Share

KAMU NUDUH

Author: Hanin Humayro
last update Last Updated: 2023-01-20 06:47:34

TIARA

"Kalau bertemu Zayyin harus bersamaku. Gak boleh berduaan, ingat itu!"

Aku diam saja saat mas Ragil mengeluarkan unek-uneknya di kamar. Dari suara pelan hingga tembus oktaf sekian. Terus turun lagi.

"Seorang perempuan bersuami tak boleh main dengan lelaki lain. Dosa, Tiara!"

Mendengar itu hatiku panas, dong. Enak aja nuduh aku main sama Zayyin. Kepala jadi berasap, keluar tanduk tak kasat mata pula.

"Jadi, Mas nuduh aku selingkuh sama Zay? Eh, Mas aku gak serendah itu. Meski sakit hati diduakan, aku gak akan balas dengan hal rendahan kayak gitu!"

Mas Ragil seketikan berhenti ngoceh. Ini kesempatan aku membalikkan keadaan. Kutatap matanya sebelum melanjutkan perkataan. Biar dia tahu ekspresi kemarahanku

"Satu tahun aku nahan sakit hati membayangkan kamu mesraan sama Susi. Bagi-bagi tubuh, cinta dan hati. Belum lagi penghinaamu pada fisikku dan ngebanding-bandingkan dengan Susi yang seksi. Bahkan kamu pernah bilang jijik seolah aku ini sampah. Itu, tuh bikin sakit, Mas, sakit!"
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • KUBUAT MADUKU GENDUT    CALONNYA

    TIARADasar cowok matre! Heran sama orang satu ini. Di pikirannya cuma uang dan bayaran. Apa gak bisa bantu tulus dikit.Bodo amat, liat besok. Kalau mood, datang, kalau enggak, ya enggak. Mending perawatan badan."Chat sama siapa, kok senyum-senyum gitu?"Jantungku kayak lompat pas denger suara mas Ragil. Bukannya tadi pergi, kenapa tiba-tiba ada di sini? Apa mau memata-matai istrinya? Untung sesi chat udah beres. "Sama teman!" jawabku ketus."Laki apa perempuan?""Ish, Mas kenapa, sih? Udah, ah gak penting!""Tinggal jawab aja apa susahnya? Atau kamu chat sama Zay?""Mas mau nuduh lagi aku selingkuh? Ngeselin banget! Sana pulang ke rumah Susi gemoymu itu! Makan, tuh cewek seksi!"Aku meninggalkan mas Radit yang mulutnya mangap. Andai ada lebah, asyik kayaknya bikin sarang di sana.*Hari ini aku memenuhi undangan Zay untuk berkenalan dengan calon istrinya. Baguslah dia akan nikah. Aku bakal aman dari kegombalan yang kadang ganggu hati.Kalau punya istri, dia bisa menyalurkan kebuci

    Last Updated : 2023-01-20
  • KUBUAT MADUKU GENDUT    SEMUA SALAH

    TIARAAku jelas mau soalnya bisa nampang di televisi. Itung-itung numpang tenar. Siapa tahu ada yang mau jadiin bintang iklan. Kalau main sinetron gak maulah."Saya pamit duluan, sedang dikejar tugas. Mba, aku akan hubungi secepatnya!"Setelah ngobrol panjang lebar, Zakia pamit duluan. Tinggalah aku berdua dengan mas Zay.Dipikir aneh, kok perempuan itu gak marah melihatku makan berdua dengan Zay. Masa sama calon suami gak cemburu.Ada lagi, kenapa wajah mereka mirip, ya. Eh, katanya kalau jodoh emang gitu. Tapi, ini, sih miripnya banyak. Kayak saudara.Jangan-jangan!"Zakia adek mas Zayyin, ya?"Zay hanya menatap, entah apa makna tatapannya. Kalau gak bisa jawab berarti benar."Jadi mas modus, ya. Bener'kan Zakia adik Mas? Kalau gitu aku pulang. Dengar, ya jangan jadi pembohong karena aku benci!"Aku pergi tanpa penduli reaksinya. Yang pasti udah kesel banget. Kayak dipermainkan gitu."Hmm, ngambeknya masih kayak dulu. Dengar dulu penjelasan, hey! Yang bilang itu calon istriku siapa?

    Last Updated : 2023-01-21
  • KUBUAT MADUKU GENDUT    WASPADA

    RAGILZay kurang ajar. Berani-beraninya bercanda tawa dengan Tiara. Teman macam apa mencari kesempatan dalam kesempitan?Jelas aku melihat dia menggoda Tiara di kantornya. Mereka tertawa lepas. Terlihat seperti sudah akrab lama. Apa jangan-jangan di belakangku keduanya sering bertemu?Aku ingin sekali menghajar mulut tengii Zay. Andai tak ada Tiara, sudah kudaratkan tinju ini.*Mulai hari ini aku waspada. Apa yang kusaksikan di kantor Zay harus jadi pelajaran. Bisa saja di belakangku mereka memang punya hubungan terlarang. Pokoknya aku curiga, titik! Kuamati perilaku Tiara saat berada di rumah. Kalau ada yang mencurigakan langsung tanyakan. Bila waktunya ke kantor atau ke rumah Susi, sudah ada anak buah yang ditugaskan mengintainya.Jangan coba-coba bermain dengan Ragil. Aku akan memperlakukan orang sesuai sikapnya. Jika mereka benar berselingkuh, aku takkan memberi ampun.Zay, aku takkan pernah melepas Tiara. Dasar duda karatan! Sukanya ganggu istri orang."Mas, aku lemes banget,

    Last Updated : 2023-01-21
  • KUBUAT MADUKU GENDUT    MURKA

    RAGILSebelum aku bertanya lagi, Susi sudah membalikkan badan. Ia berjalan sambil pegangan pada tembok. Pelan sekali bikin aku gemas."Kalau sakit, gak usah pengen macam-macam. Istirahat saja!"Akhirnya aku harus memapahnya juga. Daripada jatuh nanti bingung ngangkatnya. Badannya berat banget."Kalau mau apa-apa, panggil bi Enah. Bilang saja perlu apa!"Sambil membantunya tidur, aku tetap ngomel. Hawanya emang pengen marah aja sama Susi. Rasa sayang yang dulu itu entah pergi ke mana. Berganti kesal dan tak ingin dekat-dekatan.Bukan karena cinta aku bertahan dengannya. Aku hanya takut dia gila atau bunuh diri kalau diceraikan. Nanti beritanya jadi viral. Aku juga yang disudutkan.Setelah Susi berbaring aku keluar untuk memanggil bi Enah. Biar dia yang melayani keperluannya. Aku ingin kembali santai.Belum lagi duduk di sofabed, panggilan masuk. Ternyata dari Bejo, anak buah yang kusuruh mengintai Tiara. Aku melotot saat mendengar berita darinya.Tiara sedang ada di restoran bersama Za

    Last Updated : 2023-01-21
  • KUBUAT MADUKU GENDUT    HUKUMAN

    RAGILCoba saja kalau ada yang berani akan kuhajar sekalian. Kalaupun ada yang ngajak adu jotos, akan kuladeni. Memang sedang butuh pelampiasan, jadi tak takut resiko ke depan. Saking kesal aku mendorong Tiara masuk ke dalam mobil. Dia meringis ketika tubuhnya tersuruk ke jok sopir.. Ia mengelus-elu lengan dan bahu bagian kanan. Sakit mungkin sebab tadi dorongan memang agak keras. Biar aja, anggap itu balasan bagi wanita tukang selingkuh. Untung aku tidak berbuat kasar lebih padanya. Tapi, aku akan memberikan hukuman yang lebih menyakitkan daripada pukulan fisikSepanjang jalan kami tidak ada yang bicara. Mungkin dia takut akan kemarahanku atau memang enggan memberikan pembelaan diri. Apapun yang akan dijelaskan, aku tidak akan percaya. Persepsiku sudah sangat buruk pada mereka berdua sebab memang begitu adanya*Aku menghukum Tiara dengan menguncinya di dalam rumah. Dia dan bi Eti tak boleh keluar meski untuk belanja. Biar Bejo yang pasok semua kebutuhan mereka.Selama seminggu aku

    Last Updated : 2023-01-21
  • KUBUAT MADUKU GENDUT    INGIN ELEGAN

    Aku diisolasi total oleh Mas Ragil seminggu lamanya. Bahkan pria itu tidak datang sama sekali. Hanya Bejo yang bolak-balik mengantarkan kebutuhan kami.Kami tak mungkin meminta bantuan Bejo Sebab dia adalah kaki tangan mas Ragil. Pastilah akan dilaporkan apapun yang aku kerjakan. Asupan uang dari bosnya itu pasti bikin Bejo loyal banget. Mas Ragil 'kan royal orangnya.Mungkin dulu Susi sampai tergila-gila karena dikucurkan dana fantastis. Pantaslah rela jadi istri kedua. Kalau mas Ragil kere mana ada yang mau sama dia. Hanya seorang Tiara yang menerima apa adanya. Bi Eti sudah uring-uringan sebab tak terbiasa diam di rumah lama-lama. Acara gosip dengan pelayan di rumah sebelah jadi terhambat. Maklumlah jiwa kepo tentang gosip baru melebihi tingginya gunung Himalaya. Jadi sangat perlu untuk disalurkan.Kadang hasil pergosipan itu disampaikan padaku. Tentang suami jeng Erin yang suka booking salome. Ada juga tentang perang dunia ke sembilan suami istri di rumah majikan bi Iyum.Aku pun

    Last Updated : 2023-01-22
  • KUBUAT MADUKU GENDUT    AKAN MENYESAL

    TIARA"Iyalah, Bu. Kita ikut cari nafkah sebab kurang. Lah, dia enak-enakan selingkuh. Mending kasih buaya burungnya!"Suara bi Eti tidak keras, tapi terasa mengerikan. Aku sampai memegangi perut mendengar omongan bi Eti selanjutnya. Ternyata perempuan yang penampakannya lembut itu ganas pikirannya. Bisa dibilang mengarah pada psikopatlWanita kadang terlihat lemah di luar, tapi aslinya ada yang kuat dan garang. Dia bisa menyimpan sakit hati sampai batas tertentu, kalau sudah puncak bakal meledak.Perempuan adalah mahluk yang akan lama mengingat sebuah memori. Ia diam, tapi kenangannya takkan dilupakan seumur hidup. Bahkan, perbuatan paling kecil sekalipun akan diingatnya. Tapi, wanita adalah mahluk yang akan sangat penurut jika dierlakukan sangat baik. Ia bisa memberikan balasan paling baik atas sebuah perlakuan istimewa. Begitu pula sebaliknya. Akan berbuat buruk, apabila diperlakukan seenaknya. Mas Ragil bukti nyata laki-laki yang mudah melupakan kebaikan istrinya. Ia tak ingat

    Last Updated : 2023-01-22
  • KUBUAT MADUKU GENDUT    SUDAH BERSABAR

    TIARAAku mengirim pesan pada Zay agar mengangkat telpon. Deg-degan juga takut tiba-tiba mas Ragil datang. Meski sudah ada bi Eti yang berjaga, tetap saja rasa takut itu ada.Masalahnya mas Ragil sekarang sedang seperti serigala lapar. Takutlah kalau sampai main kekerasan. Bisa-bisa wajahku yang udah glowing ini jadi cacat. Ih, enggak banget."Ada apa bunda Cantik?"Aku nyerocos tanpa titik koma soal pembatalan perjanjian. Pria di ujung telpon itu mendengarkan tanpa menyela sedikitpun."Sudah ngomelnya? Oh, ya Ragil.mukul kamu, gak?""Enggak, alhamdulilah. Ayo, mas kasih solusi!""Syukurlah, aku gak perlu beli daster buat Ragil, rugilah ngeluarin uangnya juga!"Ya, ampun ini orang. Aku sudah panik dan kebat-kebit, dia malah bercanda. Kalau gak ingat dia itu pengacara, udah kumarahi sekarang juga."Mas, cepet!""Tenang, dong, Sayang. Kalau mau nikah sama aku, harus udah ada surat jendes dulu. Aku gak mau dibilang pebinor, eh!" "Maaaas!"Akhirnya kesabaranku hilang. Dan orang menyebalk

    Last Updated : 2023-01-22

Latest chapter

  • KUBUAT MADUKU GENDUT    END

    Meski ini pernikahan kedua, bahagianya tak lebih rendah dari yang pertama. Bahkan, ada lebihnya.. Pria yang menyandingku kali ini tidak lain di mulut, lain di hati. Ia tulus mencintai saat orang lain meremehkan. Mas Zayyin senantiasa mengenalkanku pada kerabat dan relasinya. Begitu juga denganku yang mengenalkan ia pada keluarga. "Kamu itu pandai cari istri, Zay! Sudah cantik, baik pula. Semoga rukun selalu sampai kakek nenek, ya!" ucap salah satu tante mas Zay.Aku menanggapi pujian itu dengan senyuman, ucapan terima kasih atau balas memuji. Aku sudah terbiasa dengan hal seperti ini. Dulu saat masih bersama mas Ragil pun sering menemaninya bertemu relasi. Jika tak sedang melayani tamu, aku dan mas Zay melanjutkan obrolan. Tentu saja lebih banyak bercanda daripada seriusnya. *Di sini, di kamar hotel ini hanya ada kami berdua. Suasana di dadaku jangan ditanya. Ramai oleh debaran-debaran kencang. Makin lama makin ribut saja mereka.Kadang kuelus dada agar bisa meredakan gemuruh di

  • KUBUAT MADUKU GENDUT    SAH

    Keluarga besarku pun turut hadir. Kakek, nenek, om, tante, kakak, adik. sepupu, dan keponakan ada. Keluarga mas Zay pun telah duduk di dua shaf ini. Jumlahnya cukup banyak dan aku belum hapal semua. Dari penampilan, aku sudah menduga mereka berlatar golongan kaya. Meski bukan pengusaha semua, tak sembarangan pekerjaan yang mereka sandang. Ada dokter, dosen,wartawan, pengacara bahkan anggota dewan kata mas Zay. . Dari arah barisan pria, terdengar host akad nikah tengah membuka acara. Dia mengucapkan terima kasih pada hadirin dan menyampaikan informasi bahwa akad akan segera dimulai.Hatiku bergetar hebat kala akad suci diikrarkan mas Zayyin. Sekian detik berikutnya aku resmi menyandang gelar nyonya Zayyin Satrio.Airmata ini tumpah dalam dekapan mama. Lalu, kurasakan mama mertua mendekapkan tangannya juga pada sisi tubuhku yang lain."Selamat, ya. Semoga pernikahan keduamu langgeng hingga melebihi batas usia," ucap mama di sela isakan. Aku pun tak sanggup berkata-kata. Hanya mampu me

  • KUBUAT MADUKU GENDUT    YANG TERINDAH

    "Kupikir lama tak jumpa, kamu makin tua, nyatanya..."Aku deg-degan menunggu lanjutannya. Ampun, eh ini jantung bisa-bisanya tak bisa dikendalikan. Coba tolonglah sampai kapan akan begini."Ternyata memang makin tua!""Haaa, asem!"Zay tertawa puas melihat reaksiku. Pria itu seperti senang sekali mendapatkan aku dongkol. Eh, tapi candaan itu sukses membuat grogi hilang. Efeknya kami jadi bisa ngobrol seperti dulu."Gimana butiknya?"Aku jadi antusias bercerita soal perkembangan usaha butik. Aku ceritakan bahwa sekarang semakin besar dan terkenal. Bahkan beberapa selebritis pun sudah jadi langganan tetap di butik itu.Orderan gaun pengantin juga sudah mulai berdatangan. Kadang bangga sebab disejajarkan dengan butik-butik yang telah lama meniti karirnya."Kerjaan Mas di sana gimana?""Biasalah, bikin waktu makin sempit buat godain cewek!"Ini laki belum tahu rasanya disumpel sama gagang sapu. Seenaknya aja bilang tentang godain cewek di depan calon istri. Apa di pikir aku tidak akan mar

  • KUBUAT MADUKU GENDUT    YANG MAMPU

    Aku jadi tertawa mendengar perkataan asalnya. Emang hobi humor jadi renyah banget ngemas kata-kata."Aku gak bulan depan karena mau besok datang ke rumah calon mertua. Sekarang, kamu siap-siap pulang sana. Tunggu aku di rumah papa mamamu!""Haaa!""Ho'oh, sejutarius. Sekarang lagi packing, nih coz malem terbangnya!""Mas Zay, apa-apaan, sih! Ngapain dadakan gini. Aku belum ngapa-ngapain, tahu!""Ngapa-ngapainnya nanti kalau udah halal. Sekarang siap-siap pulang sana! Dengar, ya aku ini bukan pemaksa, hanya tak memberimu pilihan saja!" Mas Zay beneran serius mau datang besok. Itu bikin aku kelimpungan sendiri. Setelah telpon ditutup langsung manggil bi Eti dan bilang apa yang terjadi."Masya Allah, Bu. Luar biasa, ya kejutan dari Gusti Allah. Saya jadi nangis, nih!""Nangisnya nanti aja, Bi. Sekarang tolong packing baju saya. Bibi juga ikut, ya takutnya di sana butuh bantuan!""Siap, Komandan!"Aku harus cepat sampai di rumah orang tua untuk bicara tentang Zay. Masalahnya aku belum pe

  • KUBUAT MADUKU GENDUT    KANGEN TIDAK

    Aku harus memikirkan ini baik-baik. Trauma kegagalan pernikahan membuatku tsk boleh sembarangan memutuskan masalah serius ini. Aku tak ingin terulang untuk kedua kalinya.Dulu, mas Ragil juga mengatakan akan setia. Tidak akan mendua apapun yang terjadi. Nyatanya semua itu dusta.Bisa jadi Zay juga melakukan hal sama. Saat ada maunya bergaya bak pemuja cita. Setelah bosan menjadi semacam pecandu rokok, lepas bersepah dibuanglah bendanya.Aku belum bisa percaya pada lelaki. Tetaplah di benak ini mereka semua tukang tipu. Di depan bilang cinta, di belakang main mata.Mas Ragil dan Susi pamit sebab akan langsung ke pesantren dan rumah orang tua keduanya.. Katanya juga tak bisa lama di sini sebab Surabaya banyak hal yang harus diurusi."Nanti Mba sama Mas Zay ke Surabaya, ya. Jangan lupa, loh!" bisik. Susi saat kami berpelukan. Karena gemas digoda terus, aku cubit saja tangannya."Pamit, ya, Ra. Pikirkan sekali lagi tentang Zay. Kami siap hadir di acara pernikahan kalian, ok!"Mas Ragil ju

  • KUBUAT MADUKU GENDUT    14

    TIARA"Mba Tiaraaa!"Ternyata mas Ragil datang bersama Susi. Kukira sendiri, sudah tegang saja tadi. Tubuh Susi sudah langsing seperti semula. Tampaknya ia sungguh-sungguh melaksanakan dietnya.Aku berpelukan dengan Susi, lalu mempersilakan keduanya masuk. Selepas menyediakan jamuan barulah kami ngobrol."Wah, wah kejutan banget dikunjungi tuan dan nyonya besar. Ada apa, nih sampai menyempatkan diri mampir?""Ish, Mba! Emang gak boleh gitu kita datang ke sini?"Aku dan Susi tertawa bersama, mas Ragil cuma senyum gitu. Tak enak, sih dipandangin terus. Tatapan matanya itu belum berubah ternyata. Masih ngarep, kali, ya?"Ayo diminum dulu. Makannya beli aja, ya. Gak masak soalnya. Abis ngedadaklah kalian datangnya! Bentar aku telpon dulu restorannya!""Gak usah, Mba kami udah makan, kok!""Iya, gak usah, Ra. Udah kenyang juga kami!"Aku mengurungkan niat menelpon. Daripada juga banyak tersisa sebab mereka tak mau makan nantinya."Dari sini kami akan ke pesantren anak-anak!"Syukurlah, ana

  • KUBUAT MADUKU GENDUT    LEMBARAN BARU

    RAGILLepas makan, aku mengajak Susi ngobrol di balkon. Tmt terbuka di luar kamar kami memang pas untuk bersantai. Di sini dapat menikmati embusan angin alami. Juga pemandangan langit cerah di siang hari atau kelam di malam hari. Pembicaraan yang kubuka tergolong ringan, tentang apa yang ia lakukan dengan teman-temannya. Wanita itu kembali mencair. Ia bisa bercerita banyak hal. Seolah-olah telah kembali sifatnya yang dulu ceria. Dari sini aku paham bahwa Susi berubah karena sikapku yang dingin. Ia menjaga jarak seiring gaya tak peduli suaminya. "Mau buka butik, ya?"Sampai juga pada bahasan butik. Aku sengaja mengarahkan pembicaraan pada hal ini untuk memastikan sesuatu. Jika benar, harus segera diberikan solusi. "Pengen, sih tapi-!""Kalau sudah sukses apa akan pergi seperti Tiara?"Aku mengejar mata Susi yang tak berani beradu tatap. Ia seperti menghindar penyelidikanku. Bahkan kini menunduk setelah menggigit bibirnya. Hal tersebut justru membuatku makin curiga bahwa memang beren

  • KUBUAT MADUKU GENDUT    RASA BERSALAH

    Sebelumnya aku kirim pesan mau makan malam di rumah, tapi ia tak perlu masak. Aku akan pesan di restoran yang nanti langsung diantar ke rumah.Tak ada balasan padahal sudah dibaca. Hmm, tak biasanya. Apa sedang repot atau marah?Ya, sudahlah lebih baik tetap memesan makanan. Kalau sudah datang mau gak mau 'kan harus diantar.(Maaf, Mas sepertinya aku pulang malam. Ada urusan dengan teman perempuan. Maaf, ya, Mas) Sebenarnya kecewa dengan penolakan Susi, tapi tak bisa menyalahkan dia sepenuhnya. Mungkin bergaul dengan orang lain adalah cara menghilangkan kejenuhan. Pastilah bukan hanya aku yang merasakan pernikahan ini hambar, ia juga tentu merasakannya.(Nanti kujemput, serlok aja)(Gak usah, Mas. Aku pulang sendiri, kan mas sibuk nanti menganggu lagi)Jantungku sedikit mengencang saat membaca pesan itu. Tersindir pasti meski Susi tak bermaksud begitu. Ditambah jadi merasa tak dibutuhkan oleh seorang istri.Sangat jauh berbeda dengan Susi yang dulu. Dia sangat menuntut untuk diperhat

  • KUBUAT MADUKU GENDUT    LARI

    RAGIL Aku pergi bersama susi ke Surabaya di sana ada proyek baru yang harus dikerjakan. Sesungguhnya bukan karena proyek itu aku pergi, tapi lebih untuk lari dari sebuah kenyataan. Terlalu beresiko jika terus di sini. Akan ada kemungkinan terus bertemuKenyataan perpisahan ini sangat menyakitkan sungguh tak pernah terbersit sekejap pun bahwa aku akan berpisah dari Tiara. Wanita yang setia mendampingi dalam suka dan duka selama lima belas tahun lamanya.Tangan yang dulu membalas genggamanku, kini terlepas tanpa bisa diraih lagi. Aku merasa sedang berada di fase terendah dalam kehidupan saat Ia memutuskan tali ikatan pernikahan.Untuk mengurangi kepedihan, aku menyibukkan diri dengan proyek. Aku harus sibuk sebab jika tidak, pikiran dan perasaan akan terbang menuju Tiara. Lalu, larut dalam kenangan tak ada habisnya.Tapi setelah sadar, pedih kembali mencabik rasa. Itu serupa pedang mengorek-ngorek luka yang masih menganga. Lalu, dari sana mengalirlah darahnya."Mas, makan dulu!"Susi m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status