Share

DERING TELEPON

Saat langkah kaki mereka melintasi rumah Bu Marto. Pandangan Raisa tertuju pada teras rumah yang terlihat gelap. Membuat gadis itu berhenti.

"Kok berhenti Mbak?" tenya Momoy mendongak ke arahnya. 

"Kenapa lampunya dimatikan? Bukannya habis ini tahlilan?"

"Lampu?" tanya Dian bersamaan dnegan MOmoy.

"Iya, lampu teras dan rumah Bu Marto."

Keduanya keheranan dengan Raisa. Di saat yang bersamaan. Raisa melihat sekelebat bayangan melintas.

"Bu ... Marto kah itu?"

"Apa?!" Momoy dan Dian menoleh pada Raisa yang bergumam menyebut nama mendiang Bu Marto.

"Itu, coba lihat!"

Raisa menunjuk ke arah rumah Bu Marto.

"Enggak ada siapa-siapa, Mbak. Jangan bikin Momoy takut lah Mbak."

"Lagian rumahnya Bu Marto terang sekali, kok Mbak Raisa."

"Haaahhh? Serius kah?"

Mereka berdua mengangguk. Raisa mengucek kedua matanya berulang-ulang. Dan ternyata apa yang mereka katakan benar.

"Iya, mungkin aku terl

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status