Share

BERUBAH

Penulis: Hanin Humayro
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-18 07:42:06

SUSI

"Huaaaa! Naik lagi sembilan kilo, Mas!"

Aku teriak-teriak saat melihat angka timbangan berat badan. Sekarang mencapai sembilan puluh kilogram. Artinya dalam satu tahun sudah naik empat puluh kilogram. Fantastis sekali.

Sudah tiga bulan, aku tak mau nimbang badan, takut menerima kenyataan. Tapi hari ini mas Ragil memaksa sampai menarikku ke alat timbangan digital. Katanya dia khawatir sebab badanku makin bulat

"Haah! Kok, bisa? Kamu ini menjalankan program diet atau tidak? Kata, Mas'kan jangan terlalu rakus makan! Nah sekarang sudah sangat bulat begitu bakal susah nuruninnya!"

Aku tercekat mendengar tanggapan mas Ragil. Bukannya menenangkan, malah mencak-mencak. Apa sekarang cintanya padaku sudah hilang mentang-mentang badan ini terus melar.

"Tubuhmu sekarang sudah gak berbentuk. Sini kita bercermin!"

Mas Ragil menarikku menuju cermin besar yang menempel di lemari. Kami berdiri bersisian. Dipikir jadi mirip angka sepuluh. Dia satu, aku nolnya.

Sakit banget hatiku dihina-hina beg
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • KUBUAT MADUKU GENDUT    ADA YANG ANEH

    SUSISetelah merapikan posisi duduk, aku memalingkan pandangan keluar jendela Karena sikapnya yang selalu ketus, aku pun terbawa sebal. Jadi merasa orang paling tak berharga saat ini.Aku menyesal kenapa dulu harus terpikat oleh harta dan tampangnya. Belum lagi kata-kata manis yang memanjakan hati.Dulu, aku merasa dijadikan ratu. Bahkan, kedudukan Tiara pun diberikan padaku. Meski beristri dua, serasa aku satu-satunya di sisi mas Ragil .Yang diajak menemui klien, undangan dan acara di luar itu aku. Termasuk kalau ada acara ke luar kota. Tentu saja, aku yang dibawa.Di hadapan temannya aku akan dikenalkan sekaligus dibanggakan. Tak pernah ia menyebut nama Tiara. Seolah, hanya aku yang berstatus sebagai istrinya. Tentu saja itu sangat membahagiakan. Tapi, semua berubah setelah delapan bulan kami berumah tangga. Ia jarang banget mengajak keluar dan jalan-jalan. Mungkin mulai malu sebab aku sudah makin gendut.Di rumah ia hanya datang malam saja. Itu pun akan menghindar ketika kuajak m

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-18
  • KUBUAT MADUKU GENDUT    KEJUTAN

    TIARA"Selamat ya, Jeng atas kesuksesannya bikin body goal idaman wanita. Konsistensi Jeng Tiara luar biasa. Jarang, loh yang bisa sesukses ini dalam waktu yang ditargetkan! Mereka berhasil, sih, tapi waktunya ditambah!" Irna tak henti memujiku setelah seluruh rangkaian paket diet selesai. Ia bahkan mengatakan akan memintaku jadi model iklan pusat kebugaran miliknya. Maklumlah saat ini aku sudah seperti gitar Spanyol. Wajah pun glowing abis. Ini berkat perawatan dari ujung kaki ke ujung rambut Aku, sih oke saja. Lumayanlah buat nambah penghasilan. Asal tak menghabiskan banyak tenaga dan waktu sebab takkan diizinkan oleh mas Ragil. Mas Ragil mulai memberiku batas aktivitas. Ia melarangku terlalu jauh terjun ke perusahaan. Katanya nanti aku lelah dan badan jadi tak terurus lagi. Juga takut dilirik pria lain. Awalnya aku protes saat diberi banyak aturan hingga tak bisa mengelola perusahaan. Dipikir lagi tak masalah. Lebih baik jadi nyonya yang tinggal terima uang. Juga bisa perawatan

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-19
  • KUBUAT MADUKU GENDUT    CURHAT

    Ternyata mas Ragil pun ikut. Kami sama-sama cemas juga pada akhirnya."Waduh, semoga dia gak nekat ngapa-ngapain! Akhir-akhir ini Susi jarang ngomong dan sering menyendiri."Ternyata Susi sedang mengalami hal yang sama denganku dulu. Merasa tak dihargai alias dicampakkan. Mas Ragil memang keterlaluan memandang istri sebatas fisik saja. Saat cantik dipuja, pas jelek dan gendut diabaikan dan dihinaSepertinya harus memberi pelajaran juga pada pria ini. Tak adil kalau aku hanya membalas Susi. Bukankah pelaku utama yang membuatku kesal setengah mati itu mas Ragil? Enak benar karena kesalahannya hanya Susi yang menanggung balasan. Bukankah kalau mas Ragil tidak tergoda juga takkan terjadi hubungan asmara di antara mereka.Baiklah, aku harus mengajak Susi untuk memberi pelajaran pada mas Ragil. Buaya buntung seperti itu harus dikembalikan ke jalan yang benar agar tak ada lagi korban seperti kami. Habis manis sepah dibuang. Bisa gila kalau tak kuat iman.Syukurlah tak terjadi apa-apa pada Su

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-19
  • KUBUAT MADUKU GENDUT    ANDAI BEGITU

    Air mata Susi berjatuhan. Kurasa kali ini bukan sebuah drama. Ia memang sedang nelangsa sebab diperlakukan buruk oleh suami yang dulu memujanya.Hatiku terenyuh melihatnya sebab pernah ada di posisi itu. Muncullah keinginan membantunya."Ikut program diet biar kamu langsing lagi. Nanti pasti mas Ragil baik lagi sama kamu! Tapi, kasih dulu dia pelajaran biar kapok!"Aku merasa mas Ragil lebih mencintai Susi. Itulah mengapa ia marah-marah saat istrinya terus jadi gendut. Maka dari itu, aku dijadikan pelarian atas kekesalannya. Jadi, kalaupun Susi nanti kembali cantik, aku bisa dilepas. Dan memang itu yang kuharapkan. Lepas selamanya dari pria yang telah mengingkari janji takkan memalingkan hati.Hanya saja harus ada startegi cantik agar mas Ragil mau melepasku. Tak mau rugi jugalah kalau nuntut cerai harta dikembalikan. Oh, tidak bisa. Susi menatapku sembari menyeka air mata. Ia seperti punya harapan setelah lama tertekan."Mba diet di mana? Saya mau, Mba biar bisa langsing lagi. Teru

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-19
  • KUBUAT MADUKU GENDUT    MOTIF BERTAHAN

    Kami membahas jenis harta yang akan dialihkan namanya. Mas Zayyin sangat membantu penggambaran mana yang lebih tepat kumiliki. Kalau sudah cocok, barulah diajukan pada mas Radit."Untuk sampai tiga puluh persen harus menunggu satu tahun lagi. Artinya aku harus cari wanita lain daripada keburu lapuk."Mulai, deh, mulai. Orangnya memang tidak kurang ajar, tetapi suka menyerang secara halus. Kadang, ingin mengakhiri kerjasama ini sebab takut hati jadi bimbang. Tapi, susah juga cari yang amanah dan profesional. "Baguslah, cari wanita lain secepatnya!"Biarin deh ngomong begitu. Kalau emang Zay berharap padaku, lebih baik ditepis dari sekarang. Soalnya aku masih terikat dengan mas Ragil. Lagian aku tak mau kehilangan tiga puluh persen hartanya. "Sudah ada, kok?"Kagetlah mendengar jawabannya. Gak nyangka banget ternyata sudah punya calon. "Serius, siapa?"Kayaknya mimik wajahku kepo banget. Bodo amat! Emang penasaran, kok. "Masih rahasia, dong. Nanti gak kejutan!"Oalah rupanya sudah p

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-19
  • KUBUAT MADUKU GENDUT    CEMBURU

    TIARAAku, sih oke aja kalau dicerai. Senang malah jadi tak harus mengembalikan harta yang telah dialihkan nama. Aku belajar tega, ya dari dia juga. "Senang jumpa lagi. Andai jumpanya tiap hari, aku lebih senang pasti!"Aku pura-pura tak mendengar gombalannya. Mata ini seperti sedang sibuk mengamati ruangan yang sudah kuhapal tata letaknya. Tak ada penambahan istimewa juga."Ruangannya masih sama, Bu. Kalau ada yang mau mengubahnya, aku oke aja. Misal ditambah foto pengantin mantan janda dan duda."Ampun benar, nih orang. Ngarah terus ke sana. Gimana, ya supaya gak bablas bahas hal itu lagi."Mas, kenalin, dong sama calonnya. Kali kami jadi akrab!""Janganlah, aku khawatir diapa-apain nanti. Maklumlah wanita kalau cemburu suka lepas kendali. Nanti nasibnya kayak Susi dihajar dipanggung organ tunggal!" "Eh, maksudnya apa, ya?"Mas Zayyin malah tertawa. Sepertinya senang sekali membuatku kesal. Ada-ada saja orang ini. Pengacara aneh.Lalu, dia bicara hal-hal lucu lainnya. Mau tak mau

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-20
  • KUBUAT MADUKU GENDUT    KAMU NUDUH

    TIARA"Kalau bertemu Zayyin harus bersamaku. Gak boleh berduaan, ingat itu!"Aku diam saja saat mas Ragil mengeluarkan unek-uneknya di kamar. Dari suara pelan hingga tembus oktaf sekian. Terus turun lagi."Seorang perempuan bersuami tak boleh main dengan lelaki lain. Dosa, Tiara!"Mendengar itu hatiku panas, dong. Enak aja nuduh aku main sama Zayyin. Kepala jadi berasap, keluar tanduk tak kasat mata pula. "Jadi, Mas nuduh aku selingkuh sama Zay? Eh, Mas aku gak serendah itu. Meski sakit hati diduakan, aku gak akan balas dengan hal rendahan kayak gitu!"Mas Ragil seketikan berhenti ngoceh. Ini kesempatan aku membalikkan keadaan. Kutatap matanya sebelum melanjutkan perkataan. Biar dia tahu ekspresi kemarahanku "Satu tahun aku nahan sakit hati membayangkan kamu mesraan sama Susi. Bagi-bagi tubuh, cinta dan hati. Belum lagi penghinaamu pada fisikku dan ngebanding-bandingkan dengan Susi yang seksi. Bahkan kamu pernah bilang jijik seolah aku ini sampah. Itu, tuh bikin sakit, Mas, sakit!"

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-20
  • KUBUAT MADUKU GENDUT    CALONNYA

    TIARADasar cowok matre! Heran sama orang satu ini. Di pikirannya cuma uang dan bayaran. Apa gak bisa bantu tulus dikit.Bodo amat, liat besok. Kalau mood, datang, kalau enggak, ya enggak. Mending perawatan badan."Chat sama siapa, kok senyum-senyum gitu?"Jantungku kayak lompat pas denger suara mas Ragil. Bukannya tadi pergi, kenapa tiba-tiba ada di sini? Apa mau memata-matai istrinya? Untung sesi chat udah beres. "Sama teman!" jawabku ketus."Laki apa perempuan?""Ish, Mas kenapa, sih? Udah, ah gak penting!""Tinggal jawab aja apa susahnya? Atau kamu chat sama Zay?""Mas mau nuduh lagi aku selingkuh? Ngeselin banget! Sana pulang ke rumah Susi gemoymu itu! Makan, tuh cewek seksi!"Aku meninggalkan mas Radit yang mulutnya mangap. Andai ada lebah, asyik kayaknya bikin sarang di sana.*Hari ini aku memenuhi undangan Zay untuk berkenalan dengan calon istrinya. Baguslah dia akan nikah. Aku bakal aman dari kegombalan yang kadang ganggu hati.Kalau punya istri, dia bisa menyalurkan kebuci

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-20

Bab terbaru

  • KUBUAT MADUKU GENDUT    END

    Meski ini pernikahan kedua, bahagianya tak lebih rendah dari yang pertama. Bahkan, ada lebihnya.. Pria yang menyandingku kali ini tidak lain di mulut, lain di hati. Ia tulus mencintai saat orang lain meremehkan. Mas Zayyin senantiasa mengenalkanku pada kerabat dan relasinya. Begitu juga denganku yang mengenalkan ia pada keluarga. "Kamu itu pandai cari istri, Zay! Sudah cantik, baik pula. Semoga rukun selalu sampai kakek nenek, ya!" ucap salah satu tante mas Zay.Aku menanggapi pujian itu dengan senyuman, ucapan terima kasih atau balas memuji. Aku sudah terbiasa dengan hal seperti ini. Dulu saat masih bersama mas Ragil pun sering menemaninya bertemu relasi. Jika tak sedang melayani tamu, aku dan mas Zay melanjutkan obrolan. Tentu saja lebih banyak bercanda daripada seriusnya. *Di sini, di kamar hotel ini hanya ada kami berdua. Suasana di dadaku jangan ditanya. Ramai oleh debaran-debaran kencang. Makin lama makin ribut saja mereka.Kadang kuelus dada agar bisa meredakan gemuruh di

  • KUBUAT MADUKU GENDUT    SAH

    Keluarga besarku pun turut hadir. Kakek, nenek, om, tante, kakak, adik. sepupu, dan keponakan ada. Keluarga mas Zay pun telah duduk di dua shaf ini. Jumlahnya cukup banyak dan aku belum hapal semua. Dari penampilan, aku sudah menduga mereka berlatar golongan kaya. Meski bukan pengusaha semua, tak sembarangan pekerjaan yang mereka sandang. Ada dokter, dosen,wartawan, pengacara bahkan anggota dewan kata mas Zay. . Dari arah barisan pria, terdengar host akad nikah tengah membuka acara. Dia mengucapkan terima kasih pada hadirin dan menyampaikan informasi bahwa akad akan segera dimulai.Hatiku bergetar hebat kala akad suci diikrarkan mas Zayyin. Sekian detik berikutnya aku resmi menyandang gelar nyonya Zayyin Satrio.Airmata ini tumpah dalam dekapan mama. Lalu, kurasakan mama mertua mendekapkan tangannya juga pada sisi tubuhku yang lain."Selamat, ya. Semoga pernikahan keduamu langgeng hingga melebihi batas usia," ucap mama di sela isakan. Aku pun tak sanggup berkata-kata. Hanya mampu me

  • KUBUAT MADUKU GENDUT    YANG TERINDAH

    "Kupikir lama tak jumpa, kamu makin tua, nyatanya..."Aku deg-degan menunggu lanjutannya. Ampun, eh ini jantung bisa-bisanya tak bisa dikendalikan. Coba tolonglah sampai kapan akan begini."Ternyata memang makin tua!""Haaa, asem!"Zay tertawa puas melihat reaksiku. Pria itu seperti senang sekali mendapatkan aku dongkol. Eh, tapi candaan itu sukses membuat grogi hilang. Efeknya kami jadi bisa ngobrol seperti dulu."Gimana butiknya?"Aku jadi antusias bercerita soal perkembangan usaha butik. Aku ceritakan bahwa sekarang semakin besar dan terkenal. Bahkan beberapa selebritis pun sudah jadi langganan tetap di butik itu.Orderan gaun pengantin juga sudah mulai berdatangan. Kadang bangga sebab disejajarkan dengan butik-butik yang telah lama meniti karirnya."Kerjaan Mas di sana gimana?""Biasalah, bikin waktu makin sempit buat godain cewek!"Ini laki belum tahu rasanya disumpel sama gagang sapu. Seenaknya aja bilang tentang godain cewek di depan calon istri. Apa di pikir aku tidak akan mar

  • KUBUAT MADUKU GENDUT    YANG MAMPU

    Aku jadi tertawa mendengar perkataan asalnya. Emang hobi humor jadi renyah banget ngemas kata-kata."Aku gak bulan depan karena mau besok datang ke rumah calon mertua. Sekarang, kamu siap-siap pulang sana. Tunggu aku di rumah papa mamamu!""Haaa!""Ho'oh, sejutarius. Sekarang lagi packing, nih coz malem terbangnya!""Mas Zay, apa-apaan, sih! Ngapain dadakan gini. Aku belum ngapa-ngapain, tahu!""Ngapa-ngapainnya nanti kalau udah halal. Sekarang siap-siap pulang sana! Dengar, ya aku ini bukan pemaksa, hanya tak memberimu pilihan saja!" Mas Zay beneran serius mau datang besok. Itu bikin aku kelimpungan sendiri. Setelah telpon ditutup langsung manggil bi Eti dan bilang apa yang terjadi."Masya Allah, Bu. Luar biasa, ya kejutan dari Gusti Allah. Saya jadi nangis, nih!""Nangisnya nanti aja, Bi. Sekarang tolong packing baju saya. Bibi juga ikut, ya takutnya di sana butuh bantuan!""Siap, Komandan!"Aku harus cepat sampai di rumah orang tua untuk bicara tentang Zay. Masalahnya aku belum pe

  • KUBUAT MADUKU GENDUT    KANGEN TIDAK

    Aku harus memikirkan ini baik-baik. Trauma kegagalan pernikahan membuatku tsk boleh sembarangan memutuskan masalah serius ini. Aku tak ingin terulang untuk kedua kalinya.Dulu, mas Ragil juga mengatakan akan setia. Tidak akan mendua apapun yang terjadi. Nyatanya semua itu dusta.Bisa jadi Zay juga melakukan hal sama. Saat ada maunya bergaya bak pemuja cita. Setelah bosan menjadi semacam pecandu rokok, lepas bersepah dibuanglah bendanya.Aku belum bisa percaya pada lelaki. Tetaplah di benak ini mereka semua tukang tipu. Di depan bilang cinta, di belakang main mata.Mas Ragil dan Susi pamit sebab akan langsung ke pesantren dan rumah orang tua keduanya.. Katanya juga tak bisa lama di sini sebab Surabaya banyak hal yang harus diurusi."Nanti Mba sama Mas Zay ke Surabaya, ya. Jangan lupa, loh!" bisik. Susi saat kami berpelukan. Karena gemas digoda terus, aku cubit saja tangannya."Pamit, ya, Ra. Pikirkan sekali lagi tentang Zay. Kami siap hadir di acara pernikahan kalian, ok!"Mas Ragil ju

  • KUBUAT MADUKU GENDUT    14

    TIARA"Mba Tiaraaa!"Ternyata mas Ragil datang bersama Susi. Kukira sendiri, sudah tegang saja tadi. Tubuh Susi sudah langsing seperti semula. Tampaknya ia sungguh-sungguh melaksanakan dietnya.Aku berpelukan dengan Susi, lalu mempersilakan keduanya masuk. Selepas menyediakan jamuan barulah kami ngobrol."Wah, wah kejutan banget dikunjungi tuan dan nyonya besar. Ada apa, nih sampai menyempatkan diri mampir?""Ish, Mba! Emang gak boleh gitu kita datang ke sini?"Aku dan Susi tertawa bersama, mas Ragil cuma senyum gitu. Tak enak, sih dipandangin terus. Tatapan matanya itu belum berubah ternyata. Masih ngarep, kali, ya?"Ayo diminum dulu. Makannya beli aja, ya. Gak masak soalnya. Abis ngedadaklah kalian datangnya! Bentar aku telpon dulu restorannya!""Gak usah, Mba kami udah makan, kok!""Iya, gak usah, Ra. Udah kenyang juga kami!"Aku mengurungkan niat menelpon. Daripada juga banyak tersisa sebab mereka tak mau makan nantinya."Dari sini kami akan ke pesantren anak-anak!"Syukurlah, ana

  • KUBUAT MADUKU GENDUT    LEMBARAN BARU

    RAGILLepas makan, aku mengajak Susi ngobrol di balkon. Tmt terbuka di luar kamar kami memang pas untuk bersantai. Di sini dapat menikmati embusan angin alami. Juga pemandangan langit cerah di siang hari atau kelam di malam hari. Pembicaraan yang kubuka tergolong ringan, tentang apa yang ia lakukan dengan teman-temannya. Wanita itu kembali mencair. Ia bisa bercerita banyak hal. Seolah-olah telah kembali sifatnya yang dulu ceria. Dari sini aku paham bahwa Susi berubah karena sikapku yang dingin. Ia menjaga jarak seiring gaya tak peduli suaminya. "Mau buka butik, ya?"Sampai juga pada bahasan butik. Aku sengaja mengarahkan pembicaraan pada hal ini untuk memastikan sesuatu. Jika benar, harus segera diberikan solusi. "Pengen, sih tapi-!""Kalau sudah sukses apa akan pergi seperti Tiara?"Aku mengejar mata Susi yang tak berani beradu tatap. Ia seperti menghindar penyelidikanku. Bahkan kini menunduk setelah menggigit bibirnya. Hal tersebut justru membuatku makin curiga bahwa memang beren

  • KUBUAT MADUKU GENDUT    RASA BERSALAH

    Sebelumnya aku kirim pesan mau makan malam di rumah, tapi ia tak perlu masak. Aku akan pesan di restoran yang nanti langsung diantar ke rumah.Tak ada balasan padahal sudah dibaca. Hmm, tak biasanya. Apa sedang repot atau marah?Ya, sudahlah lebih baik tetap memesan makanan. Kalau sudah datang mau gak mau 'kan harus diantar.(Maaf, Mas sepertinya aku pulang malam. Ada urusan dengan teman perempuan. Maaf, ya, Mas) Sebenarnya kecewa dengan penolakan Susi, tapi tak bisa menyalahkan dia sepenuhnya. Mungkin bergaul dengan orang lain adalah cara menghilangkan kejenuhan. Pastilah bukan hanya aku yang merasakan pernikahan ini hambar, ia juga tentu merasakannya.(Nanti kujemput, serlok aja)(Gak usah, Mas. Aku pulang sendiri, kan mas sibuk nanti menganggu lagi)Jantungku sedikit mengencang saat membaca pesan itu. Tersindir pasti meski Susi tak bermaksud begitu. Ditambah jadi merasa tak dibutuhkan oleh seorang istri.Sangat jauh berbeda dengan Susi yang dulu. Dia sangat menuntut untuk diperhat

  • KUBUAT MADUKU GENDUT    LARI

    RAGIL Aku pergi bersama susi ke Surabaya di sana ada proyek baru yang harus dikerjakan. Sesungguhnya bukan karena proyek itu aku pergi, tapi lebih untuk lari dari sebuah kenyataan. Terlalu beresiko jika terus di sini. Akan ada kemungkinan terus bertemuKenyataan perpisahan ini sangat menyakitkan sungguh tak pernah terbersit sekejap pun bahwa aku akan berpisah dari Tiara. Wanita yang setia mendampingi dalam suka dan duka selama lima belas tahun lamanya.Tangan yang dulu membalas genggamanku, kini terlepas tanpa bisa diraih lagi. Aku merasa sedang berada di fase terendah dalam kehidupan saat Ia memutuskan tali ikatan pernikahan.Untuk mengurangi kepedihan, aku menyibukkan diri dengan proyek. Aku harus sibuk sebab jika tidak, pikiran dan perasaan akan terbang menuju Tiara. Lalu, larut dalam kenangan tak ada habisnya.Tapi setelah sadar, pedih kembali mencabik rasa. Itu serupa pedang mengorek-ngorek luka yang masih menganga. Lalu, dari sana mengalirlah darahnya."Mas, makan dulu!"Susi m

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status