Share

Bab 29

Penulis: Glory
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Komandan Fricker, pemuda ini berjalan seperti orang mau mencuri. Pergerakannya sangat mencurigakan.” Seorang prajurit menyampaikan dengan penuh keyakinan.

Sementara tiga orang lainnya sudah siap ingin menggebukinya.

Menurut Brockley, sepupunya itu tidak mungkin mencuri, pasti prajurit tersebut yang salah mengeluarkan tuduhan. “Apa kalian ada buktinya? Apa kalian melihat dengan mata kalian sendiri bahwa dia telah mengambil sesuatu?”

Tidak ada jawaban apa pun dari mereka, melainkan masing-masing mereka saling melemparkan saling tatap satu sama lain.

“Wahai pemuda, apa kau warga Desa Manton?” tanya Brockley dengan wajah yang biasa dan tanpa menunjukkan bahwa dia kenal dengan lelaki yang dituduh pencuri itu.

Mengerti apa maksud Brockley, lantas Lothar menjawab polos, “Wahai Komandan, aku tidak mencuri. Jarak rumahku ke sini cukup jauh. Aku kira aku akan sampai di pasar bulanan pada sore hari, tapi di luar perkiraan aku tiba pada malam hari.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 30

    Selama tujuh hari menjalankan misi, semua berjalan dengan aman dan lancar. Brockley sedikit bernapas lega karena tidak ada problem besar yang melanda. Sebab, dia mendengar cerita dari Harlino bahwa terkadang sekelompok perampok akan mengacau dan mengambi barang dagangan para pedagang. Untungnya, sampai di hari terakhir bertugas, semua tetap aman terkendali.Ketika sore hari, begitu pedagang mulai merapikan dagangannya dan bersiap pulang ke rumah masing-masing, Harlino dan lima orang lainnya berkeliaran di sekitar pasar, bermaksud meminta sejumlah uang, barang, dan makanan untuk mereka bawa pulang. “Apel satu kantong penuh!” seru Harlino kepada seorang janda anak satu. “Kau belum bayar uang keamanan pada kami. Satu kantong apel itu tidak lebih dari seperempat keping perak. Cepat berikan!”Perempuan itu dengan terpaksa memasukkan sisa apel yang tidak laku ke dalam kantong, lalu memberikannya kepada Harlino dengan raut wajah kecewa. Dia hanya bisa pasrah, ji

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 31

    Namun, rencana Brockley digagalkan oleh Hopkin. Dia tidak akan membiarkan Brockley mengadu, sebab khawatirnya Brockley akan memberikan laporan yang bakal menyudutkan Hopkin dan lainnya. Maka dari itu, lima pengawal sudah siap menjaga Brockley agar tidak pergi ke istana.Brockley bicara lantang, “Tidak ada aturan dari Raja soal penarikan pajak dari para pedagang. Aturan tersebut sudah berlaku semenjak Raja Avraam memimpin. Aku tahu aturan tersebut baru berlaku semenjak Raja Avraam wafat. Tapi Ratu Megan dan Raja Grock pun tidak memerintahkan demikian. Jadi, aturan ini keluar dari militer dan tidak layak dijalankan karena belum disetujui oleh Raja.”“Lancang sekali kau Komandan Fricker!” sentak Harlino bengis. Matanya membelalak seperti donat. “Kau belum satu bulan bertugas, tapi sudah berani berbicara seperti itu di hadapan Komandan!”Di satu sisi, Hopkin memang kesal melihat sikap dan tingkah Brockley yang sok jagoan, tapi di sisi yang lain, dia juga sedik

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 32

    GAR!GAR!“Komandan Fricker! Cepat kau keluar! Kendaraan yang akan membawa mu ke Horriblis sudah siap!” lolong Harlino sambil menggedor-gedor pintu rumah Brockley.Brockley yang sedang sarapan pagi pun kaget. Segera dia mempercepat makan dan minum.Riley menaruh tas dan kantong yang berisi barang dan perbekalan Brockley. “Jaga kesehatanmu di sana, Brockley. Aku pasti merindukanmu.” Riley memandang penuh kasih. Dengan terpaksa dan berat hati dia harus merelakan kekasihnya pergi. “Cepat kembali.”Sebelum pergi, Brockley menyempatkan diri mencium dan memeluk Riley. “Aku pasti merindukanmu juga. Aku cinta padamu. Tunggu aku. Kita akan menikah dan mempunyai keturunan.”GAR!GAR!“Komandan, cepatlah!” pekik Harlino sambil tersenyum lebar.Brockley membuka pintu, berpamitan kepada kekasihnya. “Aku pergi.” Matanya berbinar haru.Harlino mengulas senyum licik. “Tenang Komandan, aku akan menjaga dan meng

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 33

    Riley Royse diterima menjadi seorang pelayan istana. Tugasnya adalah menyiapkan makanan dan minum bagi Raja Grock. Di dalam sebuah kesempatan, dia bisa berbicara berdua dengan Raja Grock di tempat yang agak tertutup.“Yang Mulia Raja, aku merupakan pelayan baru di istana. Ada hal penting yang akan aku sampaikan pada Raja.”Raja Grock yang tengah sibuk dengan berbagai macam lembaran tugas dari bawahannya lantas mengenyitkan kening. “Aku sedang sibuk. Jika kau ada keperluan mendesak, silakan bicarakan kepada dewan penasehat kerajaan.”“Maaf, aku tidak bisa membicarakan hal rahasia kepada mereka semua, Yang Mulia.”“Tugasmu sudah selesai. Pergi dari sini! Atau aku akan memanggil pengawal untuk menyeret kau keluar!” Raja Grock yang masih sangat muda memang agak tempramental. Selepas kepergian ayah dan ibunya, emosinya sulit terkontrol.Riley menundukkan pandangannya, lalu berkata dengan sangat pelan tapi jelas. “Yang Mulia, aku adalah Ri

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 34

    Setelah menempuh perjalanan selama satu hari menggunakan kendaraan, Brockley dan dua orang lainnya lalu melanjutkan dengan berjalan kaki selama lebih kurang dua sampai tiga hari perjalanan. Ketika telah sampai di wilayah Horribilis yang berada paling ujung arah timur laut, dan memang berada di pinggir laut, mereka dikejutkan dengan tulang belulang dan tengkorak manusia yang berkaparan di tengah hutan.Mereka tiba pada malam hari. Raungan serigala terdengar jelas. Tidak hanya itu, diamnya malam telah membangkitkan berbagai macam suara dari jenis dan aneka binatang di dalam hutan. Dari arah yang jauh, terdengar hempasan ombak di pinggir pantai. Semua wilayah Horribilis tidak berpenghuni. Gelap, sepi, dan menakutkan.Seorang prajurit berbadan tambun bernama Obell dan satu lagi berbadan cungkring bernama Aster. Mereka berbeda divisi dan sebelumnya tidak mengenal satu sama lain. Obell dengan tubuhnya yang besar biasa ditempatkan di garda terdepan dengan memegang to

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 35

    Bukannya menjawab, orang yang sedang bersembunyi malah bertanya balik, “Kalian siapa? Apa kalian para bajak laut? Pergi dari sini!”“Pergilah dari sini! Jangan ganggu kami!”Ada dua orang di balik semak-semak tersebut. Mereka merupakan prajurit Kekaisaran Omra yang melarikan diri dari amukan dan serangan bajak laut. Mereka mendapat tugas dari Kaisar Omra di wilayah Horribilis dan juga desa di sekitarnya.Awalnya jumlah mereka sebanyak sepuluh orang, namun karena kapal mereka telah diserang dan dicuri semua apa yang ada di dalamnya, delapan orang lainnya harus mati terbunuh. Mayat delapan orang itu dibuang begitu saja di pinggiran pantai Horribilis, sementara dua lelaki tadi bisa menyelamatkan diri setelah menceburkan diri ke laut.Mengetahui ada orang lain selain dari mereka, wajar kalau mereka takut.Brockley menjawab, “Kami pasukan Kerajaan Glora yang sedang bertugas di wilayah kekuasaan Kerajaan Glora. Apa kalian masyarakat yang t

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 36

    Mereka pun menjawab, “Sepeninggal putrinya, Kaisar Aurelix menjadi lelaki mandul. Meski sudah memiliki belasan istri, dia tetap tidak bisa mempunyai keturunan lagi.”Brockley mengangguk paham. “Perempuan itu adalah satu-satunya pewaris takhta Kekaisaran Omra. Jika perempuan itu tidak diketemukan, berarti situasi politik di Kekaisaran Omra bisa kacau.Marcius dan Lucius sependapat dengan Brockley.Di tengah kondisi politik dan militer yang kacau, di mana Kekaisaran Omra tidak bisa mengatasi perlawanan dari banyak musuh, tidak hanya Persix tetapi juga dari kaum Bar-bar, maka keruntuhan Kekaisaran Omra sudah berada di depan mata.Itulah alasan kenapa Kaisar Aurelix mati-matian mau mencari putrinya, terutama kalau ketemu dalam kondisi hidup. Bahkan, dia bisa memberikan lebih dari seratus keping emas jika putrinya tersebut masih dalam keadaan sehat.Brockley tidak bisa membantu mereka, sebab kalau sudah banyak orang yang turun tangan namu

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 37

    Herbert dan Lothar telah berada di Gloriston. Karena tua dan beruban, Herbert tak dikenali oleh siapa pun. Dia tinggal di sebuah rumah sederhana yang telah dipersiapkan oleh Brockley. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Herbert bekerja sebagai tukang kebun milik seseorang. Hal tersebut dilakukan dalam upaya menutupi semua rahasia yang ada, sebab jika ketahuan bahwa dia adalah Herbert adik dari Avraam, dia bakal diinterogasi oleh Mundric dan komplotannya.Sesuai dengan arahan dari Brockley, bahwasanya Herbert mesti mengikuti semua arahan dan alur cerita jika ingin semua rahasia buruk Mundric dapat terbongkar. Herbert mempercayakan semuanya kepada Brockley. Maka dari itu, apa pun yang terbaik bagi kerajaan dan keluarga, Herbert akan menurutinya, apalagi dia mendengar kabar bahwa Brockley telah diangkat menjadi seorang Komandan pasukan.Sementara itu di tempat terpisah, Lothar telah resmi menjadi seorang prajurit Kerajaan Glora. Dia menyampaikan kepada Komandan pa

Bab terbaru

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 79 (Ending)

    Setelah fase berat dalam memberikan perlawanan terhadap Kekaisaran Omra yang dipimpin langsung oleh sang Kaisar, Raja Grock dan Panglima Brockley terus membenahi apa saja yang ada di dalam kerajaan karena tugas mereka masih banyak.Selama ini, Mundric bekerja sama dengan kepala di berbagai wilayah Kerajaan Omra untuk mengeruk keuntungan pribadi. Oleh karena itu, Raja Grock dan Panglima Brockley sigap menangani berbagai kasus yang ada di wilayah seperti Manton, Ferro, Plumbum, dan juga desa lainnya.Secara tegas mereka melenyapkan segala tindakan kotor, seperti korupsi, suap, menarik pajak tanpa perintah, serta tindakan buruk lainnya yang dapat merugikan rakyat dan juga kerajaan. Mereka berdua tidak akan membiarkan akan ada Mundric lainnya di Kerajaan Glora.Seperti apa janji Brockley tempo lalu bahwa dia akan memperbaiki segala sesuatu yang ada di militer perusahaan, baik bagi pertahanan maupun persenjataan. Benteng Kerajaan Glora jauh lebih tebal dan garang sehingga sangat sulit untu

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 78

    Ketika telah sampai di Gloriston, Brockley tidak hanya disanjung dan dibangga-banggakan sebagai Panglima Perang hebat, melainkan namanya makin melambung tinggi karena semua orang akhirinya harus tahu bahwa dia merupakan putra sulung milik Raja Avraam. Dia lah sang putra mahkota, Pangeran Terbuang ... Brockley Leofric! Dan semua masyarakat pun harus tahu bahwa Brockley Leofric merupakan suami dari seorang putri bangsawan dari Kekaisaran Omra, Permaisuri yang begitu cantik menawan, putri mahkota milik Kaisar Omra. Dia lah Lucilla Augustina! Lebih dari dua puluh ribu prajurit dari kalangan militer dan masyarakat telah kembali ke Gloriston dan wilayah mereka masing-masing, membawa kabar gembira bahwa negeri mereka akan tetap selamat dan sejahtera. Tidak hanya itu, bahkan mereka mendapatkan harta rampasan perang yang sangat banyak. Setiap mereka pasti mendapatkan perlengkapan perang dan harta yang dibawa oleh militer Kekaisaran Omra, seperti pedang, tombak, panah, baju zirah, makanan yan

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 77

    “Kau telah membunuh ayah dan ibu ku, sekarang kau juga harus mati!” Sroothh.... Kepala Mundric hampir lepas dari badan. Saat Mundric masih dalam kondisi berdiri, Brockley mencengkeram kepala Mundric, lalu menyeret tubuhnya. Semakin lama, tulang dan daging yang menghubungkan antara kepala dan badan itu pun makin terpisah. Namun, Mundric belum mati. Dia masih bisa mendengar jelas apa yang Brockley katakan. Bahkan, dia sempat masih bisa berbicara meskipun lehernya hampir putus. “Kkhh, kau ... kau kejam sekali, Putra Avraam!” Darah terus mengucur dari batang lehernya. Brockley tersenyum puas penuh kemenangan. “Dunia ini sangat kejam bagi mereka yang merasa dirinya korban.” Mundric merasakan sakit tak terkira. “Cepat bunuh aku sekarang juga!” Brockley tak mengindahkannya. Dia terus memacu kudanya, sementara kaki Mundric terus terseret di atas tanah kering. “Wahai musuh ayahku, setelah aku kehilangan kedua orangtuaku, aku melihat dunia telah berbeda.” Brockley berkata dengan tegas da

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 76

    Kaisar Aurelix tertawa jahat. “Hahahaha.” Dia mendongakkan kepala ke atas langit sambil berkata, “Sayap kiri, maju! Kita akan melakukan serangan pamungkas!” Kaisar Aurelix pikir, Panglima Brockley telah mati. Hudde terbelalak saat menyaksikan di seberang sana ribuan pasukan Omra sedangn menuju ke arah pasukannya. Dia mengalihkan pandangannya ke lini tengah, jauh sekitar lima ratus meter di sana, terjadi pertempuran yang tidak berimbang, sampai-sampai pasukan pemanah menaiki bukit padahal bukit di tengah tidak bisa dinaiki. Sementara pasukan di bawah komando Herbert semakin lama semakin tidak bisa mengimbangi serangan musuh. Bahkan, dia terpaksa turun tangan bersama prajurit elit untuk bertarung dengan sekuat tenaga. Meski dia berhasil membunuh banyak musuh, namun pasukannya jauh lebih banyak yang gugur. Pasukan Hudde dan pasukan musuh yang bakal menyerang adalah satu berbanding sepuluh. Satu-satunya cara untuk menahan serangan tersebut adalah dengan cara meminta bantuan pasukan ca

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 75

    Pada saat pertempuran berlangsung tadi, sebenarnya Harlino bersama sepuluh pasukan berkudanya sudah mengintai pasukan Omra. Setelah mereka mendapatkan banyak informasi penting, akhirnya mereka memutuskan untuk segera kembali ke kamp. Namun, dari kejauhan mereka melihat pasukan sedang menaiki bukit sisi kiri, karena itu mereka menyetop perjalanan. Dan mereka sangat kaget begitu melihat lima pasukan berkuda Omra sudah berada di dekat mereka. “Kalian mau mengintai kami ha?” sergah Harlino menyeringai geram. Padahal .... Karena jumlah pasukan yang tidak berimbang, akhirnya Harlino yang bergerak maju duluan lalu disusul yang lain. Satu prajurit Glora harus mati meski mereka menang telak. Satu nyawa untuk lima nyawa. Pasukan Harlino bergegas menemui Brockley dan memberikan semua informasi, termasuk keberadaan Mundric. Sebab, Mundric merupakan sasaran paling utama dalam pertempuran Battle Of Glory Jilid 2. *** Hingga matahari hampir terbenam, tidak ada serangan besar dari masing-masin

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 74

    Saat pasukan pemegang tombak dan infanteri bagian depan mundur ke belakang, pasukan berkuda pemegang rantai kawat di ujung kiri dan kanan mengangkat rantai kawat dan memacu kuda. Di saat bersamaan, pemegang tombak dan infanteri yang mundur tadi bergerak ke kiri dan kanan membentuk formasi cekung dan berlarian ke arah sisi kiri dan kanan Phallanx Omra, pas di belakang penunggang kuda pemegang rantai kawat. Formasi phallanx Omra yang rapi jadi kacau balau dan tak karuan. Tombak yang mengarah lurus dan ke depan dan ke atas lantas mengarah ke segala arah. Mereka sibuk menunduk dan melompat dari rantai kawat tipis tapi tajam. Jika mengenai wajah, pasti baret semua. Meski sudah menghindar, sebagian kecil terkena serangan rantai kawat itu. Sebenarnya fungsi utamanya hanyalah mengacaukan formasi musuh, bukan memberikan serangan signifikan. Sebab, semua orang pasti akan menghindar bagaimana pun keadaannya. Herbert dan Hudde yang berada di sisi kiri dan kanan pun tercengang menyaksikan betap

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 73

    Total pasukan Omra di medan pertempuran hanya 25.000, terdiri dari sepuluh ribu prajurit militer dan lima belas ribu relawan. Lima ratus pasukan berkuda, separuhnya prajurit elit dengan baju besi. Jenderal Herbert memimpin pasukan kavaleri berjumlah dua ratus orang di sayap kiri, sementara Hudde memimpin pasukan kavaleri di sayap kanan. Phallanx yang hanya berjumlah tak lebih daris seribu orang berada di baris depan. Di belakang Phallanx terdapat pasukan infanteri, dan di belakangnya lagi ada pasukan pemanah. Sama seperti pasukan musuh, di tengah dan paling depan ditempati oleh para relawan yang tak terlalu pandai dalam peperangan. Sebagian besar mereka memegang tombak panjang dan juga pedang. Sementara pasukan elit ditempatkan di sayap kanan, sayap kiri, pasukan cadangan di balik bukit, dan pasukan cadangan yang dipimpin oleh Brockley. Dua puluh empat ribu lebih pasukan dari Kerajaan Glora telah berada pada formasi yang sama persis seperti pasukan musuh. Divisi tengah dan belakan

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 72

    Ketika mendapatkan sebuah kesempatan emas, Brockley berhasil melepaskan helm besi di kepala Hopkin. Dan hitungan detik selanjutnya ...... Sroott!! Darah segera keluar dari leher Hopkin. Belum mati sepenuhnya, lantas Brockley menebaskan pas di batang leher, hingga kepala Hopkin terpisah dari tubuhnya. Mundric ternganga. “Kurang ajar! Yang Mulia, dia telah membunuh anak ku?!” Mundric bersimpuh meratapi kematian anaknya dari jauh. “Brockley, kau bakal menyusul ayah dan ibumu!” Genderang perang pun ditabuh. Kaisar Aurelix memberikan perintah kepada semua komandannya untuk segera merapikan barisan. Namun, sebelum formasi mereka terbentuk, Brockley segera memerintahkan kepada seribu pasukan untuk bergegas menuju lokasi pertempuran. Seorang Jenderal dari pasukan Omra berkata kepada Kaisar bahwa pihak Kerajaan Glora pasti memancing untuk mengikuti pergerakan mereka. “Bisa jadi jebakan, bisa juga mereka telah menyiapkan arena pertempuran buat kita, Yang Mulia.” Jenderal Garrix menjura d

  • KISAH GLORY : Panglima Perang   Bab 71

    Herbert dan Hudde saling tatap ketika Brockley telah meninggalkan kamp bersama seribu pasukan. Mereka hanya berharap bahwa Brockley jujur pada rencananya, yakni cukup sebagai alat pancingan saja, biar pasukan musuh terseret masuk ke lembah di bawah sana. Di lokasi perbukitan, dari kamp tengah tidak bisa langsung turun ke bawah karena terlalu curam dan dipenuhi bebatuan, maka untuk bisa sampai ke sini harus melalui sisi kiri yang cukup jauh di mana terdapat kamp kiri. Jika sudah berada di kamp kiri, maka baru bisa turun ke lembah. Musuh tidak akan bisa menyerang kamp tengah secara langsung kecuali jika mereka bisa mengalahkan titik di kamp sebelah kiri terlebih dahulu. Begitu juga di kamp sebelah kanan, di sana terdapat tempat untuk turun ke lembah di bawah sana. Masih ada satu titik lagi yang saat ini masih disembunyikan, yakni di sebuah bukit arah timur laut dari kamp tengah. Di sana terdapat pasukan berkuda terpilih dan merupakan bagian kavaleri berat sekitar lima puluh orang di

DMCA.com Protection Status