Hendra dan anak buahnya pasti akan menyerangku membabi buta.Braak. Seseorang menendang meja yang melindungi tubuhku. Benar saja, mereka menembakku dari berbagai arah. Dengan cepat aku berguling-guling menghindar dari serangan. Saat tembakkan hampir mengenai tubuhku, aku berhasil menghindar dengan melompat dan jungkir balik menghindari.Posisiku benar-benar tidak menguntungkan. Saat ini aku tak bisa lari

    Last Updated : 2022-12-04
  • KURAMPAS MAHAR LIMA MILYAR    BAB 11. PERTOLONGAN DATANG

    “Kenapa? Apa kau masih mencintainya?!” sentak Clarista dengan kesal.“Bukan begitu. Aku hanya ....”“Kau membuatku kesal, Mas. Kau lihatlah. Aku akan membuat istrimu menderita!”Clarista nampak begitu marah. Dia kembali menjambak rambutku dengan keras. Rupanya clarista tak main-main dengan ucapannya. Sorot matanya yang begitu tajam mengisyaratkan amarah yang meledak dalam dada.Berkali-kali aku mencoba melepaskan diri. Namun tak jua berhasil. Aku hanya bisa pasrah. Dalam hati aku berdo’a dan memejamkan mata. Kalau memang takdirku harus mati di tangannya, aku tak bisa menolaknya. Tapi kalau nyawaku belum di ijinkan untuk lepas dari raga, Tuhan pasti akan mengirimkan bantuan.Mencoba untuk menarik nafas panjang dan siap menghadapi kematian. Selamat tinggal Raisya. Mamah sangat mencintaimu, Nak.Aku sudah siap menanti kematianku. Namun tiba-tiba terdengar suara tembakan entah dari mana. Mungkin saja hendra akan mengakhiri hidupku dengan cara menembakku, supaya aku tak tersiksa. Mungkink

    Last Updated : 2022-12-10

Latest chapter

  • KURAMPAS MAHAR LIMA MILYAR    27. HENDRA MEMBUATKU KESAL

    “Baiklah, aku akan memberitahumu, supaya kau tak malu jika tetap nekad datang ke kantor esok hari!” aku tersenyum sinis sembari menyilangkan tangan di dada.“Katakan apa yang sudah kau lakukan? Kalau kau berani macam-macam, aku habisi kau!” Hendra hendak mencekikku. Dan aku membiarkan dia untuk melakukannya. Bukannya aku ingin mati konyol, rumah ini terpasang cctv di setiap sudut. Jadi sangat mudah untuk mencari bukti kejahatannya.Namun entah kenapa tiba-tiba Hendra menghentikan aksinya setelah melihat ke atas. Mungkin saja dia menyadari jika ruangan ini terpasang cctv.“Kenapa kau berhenti?” tanyaku dengan tersenyum sinis.Hendra mendengkus kesal. Lalu berkata, “Dengar, Vania! Kau takkan pernah bisa mengalahkanku! Kau hanya wanita rumahan yang tak tahu pekerjaanku! Jadi, jangan coba-coba untuk melawanku kalau kau tak ingin malu di hadapan para pebisnis!” Hendra berkata dengan kesal.“Oke! Aku terima tantanganmu. Dan lihatlah apa yang akan terjadi besok. Selamat malam, Hendra! Tidurl

  • KURAMPAS MAHAR LIMA MILYAR    26. HENDRA MENGALAH

    “Kau salah, Hendra! Rumah ini sudah menjadi milikku. Dan sebentar lagi kita akan bercerai dan kau harus pergi dari rumahku. Tinggallah bersama selingkuhanmu itu!” jawabku dengan berani. Aku tak boleh terlihat lemah di depannya. Namun aku juga harus lebih berhati-hati menghadapinya.“Kalau ada yang harus keluar, yaitu kau!”Terdengar suara seorang wanita dari arah belakang Hendra. Tak berapa lama si pelakor menyembul dari balik punggung Hendra. Sial. Ternyara Hendra datang bersama wanita licik itu. Mau apa mereka datang ke sini. benar-benar membuatku kesal.“Beraninya kau datang ke rumahku, Wanita Murahan!” sentakku padanya. Aku tak peduli saat wajah wanita itu berubah merah. Dia pasti sangat marah mendengar ucapanku.Benar saja wanita licik itu mengangkat tangan hendak menyerangku.“Kurangajar kamu!”Aku mencoba menghindar dari serangan si pelakor. Namun aku dikejutkan oleh suara Hendra yang menghentikan Clarista.“Berhenti, Clarista!” Hendra memegang tangan Clarista yang hampir saja

  • KURAMPAS MAHAR LIMA MILYAR    25. KEMBALI KE RUMAH VANIA

    Hendra juga menghentikan ucapannya. Dia pasti sama terkejutnya denganku melihat siapa yang datang. Aku bahkan belum menutup tubuhku dengan sempurna. Begitu juga Hendra, dia bahkan belum berbusana sama sekali.“Mohon maaf Bapak, Ibu. Kami bermaksud ....”‘Tunggu. Kami akan berpakaian dulu!”Hendra menarikku masuk lalu mengunci pintu kamar. Wajahnya memucat sama sepertiku.“Kok bisa mereka datang. Darimana mereka tahu kalau kita sudah tinggal di sini?”“Aku juga tidak tahu. Mereka pernah menghubungiku lewat ponsel, kalau kita tak melunasi akihr bulan lalu rumah ini akan di sita. Gimana dong?” aku sangat panik. Tak rela rasanya melepas rumah yang dengan susah payah di cicil oleh Hendra.“Tidak ada pilihan lain. Cepat kemasi barang-barang.” Hendra mengambil koper yang belum lama baru digunakan untuk pindah ke rumah ini. Dan sekarang akan kembali digunakan untuk kembali memindahkan pakaian dan entah akan di bawa kemana lagi..Duuh, kenapa hidupku jadi begini sih. Harus berpindah dari satu

  • KURAMPAS MAHAR LIMA MILYAR    24 KEDATANGAN TAMU TAK DIUNDANG

    Aku melihat wajah Hendra berubah kesal. Dia menghela nafas panjang dengan berat. Entah apa yang ada dalam pikirannya. Semoga saja rayuanku berhasil. Tak masalah bagiku untuk tinggal bersama wanita menjijikkan itu. Setidaknya aku tetap bisa hidup layak. Semoga pelan-pelan bisa mengembalikan nama baikku.Tapi bagaimana kalau Hendra tidak setuju. Dia bukan orang yang gampang untuk dipengaruhi.Bagaimana juga dengan cicilan mobil dan rumah. Darimana bisa mendapatkan uang sebanyak itu. Kalau tidak bisa melunasinya, sudah pasti aku akan terusir dari sini. Uh, menyebalkan.“Aku setuju dengan rencanamu.”Jawaban yang tegas itu membuyarkan lamunan. Menatap wajahnya yang terlihat serius. Masih tak percaya dengan apa yang baru saja kudengar.“Apa aku tidak salah dengar?”“Tidak. Kau benar. Aku takkan rela jika hartaku harus jatuh ketangan wanita yang sudah mengancurkan reputasiku. Aku akan membalasnya lebih dari apa yang telah dilakukannya.” Hendra mengepalkan tangannya. Rahangnya mengeras. Aku

  • KURAMPAS MAHAR LIMA MILYAR    23 RENCANA JAHAT

    Tak bisa kubiarkan pergi begitu saja. Dengan gerakan cepat, mensejajarkan langkah dengannya.“Tidak bisa begitu. Enakan dia dong hidup bergelimang harta. Sedangkan kita untuk makan saja belum tentu kita mampu. Belum bayar listrik dan yang lainnya. Semua harus pakai duit.”“Aku tahu itu. Tapi apa lagi yang harus kulakukan? Orang di luar sana pasti membenciku. Apalagi para klienku. Aku tak punya muka untuk bertemu dengan mereka.” Hendra menghentikan langkahnya. Tergambar keputusasaan dari wajahnya.“Kalian belum resmi cerai, itu artinya harta itu belum menjadi milik istrimu secara mutlak. Kurang lebih seperti itu’kan isi perjanjiannya?”“Tapi aku yang berselingkuh. Artinya, akulah yang bersalah dan tak berhak mendapat harta sepeserpun. Itu yang perlu digaris bawahi. Mengerti kamu?”“Aku mengerti. Kalau kamu kembali tinggal bersamanya, itu akan menutup mata orang-orang yang membencimu.”Hendra menatapku dengan tajam. Sorot matanya seperti nyala api yang siap membakar tubuhku. “Maksudmu a

  • KURAMPAS MAHAR LIMA MILYAR    22. MENCOBA BERDAMAI

    Menatap pria yang sudah berani melayangkan tangannya kepadaku dengan sengit. Diapun membalas dengan tatapan yang sama. Bahkan sorot matanya lebih mengerikan daripada diriku . Aku tak peduli. Dia sudah berani menampar dan harus kuberi pelajaran.“Hendra! Beraninya kau menamparku! Kau akan rasakan akibatnya lelaki miskin!” teriakku kepadanya. Mengambil vas bunga yang ada di atas meja dan siap melempar kepada lelaki tak berguna itu.“Aw!” aku menjerit kesakitan. Belum sempat melayangkan vas bunga, lelaki itu menendangku hingga aku jatuh tersungkur.Tak menyangka dia akan melakukan itu kepadaku. Dulu dia begitu lembut. Kenapa sekarang berubah menjadi sekasar ini.“Aw!” Kembali aku memekik. Saat lelaki itu menjambak rambutku hingga wajahku terangkat. Sakit sekali rasanya. Aku tak terima dia berani melakukan hal ini kepadaku.“Lepaskan lelaki brengsek! Berani sekali kau. Apa kau tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa?!”“Kau sudah menghinaku, Clarista! Dan aku juga sadar sedang berhadapa

  • KURAMPAS MAHAR LIMA MILYAR    21 KERIBUTAN CLARISTA DAN HENDRA

    Tak ada cara lain. Aku harus segera mengambil langkah seribu.Sayangnya, langkahku kalah cepat. Beberapa orang sudah lebih dulu menghadang jalan. Berbagai pertanyaan yang mereka ajukan membuat kepala pusing. Tentang pernikahan, juga wajah yang tak terawat karena terlihat jerawat dan flek hitam di bawah mata. Padahal sudah sedemikian rapi aku memakai masker. Masih saja noda itu terlihat.Tanpa kusadari kini para pemburu warta semakin banyak di hadapanku. Pertanyaan yang mereka ajukan juga membuat kepalaku hampir pecah. Bisa gila aku kalau begini caranya. Berusaha menghindar juga percuma. Mereka sudah memblokir seluruh aksesku. Semakin lama di sini membuatku seperti di dalam neraka.Istri Hendra itu harus merasakan pembalasanku. Lebih baik berpura-pura tak sadarkan diri untuk mengelabui mereka. Sakit sedikit saat menjatuhkan diri tak apa. Yang penting aku bisa selamat dari pertanyaan mereka. Toh aku juga sudah sering melakukan adegan jatuh dan tak sadarkan diri dalam beberapa film dan j

  • KURAMPAS MAHAR LIMA MILYAR    2O. DIHADANG WARTAWAN

    CLARISTAKenapa hari ini aku begitu sial hingga kembali bertemu dengan wanita menjijikkan itu. Kenapa juga pada saat seluruh credit card yang kumiliki tak bisa di gunakan. Dia pasti sangat senang dengan keadaanku. Kalau saja tak ada yang melerai, sudah kucabik-cabik wajahnya yang tak cantik itu. Aku tak ingin terlihat miskin di mata siapapun. Meraba pipi yang terasa kasar. Mengambil cermin kecil yang ada di dalam tas. Menatap wajah melalui cermin di tangan. Wajahku terlihat kusam dan tidak berseri. Tampak kerutan di beberapa bagian. Flek hitam juga menghiasi pipi. Semua ini karena wajahku cukup lama tak memakai skincare.Gara-gara wanita menyebalkan itu yang membuat hidupku susah dan merasakan dinginnya lantai penjara.Tunggu saja, Vania. Akan kubalas perbuatanmu. Kau harus mengalami penderitaan yang lebih dari apa yang aku alami.menderitaMembanting cermin di jok mobil dan tak ingin lagi melihat wajah jelekku. Untung saja aku masih bersembunyi dari publik. Kalau sampai fans tahu waj

  • KURAMPAS MAHAR LIMA MILYAR    19 CLARISTA MENYERANG VANIA

    Aku melihat reaksinya yang luar biasa. Dia bagai orang yang tersengat listrik. Terkejut dan mungkin hampir mati berdiri. Tubuhnya kaku dan matanya membulat. Satu tangannya menutup mulutnya yang menganga lebar.“Kau?!” dia menunjukku dengan tidak sopan. Ingin sekali aku menyentuh pipinya dengan sepatu. Namun aku masih bisa menahan diri dan akan bermain cantik untuk membalaskan dendam. Tanganku harus tetap bersih tanpa menyentuhnya seujung kuku.“Anda mengenal saya?” jari telunjuk menyentuh dadaku. Tetap berpura-pura tak mengenalnya. Dengan sengaja aku mengangkat barang belanjaan yang penuh di tangan untuk menunjukkan padanya.“Kau pikir aku miskin?! Aku lebih kaya darimu, wanita murahan! dasar wanita gila.” Sepertinya usahaku mulai berhasil. Wanita di hadapan mulai tersulut emosi.Clarista murka dan mulai menyerangku. Dia menjambak, menampar dan menendangku. Aku sengaja tak membalasnya supaya orang iba melihatku. Ups, sialnya dia menarik belanjaanku dan mengeluarkan semua isinya lalu m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status