KUBUAT KAMU MISKIN MAS, 51.**Damar mendengkus kesal melihat Tissa yang sudah ada di depan ruangannya. Dengan tidak tahu malu wanita itu masuk saja sambil membawa rantangan makanan. Damar menghela nafas panjang dan berusaha bersabar dengan sikap perempuan yang suka sekali mengganggu dirinya dengan Sandrina. Sementara Sandrina memasang wajah jengah tidak kalah dengan wajah sang suami karena Tissa hanya orang lain yang masuk begitu saja tanpa permisi ke ruangan kerja Damar dan ini Perusahaan Sandrina. Marah pula membuat Sandrina kesal. "Mas Damar! Kalian sedang apa?" tanya nya marah.Melihat kemarahannya. Sandrina hanya mencibir wanita yang ada di depannya itu. "Kamu sendiri yang sedang apa? Kenapa kamu masuk saja ke ruanganku tanpa ketuk pintu dulu.""Ya karena ada hal penting yang ingin aku sampaikan sekalian aku membawakan makanan untukmu. Lagian pintu ruangan ini juga nggak dikunci jadi sepertinya aku bebas saja masuk." Tissa berkata saja dengan enteng tanpa rasa bersalah. "He
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 52. **Damar masih tidak percaya ketika Sandrina menginginkan dirinya. Dia tersenyum sambil memeluk sang istri ketika mereka sudah selesai melakukan ritual suami istri. Alangkah bahagianya lah Damar. Kali ini ini adalah malam pertama mereka sebagai suami istri dalam keadaan Sandrina sebagai janda dan Damar sebagai duda. Apapun statusnya, Damar tidak peduli karena dia memang mencintai Sandrina dan dia bisa mendapatkan diri Sandrina untuk dijadikan miliknya adalah suatu hal yang sangat diinginkannya dari dulu. Sandrina menggeliat kan tubuhnya saat Damar begitu dekat dengannya.Perasaan malu lalu menjalar dalam dirinya. Padahal Sandrina sebelumnya sudah pernah menikah. Tetapi entah mengapa dia merasa malu ketika harus melakukan hubungan suami istri dengan lelaki berbeda. "Pagi, Sayang." "Pagi, Abang." "Kita sholat dulu yuk. Kita mandi dulu." Damar tersenyum ke Sandrina. Wanita itu menjadi salah tingkah ketika suaminya itu tersenyum. Sandrina menganggukkan k
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 53. **PoV Sandrina. "Kok kayaknya kamu bingung gitu, Mbak. Ada apa?" tanya Nisa padaku. "Iya aku kesel aja tadi karena kedatangan Mona dan dia marah-marah sama aku menyangka aku itu masih punya rasa sama Alif. Padahal najis! Dikit pun nggak ada. Aku sedikit kasihan aja sama dia karena dia harus jadi korban dari Alif." "Terus. Kasus Alif, bagaimana selanjutnya, Mbak? Apakah kamu masih mau memenjarakan dia?" "Iya, aku akan tetap usut kasus ini ke Polisi. Karena dia udah berusaha untuk membunuhku." Aku menghela nafas panjang memikirkan kasus yang sedang kuhadapi dengan Mas Alif tempo hari. Tetapi, aku tahu negara ini seperti apa. Tidak mudah menangkap penjahat dengan mudah. Kita harus memiliki banyak dukungan dan mengeluarkan uang yang cukup untuk mengusut kasusku. Apalagi Mas Alif sekarang menjadi buronan dan dia menyamar menjadi Putra. Pasti sangat sulit sekali untuk menangkapnya karena dia sekarang menjadi licin. Dia juga dilindungi oleh konglomerat yan
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 54. **PoV Sandrina. Aku terkaget karena melihat Miranti yang ada di depanku. Aku tidak menyangka dia yang akan menjadi pengasuh Raisa. Kata Bu Hana nama itu disematkan Miranti untuk bayi yang kurang bulan tersebut. Aku bingung apa yang harus ku lakukan? Di satu sisi aku sangat membenci Miranti. Aku juga tidak menyangka penampilannya bakal berubah seperti ini. Dulu dia begitu sombong kepadaku saat sudah berhasil merebut suamiku tetapi kelihatannya sekarang dia nelangsa akibat perbuatannya sendiri. Allah lah yang telah membalas perbuatannya karena aku merasa yakin setiap perbuatan baik dan buruk itu akan mendapatkan balasannya seperti halnya Miranti. "Oh jadi kamu yang akan mengasuh Raisa. Bisa kita bicara empat mata!" kataku dengan datar. Aku tahu dia juga terkejut sama seperti diriku. Begitu juga suamiku yang ada di sampingku. Dia tahu betul kalau Miranti memiliki peran besar dalam merebut suamiku dulu. "Baik, Sandrina!" Aku meminta izin kepada suamiku
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 55. PoV Sandrina. **Aku menyadari Miranti pasti shock ketika mengetahui Mas Alif akan menikah lagi. Lelaki yang dia kira sangat mencintainya itu ternyata berkhianat untuk wanita lain. Sekarang hukum tabur tua itu nyata sekali. Aku menyaksikan sendiri dulu aku yang dikhianati. Sekarang Miranti sama sekali tak berkutik ketika Mas Alif hendak menikah dengan wanita kaya. Bu Hannah panik Miranti tak sadarkan diri. Dia memanggil Tisa agar perempuan itu membantunya untuk menyadarkan Miranti. Aku hanya melihat saja karena ogah membantu perempuan yang sudah menghianati ku sebagai teman. Beberapa saat kemudian Miranti tersadar ketika Bu Hannah memberikan minyak angin kepadanya. Dia memegang kepalanya yang pusing. Rasa pusing pasti masih menguar di kepalanya. Dia berusaha duduk dengan perlahan. Miranti menatapku dengan mata sayu. Dalam tatapan mata itu tidak ada lagi rasa kebencian yang ada hanya rasa menderita dan kehilangan karena dia pasti terpukul ketika suamin
Bang Damar datang dan memeluk diriku dari belakang Aku tersentak kaget apa yang dikatakannya benar. Aku memang masih memikirkan masa laluku. Namun sedikitpun aku tidak pernah terpikir tentang kebahagiaan akan masa lalu itu melainkan perasaan sakit yang kurasakan. "Kamu cemburu, Bang? Maafin aku ya karena udah buat kamu nggak nyaman. Aku sama sekali nggak berpikir tentang kenangan baik tetapi aku memikirkan hal yang menyakitkan dari mereka. Aku tahu sampai kapanpun luka ini memang selalu ku bawa walaupun berusaha menguburnya. Mereka datang lagi mengingatkanku," ucapku menghela napas gusar. "Terus Apa rencana kamu selanjutnya? Aku tidak ingin mereka menyakiti kamu terus-menerus. Lupakan saja semuanya, Sand, karena semuanya udah berakhir. Sekarang hanya ada aku dan kamu. Aku nggak mau malam ini kamu mikirin Alif beserta orang-orang yang nyakitin kamu," kata Bang Damar membalik badanku. Aku tersentak kaget ketika dia melakukan itu. Dia melakukannya dengan lembut dan menatap manik matak
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 56. **PoV Sandrina. Aku sengaja berpakaian serapi mungkin untuk menghadiri acara pernikahan yang ditunggu-tunggu Mona. Tampaknya dia sangat antusias menyuruhku datang ke pernikahannya. Aku datang bersama suamiku. Bang Damar setia menemaniku. Aku sengaja datang di acara akad pernikahannya untuk menyaksikan sendiri apa yang akan terjadi selanjutnya. Suasana meriah langsung terasa di acara akad pernikahan Mona dan Mas Alif. Mona memang wanita yang klasik, pintar memilih suasana dan nuansa di akad pernikahannya karena ini mungkin pernikahan yang berkesan untuknya jadi dia membuat pernikahan ini indah dan akan menjadi kenangan yang manis untuknya. Aku berharap memang kenangan yang manis yang akan datang untuk Mona. Bukan kenangan pahit setelah ini. Dia sengaja melakukan akad pernikahan dengan nuansa garden party. Para tamu penting di akad itu sudah datang dan duduk di tempat yang di sediakan. Mona memilih nuansa putih mix hijau untuk akad pernikahannya. Aku m
Mona tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Bagaimana mungkin ada wanita yang mengaku-ngaku sebagai istri dari calon suaminya. Menyebar foto dan semua orang bisa melihat merusak acara akad pernikahan mereka. "Sayang, dengarkan aku. Semua nggak bener, ini semua fitnah. Aku Putra dan bukan Alif seperti yang mereka bilang. Aku benar-benar putra dan aku nggak kenal dengan laki-laki yang namanya Alif. Mungkin aja aku difitnah untuk dijatuhkan!" Alif mencoba membela diri. Saat ini aku hanya menjadi penonton untuk acara pernikahan mereka. Bang Damar melirikku yang terlihat tenang. Aku gak tahu apa yang dia pikirkan. Semoga suamiku gak marah dengan semua ini. Aku hanya gak mau Mas Alif bersenang-senang saat aku menderita. Dia juga harus merasakan apa yang aku rasakan karena sudah mempermainkan aku dan dia juga mempermainkan Miranti yang sekarang Miranti terkena karma dari perbuatan yang sudah dilakukannya. Mas Alif juga harus merasakan hal yang sama. Lelaki itu nyaris membunuhku dan setela
Setelah kejadian itu Miranti bercerita kepadaku kalau dia sudah ditalak Mas Alif. Dia ditalak Mas Alif saat mereka mengunjungi laki-laki itu di penjara. Miranti bersedih. Namun dia menerimanya dengan kepahitan. Hubungannya dari awal tidak baik dengan cara merebut suami orang dan ini adalah balasan yang setimpal yang dirasakannya atas perbuatannya. "Kamu serius mau pergi? Aku nggak masalah kalau kamu mau tinggal di sini dan merawat anak kamu di sini." "Tidak Sandrina. Aku sudah terlalu banyak merepotkan kamu. Aku tahu mungkin kamu juga tidak suka kepadaku. Aku merasa risih juga karena perbuatanku yang sudah menyakiti kamu. Aku minta maaf sekali lagi sama kamu. Walaupun pertemanan kita tidak akan sama seperti dulu. Aku masih berharap kita berteman seadanya.""Ya, Semoga kamu dan anak kamu sehat. Kamu menemukan kebahagiaan di tempat yang baru. Aku hanya ingin kamu tidak menyalahgunakan kepercayaan orang lain untuk kepentinganmu. Aku berharap kamu menemukan kebahagiaanmu di sana, Mir."
"Apa-apaan ini, Pak! Kenapa Bapak jebloskan saya ke penjara. Padahal selama ini saya juga bekerja untuk Bapak!" "Bekerja? Kamu sama sekali tidak bekerja untuk saya. Tapi kamu menipu saya. Sekarang kamu harus mempertanggungjawabkan perbuatan kamu. Kamu hampir membuat perusahaan saya bangkrut dengan tidak melakukan produksi barang dan kamu menyelundupkan uangnya. Dasar kamu maling!" kata Pak Rifat menunjuk Alif. Karena Pak Rifat adalah orang penting. Dia juga punya teman seorang aparat. Pak Rifat juga sudah melaporkan perbuatan Alif ke pihak yang berwajib. Datanglah Polisi untuk menangkap Alif. Pak Rifat sebelumnya sudah memberikan bukti-bukti kepada polisi kalau Alif seorang penjahat. Lelaki tambun bersama Mona sengaja menjebak Alif dan membuat dia mengaku di depan keluarganya. "Apa-apaan ini, Pak!" Mata Alif mendelik ketika melihat Polisi datang secara tiba-tiba. Dia tidak menyangka kalau Polisi datang kemari atas undangan Pak Rifat. Padahal dia berpikir untuk menyelesaikan masala
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 60. **PoV Author. Alif sebenarnya ingin pergi dari sana karena situasinya tidak kondusif. Mereka semua berkumpul seperti ingin menyidang dirinya dan menyalahkan dirinya atas segala hal yang terjadi selama ini. Alif merasa posisinya tidak aman sekarang. Namun mau pergi juga tidak bisa. Tiba-tiba tangannya dipegangi oleh kedua Bodyguard Pak Rifat. Mereka membentak Alif. Laki-laki itu tak berkutik akhirnya dia menurut saja duduk seperti yang diinginkan mereka semua. Kedua Bodyguard tetap setia berada di sisi kanan dan kirinya. Alif beberapa kali berusaha melihat kesempatan untuk kabur Namun sepertinya tidak bisa. Dia terus di pegangi dengan kasar. Seketika dia saat ini pasrah, mereka semua duduk memandangi dirinya untuk bertanya macam-macam. "Ada apa ini, Mona? Kamu menyuruh aku datang ke tempat ini. Aku berpikir kita akan berbicara berdua di sini. Tapi aku nggak nyangka di sini banyak orang. Ada Sandrina dan yang lainnya kenapa kamu suruh aku datang kemari?
Mona berkata miris. Teringat kembali kebohongan-kebohongan yang diberikan Alif kepadanya. Dengan bodohnya dia percaya kepada laki-laki yang sudah banyak menipunya. "Kamu ini bicara apa sih. Itu sama sekali nggak benar. Alif itu sangat baik lagi pula dia tidak sengaja. Mungkin karena ada sesuatu hal yang membuat dia berbohong." Bu Rifah meringis bingung. "Aku ingin bertanya kepadamu, Bu. Apakah benar dia Alif dan bukan Putra?!" tanya Mona kembali. "Itu ...." Bu Rifah bingung mau menjawab apa. "Jawab dong, Bu!" kali ini Miranti yang berbicara. Bu Rifah menatap Miranti jengkel. Mau ikut campur saja urusannya. "Nak, Mona. Ibu belum tahu pasti, apakah dia Alif atau Putra seperti yang kamu bicarakan. Cuma Ibu memang benar-benar harus melihat dia secara langsung untuk memperjelas. Apakah dia anak Ibu Alif atau bukan," ucap Bu Rifah. Wanita itu berusaha mencari jalan tengah. Baginya terserah Alif saja. Kalau mau mengaku Putra, demi uang dan harta maka dia tak masalah anaknya berbohong.
Hanya itu yang Mona katakan. Dia mematikan gawainya. Rasa sakit hatinya sudah begitu dalam. Dia tidak mau berbicara panjang lebar lagi kepada Alif. Teringat ucapan Papanya, Alif itu adalah laki-laki yang cerdik. Dia sangat pintar bermanis mulut dan kalau dia sudah bermanis mulut maka Mona masih bisa ditipunya dengan berbagai tipu daya dan bualan-bualan seorang lelaki untuk memanfaatkan dirinya. Alif adalah penipu ulung. Beberapa saat Mona berpikir. Akhirnya dia mendapatkan ide. Dia tahu di mana Panti asuhan Sandrina. Karena penasaran dengan Sandrina Mona sempat memata-matai Sandrina. Jadi dia tahu di mana butik Sandrina dan Panti asuhan Sandrina. Mona yakin kalau sore hari Sandrina dan suaminya ada di sana. Mona berpikir lagi. Tidak mungkin Sandrina tidak mengenal wanita bernama Miranti yang tadi merusak pernikahannya. Pasti Sandrina mengenalnya jadi Mona harus banyak berkomunikasi dengan Sandrina tentang Alif dan apa langkah selanjutnya yang akan diambilnya. Wanita itu kemudian kel
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 59. **POV AUTHOR. Sebelumnya Alif beberapa kali menghubungi Mona untuk menyampaikan permintaan maafnya tetapi Mona tidak mengangkat gawainya. Walaupun Mona tidak mematikan panggilannya karena dia mau melihat seberapa banyak Alif menghubunginya. Ternyata banyak sekali panggilan yang tak terjawab. "Sayang, Untuk apa kamu menangisi laki-laki yang menipu kamu. Belum apa-apa saja dia sudah membohongi kamu. Bagaimana kalau nanti kalian menikah dan pasti masih banyak sekali kebohongan dalam dirinya. Papa juga menyesal membantunya kalau seperti ini keadaannya." "Terus apa yang harus aku lakukan, Pa? Aku juga bingung. Aku mencintainya tapi dia sudah membohongi ku.""Sebenarnya ada yang ingin Papa katakan kepadamu. Kalau produksi barang kita banyak yang gak berjalan. Papa sudah menyuruh orang untuk menyelidiki. Ternyata Putra dalang dari semua ini. Perusahaan Papa mengalami kerugian yang tidak sedikit. Kerugian itu banyak. Papa nggak menyangka kalau dia melakukan in
Miranti terdiam mendengar sikap kasar Sandrina karena sebenarnya dia yakin Sandrina itu adalah teman yang baik. Namun memang dia yang sudah menghianati pertemanan mereka. Apalagi merebut suaminya dulu. Ini adalah karma atas perbuatan yang sudah dilakukannya. Wajar Sandrina marah kepadanya. Sekarang saja ketika melihat Mona merebut Alif dari dirinya, Miranti marah. Apalagi hal yang dirasakan Sandrina pernah dia lakukan dan dia menghianati temannya sendiri. "Bu tolong pergilah. Sandrina tidak suka Ibu ada di sini. Ini tempat Sandrina. Aku saja menumpang di sini dan karena kebaikan hatinya aku bisa merawat bayiku beberapa bulan di sini. Jadi aku minta ibu dan Ratmini pulang saja ke kampung atau kalian jumpai Mas Alif saja, calon istrinya yang kalian bilang kaya itu. Jumpai saja mereka. Tolong kalian pergi dari sini!" "Sekarang kamu enak sekali mengusir kami setelah kami datang dari kampung. Bagaimanapun saya harus bertemu Alif karena saya mau melihat sendiri apakah dia benar-benar Alif
KUBUAT KAMU MISKIN, MAS 58. **POV author. "Mir, kamu mau ke mana sekarang? Bukankah kamu juga gembel setelah lari dari rumah ibu kamu nggak punya tempat tinggal?" tanya Bu Rifah geram ke Miranti. "Ya, asal ibu tahu ya setelah lari dari rumah Ibu itu aku memang terlunta-lunta karena nggak punya keluarga lagi. Untuk pulang ke luar kota menjumpai abangku. Sama sekali aku tak ada biaya. Semua ini gara-gara mulut manis Mas Alif dan ibu tapi apa yang aku dapatkan di kampung sama sekali kesengsaraan!" "Terus, kalau kamu memang terlunta-luntas sekarang. Tapi kamu penampilannya udah jauh lebih bersih. Walaupun masih tetap saja kumuh. Kamu pasti punya tempat tinggal kan sekarang? Biarkan kami tinggal bersama kamu selama kami berada di kota. Kami juga nggak tahu kemana tujuan kami setelah Sandrina ngusir kami!" "Itu bukan urusanku, Bu! Sewa saja hotel. Kalian bisa tinggal di sana atau hubungi Mas Alif!" Bu Rifah mendengkus kesal mendengar ucapan Miranti. Mereka bingung sekarang. Padahal M
Setelah di ruangan ganti. Alif melepaskan tangan Ibunya secara kasar dan menatap tajam Miranti. Dia merasa kacau bukan main. Apakah semua kebohongannya harus berakhir sekarang? "Nak, kenapa kamu kasar banget sama Ibu!" "Udah berapa kali aku bilang kalau aku bukan Alif. Aku Putra!" kata Alif masih berusaha berbohong. "Ibu yakin kamu Alif. Kami bahagia sekali bertemu dengan kamu," lirih Bu Rifah. "Siapa yang suruh kalian datang ke sini?!" "Aku yang suruh, Mas. Aku sengaja menyuruh mereka datang untuk melihat kamu langsung. Mereka keluarga kamu dan pasti lebih mengenali! Kamu gak bisa membohongi aku juga karena aku tahu suamiku!" kata Miranti. Plak!Dengan cepat Alif langsung melayangkan tamparan keras ke wajah Miranti. Miranti terkaget apalagi dia sedang menggendong bayi. Sudut bibirnya. "Berani kamu gampar aku, Mas!" "Kamu jangan ikut campur urusanku!" Mata Alif berkilat marah. Saat itu Alif melirik Sandrina yang datang dengan Damar ke ruangan itu. "Mau apa kamu?!" kata Alif.